NovelToon NovelToon
Duo Joker

Duo Joker

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Dikelilingi wanita cantik / Percintaan Konglomerat
Popularitas:325k
Nilai: 5
Nama Author: Ichageul

Dipa dan Gilang membuat resah tetua di keluarganya, karena sampai sekarang masih berstatus jomblo. Mereka pun berinisiatif untuk mencarikan jodoh yang tepat untuk keduanya.

Ternyata perjalanan mencarikan jodoh untuk kedua pria itu tidak semudah membalik telapak tangan.Butuh trik khusus dan rencana matang agar keduanya bisa mendapatkan jodoh sesuai keinginan masing-masing.

Seperti apakah jodoh yang akan menjadi pendamping hidup mereka? Sanggupkah calon jodoh mereka menghadapi tingkah keduanya yang ajaib dan terkadang membuat malu sampai ke ubun-ubun?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pacar Dadakan

“Mana ada!”

Mata Bianca melotot namun tangannya terus menyuapkan makanan dan mulutnya terus mengunyah. Jarvis kembali tersenyum melihat ekspresi gadis di hadapannya. Tanpa sadar sore ini dia sudah banyak tersenyum dan tertawa. Semua karena kehadiran Bianca. Harus diakui gadis itu memang memiliki pesona yang sulit dijelaskan.

Acara makan keduanya selesai. Jarvis kembali memeriksa usulan penelitian milik Bianca. Kali ini dia menjelaskan dengan detil apa saja yang harus ditambahkan dan mana yang harus dibuang. Kepala Bianca mengangguk tanda mengerti. Dia yakin di pertemuan selanjutnya tidak aka nada revisi lagi dan Jarvis akan langsung menanda tangani usulan penelitiannya.

“Kamu butuh waktu berapa lama buat revisi?” tanya Jarvis usai memberikan bimbingannya.

“Ehm.. empat hari.”

“Yakin?”

“Yakin, pak.”

“Oke, empat hari lagi kamu serahin hasil revisi. Kalau tidak ada yang perlu diperbaiki lagi, saya akan langsung tanda tangan.”

“Oke, pak.”

“Ayo, saya antar pulang.”

Bianca berdiri dari duduknya, lalu mengikuti langkah Jarvis. Sekarang gadis itu sudah lebih bersemangat. Usulan penelitiannya sudah selesai diperiksa, Jarvis menjelaskan dengan sangat detil tentang apa saja yag harus dirubahnya. Dan yang terpenting perutnya sudah kenyang sekarang. Walau menyebalkan namun Jarvis bukan pria pelit. Dia selalu membelikan makanan di saat Bianca dilanda kelaparan.

*

Usai menunaikan shalat maghrib di Zicko Coffee, Jarvis dan Bianca pun meninggalkan kedai kopi tersebut. Sebelum pulang, Jarvis mampir ke toko buku dulu, ada yang hendak dibelinya. Pria itu menarik rem tangan setelah mobilnya terparkir.

“Kita ke toko buku dulu ngga apa-apa?” tanya Jarvis sambil melepas sabuk pengaman.

“Ngga apa-apa, pak.”

Keduanya segera turun dari mobil lalu masuk ke dalam toko buku. Jarvis langsung menuju rak yang memajang buku yang hendak dibelinya. Saat Jarvis sedang mencari buku, Bianca menyibukan diri mencari buku lain.

“Bang Jarvis..”

Kepala Jarvis menoleh ketika sebuah suara memanggilnya. Begitu pula dengan Bianca yang berdiri tidak jauh dari pria itu. Nampak seorang perempuan berdiri di depan Jarvis sambil melemparkan senyumannya. Jarvis memandangi perempuan di depannya. Dia tidak menyangka bisa bertemu dengan Arneta lagi setelah dua tahun berlalu.

“Abang gimana kabarnya?”

“Baik,” jawab Jarvis malas.

Diam-diam Bianca mendengarkan pembicaraan Jarvis dengan Arneta. Atau lebih tepatnya Arneta yang banyak bicara, sementara Jarvis hanya menjawab ya dan tidak saja. Terlihat kalau Jarvis tidak nyaman dengan kehadiran wanita itu.

“Abang masih belum nikah? Jangan bilang kalau abang masih belum melupakan aku.”

Buset nih cewek pede banget. Muka cantik dempulan doang, tapi pedenya selangit.

Bianca mengambil asal buku di rak lalu mendekati Jarvis. Matanya memandangi Arneta yang masih berdiri di hadapan Jarvis.

“Sayang.. gimana kalau kita beli buku ini?”

Mendengar Bianca memanggilnya dengan kata sayang, tentu saja membuat Jarvis terkejut. Sontak dia melihat pada gadis di sampingnya. Bukan hanya Jarvis, tapi Arneta juga ikut terkejut. Padahal dia yakin sekali kalau Jarvis masih belum bisa berpaling darinya. Namun ternyata ada gadis lain di samping pria itu. Dilihat dari usianya, Bianca masih berada di bawahnya.

“Kamu siapa?” tanya Arneta sambil memperhatikan Bianca dari atas sampai bawah.

