NovelToon NovelToon
Meraih Mimpi

Meraih Mimpi

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Keluarga / Persahabatan
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: isha iyarz

" Tapi sekarang kamu jauh dari abang. Siapa yang melindungimu kalo dia kembali merundung? " Arya menghela napas berat. Hatinya diliputi kebimbangan.
" Kalo dia berani main tangan pasti Diza balas, bang! " desis Diza sambil memperhatikan ke satu titik.
" Apa yang dia katakan padamu? " Arya menyugar rambut. Begitu khawatir pada keselamatan adiknya di sana. Diza menghela napas panjang.
" Mengatakan Diza ngga punya orang tua! Dan hidup menumpang pada kakeknya! " ujarnya datar.
" Kamu baik-baik saja? " Arya semakin cemas.
" Itu fakta 'kan, bang? Jadi Diza tak bisa marah! " pungkasnya yang membuat Arya terdiam.
Perjuangan seorang kakak lelaki yang begitu melindungi sang adik dari kejamnya dunia. Bersama berusaha merubah garis hidup tanpa menerabas prinsip kehidupan yang mereka genggam.
Walau luka dan lelah menghalangi jiwa-jiwa bersemangat itu untuk tetap bertahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon isha iyarz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

" Ngebahas apa, sih? Penting banget kayaknya " Bulan yang baru pulang dari kantor menarik kursi makan. Keempat gadis yang sedang merubung disatu titik itu menoleh.

Ternyata mereka sedang memelototi ponsel yang layarnya menampilkan profil seorang gadis cantik. Bulan meraih piring dan membuka bungkusan lotek yang dibelinya di pujasera dekat rumah.

" Punya kita ngga ada, kak? " Zeta melirik dengan berselera.

" Tuh, diatas meja kompor. Kalian asyik banget sampe kakak bawa makanan juga dicuekin " Bulan mulai makan.

" Ini, kak! Ada cewek ngeselin banget. Beberapa hari lalu di kantin pake ngusir kita katanya meja di tengah ruangan itu milik dia. Eh, tadi dia ngelabrak Diza begitu pulang kuliah " Mentari menatap kakaknya terlihat emosi.

" Dia anaknya memang begitu. Papanya anggota dewan kehormatan kota " Bulan terkekeh.

" Kakak kenal? " Diza menatap antusias.

" Itu, lho, Tari ... Anak pak Beno. Dulunya pernah nyalon jadi gubernur waktu papa masih ada. Minta dukungan sampe dateng tengah malam karena nungguin papa pulang dari luar kota " Bulan menatap adiknya yang tampak sedang berpikir.

" Lho, dia anaknya bu Kartika? " Mentari menatap tak percaya. Bulan mengangguk. Diza diam mendengarkan. Tentu saja dia juga mengenal gadis itu. Bahkan mungkin dia yang lebih dulu mengenalnya. Karena mereka bertemu waktu sama-sama masih kecil.

" Pernah satu sekolah waktu kelas tujuh, dia dikelas sembilan. Anak pindahan. Anaknya emang sombong, tapi ngga sesongong ini juga! " ujar Mentari masih tampak geram.

" Waktu itu belum " sela Zeta. Tatiana tertawa kecil.

" Beberapa tahun terakhir pamor papanya naik. Makanya dia juga punya power. Saran kakak, sih, ngga usah diladeni. Bukan apa-apa, dia itu senang bikin sensasi. Waktu kelas sebelas aja sampe ngelaporin anak orang ke kantor polisi. Sebabnya cuma gara-gara diteriakin huu saat dia lewat " tutur Bulan.

" Wah, sakit, tuh anak! " cetus Tatiana.

" Kalian ngeliatin profil dia? " Bulan melirik ponsel Zeta yang layarnya sudah menggelap. Keempat gadis itu mengangguk serentak.

" Diapain sama dia, Diz? " Bulan menoleh Diza yang tampak sedang berpikir.

" Ah, ngga apa-apa, kak! " Diza tersenyum.

" Diza ngga mau ngomong dari tadi, kak! Kita juga penasaran diapain sama Witri dan gengnya. " sahut Zeta. Dia juga menatap Diza yang hanya tertawa.

" Kalian memergokinya? " Bulan menatap Zeta. Gadis itu mengangguk.

" Kita nyusulin karena Diza paling akhir keluar. Ngga taunya dia dikerubuti di kelasnya " jelas Zeta.

