NovelToon NovelToon
Kampung Pesugihan

Kampung Pesugihan

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Iblis / Dunia Lain / Mata Batin / Kumpulan Cerita Horror / Suami Tak Berguna
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: mermaidku

Sumin terpaksa menikah dengan setyo akibat hamil duluan, hal itu mengakibatkan sumin mau tidak mau harus berpindah ke desa suaminya karena orang tuanya tidak mau menanggung malu atas perbuatan putrinya.

"Gak gak! Jangan tinggal di sini, kena sial aku punya anak kayak kamu. Bisa bisanya malah meteng disek, kalau prianya sugeh gak papa. La ini? Udahlah min minggaten ae seko kene, setres aku punya anak kayak kamu!" Maki mak jum sambil berkacak pinggang.

*****

"Silahkan dipilih! Mau pesugihan yang bagaimana? Menyusui tuyul? Babi ngepet? Kawin sama buaya? Uang balen? Kandang bubrah Atau pesugihan ikan bandeng dengan cara mengorbankan anak kesayanganmu? Dijamin! Kamu akan kaya mendadak dalam hitungan hari!"

selengkapnya>>>>>

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mermaidku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 19 bau ayam tiren

Aris tengah duduk di depan warungnya sambil bermain ponsel, ia tidak betah berduaan dengan ranum di dalam karena ia merasa jika ranum ini sedikit aneh. Aris sempat berfikiran jika ranum ini bukan manusia.

"mas," panggil ranum.

"hmm?"

"aku boleh pinjem motor gak? Aku mau nasi padang di ujung sana,"

"num bentar lah sini, aku mau ngomong..." aris menyimpan ponselnya dan melihat ranum dengan seksama, wajah pucat dan mata yang nampak kosong.

"ada apa mas?"

"coba kamu ngaji,"

"ngaji mas? Kenapa tiba tiba?" tanya ranum heran.

"coba saja, coba kamu mengaji surat surat pendek juga gak papa. Atau baca ayat kursi coba," pinta aris, ia benar benar penasaran karena beberapa kali ia sempat memergoki ranum bertingkah aneh. Seperti waktu kemarin, ranum tiba tiba memasukkan satu kepalan tangannya ke dalam mulutnya seperti sedang mengambil sesuatu di dalam tubuhnya.

"kalau mau pinjam harus begitu ya mas? Kalau gak boleh aku jalan kaki saja deh," putus ranum.

"kamu tidak bisa mengaji?"

"tidak mas,"

"yasudah nih," aris memberikan kunci motornya dengan perasaan ragu ragu.

Hih apa sih dia ini, kayak mayat hidup gini. Mana bau lagi badannya, dia ini mandi gak sih.... Geli sendiri aku jadinya. Tapi semenjak ada ranum, kenapa tidak pernah ada yang beli yaa....ini sudah hampir sore tapi dari tadi pagi tidak ada satupun orang yang beli.

"mas,"

"heh bikin kaget!"

"apa sih mas, orang aku kesini bawa mobil segede ini," omel Santi.

"mas, rame? Ranum mana? Kamu jangan sering di luar lah nanti kalau ranum mencuri kamu gak tau loh,"

"ranum pergi beli naspad di ujung, dari kemarin saja sepi. Ranum itu manusia bukan sih san?" tanya aris serius.

"manusia lah mas, kenapa memangnya?"

Aris menceritakan sedikit kejanggalan yang ia lihat dan ia temui di diri ranum, "bau juga, mana baunya kayak ayam tiren,"

"ihh masa sih mas," santi merasa tak percaya karena pertama kali melihat ranum ia langsung suka.

"coba saja nanti kalau balik kamu deketin,"

Setelah ranum kembali, aris dan santi lekas masuk ke dalam warung. Beberapa stok sedikit berantakan di bawah, "hih ini di beresin gak sih,"

Aris hanya diam, setelahnya ia mendorong santi untuk maju mendekati ranum. Ia sudah tak kuat dengan bau yang keluar dari badan ranum, ia sampai merasa tenggorokannya kering karena bernafas menggunakan mulut bukan hidung.

"num," panggil santi.

"ada apa mbak?"

"kamu mandi gak sih? bau banget loh sumpah.... Mana ini berantakan semua lagi, kamu bisa kerja dan merawat diri tidak sih?"

"maaf mbak, aku mandi kok,"

"memangnya kamu tidak mencium bau busuk dari tubuhmu? Kamu lagi sakit?" tanya santi sambil menarik baju ranum dengan jijik.

"mbak aku pulang dulu ya," ranum memasukkan kembali nasinya ke dalam kresek dan mengambil tasnya. Ia berlalu pergi begitu saja dari warung milik aris.

"ihh kenapa sih tu bocah?"

"bau kan? Kalau bau badan aku masih bisa tolerir tapi ini bau busuk, kamu kok bisa bisanya bawa dia sih?" maki aris.

