NovelToon NovelToon
Penghangat Ranjang Mafia

Penghangat Ranjang Mafia

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:15.3k
Nilai: 5
Nama Author: Lusica Jung 2

Jessica, seorang korban broken home yang terjebak dalam labirin kehidupan yang keras, dipaksa menjadi kuat oleh situasi, keluarganya yang retak. Dia memegang peranan sebagai tulang punggung keluarga untuk menyokong adik dan neneknya yang sakit-sakitan. Namun, dalam perjuangannya, Jessica terperangkap dalam dunia gelap yang tak pernah dikenalnya sebelumnya, dia harus terjerat dalam lingkaran pellacuran.

Di tengah kehidupannya yang rumit, dia bertemu dengan Zayne, seorang pria misterius di sebuah klub malam, yang membawanya masuk ke dalam pusaran kekacauan yang lebih dalam. Di tengah badai itu, Jessica dihadapkan pada pilihan sulit: bertahan atau menyerah.

"Jangan coba-coba untuk kabur dariku. Ingatlah, Jessica, kau hanya milikku!" (Zayne Zhang)

"Aku bukanlah mainanmu. Kau tak bisa mengendalikanku hanya karena sudah membayarku di atas ranjang!" (Jessica)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hampir Dillecehkan

Jessica mendatangi klub malam tempatnya bekerja. Sejak memutuskan untuk keluar, ini pertama kalinya dia menginjakkan kakinya lagi di klub malam tersebut. Tapi tidak untuk bekerja, tetapi hanya untuk sekedar menenangkan pikirannya.

"Sica, kau datang?" Seru Tiffany menyambut kedatangan sahabatnya tersebut. Mereka berpelukan selama beberapa detik. "Tumben sekali kau datang kemari, bukankah pria itu sudah tidak mengijinkanmu lagi datang kemari?" Tanya Tiffany.

Jessica mengangguk. "Ya, aku hanya ingin menenangkan pikiran saja," jawab Jessica.

"Apa terjadi sesuatu di antara kalian berdua?" tanya Tiffany mematikan.

Jessica menggeleng. "Hal ini tidak ada hubungannya dengan dia, tapi karena masalah yang lain," jawabnya.

Jessica merasakan suara gemuruh di dalam dadanya. Dia butuh waktu untuk menenangkan pikirannya.

Tapi, Jessica juga tidak bisa membantah bahwa ada kerinduan terpendam untuk kembali ke klub tempatnya bekerja, meskipun hanya sekadar untuk merasakan suasana yang pernah mengisi sebagian besar hidupnya.

"Lalu karena hal apa?" Tiffany menatapnya dengan penasaran. Jessica tidak mungkin menceritakan yang sebenarnya pada Tiffany perihal keadaan ibunya. Biarkan hal itu menjadi rahasia.

"Bukan masalah yang serius. Hanya beberapa masalah kecil saja. Dimana Sunny, kenapa aku tidak melihat batang hidungnya sama sekali?" Jessica mencoba mengalihkan topik pembicaraan.

"Dia sedang melayani tamu-tamunya. Kau tau, sejak kau tidak ada, aku dan dia menjadi sangat kewalahan. Kami berdua harus bekerja keras melayani para tamu yang datang," ujarnya. Tiffany sedikit menggerutu saat memberitahu Jessica apa saja yang terjadi setelah kepergiannya.

Jessica terkekeh. "Bukankah itu justru semakin menguntungkan kalian berdua. Kalian akan semakin mendapatkan banyak penghasilan dari tamu-tamu yang banyak itu?" tukas Jessica.

Tiffany menghela napas. "Memang, tapi justru sangat melelahkan. Kalau begitu, kau nikmati saja malammu di sini. Aku pergi bekerja dulu," ucap Tiffany sambil mengangguk, lalu pergi melayani tamu.

Jessica menyaksikan kepergian Tiffany dengan senyum simpul. Meskipun dia sedang berusaha menenangkan pikirannya, tapi melihat keadaan klub yang pernah menjadi bagian dari hidupnya membuatnya merasa lega.

Sembari duduk di meja, dia menghirup udara malam dan menikmati suasana klub yang masih sama seperti dulu.

🌺🌺🌺

Dengan tatapan dinginnya, Zayne berdiri tegak di atas gedung pencakar langit. Cahaya gemerlap kota Beijing menyambutnya di malam yang sunyi. Dari ketinggian ini, ia bisa melihat kemegahan dan kekuasaan yang selama ini ia genggam erat.

Lampu-lampu kota bersinar seperti ribuan mata yang menyaksikan semua gerak-gerik di bawahnya. Tapi, meskipun semua itu ada di bawah kendalinya, Zayne tetap merasa sepi di tengah keramaian. Dalam kesendirian itu, ia hanya bisa memandang, menyaksikan dunia yang tak pernah berhenti berputar di bawah kakinya.

"Tuan, salah satu anak buah saya tidak sengaja melihat nona Jessica pergi ke klub malam tanpa dia bekerja dulu," ucap Sean. Dia melaporkan hal penting pada Zayne.

Zayne menatap Sean dengan tatapan tajam saat menerima laporannya. "Apa kau yakin?" tanyanya dengan suara datar namun tegas.

Sean mengangguk. "Ya, tuan. Dia tidak mungkin salah mengenali orang." jawab Sean.

Zayne mengernyitkan keningnya. Ini bukan pertanda baik. Jessica seharusnya tidak mengunjungi klub malam lagi, terutama setelah insiden terakhir.

"Hn, perintahkan anak buahmu untuk terus memantaunya. Aku ingin tahu apa yang sedang ia lakukan di sana," perintah Zayne dengan tegas.