" Mereka main fisik? " Bulan menatap penuh selidik pada Diza. Gadis itu hanya menggeleng. Dia bisa mematahkan tangan Mischa atau Witri sekalian jika mau. Namun Diza berpikir panjang. Terlalu banyak masalah yang akan dia tanggung jika itu terjadi.

Lagi pula Witri dan teman-temannya tadi hanya membullynya secara verbal. Diza tidak terpengaruh. Dia tahu Witri sudah mengenalinya. Dan tinggal menunggu waktu gadis itu akan mengganggunya. Seperti dulu.

Diza menarik napas panjang. Sikap yang menarik perhatian semua yang ada di sana. Diza terkejut saat menyadari tatapan keempat gadis itu menghujam padanya.

" Ada apa? " Bulan tampak khawatir.

" Kalo ada masalah cerita, Diz! Jangan dipendam sendiri. Kita keluarga 'kan di sini! " Zeta menatap Diza penuh perhatian.

Diza tampak berpikir. Dia tak ingin membuka masa lalu. Namun perhatian teman-temannya membuat Diza ingin sedikit berbagi.

" Kami sudah saling mengenal sebelum ini. " ujar Diza yang mengejutkan semua. Mereka tampak begitu antusias mendengarnya.

" Dulu aku dan bang Arya pernah tinggal di rumah kakeknya. " Diza tersenyum penuh arti. Lalu sedikit cerita tentang itu. Dan tatapan itu membuat keempat gadis itu mengerti. Menghubungkan begitu saja dengan kejadian tadi siang.

" Kamu ngga kenal, Ta? " Mentari menoleh. " Bukannya kalian tetanggaan? " lanjutnya yang membuat yang lain ikut menoleh. Tatiana menggeleng.

" Rumah kakek Dirga beda tempat dengan komplek Tatiana. Lagi pula Witri datang hanya sesekali jika liburan. Itu juga tidak lama. Paling sehari dua saja " jelas Diza lagi. Mereka terdiam beberapa saat lamanya.

" Sudah. Ayo, kita nonton saja. Kakak ada beli kaset baru. Film petualangan " Bulan menghentikan pembahasan itu. Mereka meninggalkan ruang makan untuk beriringan berkumpul di ruang tengah.

*****

Sebulan berlalu, kehidupan Diza aman. Witri seolah menghilang dari peredaran. Mereka tidak bertemu selama di kampus.

" Mereka takut kalik, yah? " Zeta menatap sekeliling kantin.

" Ngga usah dibahas, deh! Bikin mual! " Tatiana mengibaskan sendoknya kedepan.

" Ngga yakin takut. Khawatirnya malah sedang menyusun rencana buat ngebully Diza lagi " Mentari terlihat masygul.

" Ada kita! Dibully, balas! " Tatiana mengacungkan tinju. Zeta mengangguk. Dia tampak bersemangat.

" Anak mami dapat pencerahan " Mentari terkekeh. Zeta hanya tersenyum lebar tanpa suara. Dia juga tidak tahu kapan keberaniannya tumbuh tak terkendali. Mungkin terlalu lama tinggal dalam buaian sang ibu yang begitu memanjakan dan menjaganya tanpa cela.

Saat kebebasan itu dia dapatkan gairahnya untuk mencoba sesuatu yang baru timbul begitu saja. Dia juga merasa tertantang menaklukkan kesombongan seorang Witri.

Dan perkiraan Mentari tepat. Dua bulan berselang, Witri mulai melancarkan aksinya. Dia mulai mengganggu ketenangan Diza secara perlahan. Tindakannya dari yang remeh namun dilakukan masif secara terus menerus.

" Apa? " Suara Arya bagai bom meledak di dekat telinganya.

" Abang jangan teriak! " Diza berseru.

" Abis kamu ngasi kabar mengejutkan begini! Kenapa baru bilang sekarang? Kamu ngga apa-apa, dek? " suara Arya terasa begitu cemas.

Diza tertawa. " Kalo cuma mulutnya doang yang cuap-cuap, Diza ngga ngaruh, kok, bang! " sahut Diza santai. Dia sedang duduk di balkon sambil memperhatikan jalanan yang tampak masih ramai.

" Cuma mulut apa? " Arya berseru marah. Tak ada yang boleh menghina adiknya. Diza terkekeh.

" Bukannya dulu abang membawa Diza menjauh kalo dia jutek trus mengomel? " Diza menertawakan sikap kakaknya.

