NovelToon NovelToon
My Ex Beloved

My Ex Beloved

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Cintamanis / Romansa
Popularitas:85.1k
Nilai: 5
Nama Author: fieThaa

Gamil Arfan Wiguna sangat mengharamkan untuk balikan dengan mantan. Bahkan, dia memiliki jargon yang masih dia pegang teguh sampai saat ini.

"Buanglah mantan pada tempatnya."

Namun, kedua orangtuanya mendesak Apang untuk segera menikah karena Apang sudah dilangkahi adiknya. Di saat seperti itu, semesta malah mempertemukan Apang dengan mantan pertamanya. Perempuan yang belum Apang buang pada tempat semestinya.

Apakah Apang akan membuangnya juga ke dalam bak sampah sama seperti mantan-mantannya? Atau malah terjadi cinta lama belum kelar di antara mereka berdua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25. Bicara Tepat Sasaran

"Aku masih menunggu jawaban dari kamu, Naira."

Tubuh Naira menegang. Sedangkan Apang masih mematung. Naira mulai merasakan tangan Apang mulai mengendur.

"Apa kamu lupa dengan apa yang sudah aku lakukan kepada kamu dan bunda kamu? Aku yang selalu menyelamatkan kamu dari--"

"Pamrih!"

Setelah memotong ucapan Ibra, Apang pun meninggalkan Naira juga teman SMA-nya tersebut. Naira sangat terkejut karena dia tahu bagaimana Apang.

Lelaki jangkung nan tampan itu menghampiri bunda Nena yang sedang berkeliling rumah besar bersama perawat.

"Tante," panggil Apang dengan begitu sopan.

"Apang pamit, ya. Masih banyak pekerjaan di kantor."

"Nairanya mana, Fan?" Bunda Nena tak melihat Naira bersama Apang.

"Disuruh bicara pake bahasa kalbu, tapi pada gak mampu."

Bunda Nena bingung mendengar jawaban dari Apang. Dia juga tak mengerti dengan apa yang Apang katakan. Apang segera meraih tangan bunda Nena dan pamit dari sana.

Melewati Naira dan Ibra dengan wajah datar dan dingin. Samar terdengar, Ibra bicara serius kepada Naira.

"Aku sayang kamu, Naira."

Kalimat yang mengandung api di hati Apang. Namun, dia coba tahan karena dia tak mau terjadi keributan.

Ibra berbicara serius dengan Naira, tapi mata wanita yang disukai Ibra tertuju pada Apang yang tengah berlalu dan mulai membuka pintu mobil. Lelaki yang memakai kemeja dengan lengan digulung Membanting pintu mobil dengan begitu keras hingga kucing yang sedang kawin pun kabur karena ulahnya.

Mata Naira masih tertuju pada mobil hitam yang begitu kinclong yang sudah keluar dari area rumahnya. Mata Naira sedikit nanar.

"Naira, kamu dengar aku gak?"

Naira pun tersadar. Dia menatap Ibra dengan wajah bingung. Lelaki di depannya pun berdecak kesal.

"Kamu dengerin aku gak sih?" bentak Ibra.

Naira mengerutkan dahi. Lalu, menatap tajam ke arah Ibra.

"Aku gak suka dibentak!"

Ibra terkejut dengan nada tinggi yang Naira berikan. Bunda Nena pun meminta perawatnya untuk mendorongnya keluar. Dia mendengar suara tinggi Naira. Padahal Naira tak pernah berkata dengan nada itu sebelumnya.

"Naira," panggil sang bunda.

Naira menoleh dan segera masuk ke dalam rumah meninggalkan Ibra juga bundanya. Dia benar-benar kesal. Bunda Nena pun menghela napas kasar dan tatapannya kini tertuju pada Ibra.

"Ada apa?" tanya lembut bunda Nena kepada Ibra.

"Maafkan aku, Tante."

