NovelToon NovelToon
Love Journey In September

Love Journey In September

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Putri Nabila

Dikala kehidupan yang kamu jalani tidak berjalan dengan apa yang kamu mau, hanya bisa berharap bahwa ada keajaiban untuk memberikan kebahagiaan. namun siapa sangka bahwa ada kejutan di hari-hari yang kamu jalani, di awali masa sekolah yang berwarna dengan masalah percintaan yang membuat menjadi gundah. akankah mereka bisa kembali bersama???

*Pantengin keseruan mereka dengan para tokoh yang emosional.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Langit impian

~ Kunci kesuksesan dalam hidup adalah menekuni apa yang kamu kerjakan.

Pemuda yang tengah berjalan kaki sambil menenteng tas hitam miliknya melihat kakek tua yang sedang mengalami kesulitan membawa kotak besar bergegas untuk membantu membawanya sampai ke toko milik kakek tersebut.

"Terimakasih sudah membantuku." Pemuda tinggi tersebut langsung tersenyum kepada kakek tersebut, "No worries, happy to help(tidak masalah, senang bisa membantu)."

Kakek tua itu langsung menatap lekat, "Kau sangat baik, pasti banyak gadis-gadis yang ingin mendekatimu."

Pemuda itu hanya tersenyum simpul, pasalnya aku sudah berada di kota Melbourne selama bertahun-tahun namun sama sekali tidak memikirkan untuk berkencan dengan seseorang. pikiranku buyar saat seseorang berteriak dan berlari kecil mendekat ke arah kami.

"Uncleeee!!!!!!"

Di lain tempat seorang pemuda sedang sibuk untuk menciptakan penemuan barunya terhenti saat suara nyaring dari atas meja. melihat siapa pelakunya langsung menggeser layar ponsel miliknya dan melokspeaker agar terdengar dengan jelas.

[Halo?] Aku yang memulai pembicaraan di balik telepon.

[Apa peliharaan ku baik-baik saja?] cakap seseorang

[Ah iya, dia baik-baik saja] balas ku

[Kau jangan lupa memberikan makan tiap hari jangan sampai kau lengah untuk memperhatikan Simon dari Shipper] tuturnya membuat ku berdecak di balik telepon.

[Kau tenang saja.]

Aku langsung melanjutkan perkataanku [Hei! kau sungguh tidak ingin menanyakan kabarku?]

[Tidak, karena aku sudah tahu keadaanmu] sahut seseorang dari sebrang.

[Setidaknya basa-basilah dulu....] Namun perkataan ku belum selesai namun suara putus sepihak membuat ku menyerengit ke layar ponsel. benar-benar belum selesai berbicara dia sudah lebih dulu mematikan teleponnya.

Memang sangat kebiasaan sepupunya ini, tetapi aku tidak ingin memarahinya sekarang karena dirinya harus menyelesaikan kerangka roket mini untuk kompetisi kuliah.

****

Anak kecil yang sedang tersenyum riang sambil melambaikan tangannya kepadaku, "Hallo Paman!"

Pemuda itu langsung tersenyum hangat, "Hai Boy!"

Anak kecil itu langsung berseru riang, "Paman! lihat aku menang dalam lomba menggambar."

Pemuda itu langsung menundukkan badannya untuk melihat karya yang dibuatnya,

"Wah good job!" senyumku simpul lalu pemuda itu sedikit bergeming, "Bagaimana hadiahnya kita bermain di taman?"

Anak lelaki yang berusia 7 tahun langsung berbinar matanya dan tersenyum senang dengan menyipitkan matanya. namun sosok perempuan muncul dan berdiri di sampingku.

"Maaf ya sudah merepotkanmu lagi." tutur perempuan yang sebagai Ibu dari anak lelaki tersebut.

"Tidak usah khawatir Bibi." Karena yang ku panggil Bibi juga sudah baik terhadapku. ibarat kata kebaikan dibalas dengan kebaikan. anak lelaki yang berambut gold bernama Beall Ravindra.

