NovelToon NovelToon
Pertukaran Jiwa: CEO Kejam Menjadi Istri Teraniaya

Pertukaran Jiwa: CEO Kejam Menjadi Istri Teraniaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Romansa / Bullying dan Balas Dendam / Balas dendam pengganti
Popularitas:81k
Nilai: 5
Nama Author: Santi Suki

Rachel sering mendapatkan siksaan dan fitnah keji dari keluarga Salvador. Aiden yang merupakan suami Rachel turut ambil dalam kesengsaraan yang menimpanya.

Suatu hari ketika keduanya bertengkar hebat di bawah guyuran hujan badai, sebuah papan reklame tumbang menimpa mobil mereka. Begitu keduanya tersadar, jiwa mereka tertukar.

Jiwa Aiden yang terperangkap dalam tubuh Rachel membuatnya tahu apa yang sebenarnya terjadi kepada sang istri selama tiga tahun ini. Begitu juga dengan Rachel, jadi mengetahui rahasia yang selama ini disembunyikan oleh suaminya.

Ikuti keseruan kisah mereka yang bikin kalian kesal, tertawa, tegang, dan penuh misteri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Tubuh orang-orang di ruangan itu mulai dibanjiri keringat dingin. Bau ketakutan membaur dengan aroma ruangan yang semakin terasa pengap. Aiden menerima laptop itu tanpa berkata sepatah pun. Wajahnya seperti ukiran batu, keras, dingin, tak terjamah emosi.

Saat video diputar, layar memperlihatkan segala kebusukan yang selama ini mereka tutupi. Aiden menahan napas, kedua tangannya mengepal begitu kuat hingga buku-bukunya memutih.

“Berani-beraninya kalian menyiksa Rachel dengan cara itu!” bentak Aiden. Suaranya membelah udara seperti petir yang menggelegar. Seluruh tubuh orang-orang di ruangan itu menegang. Tak satu pun berani menatap wajah Aiden.

"Ambilkan aku cambuk itu!" seru Aiden lagi, kali ini dengan nada mengancam. Suaranya tak lagi seperti manusia biasa. Dia kini seolah menjadi algojo yang siap mengeksekusi terpidana.

Semua orang saling pandang. Tak ada yang bergerak. Ruangan hening, hanya terdengar detak jam dinding dan deru napas panik. Hingga akhirnya seorang pelayan tua yang kurus, tubuhnya sudah membungkuk karena usia, melangkah perlahan ke sebuah guci besar di dekat sofa.

Dengan tangan gemetar, dia mengeluarkan benda panjang yang terbuat dari kulit. Cambuk yang tampak sudah usang tapi masih tajam dan kuat, akan terasa menyakitkan jika kena ke kulit. Suaranya serak saat berkata, “I—ini ... Tuan.”

Wajah-wajah yang ada di sana berubah muram. Seakan mereka tahu, pelayan tua itu baru saja menggiring mereka ke pintu neraka.

Aiden menerima cambuk itu dengan sorot mata dingin. Sambil memutar-mutar gagangnya di telapak tangan, ia mendekati pria keamanan.

“Kalian akan mendapatkan hukuman atas perbuatan jahat yang dilakukan kepada Rachel,” ujarnya datar, namun mengandung petaka.

“Tidak ...!” Pria keamanan itu langsung berlutut. “Aaaaa! Ampuni saya, Tuan!”

Cambuk melayang di udara. Suara kerasnya menampar ruangan lima kali. Setiap sabetan diiringi teriakan dan isakan. Tubuh pria itu menggeliat kesakitan, terlebih tenaga Aiden sangat kuat dan dalam keadaan emosi.

“Kamu pantas mendapatkan hukuman ini,” kata Aiden dengan penuh amarah. “Karena sudah berani berbohong kepada tuanmu yang memberi makan.”

Pria itu mengangkat wajahnya, penuh peluh dan air mata. “Maaf, Tuan! Saya mengaku salah karena sudah menghapus rekaman video dan merusak kamera CCTV. Itu semua atas perintah Nyonya Anne.”

Seketika semua mata menoleh ke arah Anne. Kepala pelayan itu terdiam. Wajahnya memucat seperti kapur, tangan gemetar tak berdaya. Namun, sebelum dia sempat berkata apa pun untuk membela dirinya, Aiden sudah mengayunkan cambuk itu dengan brutal. Suara benturan kulit cambuk dengan tubuhnya menggelegar, disusul pekikan panjang.

"Aaaa!"

Anne tersungkur ke lantai. Bahunya terguncang hebat karena menahan sakit. Akan tetapi cambuk Aiden belum berhenti. Ia terus menghantam punggung wanita itu hingga lima kali, masing-masing lebih keras dari yang sebelumnya.