"Naira itu tidak pernah berbicara dengan nada tinggi loh. Pasti ada alasan yang membuat Naira seperti itu."

Ibra terdiam. Dia tak bisa menjawab ucapan bundanya Naira.

"Ibra," panggil bunda Nena.

"Aku menyatakan perasaanku kepada Naira, Tante. Tapi, Naira malah menatap lelaki yang baru saja pergi dari sini." Yang dimaksud oleh Ibra adalah Apang.

"Aku gak sengaja membentaknya," sesal Ibra seraya menunduk.

"Ibra, Naira paling benci dibentak. Dia akan diam jika dia dibentak oleh orang yang dia sayang."

Sebuah clue yang bunda Nena berikan untuk Ibra. Lelaki yang mengaku sahabat Naira pun hanya terdiam.

"Biarkan Naira tenang dulu. Kamu lebih baik pulang dan istirahat."

.

"Aku sayang kamu, Naira," tiru Apang terhadap perkataan Ibra.

Apang pun mengerang kesal di dalam mobil sendirian. Hatinya begitu benci dengan kalimat tersebut. Pedal gas pun dia injak semakin dalam dan mobil melaju dengan kecepatan tinggi.

Tibanya di kantor sampai berakhirnya jam kerja, Apang terus tantrum. Ada yang salah sedikit pun langsung kena semprot.

"Pak Arfan lagi kerasukan jin apa, ya? Gak biasanya tantrum begitu," ujar salah satu karyawan yang terkena semprotan maut singa muda.

.

Rentetan pesan dari Naira tak Apang hiraukan . Begitu juga dengan panggilan dari Naira. Sama sekali tak Apang jawab. Dia tengah berada di lapangan basket rumahnya sendirian. Duduk di tengah lapangan bagai orang penuh beban.

Apang menatap langit malam yang begitu cantik. Bintang yang berkerlap-kerlip dan juga bulan yang begitu sempurna menyinari malam.

"Gua emang benci lu, tapi gua gak suka kalau lu dideketin Ibra."

Apang pun menghela napas kasar. Dia menunduk sangat dalam. Hingga terdengar suara pantulan bola basket dan Apang pun menoleh.

"Kalau suka bilang, jangan uring-uringan kayak abege lagi datang bulan."

Siapa lagi jika bukan Abang Er, soulmate somplak Apang dalam segala hal. Apang tak menjawab apapun. Dia malah merebut bola dari tangan Abang Er dan mulai melemparkan bola ke arah ring, bola pun masuk. Mereka berdua malah bermain basket di malam hari. Kata-kata kasar pun keluar dari mulut Apang untuk Abang Er ketika putra dari Restu itu bermain sedikit curang. Abang Er malah tertawa.

Keringat sudah bercucuran di tubuh Apang dan juga Abang Er. Mereka berdua terduduk di pinggir lapangan. Angin malam yang menerpa tubuh mereka membuat mereka memejamkan mata. Napas Apang tersengal. Dadanya turun naik dengan cukup kencang karena kelelahan.

"Lelahan mana? Main basket apa mainin perasaan sendiri."

Putra dari Restu Ranendra itu jika sudah berbicara pasti akan langsung tepat sasaran. Tak ada kata permisi maupun aba-aba. Apang menatap ke arah Abang Er yang malah merebahkan tubuhnya. Lengannya sudah dia gunakan sebagai bantal.

"Tanpa lu sadari, lu itu lagi nyakitin diri lu sendiri, Kak."

Apang pun berdecak kesal. Anak dari kakak sepupunya itu sudah seperti para sepuh yang hobi menasihati.

"Lu gak akan ngerti, Jan."

"Kalau gua gak ngerti, gua gak akan bilang kayak gitu."

Kini, Abang Er menatap Apang yang tengah menatap lurus ke depan dengan pandangan kosong.

"Benci sama cinta itu beda tipis, Kak. Juga, bukankah terkadang ucapan manusia itu seringnya tidak sesuai dengan hatinya?"

