Menikah Dengan Psikopat

"Ndre,apa kamu punya ide...?"Tanya Joni dengan terus memegang kepalanya yang ngebleng.

"em..." Andre berfikir. "Bagai mana kalu seperti ini pak..."

Joni mendengarkan penuh serius."Iya apa itu...?" Ucap Joni.

Kita panggil polisi aja pak,terus kita kumpulkan juga para kluarga korban untuk ikut andil,bagi dua kelompok, Ucap Andre dengan wajah penuh keyakinan.

"Bagi dua kelompok bagaimana...?" Joni merasa bingung.

"Kelompok polisi dan kluarga korban ,menyelamatkan para korban."

"Sedangkan sekelompok polisi lannya mengikuti kita tapi bersembunyi. Jangan sampai Dion tau."

"pak joni,saya dan ibu indah akan menemui Agus.Jadi saat Agus sedang bicara dengan kita para korban sudah di selamatkan oleh kelompok polisi dan kluarga korban,bagaimana pak menurut bapak...?" Jelas Andre.

"Rencana yang bagus...! Tumben otak kamu encer..."Ucap Joni tersenyum.

"Iya pak sepertinya hari ini Saya memang luar biasa pak...Ucap Andre tersenyum bangga.

"Benarkah...Ucap Joni menyeringai.

"Benar pak,yapi sebenarnya ini ide Nur.Hehehe..."Andre cengengesan.

"Nur menghubungimu...?" Tanya Joni.

"Iya pak,Nur mengirimiku pesan , entah Nur memakai hp siapa.Dari angkanya aku tidak tahu..."Ucap Andre.

"Heeeeh...! Kirain ide kamu...Joni menggeleng.Andre tertawa .

Sudah lah tidur dan istirahat dulu,ini sudah larut. Besok kita bergerak." Ucap Joni.

Agus mengobati luka Nur dengan lembut.Nur dan Agus saling memandang.Agus mengelus pipi Nur lembut. Berusaha mencium bibir Nur yang semerah ceri selembut eskrim.

"Bagaimana ini..."Benak Nur dalam hati yang gelisah.

Agus mendekat dan mendekatkan wajahnya,Nur merasakan takut, Nur tidak menyangka hal yang harusnya sangat romantis malah terasa seperti aksi horor.

Agus merasakan hatinya berdebar cepat, gairah yang memuncak,

saat sudah begitu dekat mencium tiba tiba Agus merasakan sakit kepala.

"kau kenapa...?Ada apa...?"Nur terkejut.

Pandangan Agus tiba tiba berubah jadi tajam.Menatap Nur, membaringkan Nur di sofa, dan melumat bibir dengan paksa.

"mmmmm.." Nur terkejut.

Tapi kemudian Nur berfikir ini adalah salah satu cara untuk Nur bisa mengulur waktu,agar Joni dan Andre dapat mengatur rencana.Untuk membebaskan semua korban.

"Dion...?" Nur berusaha bicara.

"Kau sangat pintar bisa mengenaliku...Ucap Dion menatap tajam.

"Lain kali.." Ucapnya meremas tangan Nur.

"Jngan biarkan Agus menyentuhmu, karna akulah suamimu.

"Bukankah kalian orang yang sama,muka yang sama badan yang sama...?" Nur menatap.

" Aku tidak perduli...Aku tidak akan biarkan Agus muncul lagi."Dion dengan kesal.

"Baiklah... Aku hanya milikmu,jadi jangan marah.."Nur mencium bibir Dion berusaha menenangkan.

Dalam benak Nur tidak menyangka dia akan melakukan ini.Namun demi keselamatan semuanya Nur berusaha sebisa mungkin mengalihkan pikiran Dion.

Nur melepas ciuman,walaupun Dion Masih ingin terus mencumbu. "Dion ini sudah malam mari tidur."

Dion menarik Nur membawanya ke tempat tidur membaringkannya dan memeluknya erat.

"Ingatlah..." Tersenyum misterius.

"Aku tidak akan membiarkan mu pergi sendiri lagi. Jika kamu pergi,tanpa aku tau,aku akan menghukummu..."Ancam Dion berbisik.

Nur merasa kalau Nur harus lebih berhati hati, Dion bukanlah orang yang mudah di hadapi.

"Aku,tdak akan pergi,aku disini untukkmu..."Ucap Nur dengan manis.

"Ngomong ngomong...Bisakah kamu longgarkan pelukanmu sedikit...?" Nur dengan nada lembut. "Aku tidak bisa bernafas..."

Dion merenggangkan pelukannya sedikit,Nur sedikit lega dapat bernafas,tapi kemudian Dion malah menjepit badan nur dengan kakinya.

"Kamu tidak akan lepas dariku, kamu adalah milikku,tidak ada seorang pun yang boleh mendekatimu,hanya milikku.

Nur mengangguk tersenyum agar Dion selalu percaya padanya.