NovelToon NovelToon
Menjadi Guru Di Dunia Lain

Menjadi Guru Di Dunia Lain

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Sistem / Akademi Sihir / Penyeberangan Dunia Lain / Elf
Popularitas:7.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ned_Kelly

Arthur seorang guru honorer di sekolah negeri yang memiliki gaji pas-pasan dengan jam mengajar yang tidak karuan banyaknya mengalami kecelakaan pada saat ia hendak pulang ke indekosnya. Saat mengira kehidupannya yang menyedihkan berakhir menyedihkan pula, ternyata ia hidup kembali di sebuah dunia yang sama sekali berbeda dari sebelumnya.

Tetapi uniknya, Arthur kembali menjadi seorang guru di dunia ini, dan Arthur berasa sangat bersemangat untuk merubah takdirnya di dunia sekarang ini agar berbeda dari dunia yang sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ned_Kelly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 19: Provokasi Dari Kelas Pak Guru Brandon Berlanjut

Setelah kejadian tegang di kelas, aku tahu aku harus segera menghadapi Pak Guru Brandon untuk membahas insiden tersebut. Aku memutuskan untuk pergi langsung ke kelas Brandon, berharap bisa menyelesaikan masalah tanpa menambah ketegangan yang ada.

Sesampainya di depan kelas, aku mengetuk pintu dan masuk setelah mendapat izin. Kelas Brandon hening saat aku masuk, dengan semua mata tertuju padaku dan Brandon berdiri di depan kelas, mengawasi murid-muridnya dengan tatapan dingin.

Brandon menatapku dengan ekspresi penuh tantangan. “Apa yang kau lakukan di sini?” tanyanya, suaranya penuh dengan nada sinis.

“Aku datang untuk membicarakan insiden tadi,” kataku dengan tegas. “Masamune dan Johan terlibat perkelahian dengan murid-muridmu, dan aku ingin menyelesaikan masalah ini dengan cara yang adil.”

Brandon mengangkat alisnya, seolah tidak menganggap serius masalah ini. “Apakah kau yakin murid-muridku yang memulai semua ini? Atau mungkin mereka hanya membela diri dari provokasi?”

Aku merasa kemarahan mulai muncul di permukaan. “Aku tidak ingin memperburuk keadaan, tapi kita harus memastikan bahwa semua pihak bertanggung jawab. Menggunakan kekerasan bukanlah solusi yang tepat.”

Brandon mendekat ke mejanya dengan ekspresi penuh tantangan. “Kalau begitu, bagaimana kalau kita adakan duel antar murid? Jika murid-muridmu merasa cukup kuat, mereka pasti tidak akan keberatan menunjukkan kemampuannya. Lagipula, jika mereka benar-benar tidak bersalah, ini akan jadi kesempatan untuk membuktikannya.”

Aku terkejut dan merasa sedikit tertekan. “Duel? Itu akan menambah ketegangan, bukan menyelesaikannya.”

“Jika kau merasa ini bukan solusi yang tepat, mungkin ketegangan ini tidak akan pernah berakhir,” jawab Brandon dengan nada sinis. “Tapi jika kau ingin menyelesaikannya, duel adalah cara yang paling jelas untuk membuktikan siapa yang benar.”

Aku memandang murid-murid Brandon yang tampak penuh tantangan dan merasa bahwa situasi ini semakin memburuk. “Baiklah, kita akan mengadakan duel. Tapi aku berharap ini benar-benar menjadi kesempatan untuk menyelesaikan masalah dan bukan untuk memperburuknya.”

Brandon tersenyum puas. “Bagus. Aku akan mengatur semuanya. Pastikan murid-muridmu siap.”

Dengan keputusan yang diambil, aku meninggalkan kelas Brandon dengan perasaan campur aduk. Aku kembali ke kelasku dengan hati yang berat, mengetahui bahwa kita harus menghadapi tantangan yang tidak diinginkan ini.

Sesampainya di kelas, aku menemukan Masamune, Johan, Charlotte, dan Jade menunggu dengan cemas. “Bagaimana hasilnya?” tanya Charlotte, tampak khawatir.

“Aku sudah berbicara dengan Pak Guru Brandon,” jawabku dengan nada serius. “Dia mengusulkan agar kita mengadakan duel untuk menyelesaikan masalah. Aku setuju, dan duel akan diadakan dalam waktu dekat.”

Kabar ini tampaknya membuat suasana di kelas berubah. Masamune dan Johan segera menunjukkan semangat yang baru. “Duel? Itu kesempatan bagus untuk membuktikan kemampuan kita!” kata Masamune dengan antusias.

“Benar, kami sudah berlatih keras di dungeon. Ini saatnya untuk menunjukkan hasilnya,” tambah Johan dengan senyuman lebar.

Charlotte, meskipun terkejut, mulai merasa lebih tenang setelah melihat semangat teman-temannya. “Jika kalian siap, maka kita akan menghadapi tantangan ini bersama-sama.”

