NovelToon NovelToon
DEWI ASIH Dan Delapan Petualang

DEWI ASIH Dan Delapan Petualang

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Mata Batin / Ahli Bela Diri Kuno / Ilmu Kanuragan / Pulau Terpencil
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Siti H

Sebelum membaca novel ini, diharapkan membaca novel BUHUL GHAIB, sebab ini ada hubungan dengan kisah sebelumnya, agar tidak bingung.

kisah Delapan orang bersahabat yang melakukan pertualangan ke sebuah pulau yang terkenal dengan keindahannya, tetapi bencana tiba-tiba memporak-porandakan rencana mereka karena kapal yang mereka tumpangi mengalami kecelekaan, sehingga mereka terdampar disebuah pulau yang berbeda.

Dipulau itu mereka mengalami kejadian demi kejadian yang mengerikan dan membuat mereka harus bertahan hidup dari sebuah rahasia misteri yang sangat mengerikan.

sanggupkah mereka keluar dengan selamat? ikuti kisah selanjutnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode-19

Indira dan juga Darmadi bernafas lega. Lalu tanpa sengaja Indira menginjak sebatang ranting kering, dan...,

Kraaaaaaaak.....

Seketika keduanya tersentak kaget dan menggembungkan pipinya untuk menahan rasa kaget dan juga takutnya.

Pria kanibal itu menghentikan langkahnya, lalu berbalik arah dan melemparkan tombaknya ke arah sesemakan yang bergoyang.

Wuuuuuusssh....

Suara angin melesat kencang bersama ujung tombak yang melayang.

Keduanya mencondongkan tubuhnya, lalu saling berpegangan tangan dan bergerak cepat melarikan diri.

Keduanya berlari kencang tanpa arah dan tak memperdulikan kaki mereka yang terkena onak dan duri yang tumbuh subur menjadi gulma.

Mengetahui targetnya melarikan diri. Maka para pengejar menyebarkan diri untuk menangkap mereka.

"Aaaaargh...," Indira mengeluh sakit, sebab kakinya terkena duri tajam.

Darmadi menghentikan pelariannya, lalu menggendong Indira dipunggungnya, dan berusaha berlari, tetapi ini memperlambat pergerakan mereka.

Braaaaaak...

Sebuah tendangan mengenai Darmadi dan membuat keduanya terguling ditanah.

Tampak para pria primitif membuat formasi melingkar dan menatap keduanya.

Indira beringsut dari tempatnya. Sedangkan Darmadi beranjak berdiri dan belum sempat ia menyeimbangkan tubuhnya, sebuah pukulan mendarat dirahangnya, dan...,

Buuuuuugh....

"Aaaaarrrgh...." erangnya kesakitan. Pemuda itu terhuyung ke belakang sembari memegangi rahangnya yang sakit.

Indira berusaha bangkit dan dalam gerakan cepat melayangkan tendangan pada pria yang berdiri dibelakangnya, lalu merampas tombak yang dipegang pria itu dan menghujamkannya tepat dibagian perut.

Seketika pria berkulit coklat lainnya ikut menyerang, dan Darmadi menangkap batang tombak yang ditujukan kepadanya, lalu berusaha balik menyerang para musuhnya.

Dengan menahan rasa perih dikakinya, Indira mencoba balik melawan dengan memberikan hujaman tombak kepada para lawannya.

Kraaaas... Kraaaaaas....

Suara hujaman terdengar begitu sangat mengerikan menembus daging. Beberapa orang primitif tersungkur. Indira mencabut duri yang menancap dikakinya, lalu menarik Darmadi untuk berlari menyelamatkan diri.

Hari mengarak pagi, ceceran darah dikaki wanita itu meninggalkan jejak bagi pengejarnya. Keduanya tampak lelah dan juga pucat. Para pengejar terus saja mengikuti mereka, hingga tanpa.sadar mereka melihat sebuah jurang yang mengarah ke laut dan itu cukup dalam.

Keduanya tak punya pilihan, mereka harus melompat atau memilih terkena tombak para manusia primitif.

Sebuah tombak melesat menuju kerah mereka, dan keduanya harus segera melompat. Tetapi seseorang dengan sebuah pedang ditangannya bergerak cepat menangkap tombak tersebut, lalu memutar tubuhnya diudara dan mengembalikan tombak itu kepada para manusia primitif yang saat ini sedang siap menyerang.

