Cinta dan Obsesi? Seperti dua sisi koin yang berbeda.
Ryu Dean sudah dua tahun ini berpura-pura menjadi security di sebuah kampus ternama, hanya untuk mengamati tunangannya, Almira. Seorang tunangan yang tidak setia padanya.
Tapi di balik itu, ada Fiona seorang mahasiswi paling alay yang selalu mengoceh bercerita tanpa henti padanya.
Perlahan perasaan patah hati Ryu pada Almira berubah. Dirinya merasa nyaman setiap kali bersama dengan Fiona.
Namun ada kalanya perasaan tidak berbalas. Fiona ingin menyatakan cintanya pada kang bakso.
Membuat ego seorang Ryu Dean tidak dapat menerimanya. Putra tunggal keluarga konglomerat, dikalahkan oleh kang bakso?
"Kamu sudah gila...?" Gumam Ryu Dean tertawa, aneh.
Bagaimana obsesi konyol ini, akan berlanjut?
🍀🍀🍀 Warning! Buatan seorang amatir yang hanya iseng menulis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dia
Panik, tidak tau harus bagaimana. Dirinya menekan tombol lift berkali-kali, tujuannya? Hanya bertemu dengan Fiona. Rasa yang benar-benar tidak dikenalinya sama sekali.
Membuka pintu mobilnya, telah duduk di kursi pengemudi, melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Hingga.
"Dimana alamat rumah sakitnya?" Batin Yudha, memasang earphone di telinganya.
Sekali? Tidak berkali-kali dirinya menghubungi Fiona. Namun, tanpa hasil sama sekali.
"Sial!" Yudha menghentikan kendaraannya, memukul setir mobil.
Air matanya mengalir, membayangkan hal yang buruk terjadi pada Fiona. Bagaimana jika Fiona tidak ada di dunia ini lagi?
Sialnya dunianya bagaikan runtuh. Menghela napas kasar, pada akhirnya dirinya menghubungi satu-satunya tempatnya berlindung.
"Ryu, ada apa?" Tanya Cheisia (ibu Ryu Dean), tengah berada di pesta perkumpulan kaum sosialita.
"Ibu, apa ibu memiliki koneksi. Fiona, dia mengalami kecelakaan. I...ibu, selamatkan dia..." Suara Yudha bergetar, rasa takut membayangkan mayat itu berada dalam peti mati rumah duka.
"Sebentar! Kamu dimana sekarang, ibu segera kesana." Ucap Cheisia dari seberang sana. Mungkin tengah melepaskan sepatu hak tingginya. Berlari keluar dari ruang pesta untuk menemui putranya.
Mengapa? Ryu Dean Andreas merupakan anak tunggalnya. Suami Cheisia, Willem Alexander Neil Andreas terlalu protektif pada istrinya. Tidak mengijinkan sang istri untuk kembali mengandung.
*
Tempat mereka bertemu? Sang ibu terlihat panik, dalam 15 sudah menghentikan mobilnya di belakang mobil putranya. Kemudian memasuki mobil Ryu.
Napasnya terengah-engah, terlihat tetap cantik di usianya yang baru menginjak awal 40-an. Bahkan terlihat jauh lebih muda dari usianya, bagaikan berusia di akhir 20-an.
"A...ada apa?" Tanya sang ibu menelan ludah kasar. Apa ini tentang Almira lagi? Apa wanita tidak setia itu membuat masalah besar kali ini. Apa wanita itu mengalami kecelakaan tragis?
Maka satu kata 'Mampus!' yang ada dalam benak Cheisia. Mengingat dirinya tidak menyukai sikap Almira dari awal. Merengek tidak mau bertunangan, tapi mengambil semua yang diberikan.
Namun, sekali lagi, sifat protektif Neil (Ayah Ryu Dean) menurun pada Ryu. Sudah pasti jika sudah sekali jatuh cinta, Ryu tidak akan melepaskan sasarannya. Walau sampai ke neraka sekali pun.
Karena itu, mengalah menjadi pilihan Cheisia selama ini. Tidak ingin putranya bunuh diri atau depresi, walaupun putranya tidak pernah menangis sekalipun karena Almira.
Tapi kali ini putranya menangis?
"Temanku mengalami kecelakaan. A...aku tidak tau alamat rumah sakitnya. Tidak tau kondisinya, nomornya tidak dapat dihubungi. Apa ibu bisa membantuku? Dia teman yang begitu berharga bagiku..." Ryu menunduk, menepuk dadanya beberapa kali bagaikan mengalami rasa sakit atau sesak.
Menutup wajahnya sesaat menggunakan kedua telapak tangannya, bagaikan orang depresi.
"Apa temanmu wanita?" Sang ibu mengangkat salah satu alisnya. Ini hanya asumsi Cheisia, hanya asumsi. Mungkin Almira bukan merupakan cinta pertama putranya. Tapi hanya rasa kagum, yang dianggap cinta oleh Ryu.
"Iya, ibu! Bantu aku menemuinya. Di sini rasanya sakit." Ryu tidak memahami perasaannya sama sekali. Menepuk-nepuk dadanya, yang terasa mengganjal beberapa kali. Bagaikan ada pisau tidak terlihat menembus jantungnya
"Yakin hanya teman?" Tanya Cheisia mengangkat salah satu alisnya. Gesture putranya seperti orang yang akan ditinggalkan mati kekasih hatinya.
