YOU & ME IN NOVEMBER

...Terasa bahwa gadis itu sangat menderita dengan pikirannya sendiri yang terus menghantuinya. Semuanya berputar oleh perasaan sedih, marah dan kecewa di saat bersamaan....

...Rasanya semua pikiran seperti terjadi lonjakan yang di penuhi oleh Daris tetapi rasanya sakit. Sampai-sampai gadis itu tidak tahan lagi dengan rasa sakit itu dan akhirnya ia berteriak,...

 “ARGH!”

...Suaranya cukup keras tapi masih belum segitu kerasnya membangunkan mamanya yang tidur di kamar sebelah. Lalu gadis itu menggaruk-garuk kepalanya dengan kasar sampai rambutnya berantakan. Lalu diam kembali setelah emosinya sudah mulai reda....

...Ia pun bingung dan bertanya pada dirinya sendiri,...

“Aku ini kenapa? Kenapa jadi gila? Apa ini namanya suka ya?”

...Tapi hati gadis itu tidak tahu mau jawab apa. Bisa di bilang iya bisa di bilang tidak karena rasanya tidak terlalu suka tetapi bisa dibilang rasanya ada suka sedikit juga dengan lelaki itu....

 “Sial ... jelas-jelas dia tidak berbuat apa-apa sama aku tapi aku yang baperan. Huh!” ujar Livia.

...Lalu Livia duduk di sebuah bangku dan sambil melamun. Ia tidak tahu mau berbuat apa-apa....

...Jika pergi belajar, ia juga sedang tidak tertarik dengan hal itu dan jika di paksa hasilnya tetap sama saja bagai masuk telinga kanan pantul dari telinga kanan....

...Tapi jika membuka ponsel untuk bermain game, gadis itu juga tidak mau dan tidak punya gairah untuk bermain. Rasanya seperti energinya untuk melakukan suatu gerak hilang begitu saja dan sisa energi untuk sambung hidup saja....

...Perutnya sekarang terasa sedikit lapar karena tidak makan banyak tadi siang tetapi ia juga tidak mau beranjak makan sisa nasi yang ada di lemari....

...Sepertinya Livia sudah terjebak dalam perasaannya sendiri dan rasanya tidak enak juga sangat menderita. Bahkan rasanya lebih sakit rasa seperti ini dibanding luka gores....

...Lalu ia juga sudah muak dan jenuh dengan perang antar pikirannya sendiri dan setelah mengumpulkan niat, akhirnya ia bangkit berdiri dan pergi keluar rumah untuk beraktivitas dan keliling di sekitar dusun rumahnya untuk menghirup udara segar....

...Setelah melihat-lihat sekitar area dusun Livia dan melihat orang sekitar baik tua hingga muda ataupun perempuan juga laki-laki....

...Suatu pikiran pun terlintas di benaknya,...

 “Kehidupan masyarakat ya seperti ini saja baik pasangan atau tidak. Laki-laki itu populasinya setengah di dunia ini. Jadi kenapa aku harus sakit hati dengan seseorang dan terperangkap sendiri dengan perasaan yang menyiksa sendiri itu?”

...Maka pikirannya pun sudah tenang di sore hari dengan udara yang sejuk diiringi dengan suara orang-orang disana yang sedang berkumpul dan mengobrol....

...Lalu ia lanjut melakukan aktivitas fisiknya dan tidak lupa untuk mengerjakan tugas dan belajar untuk ulangan besok. Karena tugas dan nilai itu penting apapun alasannya dan harus dapat dipisahkan dengan urusan pribadi....

...Tapi setelah malam tiba untuk menutup mata Livia, pikirannya masih sempat terlintas tentang Daris. Lalu ia memilih untuk melupakan semua pikiran itu yang tidak berguna yang akan merugikan kesehatannya....

...Jika dari awal sudah tahu lelaki itu adalah sosok orang yang dingin dan cuek ditambah dengan penyendiri maka di pastikan untuk tidak banyak menambah imajinasi tentang pangeran berkuda putih....