Craaaaas...

Tombak menembus bagian dada hingga ke punggung dan terlepas dipunggung belakang. Pria primitif itu membeliakkan matanya, lalu ambruk kebelakang.

Seorang wanita cantik dengan rambutnya yang tergerai lurus hingga kepinggang tampak terlihat menawan dan membuat Indira tercengang, tapi tidak untuk Darmadi, sebab ia sudah beberapa kali bertemu.

Orang primitif itu tampak penuh amarah saat melihat rekan mereka tewas ditangan wanita tersebut, dan mereka mencoba menyerang dengan serentak dan berlari kencang mengejar kearah mereka.

Seketika wanita itu merentangkan kedua tangannya dengan gerakan yang sangat cepat dan selarik cahaya jingga berpendar dari telapak tangannya dan melesat menuju kearah para pria berkulit coklat tersebut.

Wuuuuusssh....

Cahaya jingga mengurung lima orang pria bertubuh tegap itu dengan cepat, lalu menyerap energi mereka hingga habis dan membuat semuanya lemah, lalu jatuh tersungkur ditanah dan tak dapat bergerak lagi, mereka seolah tak lagi bertenaga.

Wanita itu memutar tubuhnya menatap kedua orang tersebut, lalu beranjak menghampiri mereka.

Indira sedikit takut, sebab wanita itu bukan saja cantik, tapi cukup mampu membu-nuh dengan satu tebasan saja.

Jarak mereka semakin dekat, dan Indira tergugup, hingga tanpa sengaja sudah berada ditepi jurang dan tumit kakinya hampir terpeleset kebelakang.

Dengan gerakan sigap, wanita cantik itu bergerak menarik indira hingga terlepas dari maut.

Lalu membawanya ketempat yang aman. Belum sempat hilang rasa keterkejutannya, wanita cantik itu berjongkok, lalu mengusap luka yang dialami oleh Indira dan seketika membuat sembuh tanpa bekas sedikitpun.

"Hah," Indira bingung melihat apa yang terjadi, dan wanita itu memberikan sebuah pedang berukuran pendek kepada sang gadis, lalu pergi menghilang.

Keduanya tampak saling pandang, dan mereka menatap sekitarnya untuk mencari jalan menuju tepian laut.

Sementara itu, Emy dan juga Yudi berlari menghindari kejaran para manusia primitif yang tampak penuh amarah.

Tombak mereka lemparkan kearah keduanya, dan hampir saja mengenai ujung tumit Emy yang kini berlari mengikuti lorong goa.

Yudi tampak dibelakangnya. Suasana lumayan gelap, sebab penerangan seperti obor berjarak sangat jauh dari satu lorong ke lorong lainnya.

Hingga sesaat mereka dikejutkan oleh sebuah lorong yang dipenuhi oleh tumpukan tengkorak dan juga kerangka manusia. Sepertinya mereka adalah korban dari kebiadaban para suku tersebut.

Tak berselang lama, rombongan para pengejar sudah terdengar sangat jelas. Emy melihat ada banyaknya stalaktit dan stalagmit yang menggantung dilangit-langit goa dan ukurannya sudah cukup besar dan menyatu dilantai goa.

Obor disudut ruangan cukup terang untuk membuat ruangan terlihat jelas.

Wanita itu mengambilnya, lalu memadakannya. "Kita sebaiknya bersembunyi dibalik stalaktit dan stalagmit, lalu mematahkan salah satu stalagmit yang masih berukuran kecil dengan ujung yang meruncing.

Yudi mengikuti hal yang sama. Mereka akan menjadikannya sebagai senjata, dan ini sangat darurat.

Terdengar suara gemuruh derap langkah kaki, mereka mencoba berdiam diri dan menunggu kedatangan para pengejar.

Degub jantung keduanya terdengar memburu. Keringat membanjiri pori-pori keduanya.

Derap langkah kaki yang tadinya terdengar bergemuruh, kini diam hening tanpa suara sedikitpun.

Keduanya semakin waspada mengamati dalam kegelapan. Aroma tubuh mereka yang berbau amis terendus sangat jelas dan itu menandakan jika mereka memakan segalanya.

Mereka menyebar memeriksa, dan ketika salah satu diantaranya berjarak begitu dekat, Yudi membekap mulut lawannya dari arah belakang, lalu menikamkan stalagmit dileher pria tersebut hingga tewas, lalu menurunkan korbannya dilantai tanpa suara agar tidak terdeteksi.