Jade mengangguk penuh dukungan. “Kita harus memanfaatkan kesempatan ini untuk menunjukkan bahwa kita lebih dari sekadar tuduhan.”

Aku merasa lega melihat murid-muridku begitu antusias, tetapi di balik perasaanku, aku diam-diam menertawakan keputusan Brandon. Aku merasa bahwa ini adalah kesempatan besar untuk membuktikan bahwa Brandon salah dan mempermalukan dirinya. Meskipun aku tidak ingin menganggap remeh situasi ini, aku juga tahu bahwa duel ini akan memberikan kesempatan bagi murid-muridku untuk menunjukkan kemajuan mereka.

Hari-hari berikutnya di akademi menjadi semakin tegang. Kami mulai mempersiapkan diri untuk duel, dengan latihan dan strategi yang matang. Aku merasa campur aduk antara kecemasan dan antusiasme, tetapi aku yakin bahwa kami akan mampu mengatasi tantangan ini dan membuktikan kemampuan kami.

Hari-hari menjelang duel semakin tegang di akademi. Meski persiapan untuk duel sudah dimulai, ketegangan yang melanda ruangan kelas tidak kunjung reda. Provokasi dari murid-murid Pak Guru Brandon tidak berhenti. Mereka terus-menerus menantang Masamune dan Johan, serta bahkan Celestine yang dikenal pendiam.

Suatu sore, saat aku sedang di ruang latihan, Charlotte datang dengan ekspresi cemas. Ada Celestine yang menangis disampingnya yang membuat ku heran. “Ada yang harus kamu ketahui, Guru,” katanya. “Murid-murid Pak Guru Brandon terus-menerus mengganggu Masamune, Johan, dan bahkan Celestine. Mereka makin sering mengolok-olok Celestine, terutama karena dia tidak bisa bicara.”

Mendengar berita ini, hatiku bergejolak. “Apa maksudmu? Bagaimana mereka bisa begitu keterlaluan?” Aku langsung menatap ke arah Celestine, mencoba sedikit menenangkannya.

Charlotte mengangguk dengan serius. “Mereka memanggil Celestine dengan sebutan-sebutan yang tidak sopan dan menertawakannya karena keterbatasannya. Mereka bahkan mencoba memprovokasi Masamune dan Johan dengan mengatakan bahwa mereka hanya akan kalah karena mereka berada di pihak yang lemah.”

Aku merasa kemarahan mulai menyala di dalam diriku. “Aku tidak bisa membiarkan ini terus berlanjut. Celestine dan teman-temannya tidak pantas diperlakukan seperti itu. Aku akan segera menghadap Pak Guru Brandon.”

Tanpa membuang waktu, aku bergegas menuju ke kelas Brandon. Sesampainya di sana, aku mendapati Brandon tengah mengawasi murid-muridnya dengan tatapan sinis, seolah-olah dia tidak peduli dengan situasi yang terjadi. Aku mengetuk pintu dan masuk ke dalam kelas dengan ekspresi marah.

“Pak Guru Brandon!” kataku, suaraku tegas dan penuh kemarahan. “Aku datang untuk mengingatkanmu tentang bagaimana murid-muridmu terus-menerus memprovokasi murid-muridku, termasuk Celestine.”

Brandon menatapku dengan tatapan dingin. “Arthur, apakah ini tentang provokasi itu lagi? Murid-muridku hanya menunjukkan bahwa mereka siap untuk duel. Kalau murid-muridmu merasa tertekan, itu mungkin tanda bahwa mereka tidak siap.”

Aku merasa semakin marah. “Ini bukan hanya tentang persiapan duel. Ini tentang tindakan yang sangat tidak pantas. Mengolok-olok seseorang karena keterbatasannya, terutama Celestine yang tidak bisa bicara, adalah tindakan yang kejam dan tidak bisa diterima.”

Brandon mengangkat bahunya dengan acuh tak acuh. “Kau tahu bagaimana dunia ini bekerja. Kadang-kadang orang-orang perlu belajar cara menghadapi tantangan, termasuk menghadapi ejekan dan provokasi.”

“Apa yang kau katakan itu tidak bisa diterima!” kataku, suaraku semakin meninggi. “Celestine tidak pantas mendapatkan perlakuan seperti itu, dan aku tidak akan membiarkan murid-muridku menderita lebih lanjut.”

Brandon menatapku dengan tatapan menantang. “Jadi, apa rencanamu? Menghadapi semua ini dengan cara yang lebih keras? Kami hanya ingin melihat apakah mereka benar-benar siap. Jika tidak, maka itu masalah mereka.”

Aku merasa frustrasi dan kecewa dengan sikap Brandon. “Aku tidak akan membiarkan situasi ini terus berlanjut. Aku akan memastikan bahwa murid-muridku diperlakukan dengan hormat dan adil. Jika kau tidak bisa mengendalikan murid-muridmu, aku akan mencari cara lain untuk memastikan bahwa mereka tidak akan mengalami lebih banyak perlakuan buruk.”

