NovelToon NovelToon
Istri 108kg Tuan Bara

Istri 108kg Tuan Bara

Status: tamat
Genre:Lari Saat Hamil / Selingkuh / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:8.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Bunga Peony

Hanya karena bentuk fisik yang tak seindah wanita lain. Alice harus menelan pil pahit sebuah pengkhianatan suami.

"Ckkk." Gavin berdecak seraya terkekeh mengejek. "Apa kamu tak berkaca, Alice? Lihat tubuhmu itu, sudah seperti babi putih. Bulat tak ada lekukan. Ukuranmu yang besar itu sudah membuatku jijik. Jangankan untuk menyentuhmu, senjataku saja tak mau berdiri saat melihatmu mengenakan pakaian minim di kamar. Apa pun yang kamu kenakan untuk merayuku, tak mampu membuatku berhasrat padamu. Apa kau mengerti!"

Penghinaan serta pengkhianatan yang Gavin lakukan pada Alice meninggalkan luka yang begitu dalam, hingga membuat hati Alice membiru.

Mahkota yang seharusnya ia hadiahkan pada suaminya, justru menjadi malam petaka dan cinta satu malam yang Alice lakukan pada Bara, kakak iparnya sendiri.

Bagaimana malam petaka itu terjadi? Bagaimana Bara bisa menyentuh Alice saat suaminya saja jijik menyentuhnya? Lalu apa yang akan Alice lakukan untuk melanjutkan hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunga Peony, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30. Fakta yang terungkap.

Setelah membersihkan diri serta berganti pakaian, daster berwarna merah maroon tanpa lengan dengan panjang batas lutut . Terdapat motif bunga-bunga kecil di seluruh baik kainnya. Membuat ia seksi.

Yonna meraih ponselnya yang ada di atas nakas. Duduk di pinggir ranjang sembari menekan kombinasi angka nomor yang akan ia hubungi.

“Hallo Sayang, bagaimana kabarmu? Apa kamu senang bertemu dengan Uncle Vano? Maafkan Mommy yang tak bisa menjemputmu ya, Nak!” ucap Yonna dengan wajah yang sedih.

“It’s ok, Mommy. Aku senang bertemu dengan Uncle Vano. Dia datang bawa mainan untukku banyak sekaliiii," celoteh bocah mata bulat itu riang. Tangan kecilnya membentuk gerakan setengah lingkaran dari balik layar kamera.

“Apa kamu sudaah siap untuk berangkat dengan Uncle Vano?”

“Siap! Aku ingin bertemu Mommy, Opa dan Oma. Aku senang!” jawab bocah lima tahun itu riang. Fokus bocah itu terbagi dengan mainan yang berserakan di sampingnya.

Yonna selalu menyempatkan diri untuk video call putra tampannya setiap pulang kerja, melepaskan rindu di hati karena sudah lama tak bertemu.

Biasanya setiap hari bocah aktif itu mengganggu dan mencecarnya dengan begitu banyak pertanyaan yang terkadang sulit untuk dia jawab. Yonna melihat Noah begitu asik menggerakkan robot berwarna merah di tangannya, salah satu hadiah yang dibawakan Vano untuknya.

“Sepertinya kamu masih sibuk bermain dengan Uncle Vano, Sayang. Kalau begitu Mommy telpon lagi besok saja.”

“Mommy capek? Mau istirahat?” bocah itu justru balik bertanya. Tangannya terhenti dengan mata yang menatap ingin tahu.

“Hmmm.” Yonna mengangguk. “Apa boleh?”

“Boleh. Selamat beristirahat Mommy,” jawab Noah. Noah menghadiahi senyum lebar terkembang yang selalu menjadi candu untuk Yonna sebelum layar akhirnya padam tanpa menunggu balasan darinya.

Yonna melempar begitu saja ponselnya di atas ranjang dan beranjak untuk berdiri dari sudut ranjang yang sedari tadi ia duduki. Kaki jenjang itu melangkah menuju balkon kamarnya yang menghadap langsung ke jalan raya.

Yonna menyenderkan tubuh bagian depannya pada pembatas dari stenlis tersebut dengan kedua tangan yang mencengkram pinggiran besi putih mengkilat itu.

Udara malam yang berhembus menerpa seluruh tubuhnya, beberapa helai rambutnya yang panjang tersibak ke belakang punggung. Matanya kini menatap langit malam tanpa taburan bintang dan rembulan yang tertutup awan hitam, pekatnya awan seperti jelaga menyembunyikan pesona sang penguasa malam.