“Saya pacarnya pa.. ehm.. mas Jarvis, kenapa?”

“Pacar? Ngga salah?”

“Kenapa?”

Bianca mengernyitkan keningnya. Gadis itu kemudian berdiri di samping Arneta. Mencoba membandingkan dirinya dengan wanita di sebelahnya. Dari postur tubuh, Bianca lebih tinggi dibanding Arneta. Masalah body juga, tentu Bianca lebih unggul. Gadis itu memang tinggi semampai dan bodynya sudah seperti model. Rambutnya hitam panjang dan wajahnya juga lebih cantik dibanding Arneta.

Arneta tentu saja risih Bianca berdiri di sampingnya. Dengan begitu Jarvis bisa melihat perbedaan dirinya dengan Bianca. Melihat reaksi Bianca, Jarvis tidak mengatakan apa pun. Dia menikmati saja sambil menunggu apa yang dilakukan mahasiswi bimbingannya itu. Dengan adanya Bianca menguntungkan juga untuknya. Arneta pasti tidak akan berpikiran kalau dia masih mengharapkannya.

“Ngapain kamu berdiri di samping saya?” sewot Arneta.

“Cuma membandingkan aja. Supaya mas Jarvis bisa melihat dengan jelas perbedaanmu denganku. Saya harap kamu ngga usah ganggu mas Jarvis lagi. kita juga sudah merencanakan untuk menikah.”

“Siapa juga yang mengharapkan dia? Asal kamu tahu aja, pacar kamu ini belum move on dari saya.”

“Oh ya? Apa buktinya?”

“Buktinya sampai sekarang dia masih belum nikah.”

“Suka-suka dia dong mau kapan nikah, kenapa jadi situ yang repot? Lagian dia juga udah punya saya sekarang. Jadi ngga usah dibikin pusing. Urus aja hidupmu sendiri. Ayo sayang.”

Jarvis menurut saja ketika Bianca memintanya untuk mengikuti gadis itu. Arneta mengikuti Jarvis dan Bianca melalui sudut matanya. Lamunannya buyar ketika mendengar suara deringan ponselnya. Setelah menjawab panggilan, wanita itu bergegas keluar dari toko buku.

“Terima kasih kembali,” ujar Bianca pada Jarvis.

“Emang saya harus bilang terima kasih?” tanya Jarvis santai.

“Haruslah. Kan saya udah nolong bapak.”

“Saya ngga minta.”

“Emang bapak ngga minta. Tapi saya berinisiatif untuk menolong. Coba kalau saya ngga berinisiatif pasti dia ngeledek bapak habis-habisan karena masih jomblo.”

“Biarin aja, saya ngga peduli.”

“Saya ini berniat baik loh, pak.”

“Kamu kenapa nolong saya? Jangan-jangan kamu tertarik sama saya ya?”

“Mana ada!”

Mata Bianca membulat, pipinya menggembung. Lagi-lagi gadis itu terlihat seperti ikan buntal di mata Jarvis. Bibir Jarvis nampak berkedut, menahan tawa yang hendak keluar. Pria itu mengeluarkan ponselnya lalu membuka kameranya. Dia memperlihatkan wajah Bianca yang menurutnya lucu.

“Lihat muka kamu udah kaya ikan buntal.”

“Isshh… bapak nyebelin!”

“Hahaha..”

Sambil tertawa Jarvis berjalan meninggalkan Bianca. Pria itu menuju kasir untuk membayar buku yang dibelinya. Di belakangnya, Bianca mengekor. Tanpa sadar gadis itu masih memegang buku yang tadi diambilnya secara asal.

“Kamu mau beli buku itu? Sini sekalian saya bayarin,” ujar Jarvis seraya melirik buku di tangan Bianca.

Dengan malas Bianca melihat buku di tangannya. matanya membelalak ketika melihat judul buku yang diambilnya, KIAT SUKSES MEMBINA RUMAH TANGGA HARMONIS. Lagi-lagi Jarvis tersenyum.

“Kamu beneran pengen nikah sama saya?”

“Ngga!” jawab Bianca cepat.

“Itu buktinya pake beli buku kiat menikah segala.”

Buru-buru Bianca menuju rak tempat di mana dia mengambil buku tersebut. Lalu gadis itu keluar dar toko buku. Lebih baik dia menunggu Jarvis di luar daripada terus dibikin malu oleh pria itu. Lima menit kemudian Jarvis keluar setelah membayar bukunya.

“Ayo pulang.”

Tanpa mengatakan apa pun Bianca mengikuti Jarvis. Dia langsung duduk di bagian belakang mobil. Sepanjang perjalanan, gadis itu hanya mengatupkan mulutnya saja. Jarvis langsung mengarahkan mobilnya menuju rumah Aric. Walau baru sekali mengantar Bianca, namun dia sudah hafal jalannya. Pria itu kemudian menghentikan mobilnya di depan rumah Aric.

Setelah Bianca keluar dari mobil, Jarvis pun ikut keluar. Dia mengikuti langkah Bianca memasuki pekarangan rumahnya. Sadar kalau Jarvis mengekor, gadis itu langsung membalikkan badannya.

