Di Tandai Duda Ganas

Risa memanggil Ricky untuk mengatakan bahwa Anjani di pecat oleh Kendra.

"Ricky, kamu tahu alasan Anjani di pecat?" tanya Risa.

"Di pecat bagaimana sih Bu? Tadi Anjani masih kerja sama saya kok!" balas Ricky heran.

"Ya ampun Ricky, masa saya mengada-ngada sih. Saya juga heran kenapa di pecat, padahal besok mau puasa loh lagi butuh-butuhnya pekerjaan" ungkap Risa.

"Bu Risa tahu kenapa dia di pecat?" tanya Ricky.

"Saya tidak tahu secara detailnya, hanya saja HRD mengatakan bahwa Anjani di pecat, gitu aja sih. Padahal kerjaan dia rapi loh" balas Risa.

Ricky pun langsung berlalu menuju ruang kerja Kendra. Ia ingin tahu kenapa Anjani di pecat. Baru saja Anjani bercerita kemarin pada Ricky bahwa dirinya resmi berpacaran dengan Kendra.

Ricky pun mengetuk pintu yang bertuliskan CEO itu.

"Masuk!" terdengar suara bariton dari dalam.

"Selamat pagi, Pak! Saya kemari sengaja menemui anda untuk menanyakan satu hal" ungkap Ricky.

"Silahkan katakan saja!" balas Kendra

"Maaf Pak, apa benar teman saya Anjani di pecat?" tanya Ricky.

Seketika Kendra pun menutup laptopnya dan duduk tegak menghadap Ricky.

"Ya benar!" Jawab Candra tampak terlihat kesal.

"Kenapa Bapak memecat Anjani? Bukannya dia pacaran dengan anda?" tanya Ricky semakin heran.

"Saya tidak mau mempunyai karyawan yang murahan" tuduh Kendra.

"Apa maksud Bapak berbicara seperti itu? Saya tahu bagaimana sifat Anjani. Saya mengenal dia jauh lebih lama dari anda. Anjani Itu sudah saya anggap seperti adik sendiri!" Ricky pun memberanikan diri bertanya.

"Dia tertangkap basah sedang berciuman bersama office boy yang bernama Fuad, itu artinya dia adalah wanita murahan. Ya Memang kemarin Kami sempat pacaran tetapi sekarang saya sudah jijik pada wanita itu" ungkap Kendra.

"Apa Bapak tidak kasihan pada Anjani? dan apa Bapak juga sudah dengar pembelaan dia? Saya tahu Pak, Fuad itu menyukai Anjani dari dulu namun dia baru berani mengungkapkan hal ini sekarang dan jika pun Bapak melihat mereka sedang berciuman, saya rasa Bapak sudah salah paham" Ricky terus membela Anjani di depan Kendra.

"Kamu jangan sok ngajarin saya ya, saya bisa pecat kamu hari ini juga! bentak Kendra.

"Kalau Bapak mau pecat saya silakan! Saja tidak takut karena saya merasa benar dan saya yakin jika Anjani tidak akan melakukan hal itu. Saya sarankan jangan sampai Bapak menyesal. permisi!!" Ricky pun langsung pergi meninggalkan ruangan Kendra dengan hati yang sangat dongkol begitupun dengan Kendra.

"Office boy itu berani-beraninya mengguruiku!" gram Kendra.

Ricky sudah berlari mencari di mana keberadaan Fuad. Ia ingin sekali memberikan pelajaran kepada rekan kerjanya itu.

Ricky mencari-cari Fuad di pantry, tetapi tidak ada. Ricky juga mencari Fuad di ruang arsip juga tidak ada. Ricky pun berjalan ke arah luar kantor dan ternyata Fuad sedang membersihkan ruang security.

"Fuad keluar Loh b**gs@t" teriak Ricky dengan kesal.

Puad pun menjadi heran dengan sikap Ricky.

"Loe kenapa bencong?" tanya Fuad.

Brughhh!!!

Brakkkkkkk

Beughhhhhh

Ricky langsung melayangkan Bogem mentah di wajah dan perut Fuad. Fuad yang tidak sempat mengelak menjadi tersungkur.

"Bangun loe an*ing!!" Ricky pun kembali menyerang Fuad sontak semua orang-orang di kantor itu berlarian melihat apa yang terjadi.

"Lo kenapa babi?" tanya Fuad heran.

"Loe apa kan Anjani? Gara-gara lo dia dipecat!" bentak Fuad.

"Gue nggak apa-apain dia!" Fuad masih mengelak.

"Jangan bohong loe breng$ek. Gara-gara loe Anjani dipecat. Loe tau kan dia tulang punggung keluarganya. Loe juga tahu kan dia itu butuh banget pekerjaan" Ricky semakin beringas memaki Fuad.

"Gue khilaf" Fuad akhirnya mengakui perbuatannya.

"Khilaf-khilaf congor loe. Loe udah buat temen gua sengsara! Kalau loe merasa punya hati sama dia Kenapa loe nggak ngelakuin yang baik sama dia selama ini, beg*" Ricky memaki-maki Fuad.

Mendengar ribut-ribut di luar sana, Kendra pun keluar, tetapi ia tidak langsung menyuruh Security untuk memisahkan 2 office boy itu.

