Love Mr. Cold X Ms. Cempreng

Ocha sangat kesal dengan perlakuan Nichol, bisa-bisa nya dia mengancam nya dengan kebohongan seperti itu. Apa kata nya dia sudah tidak perawan lagi? Berani sekali pria kulkas itu ! Rutuk gadis itu dalam hati.

Ting!

Ocha membuka ponselnya, sebuah pesan yang di kirim atas nama Vinara. Ocha membukanya, karna ia takut ini masalah pekerjaan dan itu sangat penting buat Ocha.

"Cha Lo dimana? Tadi Nichol ke kantor, dia nyariin Lo !"

"Nichol ke kantor nyariin gue? Ngapain..?" Batin Ocha heran, tiba-tiba Ocha teringat sesuatu.

Ocha menoleh menatap Ocha tajam, "Tunggu. Lo belum jawab pertanyaan gue tadi. Lo beneran ngikutin gue?" Tanya Ocha dalam mobil Nichol.

Nichol diam tak menjawab, "Nichol..! " Panggil Ocha, tapi Nichol masih saja bergeming.

Plaak!!

Ocha memukul tangan Nichol sangat keras, hingga membuat sang empu meringis kesakitan.

"Akh! Lo apapaan sih? Bar-bar banget jadi cewek," Ujar Nichol nyolot.

"Bodo. Lagian, di tanya bukan nya jawab malah diem aja !" Balas Ocha tak mau kalah.

"Gue itu lagi fokus nyetir. Lo mau kita kecelakaan, hah?!" Melotot ka arah Ocha.

"Alasan! Sekarang jawab. Lo ngikutin gue dari tadi kan? Iya kan, ayo jawab! " Suara gadis itu memekik telinga.

"Gak! Ngapain juga gue ngikutin Lo? Kaya gak ada kerjaan lain aja, " Elak Nichol tenang.

Ocha menatap dengan tatapan menyelidik, "Kalo enggak, kenapa Lo ada di taman ? "

"Terserah gue dong, ini kan jam makan siang. Mau gue ada taman ke, pantai ke, jurang ke, apa masalahnya sama Lo?!" Timpalnya tak mau kalah.

"Terus, ngapain Lo kekantor gue? Vina bilang Lo nyariin gue," Skak Ocha seketika membuat Nichol bergeming.

"Kenapa diem? Ayo jawab! " Paksa Ocha lagi.

'cKiitt...'

Nichol menghentikan mobilnya di tepi jalan secara mendadak, sampai membuat kepala Ocha hampir terbentur, untung saja ia memakai sabuk pengaman jadi aman.

"Lo gila! Kenapa ngerem mendadak, hampir aja kening gue kebentur. Gimana kalo gue geger otak, terus hilang ingatan. Lo mau tanggung jawab ?!" Cerocos Ocha.

Pletak!

"Auww, SAKIT NICHOL !! " Pekik gadis itu mengusap-usap kening nya kesal.

"Kening Lo baik-baik aja kan? Gak ada yang luka kan? Jadi, gak usah lebay deh !" Tukas Nichol.

"Gue ke kantor Lo karna emang gue ada urusan sama Lo," sambung nya asal.

"Urusan apa? Perasaan kita gak punya janji apapun masalah kerjaan," timpal gadis itu

"Bukan masalah kerjaan tapi masalah pribadi ! " Sahut Nichol cepat bahkan eksfresi wajah nya terlihat serius.

Ocha menyerngit, ia benar-benar tidak mengerti dengan apa yang Nichol katakan.

"Masalah pribadi ? " Ulang gadis itu.

"Bodoh. Apa yang sudah gue katakan?" Batin Nichol cemas.

"Masalah pribadi apa?" Tanya Ocha menatap Nichol bingung.

Sedang Nichol buru-buru mengalihkan pandangan nya ke arah lain.

"Bukan apa-apa. Gue cuma..."

"Cuma apa?"

"Udah lupain aja."

Nichol kembali menyalakan mesin mobil nya, "Em.. Jangan bilang, Lo kangen ya sama gue " Ucap Ocha tersenyum lebar.

"Hah, haha.." Nichol tertawa kencang, namun hambar.

