Butuh Kasih Sayang Orang Tua

Butuh Kasih Sayang Orang Tua

bab 1

“Wah ini bagus ni baju!” Ucap Raisya yang mengambil baju yang menurutnya sangat bagus.

“Saya jangan ambil baju aku bisa tidak sih.” Ucap Fia kesal dan merebut baju miliknya.

Raisya mengambil baju milik Fia, mereka terus berebut sehingga membuat Sarah, Lalita dan Anjani pergi ke kamar Fia. Lalita adalah adik Sarah dan Anjani adalah mama dari Sarah.

“Ada apa sih ini?” Tanya Sarah ketika sampai di kamar anaknya.

“Ini loh tante, masa aku Cuma ambil satu baju saja tidak boleh.” Ucap Raisya dengan manja.

“Fia kamu itu pelit banget sih, Raisya Cuma ambil satu saja kamu malah melarang.” Ucap Sarah marah kepada anaknya.

“Itu baju Fia yang masih bagus ma, Fia mau pakai ma, lagi pula Kemaren Raisya sudah ambil baju aku kemarin ma dan baju Fia sudah tidak ada yang bagus lagi ma.” Ucap Fia membela dirinya.

“Alah alasan saja kamu.” Ucap Sarah dan mendorong anaknya itu sehingga anaknya itu terjatuh.

Dan jidatnya mengenai ranjang sehingga Fia kesakitan namun Sarah sama sekali tidak perduli bahkan jidat anaknya lebam pun Sarah tidak perduli.

“Kamu itu ya sama saudara pelit banget.” Ucap Lalita.

“Apa susahnya sih kamu kasih baju itu untuk Raisya.” Ucap Anjani.

“Karena kamu pelit dengan Raisya mama akan hukum kamu, kamu tidak boleh keluar dari kamar.” Ucap Sarah dan mereka semua pergi dari sana.

Sarah mengurung anaknya di dalam kamar.

Salah selalu saja bersikap seperti itu, Sarah lebih membela keponakannya di bandingkan anak kandungnya sendiri, Sarah tidak peduli dan tidak sayang terhadap anaknya.

“Kenapa sih mama selalu saja membela Raisya di bandingkan aku.” Ucap Fia sedih.

Fianasya Sari atau yang sering dipanggil Fia dia merupakan anak kedua dari pasangan Sarah dan Toni. Fia memiliki kakak laki-laki yang bernama Dilon Saputra. Kakaknya sibuk dengan bisnisnya dan jarang sekali pulang ke rumah, karena kakaknya lebih memilih tinggal dirumahnya sendiri. Itulah sebabnya Dilon jarang pulang ke rumah. Selain dilon Fia juga memiliki saudara tiri dari mamanya yang bernama Atika Risa dan papanya yang bernama Andre Saputra.

Sarah dan Toni sudah menikah sebelumnya dan mereka memiliki satu orang anak dari pasangan mereka sebelumnya.

“Bajunya bagus kan ma di aku?” tanya Raisya kepada mamanya.

“Tentu saja bagus, pakaian apapun yang kamu pakai pasti bagus.” Ucap Lalita memuji anaknya.

“Sarah kamu harus tegas sama anak kamu itu, jadi anak kok pelit banget.” Ucap Anjani.

“Ya ma, aku juga sudah hukum dia.” Ucap Sarah.

“Mbak hari ini tidak usah kasih Fia makan supaya Fia itu tidak pelit lagi dengan saudaranya sendiri.” Ucap Lalita mengompori kakaknya itu.

Sungguh tidak ada rasa kasihan sama sekali dengan Fia, malah mengompori kakaknya untuk menghukum anaknya itu.

“Oh ya Atika tadi kabarin mama, Atika bilang dia akan pindah kerja di kota ini jadi kita bisa sering bertemu dengan Atika.” Ucap Anjani.

Sarah terlihat senang karena anak pertamanya akan kerja di kota yang sama dengan dirinya.

“Aku akan ajak Atika untuk tinggal di sini.” Ucap Sarah.

Anjani pun menanyakan apakah Toni mengizinkan Atika tinggal bersama mereka. Sarah pun mengatakan akan menyakinkan suaminya itu untuk mengizinkan Atika tinggal bersama mereka.

Anjani setuju-setuju saja, asal cucu kesayangannya itu hidup mewah dan enak dan pastinya Toni bisa menerima Atika.

Selama ini Atika tidak pernah tinggal bersama Sarah. Atika lebih memilih untuk tinggal bersama Omanya di bandingkan dengan Sarah.