“Tu—Tuan ... ampuni saya,” lirih Anne sambil menahan tangis. Darah mulai merembes dari punggungnya, membasahi kain seragam kerjanya.

Aiden mendekat, suaranya serak penuh amarah. “Apa kamu tidak pernah berpikir kalau Rachel sering merasakan kesakitan seperti ini, hah?!”

Anne menangis diam-diam. Suara isaknya tertahan karena rasa malu dan nyeri yang tak terkira. Darah dan air mata menjadi saksi atas kebrutalan masa lalu yang kini berbalik menuntut keadilan.

Orang-orang yang menyaksikan hanya bisa menunduk. Tak ada yang berani membela. Atmosfer ruangan itu telah berubah menjadi ladang penyiksaan yang nyata. Mereka semua tahu, badai belum berlalu karena amarah Aiden belum mereda.

Aiden berdiri tegak, tubuhnya menghadap Hillary. Napasnya masih terengah, tapi sorot matanya kini menyorot langsung ke sepupunya yang ketakutan.

“Sekarang giliran kamu, Hillary,” ucap Aiden datar, namun seperti palu godam yang jatuh menghantam lantai.

“A—apa?!” Hillary terperanjat. Suaranya lirih, matanya membesar.

Nenek Hilda di sampingnya juga membelalak, tangan gemetar memegangi ujung kursi. Mereka tak pernah menyangka Aiden akan tega, bahkan kepada keluarganya sendiri.

"Jangan gila kamu, Aiden!" bentak Nenek Hilda. "Hillary itu saudara kamu. Seharusnya kamu melindungi dan menjaga dia."

Aiden tertawa sinis. Jika saja dia masih dirinya yang dulu, mungkin akan mendengarkan ucapan neneknya itu.

"Lalu, bagaimana dengan Rachel? Dia istriku!" balas Aiden. "Dan kalian ... dengan tega selalu menyiksanya."

"Ada apa dengan kamu, Aiden?" tanya Nenek Hilda yang masih diliputi rasa marah. "Bukannya selama ini kamu tidak perduli kepada Rachel. Lalu, kenapa sekarang kamu membelanya?"

"Itu karena aku sudah termakan oleh hasutan kalian!" balas Aiden dengan suara yang tidak kalah keras. "Kalian bekerja sama untuk menindas Rachel dan memfitnahnya. Seakan-akan dia penjahat sesungguhnya."

Wajah orang-orang di sana semakin tegang dan ketakutan, seakan sedang berhadapan dengan malaikat maut yang bersiap mencabut nyawa mereka. Sungguh, hal ini tidak pernah terbersit sedikit pun dalam pikiran mereka, kalau Aiden akan membela istrinya yang selama ini diabaikan.

Aiden berjalan mendekat ke arah Hillary. Dia bersiap mengayunkan cambuknya.

"Hentikan, Aiden!" teriak Nenek Hilda yang kini berdiri di depan Hillary.

"Grandma pikir aku tidak akan memberikan hukumanmu," kata Aiden dan itu membuat mata Nenek Hilda melotot.

"Kau ... kau ... berani terhadap nenekmu sendiri!" Nenek Hilda menunjuk muka Aiden.

"Kenapa, Grandma? Selama ini Grandma juga ikut menyiksa Rachel, kan?" Aiden bicara dengan nada penuh ejekan. "Ke mana perginya Grandma yang baik hati dan penyayang itu?"

"Ka-karena ... Rachel tidak pantas untuk mendapatkan kasih sayangku!" balas Nenek Hilda dengan sorot mata yang menantang.

Aiden menatap dingin neneknya. Dia tahu kenapa Nenek Hilda yang awalnya dekat dan sayang kepada Rachel, bisa berubah.

"Apa karena Rachel sudah membunuh calon keturunan keluarga Salvador?" tanya Aiden. "Dia tidak membunuh calon anak kita. Tetapi, dia keguguran akibat jatuh dari anak tangga yang licin akibat minyak goreng."

Wajah Nenek Hilda seketika berubah terkejut. Karena dia tidak menyangka kalau Aiden akan percaya dengan ucapan Rachel.

"Rumah kita selalu bersih dan rapi. Bagaimana bisa ada tumpahan minyak goreng di anak tangga?" tanya Nenek Hilda yang masih percaya kalau itu hanya akal-akalan Rachel saja biar tidak disalahkan.

"Hal itu mudah saja. Karena minyak goreng bukan suatu barang langka, tapi barang yang mudah di dapatkan dan selalu ada di rumah," ujar Aiden. Seakan dia tahu siapa yang sudah melakukan perbuatan itu dan menyaksikannya dengan mata kepala sendiri.

