Butuh Kasih Sayang Orang Tua

Fia sekarang berada di rumah kakeknya, Samuel menyambut cucu perempuan satu-satunya itu dengan senang karena Samuel sangat mengharapkan cucu perempuannya untuk tinggal bersama dirinya.

“Selamat datang cucu kesayangan kakek.” Ucap Samuel dan memeluk cucunya.

Bahkan ketika Toni mengatakan bahwa Fia akan tinggal bersama dirinya Samuel sangat antusias. Samuel juga menyimpan kamar untuk cucu perempuannya.

Samuel belum mengetahui apa yang terjadi dengan rumah tangga anaknya dan perilaku keluarga Sarah. Toni akan menceritakannya namun Toni akan mencari waktu yang tepat.

“Kakek senang akhirnya kamu tinggal bersama kakek.” Ucap Samuel senang.

“Fia juga senang tinggal sama kakek.” Ucap Fia dengan senyuman.

“Ya sudah kamu bersih-bersih ya.” Ucap Samuel kepada cucunya itu.

Fia mengangguk dan pergi ke kamarnya, barang-barang Fia sudah di bawa oleh pembantu yang ada di rumah itu.

“Andre, tadi kamu bilang mau ke hotel, kamu bilang mau cek keadaan hotel yang ada di kota D.” Ucap Samuel.

Ya Andre terpaksa menunda kepergiannya ke kota D karena dia tidak tenang memikirkan adik perempuannya.

Selain Sarah yang Toni berikan restoran, Toni juga memberikan biaya untuk anaknya membangun usaha, sekarang Andre sudah memiliki dua hotel, hotel pertama di tempat dia tinggal dan hotel yang ke dua berada di kota D.

Teman Andre yang berada di kota D menawarkan tanahnya kepada Andre, Andre yang melihat tempat cocok untuk membangun hotel akhirnya membeli tanah itu dan membangun sebuah hotel di sana.

“Andre masih ada yang di urus jadi aku tunda untuk ke kota D kek.” Ucap Andre memberikan alasan.

“Ya sudah kalau gitu kamu juga bersih setelah itu istirahat, nanti kita makan malam bersama.” Ucap Samuel kepada cucunya.

Samuel mengangguk dan pergi ke kamarnya.

. . .

“Kamu benar-benar keterlaluan Sarah.” Ucap Toni setelah melihat CCTV yang menunjukkan Sarah lah yang salah dan sudah menyakiti anak perempuannya.

“Aku harus mencari bukti perselingkuhan Sarah secepatnya agar aku bisa cepat cerai dari Sarah.” Ucap Toni semakin bertekad untuk berpisah.

Bagi Toni untuk apa lagi mempertahankan rumah tangganya dengan Sarah karena pertama Sarah sudah selingkuh dan alasan kedua Sarah sudah menyakiti anaknya. Bagi Toni tidak ada lagi alasan untuk dirinya mempertahankan pernikahan itu.

Sebelum menikah Toni dan Sarah membuat sebuah surat perjanjian, siapa yang selingkuh maka dia tidak akan mendapatkan harta yang dimiliki sepeserpun. Maka dari itu sampai sekarang Toni belum menceraikan Sarah karena Toni tidak rela membagi hartanya yang sudah susah payah dia cari.

Sedangkan Sarah dan keluarganya sedang panik dan juga khawatir. Keluarga Sarah mengetahui perjanjian antara Sarah dan Toni itu.

“Mbak gimana dong, nanti kalau mas Toni tahu yang sebenarnya ini akan menjadi masalah yang besar.” Ucap Lalita yang membuat Sarah semakin panik.

“Lalita kamu jangan bikin mbak semakin panik dong.” Ucap Sarah kesal terhadap adiknya.

Bukannya memberikan solusi tapi adiknya itu malah membuat dirinya semakin pusing.

“Apalagi kalau sampai mas Toni tahu mbak selingkuh, sudah pasti mbak akan kehilangan semuanya.” Ucap Lalita yang semakin membuat Sarah resah dan semakin pusing.

“Lalita kamu diam ya, jangan bikin mbak makin panik.” Ucap Sarah marah terhadap adiknya itu.

“Lah aku ngomong fakta kak.” Ucap Lalita malah nyolot.

