Berhenti menjadi seorang mata-mata ilegal karena suatu insiden. Akira Nakano memutuskan bekerja sebagai bodyguard pribadi Koji Rodriguez— pemilik perusahaan tambang emas terbesar dan tersukses se-Asia sekaligus seorang mafia. Namun siapa sangka bahwa perusahaan tersebut adalah tempat yang pernah dia bobol sebelumnya saat menjalankan misinya sebagai seorang mata-mata ilegal.
Keadaan menjadi terguncang saat Koji menawarkan lamaran pernikahan kepada Akira selaku status mereka antara seorang bos dan bodyguard nya.
Dan apa jadinya jika sebuah rahasia berhasil mengejutkan mereka berdua disaat semuanya sudah terjadi!!!
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon Dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AITOFU — BAB 19
KETERKEJUTAN KAMAR MANDI
Kedua mata Akira terbelalak hebat saat dia merasakan ciuman dari bosnya sendiri. Seharusnya hal seperti itu tidak terjadi, tapi Koji terlalu banyak minum sehingga dia salah masuk kamar atau... memang sengaja.
Dengan cepat Akira mendorong tubuh Koji hingga berhasil melepas ciuman pria itu. Namun Koji kembali menciumnya lagi dan Akira mencoba meronta, menggerakkan tubuhnya. -‘Oh, ayolah aku mohon.’ Batin wanita itu sungguh kalah tenaga meksipun dia ahli dalam bela diri, tapi jika dikunci oleh tubuh seorang pria, dia tetaplah seorang wanita.
Tak lama Koji melepaskan ciumannya, menatap lekat wanita cantik yang saat ini ada di bawah tubuhnya. “Aku suka bibirmu. Kau tidak bisa menipuku.” Ucap Koji dengan mata birunya yang berkilat membuat Akira tertegun tak bisa berkata-kata.
Brugg! Tiba-tiba Koji pingsan tepat di atas tubuhnya. Betapa hangatnya pria itu dan Akira tak pernah merasakan kehangatan dari tubuh seorang pria.
“Aku harap Anda akan melupakan hari ini.” Gumam Akira.
Hendak menyingkirkan tubuh bosnya, pria itu malah menyelipkan kedua tangannya di punggung Akira lalu memutar tubuh mereka hingga menjadi tidur miring saling berhadapan dan berpelukan.
Wanita mana yang tidak akan grogi dan membawa perasaan? Dipeluk dan dicium oleh seseorang pria tampan, cerdas, sukses seperti Koji Rodriguez. Bahkan banyak para wanita yang siapa mati untuknya hanya karena ingin menyentuh tangan Koji.
“Tuan Koji!” panggil Akira pelan, berharap pria itu bergumam namun ternyata tidak saat Koji membalasnya dengan mempererat pelukannya bak memeluk sebuah boneka besar.
“Maafkan aku... Maafkan aku... Seharusnya aku tidak melakukannya... Aku seharusnya tidak melakukannya..” Lirih Koji di sela-sela tidurnya. Sambil memejamkan matanya, pria itu seakan-akan tengah dihantui oleh pikirannya sendiri. Aira sendiri tak mempermasalahkan hal tersebut.
Mendengar hal itu, Akira memilih diam dan memberikan beberapa waktu sampai Koji tenang.
Akira kembali menunduk, wajahnya begitu dekat dengan dada bidang Koji yang sedikit terlihat akibat dua kancing kemejanya yang terbuka. “Tutup matamu Akira, jangan sampai ternodai.” Gumam wanita itu memejamkan rapat-rapat dengan degupan kencang.
...***...
“Apa semua ini hah? Kau mencoba menyerang ku dengan menyuruh kelompok mu membunuh anak buah ku. Kita sudah sepakat ingin menyerang Koji bersama.” Kesal Sota si pria tua yang garang yang saat ini duduk di kursi singel menatap tajam ke arah pria yang lebih muda darinya.
Keduanya sama-sama memiliki tatto, namun tatto milik si pria muda lebih banyak terlihat. Sedangkan Sota, pria itu masih menunggu balasan dari pria berambut merah kehitaman itu yang saat ini menyeringai santai.
“Kita sudah mencobanya bukan. Kita sama-sama gagal! Tapi sudah kukatakan sejak awal bahwa aku tidak bisa menjamin perbuatan serta perkelahian anak buahku. Apa kau lupa itu?” tanya balik Shi Angelou yang kini memberikan tatapan tegasnya hingga seringaian devil.
Sota menghentakkan tongkat kayu yang dia bawa. “Tapi, tidak seharusnya kau membunuh kelompokku. Akan aku buat perhitungan bagi siapapun yang berani mengusikku.” Ujar suara serak itu.
Shi masih menikmati batang rokoknya sembari mengamati asap yang mengepul di langit-langit.