...Gadis itu mengingatkan dirinya sendiri bahwa semua perilakunya hanya sebatas teman sebangku di kelas yang mulai dari jam 7 pagi sampai jam 1 siang....

...Selebihnya itu sudah tidak ada dan sudah sibuk dengan orang spesial mereka masing-masing. Jadi gadis itu pun tertidur dengan tenang di jam setengah 10 karena terbawa dengan rasa lelah yang tersisa di sore hari....

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...Keesokan paginya, Livia bangun seperti biasa dan membuat sarapannya sendiri lalu berangkat ke sekolah....

...Hari ini ia berangkat lebih awal ke sekolah dan memilih jalan rute yang lebih panjang untuk menuju sekolah dengan alasan utamanya masih belum ingin berpapasan dengan lelaki itu....

...Meski ia tahu bahwa lelaki itu tidak melakukan kesalahan apa pun, tapi dirinya tetap lebih memilih untuk menenangkan diri dengan suasana lingkungan yang sejuk, nyaman dan tentram....

...Jalannya menjadi 2x kali lipat jauhnya untuk sampai di sekolah....

...Karena biasanya gadis itu mengambil jalan pintas dari gang tikus dan akan tembus sampai di belakang sekolah. Sekarang ia mulai jalan dari jalan kota dan dirinya akan sampai di halaman depan sekolah. Rasanya seru memang jika tidak bertemu Daris....

...Tetapi efeknya adalah rasa lelah di hari yang masih pagi buta. Bahkan naik ke tangga saja napas Livia seperti sudah mau setengah mati....

“HOSH ... HOSH ... .”

...Napas Livia terengah-engah saat selangkah demi selangkah naik di anak tangga....

 “25 anak tangga berasa kok kayak ga habis-habis ya? Hosh ... hosh ...” ujarnya dengan napasnya yang berat.

...Akhirnya penderitaan berakhir dan gadis itu masuk ke kelas dengan keringatan di wajahnya dan napas terengah-engah. Livia sekarang tidak bisa mengelak dari Daris lagi yang sedang duduk di ujung sana....

...Meski berangkat sekolah tidak berpapasan, tetapi itu hanya 10 menit tidak berjumpa....

...Beda lagi dengan sekarang yang harus duduk dan saling menatap selama 6 jam lamanya. Dipikir-pikir, rasanya seperti sangat berat seolah-olah rasa 1 jam bersamanya seperti rasa setahun bagi gadis itu....

...Ketika gadis itu berjalan menuju bangkunya, Daris yang tengah duduk sambil bermain ponsel pun menyadari kedatangannya lalu ia memiringkan tubuhnya ke samping agar gadis itu masuk dan Daris tidak perlu sampai menghabiskan tenaga untuk berdiri....

...Gadis itu pun berjalan menuju ke sana dan Daris menatapnya dengan senyum tipis yang bermaksud memberikan sapaan ke gadis kecil itu di pagi hari ini....

...Tapi kali ini gadis itu sedang dalam wajah datar seperti permukaan lantai melirik lelaki itu sekilas lalu mengalihkan pandangannya dan beranjak masuk ke dalam. Daris pun sampai heran dengan wajah gadis itu yang biasanya ceria, manis dan enak di lihat sekarang menjadi berubah seperti asam kecut....

“Livia hari ini kenapa ya? Kok aku ga di sapa balik? Aku ada buat salah kah? Atau jangan-jangan dia benci aku?” tanya Daris di benaknya sendiri melihat ekspresinya hari ini.

...Gadis itu sekarang mau masuk ke dalam dimana posisi bangkunya di samping tembok....

...Begitu juga Daris yang sudah memberikan ruang untuk Livia masuk....

...Tapi saat mau masuk, kaki Livia tersandung dengan kaki bangku Daris lalu hampir terjatuh....

...Untung saja Livia menahan dirinya yang mau jatuh dengan memegang tembok. Lalu raut wajah gadis itu yang sudah asam kecut dan ditambah dengan kejadian ini, gadis itu akan marah besar dan Daris akan terkena masalah....