“Sudah-sudah, Sarah kamu tenangkan diri Kamu dulu, berpikir yang jernih untuk masalah kamu ini, ingat ya Sarah kamu jangan sampai kehilangan semuanya, kalau kamu bercerai maka semua harta harus jatuh ke tangan kamu.” Ucap Anjani kepada anaknya.

“Ya mbak, aku tidak mau hidup miskin, selama ini kan kita hidup karena uang yang mbak kasih, kalau harta itu tidak jatuh ke tangan mbak, bisa-bisa kita jadi gelandangan.” Ucap Lalita yang membuat Sarah menatap tajam adiknya.

“Makanya kamu itu kerja, udah jadi sarjana tapi sampai saat ini kamu tidak juga kerja.” Ucap Sarah dengan kata pedasnya.

“Kerja itu capek mbak.” Ucap Lalita yang tidak pernah kehilangan kata-kata.

“Ya ampun Lalita, tidak ada pekerjaan yang tidak capek Lita, semua pekerjaan pastinya bikin kita capek.” Kesal Sarah kepada adiknya itu.

“Ada kok pekerjaan yang tidak bakin lelah, buktinya mbak Santai saja.” Ucap Lalita kepada kakaknya.

“Kamu pikir mengurus restoran itu tidak capek, mbak itu juga capek kali mengurus restoran, kamu pikir gampang mengurus restoran, banyak hal yang harus mbak lakukan agar restoran ramai pengunjung, memasukkannya tetap meningkat. Ya pokoknya banyak juga yang mbak kerjakan dan itu sangat lelah Tabita.” Ucap Sarah yang kesal dan geram kepada adiknya itu.

“Sudah-sudah cukup, kalian berdua ini seperti anak kecil saja.” Tegur Anjani kepada kedua anaknya.

“Sarah, lebih baik kamu temui suami kamu dan bicara baik-baik. Dari yang mama lihat Toni tidak percaya dengan omongan kamu tadi, kamu harus bisa menyakinkan Toni.” Ucap Anjani.

“Ma, lebih baik mama pikirkan lagi semuanya, lagi pula tidak ada yang kurang dari papa Toni, mama jangan sampai salah memilih pendamping ma, kalau papa Toni kita sudah tahu pasti siapa dia dan kehidupan kita terjamin. Sedangkan om Beni kita belum tahu sepenuhnya tentang dia ma, pikirkan baik-baik keputusan mama ini.” Ucap Atika yang tiba-tiba membahas hubungan Sarah dengan Toni dan juga Beni.

“Maksud kamu apa nak?” tanya Sarah kepada anaknya.

“Ya sampai saat ini kita belum tahu pasti siapa om Beni, mama juga pernah bilang, mama sampai saat ini belum mengetahui posisi om Beni di kantor tempat dia bekerja, bahkan mama saja tidak tahu dimana kantor om Beni bekerja. Mama juga pernah bilang kalau om Beni memiliki usaha, apa mama tahu usaha apa yang di miliki oleh om Beni?” ucap Atika.

Ucapan Atika ada benarnya, sampai saat ini Sarah tidak mengetahui dimana Beni bekerja dan usaha apa yang di miliki beni. Sarah akan mencari tahu semuanya sebelum dia mengambil tindakan.

“Nanti akan mama pikirkan soal itu, sekarang mama harus menemui papa kamu dulu.” Ucap Sarah dan pergi mencari keberadaan suaminya itu.

Sarah mencari keberadaan suaminya di rumah itu namun sayang Sarah tidak menemukan suaminya.

Sarah akhirnya memutuskan untuk pergi menemui Beni saja, di rumah Sarah sangat pusing memikirkan semua yang terjadi.

Tanpa Sarah sadari ada yang mengikuti dirinya dari belakang.

“Akan aku akhiri semuanya Sarah.” Ucap Toni.

Sekarang Toni berada di caffe yang sama dengan Sarah. Toni sengaja menunggu di dalam mobilnya, menunggu istrinya itu pergi. Toni sangat yakin Sarah pasti menemui selingkuhannya.

Tebakan Toni benar dan sekarang Sarah bertemu dengan Beni. Setelah Toni merasa bukti yang ia dapatkan cukup Toni berjalan menemui istri dan selingkuhannya.