Setelah Ibu Vindra pulang ke rumah kini hanya ada ku dan Ravindra yang langsung menuju taman untuk menemani Vindra bermain bersama. namun langkah ku terhenti saat seseorang memanggil ku dari arah belakang.

"Sudah lama tidak bertemu tuan Jourell." Segera ku langsung menatap ke sumber suara ternyata komandan dari Australian Federal police yang menyapa.

Sontak aku langsung membungkuk hormat kepadanya, "Hallo Pak komandan!"

"Apa yang kau lakukan di sini?" Kemudian komandan langsung melirik anak kecil yang tengah ku gandeng tangannya. aku yang melihatnya langsung berbicara kepada Vindra, "Vindra, kamu main saja dulu ya." ucap ku lembut sambil mengusap kepalanya, hingga anak kecil itu mengangguk mengerti dan berlari kecil menuju taman dan bermain riang bersama teman sebayanya.

Pak komandan yang melihat Vindra senang membuat dirinya tersenyum hangat saat teringat kepada putranya yang ada di desa.

Lalu komandan melirik ke arahku, "Wah ternyata kau sangat paling pengertian kepada anak kecil."

****

Di Indonesia cuacanya angin kencang membuat semua para pegawai terburu-buru untuk datang ke kantor, aku yang baru sampai di luar langsung bergegas masuk ke dalam ruangan. Jeslyn yang sedang mencari seseorang membuat dirinya menunggu di lantai bawah, hingga seseorang yang di tunggu ternyata baru saja sampai dengan rambut yang sedikit basah.

Jeslyn segera berteriak, "Ney!" Namun seseorang yang mendengar nya langsung tak menghiraukan malah berjalan cepat menjauhinya. Nayesha yang mendengar Jeslyn memanggil langsung segera berjalan cepat untuk tidak bertemu dengannya, hingga diriku terkejut saat Jeslyn sudah berada di depanku.

"Kok lo baru datang sih?"

Mendengar pertanyaan darinya membuatku menjawab dengan malas, "Kesiangan."

"Harusnya lo bilang dong jadikan gue enggak lama menunggu." tutur Jeslyn membuatku mendengus sebal,

"Emang ada gue nyuruh lo? " Sedetik kemudian aku melanjutkan perkataanku, "Enggak kan?!"

Mendengar jawaban ketus dari Nayesha membuat Jeslyn terdiam tak bisa berkata apapun. lagian aku tidak pernah menyuruh Jeslyn menunggu kenapa aku yang di salahkan? pagi-pagi tuh di suguhkan dengan yang manis-manis gitu, ini malah mood jadi rusak, batinku.

"Ney lo masih marah kejadian semalam?" Mendengar lontaran dari Jeslyn langsung teringat akibat tentang pencarian kencan membuat diriku mengalami masalah. Ya walaupun harus meloloskan diri dengan anak zaman sekarang, namun buang negatifnya dan ambil hikmahnya saja, teman.

Aku tidak menghiraukan pertanyaanya melainkan berjalan meninggalkan Jeslyn yang masih terdiam di tempat.

Malam hari aku telah selesai dengan pekerjaanku, melihat layar ponsel sebentar lalu membereskan perlengkapan ku ke dalam tas ransel miniku, karena sistem di sini kalo pulang enggak harus menunggu yang lain alisa kalo pekerjaan sudah selesai kita diperbolehkan untuk pulang. namun jika ada hal mendadak harus di pulangkan, baru semua pegawai pulang secara bersamaan.

Saat di lantai satu langkah ku terhenti saat seseorang dari belakang memanggil ku dan berlari kecil ke arahku.

"Mau pulang bareng?" tawar Jeslyn sambil tersenyum manis.

"Gue naik bus." sahutku.

Jeslyn langsung bernafas pelan dan masih tetap tersenyum untuk membujukku untuk pulang bersamanya, namun hasilnya sia-sia saat aku tetap menolak tawaran baiknya.