“Sudah kita tidak usah bahas ini, nanti mas Toni dengar bisa gawat, dan mama harus yakin mas Toni akan mengizinkan Atika tinggal di sini, nanti aku akan tanya kapan Atika pindah biar nanti aku bisa bujuk mas Toni untuk tinggal di sini.” Ucap Sarah.

Sekarang mereka tidak lagi membahas hal itu, sekarang mereka sedang asyik melihat model tas terbaru.

. . .

Pagi ini mereka sarapan bersama, keluarga Sarah juga menginap di rumah Toni, meskipun Rumah Anjani tidak terlalu jauh namun mereka lebih suka menginap di rumah Toni karena rumah Toni yang besar dan mewah. Berbeda dengan rumah Anjani yang tidak sebesar rumah Toni.

Namun sebenarnya rumah Anjani juga bisa di katakan besar namun tetap saja Anjani lebih betah tinggal di rumah menantunya yang lebih besar di bandingkan rumah.

Di tambah lagi di rumah menantunya itu ada pembantu tentu saja Anjani lebih betah tinggal di rumah menantunya di bandingkan rumah yang serba harus mengerjakan sendiri karena di rumah tidak ada pembantu.

“Fia hari ini kamu berangkat bersama papa ya.” Ucap Toni.

“Ya pa.” Ucap Fia.

Fia pun berpamitan dengan keluarganya dan naik mobil bersama papanya menuju kampus, namun sebelum ke kampus Toni membawa anaknya ke sebuah butik dan meminta anaknya untuk membeli baju dan langsung Menganti pakaiannya di sana.

Toni tahu kenapa anaknya hanya mengunakan pakaian seperti itu, sudah pasti itu semuanya ulah dari keluarga istrinya.

“Maafkan papa nak, mungkin besok kamu akan sedih dan sakit hati tapi ini yang terbaik nak, maafkan papa nak, saat ini papa sedang melakukan sesuatu dan itu untuk kebaikan kita nak.” Ucap Toni sendu.

Toni sebenernya tidak mau mengucapkan kata-kata yang menyakiti putrinya namun Toni memiliki sebuah rencana yang saat ini hanya Toni yang tahu.

Setelah Fia selesai belanja dan mengenakan pakaian yang bagus dengan jilbab yang senada, sekarang Toni mengantarkan putrinya itu ke kampus.

. . .

“Baru pulang ma?” Tanya Fia.

“Iya Fia” jawab Sarah tanpa menoleh ke arah Fia dan pergi ke kamar namun terhenti karena keinginan Fia yang ingin membawa mobil.

Keluarga Sarah sudah pulang jadi Fia bisa tenang berada di rumah.

“ma !, bisa bicara sebentar ?” tanya Fia.

“mau bicara apa ?” tanya Sarah cuek.

“Ma aku mau minta izin sama mama bawa mobil ke kampus? Boleh ya ma.” Mohon Fia meminta izin.

Fia mengutarakan keinginannya ke mamanya untuk membawa mobil ke kampus, tetapi mamanya tidak mengizinkannya untuk membawa mobil ke kampus.

“Tidak boleh.” ucap Sarah dengan raut wajah tak bersahabat

“Kenapa tidak boleh ma ?” tanya Fia penasaran

“Tidak boleh ya tidak boleh Fia, kamu ini susah banget kalau di kasih tahu. Sudah kamu itu diantar oleh supir saja, tidak usah bawa mobil sendiri. Biar supir lagi yang jemput kamu pulang dari kampus.” Bentak Sarah.

“Ma aku cuma ke kampus saja bawa mobilnya, setelah itu aku langsung pulang ma, aku janji ma,boleh yah ma aku bawa mobil ke kampus.” Ucap Fia yang masih tetap berusaha agar di izinkan untuk membawa mobil ke kampus.

“Tetap tidak boleh.” ujar Sarah tak terbantahkan.

“Tapi ma pak Kardi tu telat terus jemput Fia ma terus Fia telpon pak Kardi selalu saja jarang diangkat dan bahkan tidak di angkat sama sekali.” Fia berbicara jujur soal Kardi yang tidak menjalankan pekerjaannya dengan baik, namun mamanya tidak perduli sama sekali.

Terpopuler

Comments

➳ᴹᴿ᭄🥑⃟Mℭ°RÓYALS༻࿐

➳ᴹᴿ᭄🥑⃟Mℭ°RÓYALS༻࿐

like dlu nnti lnjut bca

2024-04-23

1

Ai

Ai

mampir, Thor. kunjungi karyaku jg ya

2024-05-13

0

➳ᴹᴿ᭄🥑⃟Mℭ°RÓYALS༻࿐

➳ᴹᴿ᭄🥑⃟Mℭ°RÓYALS༻࿐

curiga kayak ny bukn mmanya/Shame/

2024-04-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!