"Gue, kangen sama Lo? Jangan halu ! " Ucap Nichol kembali memasang wajah datar nya.

Ocha mengerucutkan bibir nya, "Denger ya ! Nona Ocha Rosalind yang paling cerewet dan berisik kaya kaleng rombeng, " Mata Ocha membulat sempurna.

"Gak ada dalam kamus gue buat kangen sama Lo, ngapain ih. Gue itu gak suka sama cewek yang punya banyak koleksi cowok. Pasti Lo udah ngelakuin yang enak-enak ya sama mereka. Heh, gak salah sih. Buktinya Lo jago banget mancing gue, dengan bibir Lo. Murah! " Ledek Nichol dengan santainya.

"NICHOL!! "

Nichol di buat terkejut karna Ocha meninggikan suaranya. Nichol menoleh ke arah gadis di samping nya, ia terhenyak saat melihat mata Ocha berkaca-kaca.

"Atas dasar apa Lo nyebut gue murah, hah?!" 'Tes'

"Gue emang banyak koleksi cowok " Ocha menggeleng kepalanya, "Tapi, gue gak seperti apa yang Lo tuduh kan! " Meninggikan suaranya.

Hati nya sakit. Sangat sakit, tega sekali Nichol mengatakan hal seperti itu tentang nya. Rasanya hati Ocha seperti di cakar-cakar dari setiap kata yang Nichol ucapkan. Ocha memang playgirl tapi ia tidak pernah menjajakan tubuhnya pada siapapun. Kenapa Nichol yang tidak tau apapun tentang nya tega mengatakan hal yang mampu menghancurkan harga dirinya.

Nichol pun diam, ia sadar dirinya memang salah. Niat nya hanya ingin membuat Ocha kesal saja, tapi ia tidak sadar jika kata-katanya sudah merendah kan harga diri Ocha.

"Tau apa Lo tentang hidup gue? Sepicik itu pikiran Lo tentang gue? Kalaupun gue pernah gunta-ganti cowok, Gue gak pernah menjajakan tubuh gue pada siapapun ! " Air mata Ocha kembali luruh.

Nichol menatap Ocha penuh rasa sesal, "Berhenti ! " Nichol masih diam, "GUE BILANG BERHENTI NICHOL!! " Bentak Ocha.

Seketika Nichol menghentikan mobil nya, Ocha masih menatap Nichol marah. Tiba-tiba Ocha tersenyum pedih,

"Jadi ini urusan Lo sama gue. Lo ngajak gue, cuma untuk ngehina gue " Nichol menggeleng cepat, "Lo nyuruh Farhan pulang dan bawa gue buat ikut sama Lo hanya untuk melukai harga diri gue? " Nichol tak menjawab entah kenapa tiba-tiba ia tidak bisa berkata-kata.

"Makasih. Makasih karna Lo udah berhasil ngancurin harga diri gue. Makasih sudah memperlihatkan jati diri Lo yang sebenarnya.. " Air mata Ocha kembali membanjiri pipi mulus nya.

"Mulai sekarang jangan pernah temui gue lagi, dan gue berharap kita tidak akan pernah bertemu lagi. Hubungan kita kembali ke awal, dimana kita tidak saling mengenal " Nichol terkejut, ia menatap Ocha tak percaya.

"Gue, gak mau kenal sama cowok sepicik anda. Tuan Nicholas Oliver Roderik! " Tegas Ocha menekankan kata-katanya.

Mata keduanya beradu, Nichol tidak menyangka hubungan nya dengan Ocha akan seperti ini. Padahal Nichol mengatakan itu, karna ia tidak suka dengan kedekatan Ocha dan Farhan. Ocha sudah tidak kuat lagi, ia memutuskan lebih dulu pandangan nya, lalu keluar dari mobil Nichol begitu saja.

Nichol yang sejak tadi diam pun, tersadar. Ia keluar mengejar Ocha yang semakin menjauh seraya menangis.

"Cha tunggu Cha," Nichol meraih tangan Ocha tapi Ocha menepisnya.

"A--aku minta maaf. Aku gak bermaksud bicara seperti itu Cha, sungguh ! " Menatap Ocha penuh penyesalan.