Yonna terdiam. Ia sedang berperang dengan pikiran di hatinya. Sedangkan dari bawah tampak seorang pria memeperhatikan dari dalam mobil dengan dahi yang berlipat. Mata pria itu memicing, menatap dengan baik-baik dan memastikan apa yang dilihatnya saat ini adalah benar.

“Bukankah itu wanita yang ada di restoran siang tadi? Kenapa ada di rumah ini? Apa hubungannya dengan Alice?” gumam lelaki itu yang tidak lain adalah Bara.

Sehabis dari restoran Bara langsung kembali ke kantornya untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan, agar saat pulang dari Lombok ia tak kelabakan dengan banyaknya pekerjaan yang menumpuk.

Setelah senja di jemput sang malam, bara bersiap pulang ke rumah. Namun entah mengapa hatinya menggerakkan pikiran, mengendalikan saraf-saraf di tubuhnya hingga melajukan mobil ke rumah itu.

Hampir satu jam lelaki itu bersembunyi di balik mobil sembari memperhatikan gerak-gerik penghuni yang ada di dalam rumah yang tak terlalu besar dengan dua lantai tersebut.

“Itu Nyonya Alice, Boss!” celetuk Peter menjawab gumaman Bara yang masih terdengar di telinganya. Bara menoleh dengan ekpresi tak percaya memastikan sekali lagi apa yang ia dengar.

“Dia Alice? Bukankah dia bernama Yonna?”

“Kiyonna nama belakang dari Nyonya Alice yang digunakan sebagai identitas baru Boss. Bukankah saya sudah menunjukkan foto perubahan Nyonya pada anda waktu itu, apa Anda tidak melihatnya Boss?” jelas Peter.

Hening Seketika. Bara teringat waktu itu Peter memang menyerahkan map merah berisi data Alice yang baru saja lelaki bertato itu dapatkan, setelah sekian lama wanita itu menghilang bagaikan ditelan bumi. Jangankan melihat, membukanya saja Bara tak sempat karena pekerjaan yang tiada habisnya.

Medapati keberadaan wanita itu dan mendengarnya dalam kondisi baik-baik saja sudah membuat Bara senang. Dia tak menyangka waktu lima tahun telah mengubah seorang Alice yang begitu gemuk menjadi Kiyonna yang ramping dan rupawan hingga dirinya pun tak menyadari perubahan tersebut.

Awal bertemu dengan Yonna, Bara tak menyadari jika wanita yang berdiri di hadapannya saat pintu lift terbuka adalah Alice yang ia kenal. Wanita itu begitu cantik dan seksi. Walau ia sempat merasakan sedikit familier dengan wajahnya, namun lelaki itu mengabaikannya begitu saja.

Bara terkekeh dengan ketidak pekaannya kali ini.

Bara kembali mengingat pertemuan mereka siang tadi, ia sempat bingung dengan sikap tak nyaman yang wanita itu rasakan terhadapnya. Bara pun merasakan jika Yonna saat itu seakan enggan menatap wajahnya.

Kini Bara sadar kenapa wanita itu bersikap seperti itu padanya. Mereka bukan saja seorang kenalan lama yang baru ketemu, tetapi terdapat kisah rahasia di antara mereka yang hanya wanita itu dan dirinya saja yang tahu. Sudut bibir lelaki itu tertarik sebelah ke atas.

“Apa dia melakukan operasi plastik? Masalahnya aku sempat bertemu dengannya di kantor Tama. Tetapi wajahnya tidak seperti wajah Alice yang aku kenal!”

“Dari informasi yang saya dapat, Nyonya pernah masuk rumah sakit menjalani operasi lima tahun yang lalu. Tetapi aku tidak yakin jika itu operasi plastik karena itu cuma rumah sakit kota.”

“Operasi?”

“Maaf, boss. Aku tak mampu mengorek informasi lebih jauh lagi. Sepertinya ada pihak lain yang menutupi informasi tentang Nyonya. Aku sudah berusaha keras, tetapi tak ada informasi lagi yang aku terima. Pihak rumah sakit seakan bungkam,” jelas Peter.

Rasa penasaran kini mengusik hatinya, Peter adalah orang suruhannya yang paling kompeten dalam tugas. Namun kali ini, hanya sekedar mencari informasi satu orang saja lelaki bertato itu terlihat kesulitan. Ia baru mengetahui keberadaan Yonna dan identitas baru wanita itu baru dua tahun belakangan ini.

