My Mysterious Husband

Suasana yang tadinya tegang, lambat laun berubah menjadi lebih tenang. Jave telah ditangani dengan baik oleh madam Jane. Kulitnya yang semula pucat pasi, perlahan mulai berseri kembali. Namun, sampai saat ini belum ada tanda-tanda kapan Elf tampan itu akan tersadar kembali. Ia masih terlelap dengan tenang layaknya pangeran tidur.

" Jadi kau yang bernama Ailyn? bisa bicara sebentar ? "

Ailyn hanya mengangguk, meng iya kan permintaan dari wanita nyentrik tersebut. Lain hal nya dengan Mina, yang sedari tadi menundukan kepalanya. Menghindari tatapan langsung dari nonanya.

" Kalau begitu saya izin keluar" ujar Mina canggung

" Kau juga, tetap disni" ujar madam Jane menatap tajam pelayan berparas manis itu.

Kini mereka bertiga berkumpul di sudut ruangan, duduk terdiam diatas sofa dalam kamar vvip tersebut. Didepan mereka sudah ada beberapa cangkir teh serta camilan ringan.

" Apa kau tahu kalau pria itu bukan manusia?" madam Jane memulai obrolan dengan pertanyaan.

" Aku tahu, ini diluar perkiraan ku" jawab Ailyn dengan raut wajah bersalah.

" Seharusnya kau berikan saja arlojinya saat pertama kali bertemu, tidak perlu memanfaatkan nya lebih jauh lagi. Dan lagipula, tanpa harus meminta bantuan dariku, arloji itu pasti akan membawanya kembali, hanya butuh beberapa waktu untuk benda itu pulih dengan sendirinya" .

Mendengar penjelasan dari madam Jane, Ailyn semakin merasa terpukul, betapa egoisnya dirinya , karena sudah memanfaat kan mahluk lain untuk kepentingan pribadinya.

" Dan kau tahu, apa masalah terbesar nya?"

Madam Jane melipat kedua lengannya, menatap dalam iris grey dari wanita jelita itu. Sembari menghela nafas panjang, ia kembali berujar,

" Kalian saling jatuh hati".

Perkataan yang terlontar tegas, dari mulut wanita nyentrik itu, membuat Ailyn berkaca-kaca. Ia hanya terdiam lesu, hati nya goyah hingga kehilangan kata-kata.Ya, perkataan madam Jane memang tak bisa dipungkiri, bahkan tahap jatuh hati yang dirasakannya sudah semakin mendalam.

" Anak yang malang.. padahal, sudah diberi kesempatan untuk kembali tapi, kau membuatnya kehilangan kesempatan itu " kali ini wanita nyentrik itu menyesap secangkir teh hangat yang tepat berada di hadapannya.

" Apa maksud mu..? " Ailyn menjadi bingung

" M.. Maaf nona, saya sudah memberikan arloji nya pada Tuan, saya melakukannya karena tidak ingin nona dalam bahaya" tiba-tiba Mina memotong pembicaraan, ia terpaksa mengakui nya karena tidak ingin dirundung rasa bersalah.

" Slrppp.. gadis yang jujur ! " puji madam Jane kembali menyeruput teh nya.

" Aku tidak mengerti, tolong kalian jelaskan lebih detail !"

Ailyn mulai meninggikan suaranya, disisi lain ia merasa kecewa pada Mina, karena tidak memberitahunya lebih dulu, disisi lain ia penasaran dengan bahaya yang dimaksud oleh pelayan kepercayaannya tersebut.

Tak !

" Simple saja, jika semakin lama kalian bersama, akan semakin menyakitkan. Kita manusia hanya butuh beberapa tahun saja sudah semakin menua, berbeda dengan bangsa mereka yang bisa hidup ratusan sampai ribuan tahun" jelas madam Jane sembari meletak kan cangkir teh nya.

" Aku tidak mempermasalahkan hal itu" ujar Ailyn mulai kembali teguh pada pendiriannya.

" Tapi..perlu kau ingat nona muda, kekuatan/bakat yang ada pada Elf, adalah jati diri mereka. Jika terlalu lama disini, semakin lama kekuatan mereka akan semakin terkikis seiring waktu berjalan. Apa kau tidak merasa iba, jika suatu hari nanti suami mu itu menanggung semua derita sendirian?".

