Terpaksa Menikahi Bos Galak

"Jaga bicaramu, Safea!" ucap Alex dengan nada suara yang sedikit di tinggikan.

"Biarkan saja Alex. Sepertinya dia itu sudah mulai berani. Dia lupa kalau hidupnya itu berada di tangan saya. Mungkin dia ingin jadi pengangguran. Atau hari ini saya pecat saja!" ucap Lucas ketus.

Deg. Jantung Safea seakan mau copot saat Si bosnya itu mulai mengatakan sesuatu hal yang berhubungan dengan pemecatan lagi.

"Maaf Bos, asisten Alex. Saya benar - benar tidak bermaksud seperti itu. Apa saya sangat bersalah sampai Bos semarah itu sampai mengancam mau memecat saya. Tapi jika Bos ingin memecat saya, saya pun mengerti. Biar saya nanti bekerja sebagai buruh atau penjaga toko saja." ucap Safea yang merasa sedih dan kecewa ketika mendengar ucapan Bosnya itu.

Melihat reaksi dari Safea yang seperti itu,sejujurnya membuat Lucas dan Alex menjadi bingung untuk bersikap. Lucas merasa dia di serang, seolah dia adalah seorang Bos yang kejam. Dan akhirnya Lucas pun mengalah pada Safea.

"Baiklah, kamu tidak akan saya pecat. Dan untuk acara makan siang di luar kita cancel saja."

"Beneran nih? Bos Lucas lagi gak bercanda kan?"

"Hmm." ucap Lucas.

"Terimakasih, Bos. Saya janji akan berubah saya akan belajar dengan giat, biar saya memahami dan mengerti keinginan Bos." ucap Safea beruntun.

"Udah diam, kamu berisik sekali." ucap Lucas ketus.

"Tapi Bos Lucas beneran gak akan pecat saya, kan? Janji loh?" ucap Safea lagi untuk memastikan bahwa Presdirnya itu tidak akan memecatnya.

"Iya Bawel."

Sedangkan Alex hanya bisa menggeleng kepalanya melihat kedua makhluk yang sedang berdebat gak jelas itu. Dan senyum kecil menghiasi bibir Alex, karena menurut Alex kelakuan Bos dan sekertarisnya itu sangatlah menggelikan.

"Saya permisi dulu, Bos." ucap Safea kemudian keluar meninggalkan ruangan CEO.

"Kamu kenapa? Apa kamu lagi sakit?" tanya Lucas bingung saat melihat Asistennya tersenyum sendiri.

"Kayaknya kalau lama - lama begini saya bukan hanya akan sakit kepala, Bos. Tapi bisa sungguh - sungguh gila. Karena harus menyaksikan perdebatan kalian setiap hari." jawab Alex.

"Ah, jadi hanya karena itu. Tapi mau bagaimana lagi Alex, sebenarnya saat saya berdebat dengannya adrenalinku serasa terpacu dan membuatku menjadi lebih bersemangat. Dan selalu ingin mengerjai dan berdebat dengannya." jelas Lucas sambil tersenyum tipis.

"Iya Bos, saya mengerti dan saya senang akhirnya Bos sekarang lebih suka tertawa. Tidak sedingin dulu, tapi kalau saya selalu berada di tengahnya saya juga pusing, karena kadang yang kalian perdebatkan itu tidak masuk akal. Lagian Bos juga harus berhati - hati, nanti Bos bisa jatuh cinta kepada-nya."

"Hahaha, ngawur aja kamu. Memangnya di dunia ini stok wanita hanya ada dia saja. Sampai - sampai saya harus jatuh cinta pada gadis yang seperti dia." ucap Lucas sambil tertawa lepas.

"Memangnya ada apa dengannya Bos. Safea itu cantik dan polos.Apalagi senyuman itu juga sangat manis. Saya saja suka padanya. Jika Bos Lucas tidak tertarik. Saya rasa, jika dia lama- lama berada di dekat saya, mungkin juga saya akan jatuh cinta padanya." ucap Alex sengaja memancing Bosnya itu.

"Apa? Sepertinya otak kamu itu harus segera di periksa, Axel. Mungkin kamu benar - benar sudah tidak waras. Sampai - sampai bisa suka pada wanita yang seperti itu. Kau tahu, dia itu bukan polos tapi bodoh. Cantik sih, tapi masih di bawah rata - rata." ucap Lucas.

"Ah terserah Bos saja. Tapi jangan salahkan saya kalau seminggu lagi mungkin saya akan menyatakan perasaan kepadanya." ucap Alex sedikit peringatan.