Wajah Bara tampak tak sedap di pandang. Mengalihkan kembali tatapan matanya pada Yonna yang masih menikmati hembusan angin malam.

“Apa ia tidak merasakan dingin dengan pakaian terbuka seperti itu!” geram hati Bara. Dari jarak yang cukup jauh seperti itu saja Bara masih bisa melihat Yonna dengan jelas.

“Sebenarnya apa yang kamu sembunyikan dariku?” Hati pria kembali bertanya-tanya.

“Cari tahu lagi, aku akan membayar berapa pun biaya yang kamu butuhkan. Aku yakin banyak rahasia yang disembunyikan Alice dariku hingga ia besusah payah meminta bantuan seseorang untuk menutupi identitas dan informasi tentangnya. Dan cari tahu juga siapa yang membantu menyembunyikan ia selama ini.”

“Baik Boss. Tetapi ada satu lagi hal lagi yang belum saya beritahukan pada anda.”

“Apa itu? Katakan cepat! Kamu tahukan dengan pasti jika aku tak suka ada yang disembunyikan dariku!” Bara menghujamkan tatapan tajam pada bola mata hitam pekat itu.

“Malam kemarin Nyonya bertemu dengan seorang lelaki dan mengobrol begitu akrab dengannya. Lelaki itu adalah adik anda sendiri, tuan Gavin!”

Rahang Bara mengeras dengan kedua tangan menggengam stir begitu erat. Binar matanya semakin tajam seakan ingin menembus kepala Peter.

“Untuk apa ia bertemu dengan mantan suaminya itu? Apa ia masih mau kembali dengan Gavin setelah apa yang telah dilakukan lelaki itu padanya?”

“Dasar wanita bodoh!” Bara marah dan merutuki tindakan Yonna yang memancing emosi di hatinya.

1
Anonymous
Next senja
Helen Nirawan
gk ada yg mau ngalah , heran
Helen Nirawan
kebiri aj tuh si gavin dasar kampret 😈
Helen Nirawan
suami istri sama2 sinting , ampun 😈
Helen Nirawan
kasian baby ny 😓
Helen Nirawan
aduuhh klo mo kurus yg alami jgn makan obat , serem tau , efek ny gk bgs
Helen Nirawan
alice2 lu mo.bikin itu ulet bulu hancur boleh , boleh banget , tp gk hrs ampe lu di cium kan , lu bini org , sadar , tubuh lu di obral gt ?mikir
Anonymous
Next
Helen Nirawan
biar gmn jg klo mereka nikah , selama ny berurusan dgn keluarga ny , gk mgk kan gk ketemu gk kumpul2 , gk bs lepas , itu yg susah , akan ada ribut , gk ngaruh tggl pisah ato engga , krn si gavin sialan itu pasti cari penyakit mulu 😨😓
Helen Nirawan
klo diliat mereka berdua sama2 salah
Helen Nirawan
Bara lu aneh tau , dr awal lu tidur berdua itu , lu mo kawinin dia krn emak lu , terus lu jg mo tanggung jawab jg bkn krn lu sayang cinta ma alice , cuman sekedar tgg jwb doank , kesan ny jd terpaksa
Helen Nirawan
jgn sampe ketemu , awas aj
Helen Nirawan
gk usah nyari in alice , buat apa ? klo kamu kawin in buat apa ? dia di sakitin keluarga elu , coba mikir klo kawin berarti msk lagi dlm keluarga yg nyakitin , sapa yg dodol mo msk kesitu
Helen Nirawan
awal2 belain alice mati2 an , eh pas liat lgs si cewe kampret brubah pikiran , trus denger dia hamil.makin keliatan tuh brubah ny , sama aj ujung2 ny , anak bpk emak sama 11 12 , alice kamu dah ditalak napa msh disitu tggl ny , aneh , angkat kaki lah , heran
Helen Nirawan
bs gk jgn cengeng , cowo murah gt gk usah ditangisin gk penting tau 😓
Anonymous
Next
sihat dan kaya
tiada istilah derhaka pada mertua.... cam kan itu... org tua egois
sihat dan kaya
ahhh kau sendiri tak mampu melahirkan anak perempuan... cerewet si nenek ini .. tak suka peel org tua mcm ni .. egois..tak bercermin diri...
Anonymous
R
Nurmiati Aruan
setuju sama vano
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!