“Berapa harga nyawa asisten mu itu dan juga anak buahmu!” seperti nada mengejek, Shi selalu tak segan-segan mempermalukan musuhnya.
“TUAN SHI!” sentak Sota hingga berdiri dari duduknya.
“KELOMPOK GENG KU LEBIH LAMA DARIPADA MILIKMU, JIKA KAU TIDAK TAHU PERATURAN KEHORMATAN, MAKA TUTUP SAJA KELOMPOK SIALAN MU ITU.” Masih dengan suara tingginya pria tua itu dengan beraninya mengatakan hal seperti itu.
Memang benar, terkadang di Jepang, kelompok-kelompok geng yang lebih lama selalu mendapat kehormatan khusus dari kelompok lainnya yang lebih muda. Namun tak semuanya.
“Cih, masih mengikuti tradisi! Kuso!” seringai Shi hingga pria seringaian itu hilang dan menjadi tatapan tajam mematikan. “Enyahlah saja kau dari sini.” Lanjutnya hingga tanpa di duga.
Shi langsung memberikan kode kepada anak buahnya yang juga berjaga di ruangan tersebut. Tanpa belas kasihan dua pria langsung mengeluarkan samurainya dan menebas kepada dua penjaga Sota.
“Hahahaha— ” suara tawa lantang dari Shi benar-benar membuat Sota marah.
“Begini kah cara main mu hah?!” sindir Sota tak percaya.
“Ya! Aku bukanlah pria yang memiliki belas kasih atau berutang budi!” balas Shi tanpa memperdulikan nya.
Tak butuh waktu lama pria itu beranjak dari duduknya, berbalik membelakangi Sota dan hendak melangkah pergi, namun tiba-tiba tawa Shi menghilang dan pria itu langsung menoleh sembari melempar pisau hingga tepat sasaran.
“Aakkhhh—” Hanya suara erangan seperti itulah yang keluar dari mulut Sota ketika pisau Shi tertancap di keningnya begitu dalam.
Dari belakang. Slingg! Anak buah Shi langsung menebas lehernya hingga kepala Sota terputus. Darah bercucuran dimana-mana hingga menimbulkan bau amis yang luar biasa.
“Bakar saja mereka dan beritahu kelompoknya karena bos baru mereka siap menampung! Jika mereka tidak setuju, maka habisi saja sekalian.” Pinta pria itu menatap tajam lalu pergi begitu saja.
.
.
.
Beberapa menit berlalu, dua orang berbeda gender tengah tidur di satu ranjang yang sama, dengan posisi kaki menjuntai ke lantai dan tangan saling memeluk satu sama lain.
Tepat di jam 3 pagi. Akira yang tadinya ikut tertidur, wanita itu mulai membuka kelopak matanya hingga dia tersadar bahwa posisinya masih sama. -‘Dia masih belum bangun?’
Mau tak mau Akira mencoba melepaskan dirinya secara perlahan. Oh ayolah, tidur memeluk seorang bos, apakah itu pantas bagi bawahan?
Dengan sekuat tenaga, Akira berhasil melepaskan dirinya secara perlahan. Napasnya memburu hebat. “Setidaknya aku berhasil melepaskan diri.” Gumamnya lega hingga menatap lekat ke arah Koji yang kini masih tidur pulas.
Dengan kesabarannya, Akira mencoba menarik tubuh bosnya untuk tidur lebih nyaman dia kasur serta bantalan namun hampir saja Akira terpeleset hingga wajahnya begitu dekat dengan wajah Koji. “Oh, Astaga!” kagetnya namun beruntung dia bisa menahan tubuhnya dengan dua tangan.
Wanita itu menatap lekat wajah Koji, alis yang tebal dan hidung mancungnya sungguh membuat siapapun akan terpikat olehnya.
Saat sadar kembali akan posisinya, Akira menjauh dan segera pergi ke kamar mandi walaupun keadaannya masih sangat pagi.
Srikk! Shower baru saja menyala sehingga menimbulkan suara gemericik air. Akira membersihkan keseluruhan tubuhnya, memakai sabun dan sampo seperti biasa, menggosok lehernya sambil berdiam diri di bawah guyuran shower.
Bruakk! Pintu kamar mandi dibuka paksa, Koji melangkah masuk begitu saja sehingga sontak Akira terkejut dan langsung bersembunyi di balik pembatas antara shower dan bak mandi. -‘Handukku!’ Ia menoleh ke arah handuk yang berada di lemari khusus, namun dengan jarak cukup jauh dari arahnya.
Tamatlah riwayat Akira pada saat itu juga. Bertelanjang bulat disaat bosnya masuk tanpa sadar di dalam kamar mandi? Yang benar saja.
bukannya mereka pencuri??!