NovelToon NovelToon
Satu Milyar Untuk 30 Hari

Satu Milyar Untuk 30 Hari

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Nikah Kontrak
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: Tya

zea perempuan cantik yang harus menikah kontrak selama 30 hari dengan leon pengusaha kaya raya.
di dalam perjanjian pernikahan kontrak mereka tidak boleh saling jatuh cinta.
namun berjalannya waktu zea mulai ada rasa dengan Leon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Zea tengah asyik menyirami tanaman bunga yang ada di halaman rumahnya sambil berdendang lagu kesukaannya.

Suara gemericik air yang jatuh membasahi tanah dan bunga-bunga seakan berpadu dengan irama lagu yang dinyanyikannya. Matahari sore yang hangat membuat suasana semakin menyenangkan.

Tiba-tiba, mobil mewah berwarna hitam milik Mamah Leon masuk ke dalam kompleks perumahan dan berhenti di depan rumah Zea.

Mamah Leon yang dikenal angkuh dan sombong, turun dari mobil sambil mengawasi setiap tanaman yang ada di depan rumah Leon.

"Tumben rapi," gumam Mamah Leon dengan nada sinis.

Zea yang penasaran dengan kehadiran mobil mewah tersebut, menoleh ke arah Mamah Leon yang baru saja turun dari mobilnya. Zea menatap Mamah Leon dengan wajah penuh tanya.

"Sore," sapa Zea dengan ramah.

Mamah Leon menatap tajam Zea dari atas sampai bawah, memperhatikan penampilan Zea yang sederhana dan jauh dari kemewahan.

"Sepertinya kamu orang baru di sini," ucap Mamah Leon dengan nada angkuh, seakan-akan meremehkan kehadiran Zea.

"Iya nyonya"

"Sejak kapan jadi art di rumah anak saya" ketusnya

"Sudah lumayan lama nyonya" jawab zea manis

"Oo,sejak kapan Leon mengerjakan perempuan muda di rumahnya" gerutunya langsung masuk kedalam

Zea tersenyum tipis, mencoba untuk tidak terpengaruh oleh sikap sombong Mamah Leon. Dia kembali melanjutkan menyirami tanaman bunganya sambil melanjutkan nyanyiannya, menunjukkan bahwa ia tak terganggu oleh kehadiran Mamah Leon.

Setelah selesai menyirami bunga di taman, Zea bergegas untuk masuk ke dalam rumah. Dia tak menyadari ada sesuatu yang berbeda di dalam rumah.

Di ruang tamu, Mamah Leon, ibu tiri Zea, sedang dikerubungi oleh beberapa artis teman Leon, anaknya yang sedang naik daun.

Dengan wajah angkuh, Mamah Leon melihat Zea yang hendak naik ke lantai atas. "Hey kamu! Mau ke mana?" seru Mamah Leon.

"Ke kamar, nyonya" jawab Zea dengan senyuman seramah mungkin.

"Loh, sejak kapan kamar pembantu ada di atas? Ngelunjak kamu, ya!" bentak Mamah Leon dengan nada tinggi.

Semua artis yang sedang melayani Mamah Leon berkedip-kedip, memberikan isyarat kepada Zea agar mengerti maksud mereka. Namun Zea hanya bisa bingung, tak mengerti maksud kedipan mata mereka.

"Apa maksud mereka?" gumam Zea bingung, mencoba mencari tahu maksud kedipan mata para artnya 

Leon tiba di rumah tepat pada waktunya, ia langsung menyapa mamahnya dengan hangat,

"Halo, mah." Namun, mamah Leon hanya tersenyum tipis tanpa mengajukan pertanyaan apa pun mengenai Zea, menantu barunya.

Melihat situasi yang canggung, Leon memberi isyarat kepada artnya yang lain untuk meninggalkan mereka berdua bersama Zea di ruang tamu. 

Kemudian, zea menawarkan minuman kepada ibu mertuanya, "mamah, mau minum apa?"

Dengan ekspresi judes, ibu mertua menjawab, "Aku hanya ingin minum lemon tea."

Mendengar itu, Zea segera berjalan menuju dapur untuk membuat lemon tea untuk ibu mertuanya. Setelah selesai, Zea membawa minuman itu ke ruang tamu dan meletakkannya di atas meja.

"Silahkan di minum, Nyonya," kata Zea dengan sopan.

"Iya, sana pergi ganggu saja," jawab ibu mertuanya dengan nada dingin, membuat Zea merasa tidak nyaman dan menyesal telah mencoba berbaik hati.