"Yakin! Fiona hanya teman. Ibu tolong aku." Pinta sang anak, membuat ibunya tidak tega untuk menolak.
Melirik curiga pada putranya. Kemudian mulai menghubungi suaminya yang masih berada di tempat pesta diadakan.
"Kakanda." Panggil Cheisia pada suaminya.
"Kamu dimana, aku mencarimu dari tadi. Apa kamu bicara dengan pria lain lagi?" Tanya sang suami, yang memang memiliki kecemburuan tingkat tinggi.
"Aku...em...maaf meninggalkanmu. Aku sedang sendirian, eh salah...sedang bersama anak kita. Tuh kan! Saat berhadapan denganmu aku jadi salah tingkah---" Kalimat malu-malu tapi mau dari sang ibu terhenti. Kala Ryu merebut handphone ibunya.
"Ayah! Tolong aku, aku mohon. Fi...Fiona temanku mengalami kecelakaan. Aku sudah berusaha menghubunginya, tapi handphonenya mati." Kalimat Ryu pada ayahnya dengan cepat mendapatkan tanggapan.
"Kirim foto, nama, informasi apapun yang kamu ketahui." Ucap sang ayah mematikan panggilan sepihak. Mungkin mengirim preman atau detektif swasta, untuk mengabulkan keinginan putra tunggalnya.
"Kamu menggangu kemesraan orang tuamu." Cheisia menggeleng heran. Menatap ke arah putranya yang mengirim pesan tentang informasi Fiona.
Namun Cheisia tersenyum, ada harapan bagi putranya jika bukan Almira wanita yang dicintai. Mengapa? Putranya merupakan tipikal orang yang mungkin memiliki sifat serupa dengan sang suami.
Obsesif, Posesif, bahkan kerap berimajinasi yang tidak-tidak tentang pasangannya. Tipikal orang yang setia, jika sudah jatuh cinta.
Segalanya dimulai dari pesta ulang tahun Ryu Dean yang ke 10. Putranya tersayang menunjuk ke arah anak yang paling cantik dan manis di pesta untuk dijadikan tunangannya.
Gila bukan? Sekali lagi, Ryu Dean merupakan putra tunggalnya. Karena itu Cheisia menurut saja dengan permintaan putranya.
Hari berganti, minggu, bahkan tahun. Almira? Gadis itu dari awal berada dalam pengawasan Cheisia tanpa sepengetahuannya.
Tumbuh menjadi gadis yang lebih cantik lagi. Tapi semakin tinggi pohon semakin kencang pula anginnya. Sekali? Tidak berkali-kali menjalin hubungan dengan pria lain.
Menyampaikan pada Ryu? Tidak, itu bukan pilihan yang baik. Karena itu, Cheisia mengusulkan pada putranya untuk berpura-pura menjadi security, dengan dalih mendapatkan masih sayang tulus.
Aslinya? Ini hanya cara agar putranya perlahan menyerah pada Almira.
"Tenanglah! Ayahmu akan mencarikan informasi tentang gadis yang kamu cari. Jadi orang ini siapa?" Tanya Cheisia penasaran, tidak ingin putranya sembarangan jatuh cinta lagi.
"Namanya Fiona, dia matchmaker (Mak comblang) yang menjodohkanku dengan Almira." Ryu masih dalam keadaan kacau dirinya tertunduk."Jika terjadi sesuatu pada Fiona, aku akan menghabisi orang yang membuatnya kecelakaan."
"Matchmaker apanya!" Batin Cheisia berusaha keras untuk tersenyum.
"Mau ibu memaksanya memakai gaun pernikahan?" Tanya Cheisia.
"Sudah aku bilang, uang aku cintai Almira. Aku hanya merasa---" Kalimat Ryu terhenti, membayangkan pinguin kecilnya terluka, kemudian terjatuh di dalamnya lautan, tanpa bisa berenang.
"Sudahlah..." Cheisia tertawa kecil. Mungkin lebih baik Ryu menyadari perasaannya sendiri perlahan. Itu lebih baik, dalam perjalanan hidup putranya menjadi lebih dewasa.
Lagipula, siapa yang dapat mengalahkan sang naga jika sudah terobsesi.
*
Menghela napas kasar, kala pagi telah tiba. Barulah polisi, kedua orang tuanya, big boss (Derio), penyelamat (Dio), dan kuntilanak cantik (Fabio) meminta keterangan padanya.
"Apa yang terjadi kemarin malam?" Tanya dan polwan.
"Aku pulang dari mengantar penumpang, lalu membawa orderan. Saat akan pulang ada mobil yang mepet, anehnya rem motorku tiba-tiba rusak. Setelahnya, ada mobil yang menyerempet. Itulah ingatan terakhirku." Jawabnya memakan jus alpukat.
"Menurut keterangan dan rekaman dasbor mobil, orang-orang itu mungkin ingin membunuhmu. Apa kamu memiliki musuh? Misal orang yang sering menyerang dan mengganggu mu?" Tanya sang polwan.
"Ada."
"Siapa?"
"Dia!" Sang adik laknat menunjuk ke arah kakaknya.
rajin2 up nya
Masih greget rasanya...