Ocha semakin terisak saat mendengar Nichol berbicara dengan lembut, "Gak bermaksud Lo bilang? Asal Lo tau, yang Lo bilang gak bermaksud itu nyakitin gue tau gak?! Gue tau kita sering berantem, dan gue juga tau kalo ELO! gak pernah suka sama gue." Ujar Ocha menangis terisak.

"Enggak bukan kaya gitu Cha. Tadi aku bener-bener gak sengaja, aku cuma--"

Ocha melengos pergi ia sudah tidak mau mendengar kata-kata Nichol, "Cha tunggu. Kamu mau kemana?" Nichol kembali menghentikan langkah Ocha.

Ocha menatap Nichol tajam, "Kemanapun gue pergi, itu bukan urusan Lo! " Sentak Ocha penuh amarah, "Dan jangan pernah ikutin gue ! " Tegas nya lagi.

Kini, Ocha benar-benar pergi. Sedang Nichol hanya bisa menatap kepergian Ocha dengan penuh penyesalan.

Ya. Wajar jika Ocha marah besar kepadanya, wanita manapun yang ada di posisi Ocha pasti akan merasa terluka dengan apa yang Nichol katakan. Kata-kata nya sudah menghancurkan harga diri Ocha sebagai perempuan yang selalu menjaga dengan baik harga diri nya. Tapi, dengan mudah nya Nichol menyebutnya murah yang membuat sakit hati adalah saat Nichol mengatakan jika Ocha sudah melakukan hal yang sangat jauh dari prinsip nya.

Senakal-nakal nya Ocha, tapi ia tidak akan pernah memberikan hal yang sangat berharga dalam dirinya kepada sembarang lelaki. Banyak yang memintanya, tapi Ocha mampu menjaga dan mempertahan kan mahkotanya. Ia tidak akan mudah di rayu oleh laki-laki manapun yang tidak sesuai dengan hatinya.

"Arrgghhk..." Nichol meninju udara, jujur ia marah dengan dirinya sendiri.

Kenapa ia harus mengatakan itu? Hanya karna gengsi dan egonya, Nichol menyakiti perempuan yang beberapa hari ini mulai mengisi hatinya.

.

.

.

Ocha pulang ke rumah nya dengan menggunakan taxi, ia bahkan melupakan pekerjaan nya di kantor. Ocha masuk dengan air mata yang masih membasahi pipinya.

Windy, Farhan dan Nenek Ocha yang tengah berada di ruang tengah terkejut melihat Ocha sudah pulang di jam segini.

"Ocha, tumben kamu udah pulang sayang.." Tanya Windy menghentikan langkah Ocha.

"Iya Mah. Ocha ke kamar dulu ya, " Jawab Ocha bergegas masuk tanpa berniat menjawab lagi pertanyaan dari Mama nya.

Farhan terlihat berpikir, berbeda dengan Windy dan Nenek nya yang bingung dengan sikap Ocha yang berbeda hari ini.

"Kenapa dia?" Tanya si Nenek.

Windy hanya menggelengkan kepalanya karna ia juga tidak tau apa yang terjadi dengan putrinya itu.

Ocha menutup pintu kamarnya, tubuh nya luruh di lantai. Kini, ia sudah tidak bisa menahan rasa sesak di dadanya. Ocha melepaskan segalanya dengan menangis, isakan nya begitu pilu.

"Kenapa rasanya sakit sekali?" Ucap Ocha lirih.

Rasa nya begitu menyesak kan, entahlah Ocha sendiri juga tidak tau kenapa bisa sampai sesakit ini. Jika bukan Nichol yang mengatakan itu, apakah akan sesakit ini? Yang Ocha sesalkan, kenapa harus Nichol yang mengatakan nya. Kenapa harus orang yang beberapa kali ini menjadi tempat berlindung nya.

Ya. Ocha sangat kecewa, Ocha sangat marah pada Nichol. Perasaan nya saat ini benar-benar tidak bisa ia ungkapkan, Ocha hanya ingin menangis dan menghilangkan rasa sakit di hatinya.

...****************...

Next besok ya🤗

Kita menuju konflik, tapi tenang konfliknya ringan kok dan gak terlalu gimana-gimana. Karna di cerita ini Author fokuskan ke hubungan Ocha dan Nichol aja, so ikutin terus ceritanya ya😉