"maaf mas, aku juga gak tau soalnya kalau dia bau, waktu itu biasa biasa aja kok,"

......................

Sumin tengah duduk di depan rumah, ia takut di dalam rumah sendirian, "hihh hp ku sudah di jual lagi buat beli pupuk mas setyo. Aku jadi bosen, tv pun aku gak punya,"

"heh rek, ngapain?" tanya siti yang baru saja pulang berjualan.

"bosen aja ini, lagian gak ada yang bisa di tonton," keluh sumin.

"gak jaga warung lagi kamu?" tanya siti sambil menurunkan semua botol botol dari sepedanya.

"gak, bisa bisa di kirimin santet aku sama mbak santi dan mak yem. Apalagi kamu tau sendiri kan kalau mas aris itu demen deket deket aku,"

"yakan suka, lagipula mending emang kamu nikah sama mas aris aja. Sudah kaya, genteng, gak pernah kasar lagi.... Pokoknya sweet deh," siti tampak senang menggoda sahabatnya itu.

"gundulmu! Sudahlah jangan bahas hal hal gitu aku takut di datengin antek anteknya mak yem lagi," sumin berjalan menghampiri siti, ia membantu siti membawa masuk barang barangnya.

"kemana bapakmu?" tanya sumin.

"bapak masih kerja, pulangnya nanti malam,"

"siti, kamu tidak mau menikah?" tanya sumin tiba tiba.

"ya mau lahh di hangati tiap malam sama mas suami, tapi.... Kamu kan tau aku hanya pedagang jamu, siapa yang mau sama aku,"

"ibuk..." panggil seorang anak kecil.

Sumin langsung menoleh ke sumber suara, ia baru melihat ada anak kecil di rumah sahabatnya itu, "itu anak siapa? Ponakanmu?"

"anakku,"

"siapa bapaknya? Kamu...."

"iya aku hamil di tinggal lari, ini anakku namanya toni. Salim dulu nak sama bude,"

"umur berapa ini?"

"baru 8 tahun, kemarin seminggu tidur di rumah emak," jelas siti.

"nak kamu sudah makan?"

"sudah buk, aku mau jajan.... Minta uang ya," pinta toni.

"ini dua ribu saja ya,"

"empat ribu dong buk, aku mau beli eskrim,"

"hihh ibuk tu uangnya mau buat jualan lagi, kan harus beli makan. Kamu mau makan gak sih?" siti sedikit menaikkan suaranya karena kesal.

"alah buk...."

"nakal banget sih...." Siti langsung mencubit pantat toni dengan keras.

"heh siti, jangan kasar sama anak.... Sudah ini bude aja yang tambahin. Kamu hati hati ya jajannya," sumin yang dari tadi bungkam akhirnya angkat suara saat toni dapat kekerasan dari siti.

"min jangan di biasakan lah, aku gak mau anakku jadi tukang minta minta gitu,"

"ya kalau gak boleh aku kasih ya setidaknya jangan kamu siksa lah. Kasihan namanya juga anak kecil.... Lagipula kamu cari uang kan untuk dia,"

"memang untuk dia, tapi kan aku bayar sekolah juga pusing aku min.... Kamu enak gak ada tanggungan lain selain dirimu sendiri, lah aku? Bapak dan toni jadi tanggungan ku. Apalagi bapak ini bayarannya gak seberapa," keluh siti.

"iya tapi jangan kebangetan lah, kemarin seminggu kan kamu tidak beri makan dan jajan karena toni di rumah emakmu. Sekarang ya gak papa lah... Sudah sudah perkara dua ribu kita jadi berantem gini,"

Siti menghela nafasnya, "aku sebenarnya tidak suka dengan toni,"

"kenapa?"

"aku sudah rela hamidun tapi mas rama malah kabur begitu saja karena tidak mau durhaka dengan emaknya. Sekarang dia sudah menikah dan mempunyai anak dengan orang lain... Sedangkan anakku tidak ada bapaknya,"

"tapi itu bukan alasan untuk kamu benci pada toni, memangnya Toni mau punya emak sepertimu? memangnya toni pengen lahir tanpa bapak? Memangnya toni ngapain? Dia masih kecil.... Siti dia anakmu jangan kamu benci tanpa alasan yang jelas,"

Siti menunduk mengusap air matanya yang mengalir, "tapi rasanya tidak rela sekali, aku seperti tidak punya masa depan semenjak toni lahir min. Tidak ada pria yang mau mempersunting aku,"

1
Riadatul Jannah
lnjut tbor update terusss
Riadatul Jannah
ceritanya bagus bngt thor. cepet dong updatenya thor please
Anonymous
ayo Riis sing wani ngono lhooo
Martin Karnarukma
Luar biasa
Riadatul Jannah
ceritanya bagus. semoga authotnya bisa up smpe END
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!