Kali ini, penjelasan dari madam Jane membuat gadis jelita itu kembali goyah. Satu sisi ia merasa bersalah telah menahan Jave sampai menaruh hati padanya. Namun disisi lain, ia juga tak rela jika Elf tampan yang kini telah resmi jadi suaminya itu benar-benar pergi meninggalkannya.

" Yah, sepertinya pembicaraan hanya cukup sampai disini, oh ya.. jika suatu saat kau berubah pikiran, keponakan ku yang baik ini bisa mengantarmu ke rumah ku " ujar madam Jane sembari menepuk bahu Mina.

Setelah melakukan transaksi, serta berterimakasih. Madam Jane berpamitan pulang, ia meninggalkan Mina dan Ailyn yang masih berdiri di dalam ruang kamar vvip tersebut.

" Mina kau boleh pergi, jika ada yang mencari ku, buat alasan yang tepat agar mereka tidak menggangguku" perintah Ailyn dengan tatapan kosong.

" Nona.."

" Tenang saja Mina, aku tetap percaya padamu sampai kapan pun"

Mina yang masih merasa bersalah pun pergi meninggalkan kamar itu. Sebenarnya ia tak ingin meninggalkan Ailyn sendirian, terlebih dari raut wajahnya yang terlihat tertekan itu, membuat pelayan manis itu semakin mengkhawatirkannya. Namun apa boleh buat, perintah adalah perintah, ia harus menghargai setiap keputusan dari nonanya.

Ceklek ! (suara pintu tertutup)

Sruuukkkkk !

Tubuh yang masih berbalut gaun lusuh serta banyak noda itu, terduduk lemas di sudut pintu ruangan. Seluruh tubuhnya bergetar seakan ada sesuatu yang akan meledak dalam dirinya.

" Mengapa?!"

Mulut manis itu mulai bergumam sendiri, di iringi air mata yang sudah bercucuran membasahi area wajahnya. Tangis pilunya seakan bergema dalam ruang kamar tersebut.

Kamar pengantin yang seharusnya menjadi tempat terindah bagi pasangan yang baru menikah. Tampak terlihat seperti pemakaman baginya.

Letih, kesal, sedih, sakit, seakan merasuk hingga menyatu kedalam aliran darahnya. Rasa dilema yang kini merundung dirinya, begitu dalam hingga membuatnya sesak.

Beberapa menit kemudian, setelah merasa sedikit tenang, gadis jelita itu mulai melangkah menghampiri ranjang, tempat suaminya terbaring.

Dipandang nya terus menerus wajah tampan nan kharismatik yang sedari awal bertemu sudah memikat hatinya. Wajah cantik walau dengan riasan yang sudah tak karuan itu, tersenyum getir.

Kini ia duduk disamping ranjang dekat dengan suaminya yang masih terbaring. Jemari lentik itu menggenggam tangan yang berhiaskan selang infus tersebut.

" Sayang.. sekarang kita harus bagaimana?"

Gadis jelita itu menyandarkan degan perlahan tubuhnya yang terasa letih tepat disamping suaminya. Tak lama kemudian mata nya terpejam dengan jemari yang masih menggenggam tangan suami yang tak ingin dilepaskannya itu.

...----------------...

" Mmhhh.. "

Ailyn menggeliat diatas ranjang, ia merasa tubuhnya terasa lebih segar karena tertidur cukup lama. Namun ia merasa janggal, karena ranjang nya berubah menjadi lebih luas. Dengan mata yang masih terpejam ia meraba-raba tepat disamping tempatnya berbaring.

Seketika matanya membola, ia hanya berbaring sendirian dengan selimut yang menutupi sebagian tubuhnya.

" Nona, ini pakaian gantinya, anda bisa membersihkan diri dahu.. "

Belum sempat Mina menyelesaikan ucapannya, isteri dari Elf tampan itu lompat dari atas ranjangnya. Berlari secepat kilat melewati pelayan kepercayaannya tersebut. Bahkan tanpa sadar ia berlari dengan hanya mengenakan mini dress dengan belahan dada yang cukup rendah.

" Astaga nonaaa !! "

Mina melemparkan perlengkapan ganti milik nonanya. Ia segera mengejar Ailyn yang sudah menghilang dari pandangannya.

" Aduuh, bisa dipecat aku !" gumam Mina masih berlarian mencari nonanya.

Pasalnya, memang Mina lah yang mengganti pakaian Ailyn saat semalam ia tertidur. Karena piyama tidur nonanya tertinggal di rumah, ia mengambil pakaian tidur yang tergantung di lemari kamar tersebut.