"Makasih atas tawaranya mending lo pulang aja." imbuh ku sambil melennggang pergi dari hadapanya.

Melihat punggung temannya menjauh membuat Jeslyn tersenyum lesu, nampaknya Nayesha masih marah padaku, batin Jeslyn.

Masih terdiam memikirkan semuanya, apa karena kebaikan ku dia kecewa padaku? namun seseorang pemuda yang tengah memperhatikan sambil menyerengit bingung melihat sosok perempuan terdiam sendirian di koridor.

"Ngapain berdiri di sini?" cakap pemuda tersebut saat sudah berada di sampingnya. lontarannya cukup jelas sehingga membuat pikiranku buyar dengan langsung menengok ke sumber suara. mataku melebar ternyata sosok pemuda tersebut sudah berada di samping diriku, seketika mulutku terbuka lebar,

"Karan!?"

Seseorang berjalan berdampingan hanya menampilkan suasana yang canggung untuk keduanya, bukan karena tidak menyukainya namun diriku baru pertama kali jalan berdampingan dengannya. hanya ada suara langkah kaki yang bisa aku dengar sekarang, namun langkah ku terhenti saat melihat Karan masuk ke dalam kedai membuatku menyerengit bingung. enggak butuh berapa lama Karan datang sambil membawa minuman teh original untuk ku. lalu kami duduk di kursi depan kedai yang mengarah jalanan, tetapi jalanan di sini sepi hanya ada beberapa yang lalu lalang aja kami melihatnya.

"Ngomong-ngomong tadi ngapain?" Jeslyn yang bingung mendengar lontarannya seperti ambigu untuk Jeslyn. lalu Jeslyn yang paham langsung membalas ucapan Karan,

"Ahk! Gue hanya sedang melamun aja."

Karan langsung menaikan satu alisanya kepadaku. Ya saat ini Jeslyn dan Karan sedang berbincang di luar, makanya Jeslyn terkejut saat Karan tiba-tiba mengajak ngobrol denganku.

"Itu soal teman gue yang marah." curhat Jeslyn.

Karan menjawab dengan bingung, "Teman lo?"

Jeslyn langsung berdeham singkat, "Iya gue juga enggak tahu, tapi yang jelas gue enggak ada maksud buat bikin dia marah."

Karan pun tidak menanggapi melainkan menatap lurus ke arah jalanan membuat Jeslyn bingung dibuatnya.

"Menurut lo gue harus gimana?"

"Walaupun itu salah lo atau bukan tetapi lo harus minta maaf." saran Karan.

Jeslyn hanya diam mendengarkan hingga Karan melanjutkan perkataannya kembali, "Katanya dia teman lo kan?"

Jeslyn langsung mengangguk pelan sebagai jawaban kepada pemuda yang ada di sebelahnya.

"Kalo kalian sama-sama tulus pasti teman lo akan mengerti." Jeslyn sedikit tertegun, apa cuman meminta maaf dariku akan dimaafkan olehnya? Ah, mungkin dia benar aku harus mencobanya lagi untuk berbaikan dengannya, kata Jeslyn dalam hati dengan mantap.

*Tbc...

#Terimakasih sudah membaca silahkan melanjutkan bab selanjutnya yang akan di publish oleh author

1
➳βC᭄☠Agatha☠❤️⃟Wᵃf ᴹᴿ᭄°
ayo saling dukung kak ..gantian mampir ya....
butterfly.bloom: Siap 🔥
total 1 replies
Naruto Uzumaki
Kurang tidur hanya untuk baca cerita ini, sekarang tolong cepat update
butterfly.bloom: Terimakasih sudah mampir🙏,,,,Bab selanjutnya sudah ada ya kak
total 1 replies
Marii Buratei
Bagus banget ceritanya, thor jangan berhenti menulis ya!
butterfly.bloom: siap🔥
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!