NovelToon NovelToon
Pergi Untuk Kembali

Pergi Untuk Kembali

Status: tamat
Genre:Romansa / Kontras Takdir / Healing / Tamat
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: mom fien

To heal & to grow

Remember,
when you forgive, you heal.
And when you let go,
you grow.
-unknown

Aku membaca tulisan di dinding ruang tunggu, yah aku juga tau teorinya namun kenyataan tak semudah teori, ucap Alena dalam hati.
Aku Alena, ini kisah percintaanku, dimana aku seorang pengecut yang merasa rendah diri, setiap ujian datang menghampiriku maka aku akan memilih untuk pergi, merasa menghindari masalah adalah jawaban yang tepat. Lagipula menjalani cinta dan jatuh cinta adalah 2 hal yang berbeda. Kamu bisa jatuh cinta tanpa perlu memikirkan latar belakang dan konsekuensi yang datang bersamanya. Sedangkan menjalani cinta berarti perjalanan panjang yang penuh dengan pertanyaan dan keputusan disetiap ujiannya.

"Al, aku berjanji untuk selamanya bersamamu menjalani kehidupan ini, apapun yang terjadi di masa depan, yakinlah, kamu akan selalu menjadi pilihan pertamaku".

Full of love,
Author 🤎

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom fien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Happy End?

3 Tahun berlalu, kini aku memiliki seorang putra berumur 8 bulan bernama Joal, yang merupakan singkatan dari Jason dan Alena. Aku sempat melayangkan protes pada Jason, namun ia bersikeras dengan nama itu. Lama kelamaan nama itu terdengar indah ditelingaku dan aku akhirnya aku luluh menerimanya. Saat pertama kali Joal diletakkan didadaku sesaat setelah ia terlahir, aku teringat akan surat mama, yang mengatakan mengenal cinta seakan belum pernah mencintai. Air mataku menetes bahagia dan terharu, melihat bayi kecil yang tampak rapuh ini menangis didadaku. Mama... lihat Joal..., seperti kata mama, kini aku mengerti kata mencintai seperti belum pernah mencintai sebelumnya, ucapku dalam hati.

Ya 3 tahun telah berlalu, tapi setiap aku mengingat mama, air mata selalu berada diujung pelupuk mataku. Setiap perkembangan Joal, aku selalu melaporkannya pada mama didalam setiap doa malamku. Kurasa kebiasaan untuk berbicara dengan mama, tidak akan pernah luput dari doaku.

Aku mempekerjakan seorang tenaga ahli untuk membantuku mengelola kafe kecil itu, sedangkan aku fokus mengurus Joal, hanya sesekali saja aku mengecek pembukuan keuangan kafe. Untuk segala perawatan dan keperluan rumah tangga aku memperkerjakan 2 orang asisten rumah tangga, salah satu dari mereka adalah seorang ibu yang telah memiliki putra dan putri yang telah bekerja. Jadi disaat aku merasa kelelahan karena kurang tidur, kadang aku menitipkan Joal padanya selama beberapa jam. Namun mereka adalah pekerja harian, aku masih berpikir bisa menanganinya tanpa perlu bantuan asisten yang menginap.

"Al, sepertinya akhir-akhir ini kamu makin seksi deh".

"Apa sih Jas...!", ucapku merasa jengah mendengar perkataan Jason.

"Kamu juga makin sensitif tau Al".

"Ya lagian, bilang aja aku gendut, aku juga tau aku masih belum balik normal ini berat badannya".

"Ya ampun Al, aku bilang seksi, kok jadi ke gendut. Nih pegang klo ga percaya", tangan Jason meraih tangan kananku lalu membawanya ke arah bagian sensitif di celananya.

"Jasonnn!", ucapku penuh penekanan.

"Apa aku boleh minta ya sayang?", tanyanya selembut mungkin. Siapapun orang diluar tembok ini, tidak akan ada yang mempercayaiku jika Jason bisa berkata merayu dengan nada seperti ini sekarang.

Bahkan seingatku dulu, ia tidak akan bertanya dan langsung menyerangku dengan gayanya yang seakan menuntut disetiap belaian dan ciumannya. Aku sedikit tersenyum mendengar dan melihatnya saat ini.

"Lihat nanti moodku, Joal baru saja aku pindahkan ke tempat tidurnya Jas, aku mau sendiri dulu".

"Mumpung Joal baru banget tidur, masih nyenyak-nyenyaknya, ayolah Al..., aku akan memijatmu dulu bagaimana?"

"Pijat dulu, baru aku pertimbangkan nanti".

