Cinta Suci Bilqis

Bilqis melihat siapakah gerangan yang menelponnya saat ini dan rupanya yang menelponnya adalah Krisna. Bilqis bukannya tak menyadari kalau belakangan ini Krisna lebih intens dalam menghubunginya dan bahkan Krisna sepertinya memang sengaja untuk mencari obrolan dengannya. Bilqis merasa ada yang aneh dengan Krisna dan sebenarnya ia juga tak mau untuk berburuk sangka pada pria itu namun rasanya sulit bagi Bilqis untuk tak memikirkan berbagai kemungkinan.

"Kenapa?"

"Bukan apa-apa."

Eny jelas melihat kalau ada sesuatu hal yang coba Bilqis sembunyikan darinya namun sepertinya Bilqis memang sedang tak mau menceritakan semua itu. Ia tak ingin memaksa Bilqis untuk bercerita kalau memang Bilqis tak mau menceritakan semuanya.

"Bibi tak akan memaksa kamu bercerita kalau tak nyaman."

Bilqis tersenyum mendengar apa yang Eny katakan, bibinya ini memang selalu membuatnya nyaman dan bisa memahaminya. Bilqis sangat berterima kasih pada Eny karena mau mengerti dirinya.

"Kamu tak perlu berterima kasih, terkadang kita memiliki masalah pribadi yang tak perlu diceritakan kepada orang lain."

"Namun bukan artinya aku tak mau menceritakannya."

"Bibi tahu, saat ini hanya saja bukan waktu yang tepat kan? Maka dari itu Bibi mengatakan tak mau memaksa kamu."

Bilqis tersenyum dan berterima kasih karena bibinya mau mengerti dirinya. Bilqis gegas pamit pulang dan menuju rumah kontrakannya. Ketika sampai di rumah kontrakannya Bilqis menemukan sosok Krisna di sana. Bilqis nampak heran degan apa yang membawa Krisna sampai di sini.

"Ada apa Pak Krisna sampai datang ke sini?"

"Bukan apa-apa, saya hanya kebetulan saja lewat."

"Masuk dulu."

Bilqis mempersilakan Krisna masuk dulu, pria itu masuk ke dalam rumah kontrakan dan mereka duduk diam agak jauh, Bilqis ingin membuatkan minuman untuk Krisna namun Krisna menolaknya dengan alasan dia sudah minum barusan.

"Saya jadi tak enak kalau tak menyuguhi anda."

"Sudahlah, kamu jangan berpikiran begitu."

Bilqis menahan diri untuk tak bertanya pada Krisna namun Krisna bisa melihat semua itu dan menanyakan pada Bilqis.

****

Bilqis terkejut ketika Krisna menanyakan apakah gerangan yang Bilqis rasakan saat ini. Bilqis tak menduga kalau pertanyaan seperti itu justru akan diterima olehnya padahal Bilqis sebenarnya ingin menanyakan apakah yang membuat Krisna sering datang ke sini dan menelponnya untuk bukan mengatakan sesuatu hal yang penting.

"Saya tahu apa yang ada di dalam pikiranmu."

"Maksud Bapak?"

"Sudahlah Bilqis, saya tahu kok."

"Kalau anda tahu kenapa anda tak mau mengatakannya secara langsung pada saya supaya saya tak menebak-nebak lagi?"

Krisna terdiam mendengar apa yang Bilqis katakan barusan, Bilqis sepertinya sudah mulai bisa mengerti ada sesuatu yang Krisna sedang alami dan semua itu berhubungan dengannya. Krisna tak langsung menjawab hanya saja ia seperti diam terlebih dahulu dan memikirkan apakah yang tepat untuk ia katakan pada Bilqis.

"Baiklah Bilqis, saya tak akan menghindarinya lagi dan saya akan mengatakannya secara terus terang bahwa saya suka kamu."

Bilqis tercengang ketika Krisna mengatakan itu semua dengan tenang dan percaya diri. Bilqis merasa bahwa dirinya tak layak untuk Krisna, pria itu terlalu sempurna untuk Bilqis lagi pula saat ini ia belum resmi bercerai dengan Rendi dan ia tak ingin kelak malah timbul fitnah yang berujung pada tak baiknya hubungan antara mereka.