Sean mengangguk patuh. "Baik, tuan. Segera saya perintahkan anak buah saya untuk terus memantau Jessica," ucapnya.

Zayne mengangguk singkat sebagai jawaban. "Katakan pada mereka untuk tidak membuat keputusan gegabah. Aku ingin mendapatkan laporan lengkap sebelum kita mengambil langkah berikutnya," tambah Zayne dengan nada yang sama tegasnya.

Sean memberi hormat dan segera meninggalkan Zayne sendirian hanya bertemakan hembusan angin malam. Zayne kembali memandangi kejauhan, berpikir keras tentang langkah selanjutnya yang harus diambil terkait Jessica.

Jessica terus menenggak minuman di klub malam itu, mencoba melupakan semua masalah yang menghantuinya. Tetapi, semakin banyak minuman yang diminum, semakin kabur pikirannya.

Dia merasa dunia berputar cepat dan segala sesuatu terasa samar. Kehilangan kesadarannya adalah akhir dari semuanya.

Rasa sesak yang ia rasakan mulai hilang, digantikan oleh perasaan hampa dan kekosongan yang menghantui pikirannya. Dikelilingi oleh gemuruh musik dan sorak sorai, dia tenggelam dalam kegelapan pikirannya sendiri, kehilangan kendali atas dirinya sendiri.

Tanpa Jessica sadari seorang pria hidung belang tiba-tiba menghampirinya dan mencoba melakukan sesuatu yang tidak baik padanya. "Kau terlihat buruk, sayang, bagaimana kalau aku menemanimu saja?" Ucap pria itu dengan seringai mengancam.

Dengan refleks, Jessica menepis tangan pria yang mencoba mendekatinya. "Menjauh dariku, dan jangan menggangguku!" bentaknya dengan suara gemetar, mencoba menolak pria yang mencoba melakukan sesuatu yang tidak baik padanya.

Tetapi pandangan pria tersebut tidak bersahabat, matanya menyimpan niat yang jahat. Jessica mulai merasa ketakutan, tetapi dia mencoba mempertahankan diri sekuat tenaga.

"Wanita sialan!! Berani sekali kau menolakku, dasar wanita murahan!"

"Pria bejat seperti kau tidak pantas mendekati wanita!" Jessica menegaskan dengan suara gemetar, mencoba menahan rasa takutnya. Dia berusaha untuk tidak menunjukkan ketakutannya di depan pria itu.

Pria itu tidak terima dengan penghinaan Jessica. Dia mencoba melakukan sesuatu padanya, namun pada saat yang bersamaan, tiba-tiba seseorang muncul dan langsung menghentakannya setelah menarik lengannya dengan kasar.

"Jangan berani-berani menyentuh milikku," geram Zayne dengan suara yang membelah keheningan malam.

"Siapa kau, berani sekali kau merusak kesenanganku, apa kau sudah bosan hidup?" Bentak pria itu penuh emosi

Doorrr...

Tanpa basa-basi, Zayne melepaskan tembakannya ke arah pria tersebut, membuatnya tersungkur. Kejadian itu menimbulkan kegaduhan dan ketakutan di sana. Siapa lagi pelakunya jika bukan Zayne.

"Sialan,; apa yang kau lakukan apa kau berniat membunuhku?" Teriak pria itu sambil memegangi perutnya yang baru saja ditembak oleh Zayne

"Itu adalah harga mahal yang harus kau terima karena berani menyentuh milikku," Jawab Zayne dengan dingin. Zayne kembali mengarahkan senjatanya pada pria yang bergulingan di lantai, matanya menyala penuh amarah.

"Tolong, jangan..." Pria itu mencoba menghentikan Zayne, kini matanya penuh dengan rasa takut, tidak lagi terlihat arogan seperti tadi.

Zayne menyeringai dingin. "Sayangnya aku tidak suka berkompromi dengan manusia sepertimu," Zayne memotong dengan tajam, amarahnya belum mereda. Dia menatap pria yang sudah tidak bisa bergerak di lantai dengan penuh kebencian.

Dan, Zayne menyelesaikannya dengan melepaskan tembakannya sekali lagi. Pria itu tak bergerak sama sekali, sudah kehilangan nyawa. Zayne menatapnya dingin sebelum pandangannya bergeser pada Jessica yang sudah tak sadarkan diri akibat pengaruh alkohol.

Zayne menghela napas, merasa kesal dengan situasi yang ada. Dia mendekati Jessica, mengangkatnya dengan hati-hati, dan membawanya pergi meninggalkan klub malam yang penuh kekacauan.

🌺🌺🌺

BERSAMBUNG

1
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Bunda HB
Lho....lho...lho...mba thor udh tamat to piye iki...tulisan tamat
Ellnara: gak kak, masih lanjut kok. Ini lagi nulis buat bab barunya
total 1 replies
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Bunda HB
Lama gk update kak thor,tk pikir udah END..😃
Ellnara: belum kak, masih lama . lagi sibuk aja sama si bocil
total 1 replies
yumna
sabr ya daniel ga boleh kecewa ya....
Sumawita
zayne kamu harus bisa mw jaga jesica sama Daniel, jngan sampai kamu lemah zayne,,
yumna
kau mnkn mulai mencintai jesi zayn
sella surya amanda
lanjut
Sumawita
mereka pantas mati
Radya Arynda
mantap,,,,benalu busuk seperti mereka memang pantas mendapat kan nya....semangaat jesica
sella surya amanda
lanjut
yumna
owh jadi selma nih nnek maria cuma akting....kashn kmu jes...
Sumawita
bunuh aja nenek tak punya hati itu
yumna
siapa yg mau membunuh mma jesica sbnernya.....kashn km jes....ayo zayn hbisn orang"tuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!