Apang tertampar akan perkataan Abang Er. Perlahan, dia pun menundukkan kepalanya.

"Gua kenal lu udah dari gua orok. Lu itu bukan orang yang dengan mudah mengeluarkan effort untuk orang lain, tapi ke mantan lu ini bukan main effort yang lu lakuin. Masih mau nyangkal juga?"

"Jangan kayak orang tholol kata gua mah!" Abang Er pun berujung mengomel.

"Dalam sebuah hubungan, kalau cuma gua yang berjuang itu percuma. Hanya akan mendatangkan kesakitan yang berulang."

Abang Er bisa merasakan kesakitan yang sedang Apang rasakan. Mulut Abang Er pun mulai direm.

.

Bunda Jingga yang tengah di dapur dikejutkan oleh asisten rumah tangganya yang tiba-tiba ke dapur.

"Ada tamu, Bu."

Bunda Jingga mengernyitkan dahi. Dia melihat ke arah jam dinding yang menunjukkan jam delapan pagi. Dia nampak bingung karena tidak biasanya ada yang bertamu sepagi ini di akhir pekan. Di mana para penghuni rumah besar itu masih bermalas-malasan di dalam kamar.

"Katanya nyari Mas Apang," tambahnya.

"Siapa?"

Bunda Jingga dan asisten rumah tangga itu menoleh ke arah suara yang terdengar dari arah sambungan pintu dapur.

"Coba kamu lihat ke depan," titah sang bunda.

Apang yang masih berantakan karena baru saja bangun melangkahkan kaki menuju pintu depan. Dahinya mengkerut ketika melihat punggung seorang wanita di sana.

"Cari si--"

Tubuh Apang menegang ketika punggung itu berputar. Mereka pun saling pandang.

"Siapa Pang tamunya?"

...***To Be Continue***...

Yuk komen yuk!

1
Salmi Ati
semoga saja ibra tidak berbuat yang macam2 sama naira karena di tolak.
Dien A
abang Er jangan kebangetan donk wkwkwk masa apang yang ganteng dan baik hati mau di bawa ke mobil sampah hheeee.... lanjuttt kak... double up donk
Lusi Hariyani
ya ampun s enjan bnr2 dh hbs kesabaran y sm apang jd krm mobil bak sampah buat angkut yg CLBK ha...ha...
Noey Aprilia
Pst krjaan para singa.....
Glirn udh blikn sm mntan,mlah d sruh naik mbil smpah.....
nsibmu y pang pang... 🤣🤣🤣
Arieee
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Medy Jmb
Kena Lo Pank😀😀😀
Haura Az Zahra
lanjut othor 😄😄😄
Haura Az Zahra
whahaha aduh kasian bang Ibra ,cari cewek lain ya bang 😁😁
Lusia
apang
Sri Lestari
Haha kene karma ini si pang pang kemarin² buang mantan sekarang dibuang Adx sepupu,,,
Elia Erawati
lucu banget masuk bak sampah ber 2
Rahmawati Abdillah
hahahah dendam banget dan niat banget Abang er ingin membuang Apang dan Naira ke mobil bak sampah😂
Ita Rosdiana
lanjuut ka
Lovita BM
waduuuuhh
Valen Angelina
ibra terlalu sakit hati.. bisa jdi penjahat nnti
Yus Nita
😃😃😃😃😃....
kereeen abang Er....
Salim S
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/abang Err udah bawa mobil bak sampah....buat s ibra aja abang Er....buar mobil bak sampah nya ga sia2...pasti Apang panik karena abang Ee ga pernah main2 dengan ucapa nya/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Kasih Sklhqu
Abang ER mantap rasain tuh pang pang di buang ke mobil bak sampah 🤣🤣🤣🤣
Ida Lestari
lnjut trus thor
semangat.....
Salmi Ati
🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!