****

Krisna sama sekali tak memaksa untuk Bilqis menerima perasaannya, Krisna paham bahwa proses perceraian Bilqis masih panjang namun Krisna mengatakan akan menunggu semua itu dengan sabar dan tak akan lelah. Bilqis merasa bahwa Krisna berlebihan dan meminta pria itu untuk jangan menantinya.

"Tolong jangan anda tunggu saya."

"Kenapa bisa kamu mengatakan itu?"

"Karena itu hanya akan sia-sia."

Krisna menggelengkan kepala dan mengatakan kalau semua tak ada yang sia-sia. Krisna mengatakan bahwa perasaannya pada Bilqis adalah sesuatu hal yang tulus dan oleh sebab itu maka ia ingin mengutarakan ini sejak lama namun selalu saja ragu untuk mengatakannya.

"Saya sudah lama memendam semua ini, saya takut sekali untuk berterus terang karena kala itu anda masih menikah dengan suami anda. Namun kalau saat ini semua kan sudah berbeda, anda sedang dalam proses bercerai dengan suami anda. Saya merasa kalau ada kesempatan untuk saya bisa mendapatkan anda."

Bilqis bisa merasakan kalau Krisna adalah orang yang baik dan tulus namun Bilqis merasa bahwa dirinya sama sekali tak pantas untuk Krisna. Krisna terlalu sempurna untuk dirinya yang tak sempurna.

"Anda sepertinya sudah salah."

"Kenapa begitu?"

Bilqis mengatakan bahwa tak lama lagi statusnya akan berubah menjadi janda dan itu akan menjadi masalah namun Krisna mengatakan bahwa itu bukanlah sebuah masalah.

****

Rendi masih merasa sedih akibat gagal memertahankan rumah tangganya dengan Bilqis dan kini semua harus dibayar dengan mahal. Bilqis sudah tak sudi lagi untuk kembali padanya padahal Rendi sudah berulang kali meminta supaya Bilqis memercayainya dan ia tak akan mengulang perbuatannya lagi. Ayumi datang ke kantor anaknya dan mengajak Rendi makan siang bersama namun Rendi menolaknya dan beralasan kalau ia sedang sibuk. Ayumi menghela napasnya panjang, ia tahu bahwa Rendi masih marah padanya.

"Kamu masih marah pada Mama?"

"Kenapa Mama menanyakan itu?"

"Kamu masih belum bisa menerima kalau wanita miskin itu memilih untuk bercerai denganmu?"

Rendi nampak kesal ketika sang mama menanyakan hal itu padanya, Rendi mengatakan pada Ayumi untuk tak perlu mengatakan apa pun padanya jika hanya ingin memancing emosinya saja. Ayumi nampak heran dengan sikap Rendi yang seperti ini padahal niat Ayumi ini baik namun Rendi sama sekali tak mau mendengarkannya.

"Mama tak ada niatan buruk, Mama ingin memperbaiki hubungan kita yang mulai renggang belakangan ini."

Rendi menghela napasnya panjang, ia mengatakan pada mamanya untuk jangan mengganggunya saat ini karena sedang banyak pekerjaan yang perlu ia selesaikan. Ayumi menghela napasnya panjang dan kemudian gegas pergi meninggalkan ruangan kerja Rendi. Selepas sang mama pergi barulah ia bisa bernapas lega.

****

Ucapan Krisna beberapa hari lalu padanya nyatanya maish menjadi pemikiran Bilqis hingga hari ini. Bilqis masih belum percaya bahwa Krisna mengatakan suka padanya dan mau menerima masa lalunya. Bilqis tak mau berharap banyak mengenai hubungannya ke depan, Bilqis hanya mau fokus saja pada saat ini dan jalani saja hari dengan sebaik-baiknya. Bilqis mendapatkan gunjingan dari beberapa rekan kerja sesama guru di ruang guru akibat dirinya dan Krisna yang mulai dekat belakangan ini bahkan pertemuan mereka menjadi lebih intens. Bilqis sudha tak tahan dengan semua ini, ia memutuskan untuk tetap keluar dari sekolah ini dan mencari sekolah baru untuk ia mengajar.

"Iya, aku harus keluar dari sini."