Perjalanan takdir siapa yang tahu. Itulah yang tengah di rasakan oleh Alula, seorang remaja polos berusia 18 tahun yang harus mengalami penderitaan karena terjebak di sebuah hotel bersama seorang pria asing yang tengah mabuk dan hamil anak orang tersebut lalu di usir oleh ibu tirinya karena di tuduh membawa aib, belum lagi ia harus putus sekolah karena tidak mau membuat sekolah nya malu akan kelakuan nya yang hamil di luar nikah.
Namun, Siapa sangka sebulan kemudian tiba-tiba ia di bawa paksa oleh beberapa orang berpakaian hitam dan terbangun sebuah kamar mewah bernuansa hitam dan mendapatkan keberadaan seseorang yang telah merenggut harta berharga yang ia jaga selama ini dan berkata akan membahagiakan dirinya dan anak yang ia kandung. Seseorang tersebut bernama ' Nathan darendra Alexander' .
Gimana kelanjutannya? jangan lupa baca, like komen and vote sayang
⚠️ cerita ini asli dari pemikiran sendiri ⚠️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wdy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
eps 10
Hari sudah larut. sinar matahari sudah berganti dengan sinar bulan purnama. Sepasang pengantin baru yang masih tidur lelap di bawah selimut tebal yang menyelimuti tubuh mereka dengan saling memeluk satu sama lain.
Alula melenguh dalam tidurnya. perlahan ia membuka kedua matanya dan kegelapan yang menyambung nya. Tangannya meraba nakas lalu menghidupkan lampu tidur yang ada di sana.
Alula menyesuaikan mata nya terhadap cahaya yang masuk ke dalam retina mata nya. Sejenak ia menahan napas ketika matanya langsung menatap wajah damai Nathan yang sedang tidur menghadap dirinya. Dengan ragu tangannya menggapai wajah tersebut. Ia menyentuh mata lalu turun ke hidung mancung Nathan dan terakhir tangan nya berhenti ketika akan mendarat di bibir pink Nathan. Ketika ingin menyentuh nya tangan nya langsung ditangkap oleh tangan kekar Nathan.
" eh?. " Alula terkejut, tubuh nya membeku merasakan tangan Nathan menggenggam tangan nya.
" Jangan sentuh. " Ucap nya serak
" Ha?. " Alula mendadak menjadi lola di tengah keadaan begini. bayangkan saja suara bangun tidur sudah mendapatkan wajah sempurna Nathan belum lagi suara serak khas nya yang seksi bagaimana Alula tidak salah tingkah dan mendadak menjadi orang bodoh.
Nathan membuka mata nya yang langsung menatap wajah bantal Alula. " Jangan sentuh atau kita akan menjalankan olahraga kembali. "
wajah Alula langsung memerah mendengar ucapan Nathan. Ia menyembunyikan wajah nya di dada polos Nathan.
Nathan terkekeh pelan, ia mengeratkan pelukannya dan meletakkan dagu nya di puncak kepala Alula. " kamu gak mau mandi. " Tanyanya setelah lama hening.
" Sebentar lagi. " Ucap Alula dengan suara terendam.
" Atau kamu mau kita mengulangi yang tadi awww. " Nathan mengaduh ketika tangan Alula memukul lengan nya, tidak sakit memang namun ia hanya reflek saja.
Alula melepaskan pelukan Nathan lalu langsung duduk dari tidurnya. " Dasar bapak-bapak mesum. " Gerutu nya kesal.
" kalo gak mesum gak normal dong. " Sahut Nathan dengan mata masih terpejam.
" Bodo. " Alula bangkit dari duduk nya dan langsung merapikan kemeja Nathan yang ia pakai di tubuhnya.
Tiba-tiba saja Nathan bangkit dari duduk nya dan menatap Alula dengan mata berbinar. " Gimana kalo kita mandi bareng. " Ucap nya tak berdosa.
wajah Alula memerah malu. Dengan kesal Alula langsung melempar bantal yang ada di dekat nya. " Dasar bapak-bapak mesum ihh. " Setelah memukul Nathan, Alula berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh nya yang terasa lengket.
Nathan tertawa pelan melihat Alula sudah hilang di balik pintu kamar mandi. Ia merebahkan kembali tubuhnya dan tak lama matanya terpejam.
Di dalam kamar mandi Alula bersandar di depan wastafel seraya memegang dadanya. Jujur sedari tadi ia menahan debaran jantung ketika berada di dekat Nathan. " Hufft jangan ikutan mesum kaya papa kamu yah. " Alula mengelus pelan perut ratanya lalu memulai ritual mandi nya.
...****...
" Kamu kok gak pernah mual mual lagi?. " Tanya Alula yang asik dengan susu hamil nya. saat ini mereka sedang duduk di kursi yang tersedia di balkon kamar Nathan.
Nathan yang sedang tiduran di pangkuan nya dan asik menciumi perut Alula langsung membalikkan tubuhnya menghadap wajah Alula. Sekarang mereka sudah tidak ada kecanggungan lagi oleh sebab itu Nathan semakin gencar mendekati Alula dan melakukan hal-hal yang ia sukai dari Alula termasuk menciumi perut yang masih rata tersebut.
" gak tahu. kalo Deket kamu mual saya selalu hilang. " Nathan kembali menduselkan wajah nya di perut Alula.