"Jangan macam-macam kamu, Alex. Nanti saya tidak bisa lagi bersenang - senang. Jika kamu dan dia memiliki hubungan. Atau kamu mau kalau kamu akan saya pecat!" Ucap Lucas memberikan ancaman.

"Hehehe baiklah, Bos. Jika itu keinginan Bos begitu, tapi saya tidak bisa jamin sepenuhnya. Karena perasaan itu tidak bisa di bohongi!" Goda Alex.

"Alex! Kamu mau saya pecat!!" Amuk Lucas.

"Iya baiklah, Bos. Saya hanya bercanda. Jangan di anggap serius, tapi itu juga kalau Bos mau mengakui jika Bos itu sebenarnya suka padanya!" Canda Alex lagi.

"Jangan macam-macam kamu, Alex. Otak kamu itu sepertinya benar-benar perlu di servis. Bagaimana mungkin seorang Lucas. Dirgantara akan menyukai gadis seperti itu. Sudah sana keluar, saya bisa - bisa stroke jika kamu lama - lama di sini!" Usir Lucas.

"Baiklah, Bos. Saya akan kembali kedalam ruangan saya." ucap Alex kemudian meninggalkan ruangan Lucas.

Alex tersenyum kecil dengan sikap Bosnya yang terkesan menjadi bodoh, hanya karena seorang wanita. Meskipun sang Bosnya itu belum menyadari perasaannya yang sebenarnya.

***

Sore itu selepas bekerja, Safea berencana untuk membeli makanan yang di jual di sekitar pusat taman kota. Hanya jajanan pasar yang berharga murah namun mengenyangkan.

Setelah di rasa cukup membeli beberapa makanan Safea pun berjalan untuk pulang. Namun, ketika Safea sampai di bangku duduk di sekitar taman yang sepi itu ia mendengar suara anak kecil yang sedang menangis namun Safea hiraukan tapi tangisan itu ia dengar semakin pilu. Sesak rasanya hati Safea saat mendengar suara tangisan itu.

Namun dengan tekad yang sudah bulat, akhirnya Safea melangkahkan kakinya ke arah bangku tersebut namun Safea tidak menemukan keberadaan anak yang menangis itu, tetapi suara tangisan dari anak kecil itu masih terdengar, lalu setelah ia berdebat dengan batinnya Safea lalu mengitari bangku taman itu. Dan ia terkejut saat melihat seorang anak perempuan yang sedang menunduk dan menangis di belakang bangku tersebut.

"Hei, gadis kecil kenapa kamu menangis?" tanya Safea dengan nada suaranya yang lembut.

Dan si gadis kecil itu pun mendongakkan wajahnya betapa terkejutnya Safea ternyata gadis kecil itu adalah Viona. Ya, Viona adalah teman kecilnya saat itu ia pernah bertemu dengannya di time zone beberapa hari yang lalu.

"Kak Safeaaa!! Kenapa baru datang Viona takut sekali karena sendirian." ucapnya sambil memeluk erat tubuh Safea.

"Iya sayang, jangan nangis ya. Coba sekarang Viona cerita ke kakak kenapa Viona bisa sampai di sini, hmm?"

"Tadi itu Viona kesini sama Papih, terus Viona minta ke Papih buat beliin minuman tapi sampai sekarang Papih belum balik lagi, Kak. Karena Viona sendirian jadi Viona nangis." jelas Viona menceritakan tentang awal mula kejadiannya.

"Hah, dasar ayah kutu kupret. Mana ada seorang Ayah yang tega meninggalkan anaknya, apalagi anaknya secantik dan seimut ini walaupun masih kecil. Untung saja aku yang menemukannya kalau itu segerombolan penculik bagaimana nasib Viona nanti." ucap Safea di dalam hati dengan segala kekesalannya setelah mendengarkan cerita dari Viona tadi.

"Ya sudah, Kakak temenin ya. Sambil nungguin Papih kamu di sini." ucap Safea memberikan usul dan Viona pun menganggukkan kepalanya pertanda setuju.

**"

Hay... hay! Kalian yang sudah baca Bab ini jangan lupa kasih like nya dong untuk author.D

Kalau ada yang mau ngasih 🌷atau ☕ juga boleh kok hehehe. Seperti biasa author juga mau mengingatkan pada para reader ku. Yuk, kasih sajen vote nya untuk author. Komentarnya juga jangan sampai ketinggalan ya.