“Bapak ngapain ngikutin saya?”

“Saya mau mengantarkan kamu sampai depan pintu rumah.”

“Ngga usah.”

“Ini demi sopan santun.”

“Waktu awal nganterin juga langsung pulang.”

“Hari ini kamu sudah nolong saya. Anggap ini bayaran atas pertolongan kamu.”

Di tengah perdebatan, pintu rumah terbuka. Naya terkejut melihat seorang pria tampan tengah bersama anaknya. Dari sekali lihat, wanita itu sudah tahu kalau sang pria adalah Jarvis. Dia memang pernah melihat Jarvis saat pernikahan Zayn.

“Ini siapa, Bi?” tanya Naya berpura-pura tidak tahu.

“Kenalkan bu, saya Jarvis dosen pembimbingnya Bianca. Maaf kalau mengantarkan Bianca agak malam. Sepulang bimbingan, dia mengantar saya membeli buku dulu.”

“Ngga apa-apa. Terima kasih sudah mengantarkan Bian. Dia ngga nyusahin kan?”

“Mama..” potong Bianca setengah merajuk.

Jarvis hanya tersenyum saja menjawab pertanyaan Naya. Pria itu segera berpamitan seraya mencium punggung tangan Naya. Bianca kembali dibuat terbengong, ternyata Jarvis sangat bersikap sopan pada mamanya. Setelah berpamitan, Jarvis kembali ke mobilnya.

“Kamu habis bimbingan apa kencan?” goda Naya.

“Ish.. mama apaan sih.”

Buru-buru Bianca masuk ke dalam rumah. Naya hanya tersenyum saja. Rasanya tidak akan butuh waktu lama baginya dan Meta untuk menyatukan anak-anak mereka.

Sementara itu Jarvis yang sedang melajukan mobilnya, terpaksa menghentikan kendaraannya untuk menjawab panggilan ponselnya. Sang penelpon adalah ketua prodinya. Setelah berbicara sebentar, pria itu mengirimkan pesan pada Bianca.

[Bimbingan ditunda dulu. Saya ada tugas keluar kota. Nanti saya berikan jadwal terbaru setelah pulang dari luar kota.]

Usai mengirimkan pesan, Jarvis melajukan kendaraannya lagi.

Bianca yang baru saja masuk ke dalam kamarnya, segera mencari ponselnya ketika mendengar suara berdenting. Gadis itu bersorak senang setelah membaca pesan dari Jarvis.

Akhirnya gue ngga ketemu dia beberapa hari. Artinya gue punya waktu lebih banyak buat ngerjain revisi. Alhamdulillah ya Allah, Engkau kabulkan doa-doa hamba untuk menjauh dari dosen menyebalkan itu.

🌵🌵🌵

Cieee.. Ngaku pacar🤭

1
Lisa Icha
🤣🤣🤣🤣🤣🤣kena kau Gilang dikerjain ma si Emma.
Wiwie Aprapti
Luar biasa
Wiwie Aprapti
jadi inget si Dian sastro yg pernah dikenalin ke Gilang🤫
ian machmud
aku mampir lagi kak icha
Dwi MaRITA
bhuahahahaha..... impas dah.... Icih & kemod kan bersanding ...,👏🏻👏🏻👏🏻🤭🫣🤣🤣🤣🤣🤪🤣🤣🤣🤣
choowie
kenapa gak dari awal dodol..ribet bgt nerjemahin bahasa Konoha 😬
choowie
nah lhooo emm😅
Rahma Inayah
spt.nya panggilan icchi dan kemodd akan jd panggilan sayang bgi gilang utk emma
Rahma Inayah
ehh..ketahuan km emma sdh ngerjain gilang...gilang sma emma cook sma2 jahil ..semoga mrk.bnr2 jodoh
Rahma Inayah
kena kamu gilang dikerjain balik oleh emma..
Rahma Inayah
buah tu jatuh gk jauh dr pohon nya.inget gk dl km ngejr2 zahra sampe pura2 sakit dan mnt rawat inap demi mengejar cnf zahra...pasti.kenan akan mendukung apa yg sdh gilang lakukan dia hanya melindungi calon makmum nya dr lekai brengksek spt bagas
A R
icihh kemod bener2 🤣🤣
A R
abis nikah perang trs mrk 🤣🤣🤣 kasian tetangga 🤣🤣🤣
A R
jth lah harga diri gilang 🤣🤣🤣
A R
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Rini Haryati
makasih mak double up nya
ᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞R ՇɧeeՐՏ🍻¢ᖱ'D⃤ ̐
awas lama² makin kenal makin deket makin tau masing² jadi jatuh cinta
ᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞R ՇɧeeՐՏ🍻¢ᖱ'D⃤ ̐
kenapa gak dari awal aja Gilang pake bahasa linggis.kan jadi berabe pake penerjemah bikin pusing 😂
Dinniey Meyla
2 part ngakak di akhir cerita 🤣🤣🤣
sekali kali kasih bonus daoble up ato triple Up dong ...
soalnya tiap baca 1 bab serasa bacanya cuma sedetik 😁😁
Titiez Larasaty
hahaa Gilang kena batunya🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!