Dengan kata-kata itu, aku meninggalkan kelas Brandon dengan perasaan marah dan kecewa. Aku tahu bahwa aku harus menjaga semangat murid-muridku dan melindungi mereka dari provokasi yang terus-menerus. Dalam hati, aku merasa bahwa aku harus menemukan cara untuk menyelesaikan masalah ini dan memastikan bahwa Celestine serta teman-temannya tidak menderita lebih lanjut.

Ketika aku kembali ke kelas, aku mendapati Celestine duduk sendirian di sudut ruangan, wajahnya tampak muram. Matanya yang biasanya cerah kini dipenuhi air mata. Masamune dan Johan berdiri di sampingnya, terlihat cemas dan tidak bisa berbuat banyak.

Aku segera mendekati Celestine dan, tanpa berpikir panjang, aku mengangkatnya ke dalam pelukanku. Celestine menundukkan kepalanya dan menangis terisak di pelukanku, suaranya terdengar teredam oleh dadaku.

“Celestine,” kataku lembut, berusaha memberikan kenyamanan. “Jangan biarkan mereka membuatmu merasa buruk. Kamu kuat dan berharga, tidak peduli apa pun yang mereka katakan.”

Masamune dan Johan berdiri di samping kami, wajah mereka menunjukkan kemarahan dan kekhawatiran. “Kami tidak akan membiarkan mereka terus memprovokasi dirimu Celestine! Kau adalah teman kami yang berharga!” kata Masamune dengan tekad. “Kita harus tetap fokus pada persiapan kita.”

Johan mengangguk setuju. “Kami akan membuktikan diri kita dan menunjukkan bahwa kita tidak pantas diperlakukan seperti itu.”

Celestine perlahan-lahan mulai tenang, air mata di pipinya perlahan-lahan mengering. Dia mengangkat wajahnya dan menatapku dengan mata yang masih merah, tapi kali ini ada kilatan tekad di dalamnya.

“Terima kasih, Guru,” Celestine mengungkapkannya dengan gerakan tangan, aku bahkan sampai terharu melihatnya yang menangis sambil berterimakasih itu.

Aku tersenyum lembut. “Tidak perlu berterima kasih. Kami semua ada di sini untuk saling mendukung. Kami akan menghadapi ini bersama-sama.”

Charlotte dan Jade bergabung dengan kami, memberikan dukungan tambahan dan semangat. “Kita akan menunjukkan kepada mereka bahwa kita lebih dari sekadar target provokasi,” kata Charlotte dengan keyakinan.

Aku merasa lega melihat semangat murid-muridku tidak pudar. Meskipun situasinya sulit, kami semua tahu bahwa kami harus terus maju dan tidak membiarkan provokasi mengalahkan kami. Dengan dukungan satu sama lain dan persiapan yang matang, kami akan menghadapi setiap tantangan yang ada di depan kami dengan keberanian dan keyakinan.

1
~YUD~
lajrooot!!
Ned: entar dulu ye kasih Ned nafas dulu wkwkwk...
total 1 replies
Ned
Parah nich, dari pagi tadi update eh kelarnya sore
~YUD~
di festival lunaris ini Arthur bakal ikut main apa cuma jadi guru pengawas doang?
Ned: Jadi pengawas doang, tapi....ada tapi nya hehe/CoolGuy/.... tungguin apa yang bakalan terjadi di sana
total 1 replies
~YUD~
nanti Arthur sama Brandon bakal duel gak author?
Ned: Ya tunggu aja tanggal mainnya
total 1 replies
Gamers-exe
kirain masamune date 👍🗿
~YUD~
nanti Charlotte sama Arthur bakal saling cinta gak author?
Ned: Yakin gak ada yang mau sama Celestine nih /CoolGuy/
「Hikotoki」: betul sekali, jadi meski charlotte umur 16 masih available buat dinikahi
total 8 replies
Erwinsyah
mau nabung dulu Thor🤭
Ned: Monggo silakan, jangan lupa vote dan rate bintang 5 nya kakak
total 1 replies
~YUD~
apa tuh yang segera terungkap?
Ned: apa tuh kira-kira hehehe
total 1 replies
R AN L
penasaran sekali reaksi murinya lihat kekuatan asli guru ny
Ned: tar ada kok, tunggu aja tanggal main nya heheh
total 1 replies
Ned
Update diusahakan tiap hari, setidaknya akan ada 1 BAB tiap hari...kalo Ned bisa rajin up mungkin 2-3 BAB...

Minggu Ned libur
R AN L
di tunggu up ny
Ned: kalo gak berhalangan tiap hari update, Ned usahakan ada 1 chapter update lah minimal sehari....Minggu kayaknya libur...doain aja Ned bisa nulis terus
Ned: kalo gak berhalangan tiap hari update, Ned usahakan ada 1 chapter update lah minimal sehari....Minggu kayaknya libur...doain aja Ned bisa nulis terus
total 4 replies
R AN L
Luar biasa
vashikva
semangatt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!