Dimalam pertama menjadi pengantin Dian harus menelan pil pahit dia dinyatakan sudah hamil satu bulan setelah jatuh pingsan.
siapakah yang telah menghamili Dian dan apakah suaminya mau menerima keadaan Dian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon verisverisqo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab19
Dian dan pak Hermawan sekarang sedang meeting bersama di salah satu restoran yang ada di jakarta.
Tak ada angin atau pun hujan tiba-tiba pak Hermawan jatuh pingsan Dian kemudian membawa pak Hermawan ke rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit pak Hermawan lansung di tangani oleh dokter tak lama kemudian dokter yang menangani pak Hermawan keluar.
"Bagaimana keadaan pak Hermawan dok?"Tanya Dian khawatir.
"Anda nggak usah khawatir pak Hermawan cuma kecapekan dan kolesterol nya tinggi".
"Apa perlu di rawat dok?"Tanya Dian.
"Tidak perlu setelah istirahat sebentar setelah sadar pak Hermawan bisa lansung di bawa pulang".
"Terima kasih dok kalau gitu ".
Setelah dokter itu pergi Dian masuk ke tempat pak Hermawan di periksa ternyata pak Hermawan sudah sadar.
"Apa kata dokter Dita?"Tanya pak Hermawan.
"Anda kecapean dan kolesterol tinggi nggak perlu di rawat"Jawab Dian.
"kamu belum memberi tahu orang rumahkan?"Tanya pak Hermawan lagi.
"Sudah tuan tadi asisten anda yang aku suruh menghubungi nyonya".
"Kenapa di beri tahu nanti pasti heboh istri saya"Keluh pak Hermawan "Kenapa kamu kelihatan tegang dit?".
"Maaf tuan aku belum menjemput Abi".
"Astaga Dita bagaimana sih kamu kasihan Abi ini udah jam segini pasti Abi menunggumu lama sana cepat jemput Abi".
"Tapi anda sendirian tuan".
"Nggak apa-apa sebentar lagi istriku pasti tiba kamu cepat pergi jemput Abi anak itu pasti kasihan"Perintah pak Hermawan.
Setelah Dian pamit ke pak Hermawan dia langsung pergi dan bersamaan itu juga Bu Novita tiba dengan raut wajah yang sedih.
"Gimana keadaan papa kenapa bisa begini sih pah mama sudah peringatkan jangan terlalu capek kalau bekerja ini kan akibatnya"Cerocos Bu Novita.
"Ya mau bagaimana lagi ma inikan tugas papa".
"Papa di sini sendirian?".
"Tadi ada asisten pribadi papa sama sekretaris papa semua udah pergi".
"Mereka tega amat sih pa bukanya menjaga papa malah pergi sendiri-sendiri"Keluh Bu Novita.
"Papa yang nyuruh ma, asisten papa aku suruh menghandle kerjaan papa sedangkan sekretaris papa papa suruh menjemput Abi, gara-gara mengantar papa dia sampai lupa menjemput Abi".
"Ini udah jam berapa pa pasti kasihan Abi sendirian".
"Makanya papa suruh pergi baru loh ma apa mama nggak bertemu tadi?".
"Nggak pa".
***********##############**********
Disinilah Andra berada di dalam pesawat tadi dia di telpon Bu Novita kalau pak Hermawan pingsan dan di larikan kerumah sakit.
Bu Novita bilang kalau pak Hermawan sampai di rawat inap padahal sekarang sudah di bawa pulang kerumahnya.
Didalam pesawat Andra menghadap keluar jendela hatinya terasa berdebar sekian lama dia tidak pernah pulang baru kali ini dia akan ke Indonesia dimana ada kenangan indah bersama Dian.
Andra sampai rumah sudah tengah malam Bu Novita yang menunggu sendiri kepulangan Andra.
Sampai dirumah Andra hanya menghela nafas karena mamanya sampai berbohong padanya.
"Sekarang papamu sedang istirahat kamu juga pergi istirahat besok mama akan jelaskan semuanya".
Andra pasrah saja lagian sudah sampai juga di sini yang pasti dia nggak mau lama-lama berada disini.
Andra masuk kamar dan langsung membersihkan badannya setelah itu dia baru tidur.
Keesokan harinya saat berada di meja makan keluarga pak Hermawan.
"Papa nggak ikut campur dra mamamu sendiri yang buat drama seperti kemarin".
"Apa mama salah menyuruh pulang kamu dra,anak mama cuma kamu mama udah cukup berjauhan denganmu selama ini"Drama Bu Novita kembali di mulai.
"Andra punya kerjaan di sana ma dan tidak bisa di tinggalkan begitu saja".
"Apa dalam hidupmu lebih penting kerjaan kamu dari pada kami".
"Nggak gitu ma Andra sayang sama kalian".
"Kalau begitu handle kerjaan papamu untuk sementara sampai papamu sehat kembali kalau perlu nggak usah balik kesana lagi".
Andra hanya diam kalau mamanya sudah seperti itu dia lebih baik diam.
Sekitar pukul satu siang Andra sampai di tempat di mana dulu Dia dan Dian kenal yaitu di kediaman Dian yang dulu.
Saat ingin melangkah ke arah rumah itu Andra ragu-ragu apakah dia sanggup atau tidak mendengar kabar Dian sekarang.
Tapi saat Andra mengetuk pintu yang membukanya orang lain bukan Bu Soraya saat di tanya ternyata itu pemilik baru dan tidak tahu di mana Bu Soraya berada.
Andra memutuskan untuk kembali ke jakarta hari ini dia akan bertemu dengan salah satu kliennya yang berada di jakarta.
Andra dan orang itu janjian bertemu di salah satu cafe.
Setibanya disana ternyata kliennya sudah tiba ternyata dia adalah Rendra.
"Maaf pak Rendra saya telat"Pinta Andra sambil menjabat tangan Rendra .
"Nggak apa-apa pak Andra kita juga baru sampai"Kata Rendra"Silahkan duduk".
Andra duduk setelah itu mereka membahas pekerjaan mereka sama-sama serius dirasa sama-sama cocok mereka akhirnya menandatangi kerja sama mereka.
"Ternyata pak Andra enak juga di ajak ngobrol nggak seperti yang di beritakan"Kata Rendra mencairkan suasana.
"Pak Rendra bisa saja pak Rendra juga sama".
"Aku juga nggak enak gara-gara pertemuan kali ini anda harus ke jakarta".
"nggak apa-apa kok pak Rendra memang kali ini aku sekalian pulang kerumah orang tuaku beliau agak kurang fit keadaannya".
"Kalau boleh satu siapa nama orang tua pak Andra?".
"Pak Hermawan".
"Pantesan pak Andra hebat papanya saja pak Hermawan dikalangan bisnis semua orang tahu tentang beliau".
"Anda terlalu memuji pak Rendra".
"Maaf pak Andra aku angkat telpon dulu"Pamit Rendra yang hpnya berbunyi.
Ternyata itu dari Azzam dan Azzura mereka ingin makan martabak.
"Maaf pak Andra kami harus undur diri biasa anak-anak suruh aku pulang".
"Nggak apa-apa pak Rendra silahkan".
"Pasti kehidupan pak Rendra sangat bahagia dulu kalau aku bisa bersama Dian juga pasti sangat bahagia"Kata Andra dalam hati "Apaan sih dra khayalanmu berlebihan".
Andra akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah orang tuanya.
terimakasih sudah up , ditunggu2 akhirnya nongol jg