NovelToon NovelToon
Game Of The Earth, When Others Become Players I Become God

Game Of The Earth, When Others Become Players I Become God

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Identitas Tersembunyi / Permainan Kematian
Popularitas:537
Nilai: 5
Nama Author: Rafli Ananda

Reza yang mana terlahir dengan kehidupan yang membosankan hanya tertarik dengan sebuah game simulasi tentang Dewa, di dalam game tersebut dia menjadi sosok Dewa yang mengendalikan jutaan umat dan di sana dia berhasil menaklukan sebuah dunia dan menjadi Dewa tingkat Superior. Yang tidak Reza ketahui ialah kalau game yang dia mainkan saat ini muncul di Bumi, dan orang-orang yang ada mulai menjadi player yang mana harus bertahan hidup dari setiap permainan yang muncul untuk menghibur para Dewa/i. Di situasi yang penuh akan keputusasaan tersebut Reza menemukan dirinya menjadi salah satu Dewa yang memainkan permaianan tersebut, dengan tujuan untuk bersenang-senang dan menjadikan Bumi miliknya, Reza memulai rencananya untuk menjadi Dewa terkuat di bumi dan memenangkan setiap permainan yang ada.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rafli Ananda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17 Sang penjaga labirin

Beberapa saat sebelum Reza berhasil mengalahkan Dewa ular yang menyukai penderitaan, di sana Andi terlihat sedang kesulitan karena berjalan-jalan di dalam labirin yang penuh dengan kabut. Pandangan matanya terhalangi oleh kabut dan bukan hanya itu saja, di dalam kabut tersebut terdapat beberapa jebakan serta monster yang mana menyerang Andi di saat dirinya lengah.

“Haaah… Haaah… Aku mulai kelelahan, nampaknya datang kemari sendirian bukanlah keputusan yang tepat… walaupun aku bisa menghindari pembantaian yang tidak di perlukan, akan tetapi akan sangat sulit untuk bisa melewati labirin ini” pikir Andi.

Sambil menghabisi para monster yang ada di dalam labirin itu, Andi terus maju “Tringgs… Tringgs…” dia menggunakan darah dari para monster untuk membuat tanda di setiap jalan yang dia lalui, dengan tanda darah tersebut Andi berharap kalau dirinya tidak tersesat di jalan. Akan tetapi semakin dalam Andi masuk kedalam labirin itu, semakin banyak cabang jalan muncul di hadapannya.

Dari cabang-cabang jalan tersebut Andi dapat merasakan haus darah yang kuat dari para monster yang ada di sana, dan dengan senyuman di wajahnya “Wushkk…” Andi tetap maju untuk menghadapi para monster yang ada di sana. Di tengah perjalanannya, Andi mulai melahap beberapa daging monster yang dia lihat dapat untuk di makan, semua itu karena Andi ingin menghemat persediaan miliknya.

Setelah beristirahat di selama satu jam penuh, Andi kemudian mulai melanjutkan perjalanannya. Di tengah-tengah perjalanannya Andi melihat beberapa batu ukiran yang ada di dalam labirin itu, batu-batu ukiran tersebut menunjukkan gambaran dari para orang-orang yang dulunya pernah memasuki labirin itu, dan bagaimana nasib akhir mereka.

“Penderitaan, kesepian, ketakutan, dan juga penghianatan, nampaknya boss dari Dungeon ini memiliki banyak cara untuk menaklukan para penantangnya… dari yang bisa aku lihat, dia sepertinya dapat melihat ke seluruh labirin ini, dengan kata lain dia saat ini sedang melihat diriku” pikir Andi.

Andi yang mana baru beristirahat sebentar secara tiba-tiba di datangi oleh beberapa monster aneh, mereka terlihat seperti monster Minotaurus akan tetapi dengan tubuh yang kurus, bukan hanya itu saja senjata mereka terlihat berkarat dan tak terawat, dan di saat melihat kearah Andi para monster itu meneteskan air liur mereka seakan-akan melihat sebuah santapan besar.

“Aku bisa merasakan keinginan mereka untuk melahapku, menari… apa kalian pikir bisa mengalahkanku” pikir Andi.

“Crraak… Traak…” dengan cepat Andi mengeluarkan senjata api sub machine gun yang dia bawa, dan menggunakan senjata api itu “Tratatatassk…” Andi menyerang para monster tersebut. Serangan dari peluru senjata api itu hanya memberikan sedikit dampak pada tubuh para monster yang di lapisi kekuatan Force. Akan tetapi serangan Andi tetap menyakiti tubuh mereka, dan membuat para monster Minotaurus tersebut terpaksa harus melindungi kepala dan mata mereka, dengan pandangan mata yang terhalangi itu “Wushkk…” Andi dengan cepat maju untuk menyerang para monster Minotaurus tersebut.

“Crrast… Krrast… Traas…” dengan cepat Andi memotong-motong tubuh para monster Minotaurus tersebut, dia menggunakan kapak miliknya untuk mengalahkan mereka semua dengan mudah. Akan tetapi karena tidak biasa menggunakan senjata kapak miliknya, “Tranggs…” beberapa Minotaurus berhasil menghadang serangan kapak tersebut.