Jason langsung tersenyum lebar dan menggendongku ke kamar ala bridal style. Lalu ia membuka piyamaku dan hanya menyisakan pakaian dalamku saja. Aku tidur dengan posisi menelungkup, lalu tangan Jason mulai bergerak memijat tanganku, lalu bahuku.

"Al, apa kamu sudah menstruasi bulan ini?".

"Belum jadwalnya Jas. Kenapa Jas?".

"Akhir-akhir ini kamu sangat seksi dimataku Al, lebih berisi tetapi seksi, sungguh Al. Waktu kamu hamil Joal juga kamu jadi seksi banget Al, auranya berbeda".

"Ah berlebihan kamu, karena ada maunya aja ini bilang begini".

"Tuh kan bawaannya curigaan. Dulu sebelum punya anak kalau aku puji, aku bisa langsung gas untuk main sama kamu, sekarang kayanya aku salah ngomong terus deh. Persis kaya kamu hamil dulu Al".

"Tuh kamu ngaku sendiri kan, muji aku karena ada maunya".

Namun diam-diam aku memikirkan perkataan Jason, sepertinya ada benarnya juga, akhir-akhir ini ia terlihat lebih menyebalkan dimataku, entah apa alasannya, aku sendiri tidak bisa menjawabnya.

"Harusnya sih aku ga mungkin hamil dulu Jas, Joal kan full asi, kata dokter itu kontrasepsi alami".

"Tapi aku pernah dengar itu cuma mitos Al".

"Ya masak dokter bilang mitos sih Jas, lagian Joal belum juga setahun. Mungkin kalau udah setahun kamu harus pakai alat kontrasepsi kalau mau main sama aku".

Jason diam-diam membuka pengait penopang dadaku, lalu mencium punggungku dan bergerak ke bagian pundak lalu leherku.

"Jas...".

"Ssttt Al...".

Kuakui apapun yang Jason lakukan, entah sentuhan ataupun ciumannya, selalu berhasil membangkitkan gairahku. Meski aku dalam keadaan lelah dan sedang tidak mood untuk melayaninya, tapi ia selalu dapat dengan mudah memutar balikkan keadaan.

Desahan desahan yang sebisa mungkin aku tahan, tetap keluar dari mulutku, begitu pula Jason, kami sama sama terbuai dengan permainan kami. Jason bahkan berhasil meluluhkanku, memintaku untuk melakukannya lagi setelah kami beristirahat sebentar mengambil nafas kami masing-masing.

Tidak lama setelah kami sama sama melakukan pelepasan, terdengar suara Joal menangis melalui baby monitor.

"Aku saja yang kesana Al", Jason mengecup keningku sebelum ia bangun dari tempat tidur untuk memeriksa keadaan Joal yang berada disebelah kamar kami.

Aku bersyukur karena Jason ayah yang bertanggung jawab, ia mau berbagi tugas denganku mengurus segala keperluan Joal.

Di usia Joal yang ke 9 bulan, aku dinyatakan hamil anak kedua. Antara bahagia namun juga takut karena aku sungguh tidak merencanakan ini.

"Bagaimana ini Jas? Apa bayinya akan baik-baik saja? Apa aku mampu mengurus 2 bayi Jas?", aku meluapkan ketakutan pada Jason.

"Kamu mampu Al, dan dokter juga sudah mengatakan janinnya normal kan Al, jadi kamu cukup menikmatinya sebagaimana kamu menikmatinya waktu hamil Joal dulu".

"Aku ga yakin Jas".

"Kurasa sebaiknya kita harus mempertimbangkan memperkerjakan suster yang menginap di rumah Al, atau mungkin selain suster juga perlu ada asisten rumah tangga yang menginap juga Al?".

"Ya mungkin sebaiknya begitu... terus mereka tidur dimana? Kita ga pernah siapin kamar untuk hal seperti ini Jas".

"Sepertinya kita bisa mengaturnya dengan sisa lahan yang ada Al".

"Lagi hamil gini mau renovasi tambah bangunan Jas? pasti berdebu kemana-mana Jas".

"Al... kamu tenang ok, aku yang akan mengaturnya, kamu cukup pikirin kebutuhan Joal dan aku aja".

"Kebutuhan kamu?", tanyaku sambil memicingkan mataku, sedikit menebak maksud perkataannya.

"Kamu bayi gede aku Jas?", ucapku sambil menyindirnya.

"Kebutuhan menyusu Al...", ujarnya tersenyum nakal.

"Jasonnnn.... jangan harap!!!".

"Allll... ayolah mana kuat aku puasa Alll...", ujarnya merayu...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!