Mereka berjumlah 10 orang. Lalu terdengar suara derap langkah salah satu dari mereka menghampiri.

Emy bersiap dengan senjata ditangannya, lalu tanpa sengaja mereka berpapasan wajah, dan sebelum pria itu hilang keterkejutannya, Emy memasukkan stalagmit kedalam mulut pria itu hingga menembus tenggorokan lawannya dan menarik tubuh pria itu ke sudut ruangan yang gelap.

Braaak....

Tanpa sengaja Yudi bertabrakan dengan salah satu pengejar, lalu keduanya terlibat pergelutan dan hal itu didengar oleh yang lainnya dan mereka menyalakan obor untuk melihat apa yang terjadi dengan menggunakan sebuah pemantik api dan membuat ruangan terlihat terang.

Dengan gerakan cepat Yudi menonjok wajah pria dihadapannya hingga bonyok, sedangkan yang lainnya ikut menyerang.

Emy yang melihat hal itu mengambil tombak milik pria yang telah tewas tersebut, lalu membantu menyerang para manusia primitif yang tampak sangat inginkan kematian mereka.

1
Tiah Fais
lanjut kak
Ai Emy Ningrum
empat biji mana kenyang ,minimal 4 kilogram atuh makan buah loa nya 🤣🤣🤣🤣 🍈🍈🍈🍈
Ai Emy Ningrum: drpd kelaparan ceu 😋 manusia bisa tahan lapar katanya mah selama 5 ato 7 hari gituh 🙄🤪
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: yg ada sakit perut makan 4 kilo maah.. 😂
mual mual juga tetap aja ya buah loa nya di embat 🤣
total 2 replies
Heri Wibowo
lanjut
❤Lembayung Jingga❤: 😘😘😘😘😘😘
total 1 replies
Heri Wibowo
perjuangan darmadi CS belumselesai.
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
wahhh keren yahhh bener kata Buu bidan klo waktu terdesak JD jago tinju juga hahaaaa keren2
Ai Emy Ningrum: ayo sapa lg yg berani adu mekanik sama cewek2 ini 👊🏻👊🏻🤺🤺
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: uwoooww... kereeeennn 🙀🙀😍😍😍
total 6 replies
Susi Akbarini
waahhh..
deg2an terussss...
❤❤❤❤❤❤
Ai Emy Ningrum
jgn dibayangin bang 🙈 serem pastinya ,secara baru lepas dr suku Pulu Pulu ketemu bule rusuh sekarang...
Ai Emy Ningrum: 💤😴💤😴 mbeeeekkk 🐑👻
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: lagi berduka Ceu, embeknya mati /Whimper//Whimper/
total 14 replies
Tiah Fais
lanjut kak
V3
butuh bantuan .... butuh bantuan .... buruan bntu Bang Yudi dan Kak Emy 📢📣
V3
sepotong kaki beserta sepatu nya yg tersisa 🤣🤣🤣🤣
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
wehhhh si swet dehhh keren tp namanya manusia kanibal yahhh ngeri hiiiii
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
gila sekali ini mahhh /Puke//Puke//Puke/
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
haiiiiii semua
AQ baru on aja tp sampul nya udah beda hahhhhh mklm lah timbul tengelem dulu
buuuuu
arfan
semangat up terus bos
Susi Akbarini
asih2..
di mana asih..
Susi Akbarini
lhooo..
kok ya cuma ngintip..
harusnya segera twmbak qanita kanibal itu ..
Susi Akbarini
waaaahhhh...
ngeriii..

deg2 an bacanya
Heri Wibowo
lanjut thor.
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
iyaa, jgn nanti di sisain tulang doang sama sepatu 😳🙀
Ai Emy Ningrum: amiiiiin ( berjamaah ) 🤲🏻 😌😇🙏🏻
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: isssh jangan sampe donk, mari kita berdoa agar sepatu dan tulang2 semua selamat 🤲
total 7 replies
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
iyaa, jgn sampe pergi berdelapan, pulang bersepuluh 🙀🙀
(suku Pulu Pulu ada yg ngintil) 🙈
Ai Emy Ningrum: 🥴🥴🥴🥴🥴😔🥴
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: /Puke//Puke//Puke//Puke/
total 13 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!