SKIZOPRENIA PARANOID

...----------------...

"Ah..." keluh Alceena.

Dia menutup hidangan itu dengan tudung saji.

"Andai saja Thea tahu, betapa aku sangat menyayanginya..." monolog Alceena dalam hati.

"Carvey lebih tahu bagaimana cara mengungkapkan kasih sayangnya kepada Amalthea dari pada aku...! Huffft...!" kesal Alceena dalam hati.

"Padahal sampai sekarang aku belum yakin, benarkah Amalthea....anak kandung Carvey?" tanya Alceena dalam benaknya.

Carvey Damian memang tidak pernah mau tahu, anak siapa Amalthea sebenarnya.

Apa benar jika Avram mandul...?

Benarkah dia sudah di vasektomi pada usia lima belas tahun, atas permintaan kakaknya sendiri...?

Beryl sendiri tidak waras...! Apakah kata-katanya dapat dipercaya...?

"Aku tidak perduli siapa Ayahnya! Apa bedanya? Intinya, Amalthea tetap anakku, siapapun Ayah biologisnya!" ujar Carvey tegas waktu dulu.

Dan selama tujuh belas tahun, Carvey sudah membuktikan janjinya. Dia mencintai dan menyayangi Amalthea seperti anak kandungnya sendiri, dan tidak perduli siapa Ayah kandung Amalthea yang sebenarnya. Carvey malah tidak pernah mengungkit hal itu kembali.

Sepertinya Carvey sangat memahami perasaan Alceena pada waktu itu, perasaan sakit dan terhinanya Alceena jika dia teringat peristiwa itu.

Peristiwa dimana Avram Everglass, mantan suaminya yang sakit jiwa itu menjual dirinya di atas meja judi. Saat itu Carvey yang memenangkan taruhan itu, dan dia mengambil hak-nya malam itu juga.

Carvey mem-per-kosa Alceena yang dalam keadaan tidak sadar dibawah pengaruh obat bius yang dicampurkan Avram ke dalam minuman Alceena.

Apakah setelah kejadian itu, benih Amalthea tumbuh dalam perutnya...?

Atau beberapa malam sebelumnya, di saat Avram memaksa Alceena untuk melayani dirinya, setelah mereka bertengkar hebat karena Alceena pulang terlambat..?

'TOK...TOK...TOK...'

Suara ketukan pintu segera menyadarkan Alceena dari lamunan. Dia tersentak kaget.

Siapakah yang datang?

Apakah itu Amalthea?

"Siapa itu, Cinda...?" teriak Alceena dari arah ruang makan.

"Nona Thea pulang, Nyonya!" jawab pelayan Cinda dari arah pintu depan.

'TAP.... TAP... TAP....'

Alceena melangkah keluar ruang makan, hendak menyambut kedatangan Amalthea.

Mulutnya yang sudah terbuka separuh, tertutup kembali setelah melihat siapa yang datang.

"KAMU....!"

...****************...

📞: "Siapa..?" tanya Damon Ackerman sambil menyipitkan matanya.

📞: "Katanya namanya Dokter Cabas Adonis, Pak!" jawab si penelpon.

📞: "Dokter Cabas Adonis? Saya tidak mengenalnya!" ujar Damon sambil bergerak hendak menutup telepon tersebut.

Tapi suara sekertaris terdengar setengah mendesak di seberang sana.

📞: "Maaf pak, Dokter Cabas bilang ini sangat mendesak. Dia kehilangan beberapa orang pasien sakit jiwa...."

📞: "Kenapa lapor ke saya?!!... Keluarga saya tidak ada yang gila!!!" potong Damon dengan amarah yang sudah meledak.

📞: "Bukan begitu, Pak... Katanya, kemungkinan mereka melarikan diri karena dipicu oleh tayangan sinetron kita, yang berjudul 'TEROR', Pak..." ujar si sekretaris menjelaskan.

📞: "Lalu dia mau apa? Menuntut kita?" tanya Damon kesal.

📞: "Dokter Cabas hanya ingin melihat episode yang ditayangkan di TV tadi malam!" jawab si sekretaris dengan sabar.

Damon Ackerman terdiam sesaat... Amarahnya langsung menyusut setengahnya.

📞: "Oke! Kamu urus saja semuanya, Cia! Saya tidak ingin bertemu Dokter dari RSJ itu, tidak ada waktu! Bikin saya senewen saja!" titah Damon pada sekretarisnya.

📞: "Apa boleh saya minta Mbak Estrid yang melayani Dokter itu, Pak?" tanya si sekretaris.

📞: "Hm..! Silahkan saja, jika dia sedang tidak.ada kerjaan!" jawab Damon sambil menutup teleponnya.

...🔥🔥🔥...

Estridavilla, seorang pegawai wanita yang sangat menyukai laki-laki. Tapi tentu saja, bukan yang seperti Dokter Cabas! Sudah tua, ubanan, dan rada aneh!!

Begitu melihat penampilan Amalthea Estrial dilayar televisi, dia langsung terlonjak dari duduknya, seperti orang yang tersengat kalajengking.

"HAH!... Siapa dia..?"

"........"

...----------------...