“Ugghkk… sial, aku belum terbiasa menggunakan senjata berat seperti ini” pikir Andi.

Karena tangkisan dari monster Minotaurus tersebut, Andi kehilangan keseimbangannya dan sulit untuk bergerak, mengambil kesempatan itu “Grroaaar…” para monster Minotaurus itu mulai menyerang Andi. Akan tetapi Andi dengan cepat langsung bereaksi, dia menggunakan senapan mesin di tangan kirinya untuk menyerang kembali, dengan peluru yang di tembakkan “Tratatassk…” oleh senapan mesin tersebut, para Minotaurus tersebut menjadi kehilangan kesempatan untuk menyerang Andi.

Melihat para Minotarus yang berhenti menyerang karena rasa sakit dari tembakkan Andi, “Wushkk…” Andi dengan cepat maju kembali, dan “Crrast… Krras… Trrask…” dia membunuh para Minotaurus yang tersisa di tempat itu. Setelah itu Andi kemudian merasa kelelahan, akan tetapi “Srrahkk…” Andi pada saat hanya tersenyum karena melihat darah dari para Minotaurus tersebut mulai di serap oleh kapak miliknya.

“Aku bisa merasakannya, kekuatanku meningkat sedikit demi sedikit… aku rasa kapak ini mulai mengakuiku sebagai tuannya, dan dengan darah boss monster Dungeon ini aku rasa aku bisa mendapatkan pengakuan dari kapak ini” pikir Andi.

Setelah berhasil mengalahkan para Minotaurus tersebut, “Srrahkk…” kabut asap hitam mulai muncul di sekitar Andi, kabut asap itu menutupi seluruh pandangan Andi dan membuatnya tidak dapat melihat area sekitarnya. Dan saat kabut asap tersebut telah menghilang, Andi telah berada di tempat yang sangat berbeda, di tempat itu sama sekali tidak ada dinding labirin yang menghalangi jalannya, malahan tempat itu seperti sebuah arena yang hanya memiliki satu buah jalan.

Dan saat Andi melihat kearah jalan di arena tersebut, “Dussk… Dussk…” sesosok monster Minotaurus dengan tinggi 4,5 meter keluar, monster Minotaurus itu tidak seperti yang lainnya, tubuhnya berotot kuat dan dia mengeluarkan aura yang sangat mematikan. Saat Andi melihat kearah monster Minotaurus tersebut, “Pinggs…” layar proyeksi sistem muncul dan memberitahu pada Andi nama dari monster tersebut.

“Nama : Shadow Of Aldebaran, Owner of the Great Labyrinth”

Di sisi lain di Domain para Dewa, di sana para Dewa/i sedang asik menonton para player mereka yang sedang bertarung di dalam ke 4 Dungeon, dan salah satu yang paling menarik adalah Andi yang merupakan avatar milik Reza. Tidak seperti para player lainnya, Andi hanya seorang diri di dalam Dungeon tersebut, dan lawannya bukanlah boss monster biasa.

“Tunggu dulu, kenapa dia ada di sana… apakah anggota Biro sudah gila, kenapa mereka memasukkan seorang Dewa di dalam game” kata salah satu Dewa/i yang terkejut melihat lawan dari Andi.

Aldebaran atau di kenali sebagi Owner of the Great Labyrint, adalah sosok Dewa tingkatan Superior yang lebih di kenali sebagai Dewa banteng dari 12 bintang. Aldebaran adalah penguasa dari para Minotaurus dan juga ahli bela diri tinju terkuat di antara para Dewa, banyak pengikutnya menjadi ahli bela diri terkenal karena belajar langsung ataupun menerima berkat dari dirinya.

Dan pada saat itu wajah Aldebaran mulai terlihat, dia seperti manusia dengan kulit kehitaman dengan mata merah darah, dengan dua tanduk banteng di kepalanya, Aldebaran memancarkan aura permusuhan yang sangat kuat. Melihat kematian yang ada di depan matanya, Andi tidak bisa menahan diri dan tersenyum dengan sangat lebar.

Dengan cepat “Cringgs…” Andi mengeluarkan sebuah granat di kantungnya dan melemparkannya kearah Aldebaran, akan tetapi “Taassk…” Aldebaran dengan mudah menepis Granat itu jauh kearah udara dan, “Bomshkk…” saat Granat tersebut meledak dengan cepat Aldebaran telah berada di depan Andi. “Srrahkk…” saat itu Aldebaran membalut tinju miliknya dengan kekuatan Force, dan dengan kuat “Bumshkk…” dia melancarkan serangan telah kearah Andi.

Para Dewa/i yang melihat hal itu terkejut, karena melihat sosok Aldebaran yang mana dapat menggunakan kekuatannya dengan bebas di dunia manusia. Akan tetapi Reza yang baru saja kembali keruangannya melihat hal itu semua, dan sambil memegang Story baru miliknya dia berkata.

“Hooo… menarik, nampaknya Biro bertindak sedikit kelewatan… akan tetapi ini bagus juga, dengan ini dia dapat mewarisi setengah dari story itu”

.

.

.

Bersambung…..

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!