Alula hanya mengangguk saja. Ia meletakkan gelas kosong nya di atas meja lalu tangan perlahan mengelus lembut rambut Nathan.
" Besok kita periksa kandungan. " Ucap Nathan tanpa merubah posisi nya.
" Iya. " sahut Alula singkat.
" Kamu gak kerja?. "
" Enggak. Hari ini Bagas menjalankan hukuman nya jadi saya tidak perlu bekerja. " Sahut nya santai.
" Hukuman? Hukuman apa? " Tanyanya bingung.
" Hukuman mengganggu istri orang. " Nathan bangkit lalu duduk di samping Alula.
" Aku gak ngerti. " Ucap Alula memandang bingung Nathan.
" Gak usah di pikirkan. "
Nathan menarik lembut Alula untuk bersandar di dadanya. Alula hanya diam namun jantung nya rasanya bekerja ekstra di dalam sana.
" Jantung kamu jedag jedug. " Ucap Alula polos.
Nathan menunduk menatap Alula yang bersandar nyaman di dadanya. " Kalo gak jedag jedug mati dong saya. "
" Ihh. " Alula mencubit dada Nathan dengan kesal.
Nathan hanya terkekeh pelan lalu tangannya mengelus rambut Alula dengan lembut.
Entah mengapa berada di dekat Alula Nathan selalu merasakan perasaan nyaman seperti berada di dekat ibu nya, padahal mereka baru dekat beberapa hari. Biasanya orang-orang di luaran sana pasti harus menjalani masa pendekatan dengan waktu yang cukup lama baru menimbulkan perasaan yang amat nyaman, namun ia dan Alula tidak. Sepertinya Alula adalah wanita istimewa yang memang di takdir kan untuk nya.
...****...
Sedangkan disisi lain, lebih tepatnya di ruangan Presdir, Alexander Company. Bagas tengah uring-uringan melihat setumpuk berkas yang sangat banyak di meja nya saat ini. Nathan memang tidak main-main menghukum nya. Ia sampai lelah menghadapi berkas-berkas ini.
" Huff dasar Nathan jingan. " Gerutu Bagas kesal. Ia mengacak rambutnya frustasi. Jujur ia kapok menjahili Nathan seperti kemarin. Lihat akibat nya, dia jadi mengerjakan semua berkas-berkas yang sangat banyak ini. sungguh kasihan.
...****...
" Ma aku kok gak pernah liat anak pembawa sial itu yah. " tanya seorang gadis yang saat ini duduk bersama wanita paruh baya yang asik dengan majalah nya.
" Mungkin mati kali. " Sahut wanita paruh baya tersebut bernama Vita. yah, dia adalah mama tiri Alula yang dengan tega nya mengusir Alula dari rumah.
" Mungkin kali yah. Kasihan sekali hidup nya. " Ucap Aulia---kakak tiri Alula sok sedih.
" ngapain kasihan sama anak gak tau malu kaya dia. malah kita seharusnya happy dia bisa pergi jauh-jauh dari rumah ini. " Aulia mengangguk mendengar penuturan sang ibu.
" Iya yah, tapi gak ada yang buatin aku pr lagi ma. kalo ada dia kan dia yang ngerjain pr aku terus beresin kamar aku. Lihat aku jadi capek kayak gini. " lanjut nya dengan nada kesal.
Vita mengangkat wajahnya dari majalah lalu menatap anak semata wayangnya. " udalah gak papa yang terpenting anak sial itu Uda jauh dari pandangan kita. " Ucap nya seraya mengelus lembut rambut anak nya.
" Iya yah, hufft yaudah deh gak papa yang penting dia Uda musnah dari rumah ini. " Aulia tersenyum memandang ibu nya yang juga ikut tersenyum.
" Ayah pulang. " Ucap seseorang lantang dari arah pintu.
mendengar itu Aulia dan ibunya langsung bangkit dari duduknya. Aulia berlari ke arah ayah nya yang berdiri di dekat pintu dengan tangan memegang beberapa paper bag.
" Anak ayah. " Dimas mengelus lembut rambut anak nya yang berada di dalam pelukannya.
Aulia mendongak menatap ayah nya. " oleh-oleh aku mana?. "
Dimas tersenyum lalu mengangkat beberapa paper bag. wajah Aulia berbinar lalu mengambil paper bag tersebut. " Makasih ayah. " Aulia pergi dari sana menuju kamar nya untuk membuka oleh-oleh dari Dimas.
" Kamu Uda pulang mas. " Ucap Vita mencium punggung tangan Dimas.
Dimas tersenyum lalu mengangguk. " Iya aku capek banget nih. " Dimas memeluk pundak Vita lalu berjalan menuju kamar mereka.
" Sayang aku Rindu deh sama Lula. " Ucap Vita setibanya mereka di kamar. wajah menunjukkan ekspresi sendu.
Wajah Dimas langsung datar mendengar nama tersebut. Ia melepaskan pelukannya lalu berujar. " Jangan sebutin Anak sial tersebut lagi. " Dimas beranjak dari sana menuju kamar mandi dan membanting pintu dengan kencang.
Brakk
Vita tersenyum licik lalu menggelengkan kepalanya pelan. " Alula yang malang. "
Bersambung.....
JANGAN LUPA LIKE KOMEN AND VOTE READERS....