" Itu beda, dek! " Arya mengusap wajah. " Kita masih memerlukan kakek sebagai tempat bernaung. Jika kita meladeni Witri dan tante Beyna waktu itu, kakek dan nenek pasti sedih. Mereka akan kesulitan menentukan pilihan.

" Tapi sekarang kamu jauh dari abang. Siapa yang melindungimu kalo dia kembali merundung? " Arya berjalan bolak-balik di dapur. Hatinya diliputi kebimbangan.

" Kalo dia berani main tangan pasti Diza balas, bang! " desis Diza sambil memperhatikan ke satu titik. Matanya menangkap gerakan seseorang yang memperhatikan rumah dari kejauhan. Witri? Diza menajamkan mata. Walau hatinya lebih yakin itu seorang laki-laki.

" Sudah lama kalian bertemu? " suara Arya terdengar serak.

" Diawal kuliah, bang! Ngga sengaja front di kantin. Dia mungkin ngga ngeh waktu itu. Cuma Diza udah yakin dia waktu kami bertatap muka. Tiga bulan dia menghindar, bukannya karena emang ngerasa ngga ada urusan, ternyata dia menyelidiki jejak Diza di sini " tutur Diza sambil terus memperhatikan pria yang diyakininya sebagai suruhan Witri.

" Abang belum bisa kesana dalam waktu dekat. Kesibukan kuliah dan kerjaan lagi ngga terhandel " keluh Arya sambil memijit dahi. Diza tertawa.

" Diza ngomong begini bukan minta dijenguk! Diza cuma ngasitau abang, kalo ternyata Diza bertemu dengan masa lalu yang sempat kita hindari. Insya Allah Diza bisa mengatasinya, bang! " gadis itu mulai tersengat nyeri.

Dia yakin kakaknya sedang gundah. Mereka memang punya ikatan batin yang kuat. " Apa cerita Bulan bisa dipertanggungjawabkan? " Arya berdiri di depan jendela. Menatap malam diluar rumah.

" Ya! Om Beno memang sosok yang diperhitungkan di kota ini. Pengaruhnya cukup kuat. Tapi kita wajib membela kehormatan diri jika terinjak 'kan, bang? Selama Witri tidak bersikap konyol Diza akan mengacuhkannya! " gadis itu mulai menguap.

" Apa yang dia katakan padamu? " Arya menyugar rambut. Begitu khawatir pada keselamatan adiknya di sana. Diza menghela napas panjang.

" Mengatakan Diza ngga punya orang tua! Dan hidup menumpang pada kakeknya! " ujarnya datar.

" Kamu baik-baik saja? " Arya semakin cemas.

" Itu fakta 'kan, bang? Jadi Diza tak bisa marah! " pungkasnya yang membuat Arya terdiam.

1
Iza Kalola
Ada lucunya juga padahal jantung lagi dag dig dug mikirin Diza...😃
Iza Kalola
nenek lucnut, 😡🔥
Iza Kalola
Akhirnya mulai terungkap dalangnya.
Iza Kalola
Rekomendasi untuk cerita ini. keren kerenn bangeet
Iza Kalola
makin tegang, makin seru. /Smile//Determined//Kiss/
Pecinta Bunga
Wah, bakalan bertemu nih Arya dan Segara dengan Tama. Mereka memang harus bersatu supaya bisa menyelamatkan Diza
Pecinta Bunga
Wah, bakalan ketemu Arya Segara dan Tama. Mereka memang harus bersatu supaya bisa menyelamatkan Diza
Dhedhe
deg²an bacanya ..ikut berimajinasi 🤭🤭
Iza Kalola
wow woww... sport jantung..🫠
Iza Kalola
penuh misteri 🫠
Aisha Lon'yearz
thanks dukungannya, kaka
Iza Kalola
cukup menegangkan dan aku suka cerita yang seperti ini... semangat thor, masih nungguin kelanjutan ceritanya./Determined/
Iza Kalola
keren, semoga makin banyak yg baca karya ini. semangat selalu author/Determined/
Aisha Lon'yearz
makasihhh 😊
Jasmin
lanjut Thor
Jasmin
aku suka, aku suka... gaya bahasa yg enak dan gak bisa di lewatkan per kata 🥰
Jasmin
mantap Thor
Jasmin
Arya 💥
Jasmin
keren Thor ..
Jasmin
keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!