"Kamu duduk di sini ya, bersama Mamahku." Kemudian dia berbalik ke arah mamahnya yang tampak kelelahan, "Mama, Zea ini istriku."

"Apa?!" seru mama, tampak terkejut. "Kamu tidak bercanda, kan Leon?"

"Tidak, Mama, aku serius," jawab Leon dengan tenang.

"Istri siri kamu lagi?" tanya ibunya dengan nada kesal.

Leon mengangguk, mengakui kebenaran itu. Ibunya tampak sangat kecewa dan tidak bisa menyembunyikan rasa tidak sukanya terhadap pilihan Leon yang satu ini.

"Leon, Mama benar-benar lelah dengan sikapmu yang seperti ini," ucap ibunya dengan suara berat. "Pokoknya, Mama tidak mau tahu. Mama tetap akan mencarikan istri sah untukmu. Lagipula, dia pasti orang miskin!"

"Memangnya kenapa si mah?" 

"Leon kita ini orang terpandang kaya raya,. usaha keluarga kita ada di mana mana, masa ia istri kamu anak orang miskin" 

"Tenang mah, dia hanya bersamaku tiga puluh hari saja" ucap Leon dengan santainya 

"Bagus, habis itu menikah dengan perempuan pilihan mamah yang pastinya setara dengan kita" 

Mendengar ucapan ibunya, Zea merasa tertusuk. Namun, dia tidak bisa berkata apa-apa dan hanya bisa menundukkan kepalanya, merasakan air mata mulai menggenang di pelupuk matanya. 

Di tengah obrolan hangat antara Leon dan mamahnya tiba-tiba Leon menyela, "Zea, bagaimana kalau kita masak makan malam untuk kita berdua saja?" ujarnya sambil tersenyum. 

Zea terkejut sejenak, namun ia menanggapi ajakan Leon dengan anggukan kepala dan berjalan menuju dapur.

Begitu sampai di dapur, Zea langsung disambut oleh para ART yang siap membantu.

"Non, apa yang mau dimasak malam ini?" tanya salah satu pembantu. Zea memberikan instruksi tentang menu yang ingin dimasak, dan mereka pun mulai bekerja sama.

Di sela-sela proses memasak, salah satu bibik mencoba menyemangati Zea yang tampak sedih akibat ucapan ibu Leon sebelumnya. 

"Yang sabar ya, Non. Nyonya besar memang suka seperti itu sama orang yang di bawah seperti kami," ucap bibik dengan nada sedih.

"Iya, Bik. Terima kasih sudah menemani dan membantu," balas Zea sambil tersenyum kecil.

Setelah cukup lama bersama-sama memasak, akhirnya hidangan makan malam pun siap untuk disajikan. 

Zea menghela napas lega dan mengucapkan terima kasih kepada para ART yang telah membantu. Ia pun berjalan menuju ruang tamu.

Zea baru saja menyelesaikan masakannya untuk makan malam bersama keluarga Leon. Dengan wajah yang penuh semangat, ia mengumumkan bahwa makan malam telah siap disajikan. 

Namun, sebelum ia bisa melangkah lebih jauh, ibu mertuanya langsung menyela, "Jorok abis masak gak mandi dulu! Langsung ke sini! Bau masakan!"

Wajah Zea langsung berubah, merasa sedih dan tersinggung oleh kata-kata ibu mertuanya. Namun, ia mencoba untuk menahan emosinya dan tetap bersabar. Dengan suara lemah, ia menjawab, 

"Maaf, Nyonya."

Ibu mertua Zea kembali mengejek, "Maaf maaf, sana mandi." 

Zea hanya bisa menjawab, "Iya," sebelum segera berbalik dan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Sementara itu, Leon mengajak ibunya untuk duduk dan menikmati makan malam bersama. Setelah mereka duduk di meja makan, Mama Leon mencicipi masakan Zea dan bertanya pada pembantu rumah tangga mereka, 

"Ini yang masak kalian ya?"

Pembantu tersebut segera menjawab, "Bukan, Nyonya. Masakan ini dibuat oleh Zea." 

Walaupun ibu mertua Zea terus menghina dan merendahkan dirinya, Zea tetap berusaha untuk menghadapinya dengan tabah demi menjaga keharmonisan keluarga.

"Enak juga" seru mamah Leon 

"Masakan zea emang enak mah" seru Leon dengan bangga 

**

1
Ellis Herlina
Bagus, membuat penasaran jadi pengen terus membacanya.
Dewi
👍
Rike
cwok gk besyukur🤦
Dewi
ceritanya sangat bagus
🌜💖Wanda💕🌛
Luar biasa
Ivana Make Up
awal yg bagus😍aku suka baca novel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!