"Iya gue khilaf, karena gue tidak bisa membendung perasaan gua sama dia. Gue cinta mati sama Anjani" ungkap Fuad.

"Tapi nggak begitu caranya beg*!! Gara-gara loe, dia sengsara. Asal loe tau ya, gue tahu semua seluk beluk hidup Anjani dibanding loe-loe semua di sini. Dia tulang punggung keluarga. Dia yang selama ini bekerja mati-matian untuk membiayai pengobatan bapaknya yang sakit jiwa" ungkap Ricky saking kesalnya.

Deg....!!!

Mendengar itu hati Kendra menjadi nyeri. Pantas selama ini Anjani tidak mau menunjukkan bagaimana keluarganya pada Kendra, ternyata bapaknya mengalami gangguan jiwa dan Kendra merasa bahwa Anjani belum siap mengatakan yang sebenarnya tentang keadaan keluarga Anjani yang sesungguhnya.

Seketika rasa bersalah pun bersarang pada jiwa Kendra. Ia begitu terburu-buru untuk mengambil tindakan dan sekarang malah membuat ia kehilangan Anjani.

"Gue khilaf Ricky, gue khilaf" lirih Fuad.

Ricky pun melirik semua karyawan yang mengerubungi dirinya.

"Dengerin ya kalian, kalian enak bisa makan tidur dengan pikiran yang tenang. Kalian ke kantor menggunakan mobil tanpa takut kehujanan. Orang tua kalian pun sehat-sehat di kampung, tapi tidak dengan kawan saya Anjani, dia tulang punggung keluarganya. Dari remaja bapaknya udah ODGJ. Gaji dia hanya habis untuk membeli obat bapaknya, tapi dengan lancangnya si tol*l Ini menghancurkan karir Anjani" Ricky pun meluapkan emosinya membuat semua orang pun tampak iba mendengar ucapan Ricky.

Security pun lalu menahan tubuh Ricky.

"Jangan buat keonaran di sini" ucap security yang bernama Mukhlis itu.

"Diam loe botak, Jangan sentuh gue" balas Ricky kesal.

"Kamu kalau buat keributan bisa dipecat" ucap Mukhlis memperingati.

"Pecat aja gue kagak takut. Lagian gue di sini merasa benar. Orang kaya seringkali menindas orang yang lemah. Kalau gue dipecat berarti rezeki gua bukan di tempat ini" balas Ricky.

Ricky pun lalu pergi dari kantor itu. Ia bisa menjamin bahwa esok ia sudah bukan lagi OB di kantor itu.

"Gua kagak peduli mau dipecat atau apapun. Gue bisa ngelamar di kantor yang lain karena di Jakarta bukan hanya kantor dia yang ada" gerutu Ricky.

Ricky pun langsung pergi dengan motornya untuk datang ke rumah Anjani.

Tak lama Ricky pun sudah sampai di rumah Anjani. Ia bertemu dengan Anjani dan melihat mata Anjani sembab. Ricky bisa tahu bawa Anjani setengah menangis.

"Gue nggak nyangka dia bisa lakuin itu ke loe" ucap Ricky.

"Dia tuh nggak mau dengerin penjelasan gue Mi. Gue bener-bener kecewa sama dia" balas Anjani sembari menangis.

"Gue juga udah ngomong sama dia, tapi entah kenapa batu banget tuh orang, mentang-mentang dia orang kaya" ucap Ricky kesal.

"Biarin lah Mi, yang penting gue nggak salah. Gue juga udah benci banget sama dia. Dia udah sebut gue cewek murahan dan nyewa l*nte waktu dia mecat gua, dasar bajing@n kesal Anjani.

"Gila tuh orang, berani-beraninya dia nyewa l*nt€ di depan loe. Maksud dese aposeh. Jani pokoknya yey harus buat dese minta maaf. Loe jangan sampai gitu aja maafin dia" saran Ricky.

"Gue udah nggak mau kenal dia lagi. Males, gue udah terlanjur sakit hati" balas Anjani.

Ricky pun pulang, kini Anjani masuk ke dalam kamarnya untuk menelepon HRD.

Ia pun menanyakan tentang uang pesangonnya selama ia bekerja di kantor milik Kendra, tetapi HRD Itu menjelaskan bahwa tidak ada yang Kendra sampaikan mengenai itu. HRD yang bernama Fatmawati itu akan menanyakan Kendra mengenai hal pesangon untuk Anjani secara langsung.

"Bu kalau sudah ada beritanya tolong ya cepat-cepat beritahukan saya, karena saya butuh banget uang itu. Tadi saya dipecat secara tidak hormat dan pesangon saya tidak diberikan" ungkap Anjani.

"Baiklah jika ada informasi mengenai itu, saya akan langsung beritahukan kepada kamu" balas Fatmawati

"Ya Bu terima kasih" ucap Anjani.

Anjani pun berharap jika uang pesangon itu akan cepat cair karena ia sangat membutuhkan untuk pengobatan Rusli. Karena jika satu kali saja Rusli tidak diberikan obat maka ia akan meracau dan membuat dirinya dan tetangga akan terganggu.