Hillary merasa berubah seperti patung. Tubuhnya menegang dan tidak bisa digerakkan ketika mata Aiden menatap ke arahnya dengan tatapan tajam.

"Tidak ... bukan aku, Aiden!" Suara Hillary mencicit, padahal dia sekuat tenaga untuk bisa berbicara.

Seolah membayar rasa sakit yang dirasakan oleh Rachel, Aiden melayangkan satu cambukan ke tubuh Hillary. Tentu saja itu membuat terkejut semua orang.

"Aaaaa!" Satu pukulan cambuk itu langsung membuat Hillary jatuh terduduk ke lantai.

"Hillary!" Nenek Hilda langsung memeluk tubuh sang cucu.

"Ada apa ini?!" Suara keras terdengar dari arah belakang. 

Aiden pun menoleh. Ekspresi dia masih terlihat dingin dan keras.

***

1
Ita rahmawati
weh gimana toh guard² bisa²nya kena tembak bareng² terus siapa nih yg bakal nolong aiden sm rachel 🤦‍♀️🤦‍♀️
Ita rahmawati
oh tidak semudah itu damiankalo mau menculik rachel,,krna dia sesungguhnya adalah aiden 🤣🤣
🌸Santi Suki🌸: 👍👍👍👍👍
total 1 replies
Lyvia
tubuhnya rachel tp jiwanya kn jiwanya damian, pasti seru klu bner kejadian mereka memculik rachel
🌸Santi Suki🌸: 👍👍👍👍👍
total 1 replies
Esther Lestari
Damian jangan coba2 berani menculik Rachel
🌸Santi Suki🌸: 👍👍👍👍👍
total 1 replies
Susi Akbarini
lanjuutt..

❤❤❤😘😙😗
🌸Santi Suki🌸: 👍👍👍👍👍
total 1 replies
Susi Akbarini
moga2 Rachel bnayak yg nglindungi..
terselamatkan dari kehahtan damian..

❤❤❤😍😙😙😗
🌸Santi Suki🌸: 👍👍👍👍👍
total 1 replies
Noor hidayati
ingat damian,kejahatan tidak selamanya menang,suatu saat kamu pasti tersungkur
🌸Santi Suki🌸: 👍👍👍👍👍
total 1 replies
Ita rahmawati
semakin seru
🌸Santi Suki🌸: 🔥🔥🔥🔥🔥
total 1 replies
Susi Akbarini
moga gak ada yg celakai matius..
❤❤😍😙😗
🌸Santi Suki🌸: 👍👍👍👍👍
total 1 replies
Susi Akbarini
waduhhh..
berhasilakhn Aiden dalam pwngadilan..
❤❤❤😘😙😗
🌸Santi Suki🌸: 🔥🔥🔥🔥🔥
total 1 replies
Esther Lestari
untung Tomy masih bisa diselamatkan oleh Aiden walau hancur badannya.
Noor hidayati
damian itu sudah bau tanah,tapi kok belum insyaf juga
Alyanceyoumee: Assalamualaikum.
Kaka, Boleh coba baca karya ku berjudul "Parting Smile" siapa tau Kaka suka.
insyaallah seru ko... xixi
di tunggu ya ☺️🙏
total 1 replies
Ita rahmawati
makin seru dn lumayanlah ikut deg²an 🤣
Susi Akbarini
astaga Damian...
😘😍😙😗😗😡😡😡
Hasanah Purwokerto
Rachel harus lebih waspada nih,,skrg dia juga jd targetnya Damian...
Aiden,,jgn sampai lengah yaa
Hasanah Purwokerto
Ternyata penjara bukan halangan untuk Damian ttp melakukan kejahatan..
Esther Lestari
ternyata Damian Ford berada dalam penjara tapi masih bisa mengendalikan kejahatannya, kalau uang sudah ikut campur apa yg tidak bisa dilakukan dlm penjara sekalipun.
Hati2 Aiden, istrimu dijadikan sasaran
🌸Santi Suki🌸: iya, bener
total 1 replies
Ita rahmawati
jgn terlalu menonjol hel, sekarang kmu jd target damian
🌸Santi Suki🌸: 🤧🤧🤧 pada dasarnya yang isi raga Rachel itu Aiden dan mereka ke mana-mana selalu berdua
total 1 replies
Ita rahmawati
sosok si damian ini kok serem ya padahal blm muncul tp aura jahatnya serem bgt 😔😔
🌸Santi Suki🌸: 😅😅😅😅😅
total 1 replies
Susi Akbarini
lanjuutttt...

❤❤❤😍😙😙😗
🌸Santi Suki🌸: 👍👍👍👍👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!