NovelToon NovelToon
KESEDERHANAANMU LAH YANG MEMBUATKU JATUH CINTA

KESEDERHANAANMU LAH YANG MEMBUATKU JATUH CINTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cintamanis / Karir / Romansa
Popularitas:978
Nilai: 5
Nama Author: Jyoti_Pratibha

Bercerita tentang seorang pemuda yang ditinggal menikah oleh wanita pujaannya dengan sahabatnya sendiri. Lebih tepatnya wanita yang disukainya itu pasangan sahabatnya sendiri. Ia menyukai wanita itu karena ada hal istimewa yang ada di dalam wanita itu.

Berbagai cara, dia lakukan untuk melupakan wanita itu. Namun hasilnya nihil, dia sudah berusaha untuk melupakannya. Dan itu sulit baginya. Wanita itu terlalu membekas di hatinya.

Hingga akhirnya ia bertemu wanita lain yang membuatnya jatuh cinta. Wanita sederhana dan senyum manisnya, yang membuatnya jatuh cinta. Berbagai cara dia lakukan untuk menyatukan cintanya pada wanita itu. Namun lagi-lagi ada halangan besar yang menghalangi perbedaan mereka.

Lalu apa yang akan dilakukan pemuda itu? Apakah pemuda itu tetap melanjutkan pilihan hatinya?
Atau dia akan menyerah dan merelakan wanita itu bersama dengan yang lain?
Ingin tahu lebih lanjut ceritanya, jangan lupa untuk membaca kisah selengkapnya....

Happy reading....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jyoti_Pratibha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

Malam menyelimuti jagat dengan selimut pekat, dimana bintang-bintang berkelip bak permata yang terjatuh dari langit.

Angin malam berdesir lembut, mengalun seperti lagu pengantar tidur, menyusup ke sela-sela dedaunan yang melambai perlahan.

Suasana dingin merayap perlahan, menggigit kulit, menyapa setiap jiwa yang berada di bawah cahaya rembulan.

Kilauan purnama memancarkan sinar lembut, menciptakan bayangan-bayangan misterius di atas permukaan tanah.

Di kejauhan, suara detak jam terdengar jelas, mengingatkan bahwa waktu terus berjalan meskipun dunia tampak terhenti.

Suara gemericik air dari sungai yang mengalir tenang menambah harmoni malam,seolah mengundang setiap pikiran untuk merenung dalam hening.

Aroma khas embun pagi mulai menguar, menyejukkan udara yang sudah mendingin lebih jauh.

“Dingin banget astaga”ucapnya dengan memeluk selimut yang dari tadi mengerubungi ya.

“Sepertinya aku harus mencari makanan hangat disini.”

Derandra keluar dari selimut yang dipeluknya tadi dan memakai pakaian hangat agar tubuhnya tidak kedinginan.

Suhu disini benar-benar lebih dingin dari negara 4 musim yang sering dikunjunginya bersama keluarga.

Desa ini masih sangat alami dan banyak pepohonan yang masih terjaga. Dan juga suhu di negara ini adalah lembab, jadi itulah yang membuat suhu disini sangat dingin.

Dia yang sering dikota dengan panas yang menyengat setiap harinya, apalagi ketika malam.

Tubuhnya benar-benar kaget ketika berada disini. Hawa dingin yang menusuk kulit, dan juga suasana temaram menambah kedinginan di desa ini.

Entah kemana perginya penghuni penginapan ini, Derandra merasakan merinding ketika melewati lorong.

Ia pun segera turun ke lantai bawah melalui tangga untuk pergi keluar dan mencari makanan hangat untuk menghangatkan tubuhnya.

Setelah keluar ia melihat banyak warung yang buka dengan berbagai menu. Dia pun menuju salah satu dari warung itu dan memesan minuman hangat.

Derandra belum merasakan lapar saat ini, karena perutnya masih kenyang.

Berulang kali Derandra menggosokkan kedua tangannya. Udara malam ini benar-benar dingin baginya.

“Kamu juga disini?”tanya seseorang yang duduk disampingnya. Derandra pun menoleh untuk melihat orang itu.

Derandra menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. “Lagi beli minuman hangat buat angetin tubuh. Kalau kamu ngapain disini?”

“Aku lagi cari makanan, lapar soalnya dirumah lagi gak ada orang makanya keluar buat cari makan”jawab Veronica.

“Lalu orangtuamu kemana?”tanya Derandra.

“Lagi ronda malam di dekat sana, soalnya lagi rawan maling. Makanya cari makan sendiri, mau masak juga lagi malas kalau makan sendirian”ujar Veronica.

Derandra mengangguk-anggukan kepalanya, ia baru tahu kalau di daerah sini masih ada maling.

Walaupun disini tidak ada satpam komplek dan sebagainya, namun disini masih ada bapak-bapak yang siap menjaga desa ini agar tentram. Dan juga aman tentunya.

“Setelah ini kamu mau kemana?”tanya Veronica sambil memakan makanan yang dipesannya.

“Gak tahu, aku belum terlalu hapal dengan daerah sini. Mungkin akan balik ke penginapan, tidak ada kegiatan setelah ini”jawab Derandra.

“Mau ikut gak?”

“Kemana?”

“Ke pasar malam, disini ada pasar malam yang diadakan di dekat penginapanmu kayaknya. Setahuku begitu, mau ikut?”

“Boleh.”

“Baiklah aku harus habisin makanan dulu, mubazir kalau tidak dihabisin.”

Derandra yang mendengar ucapan Veronica terkekeh pelan, perempuan disampingnya ini benar-benar unik. Baru kali ini ia bertemu perempuan seperti itu.

Sepanjang hidupnya Derandra selalu bertemu dengan wanita yang aneh-aneh. Entah itu dandanannya, gayanya, sifatnya dan masih banyak lagi. Dan tak lupa matre.

Wanita yang selalu dekat dengannya, mereka memandang harta yang dipunya Derandra. Dan itulah yang membuat seorang Derandra menjadi playboy.

“Ini yang kamu maksud tempat hiburan malam Veron?”

“Iya, jangan kamu samakan hiburan ini dengan club yang sering kamu datangi ya. Tentu ini berbeda, tapi tetap menyenangkan teman, ayo!”

Veronica menarik lengan Derandra dan membawa pria itu untuk naik komedi putar.

Mereka berdua menaiki komedi putar bersama dengan anak-anak kecil ikut naik. Bisa dibilang mereka berdua adalah orang yang paling dewasa di antara yang lain.

Terlihat memalukan namun mereka berdua tidak peduli, yang mereka rasakan saat ini adalah perasaan menyenangkan.

Setelah menaiki komedi putar, Veronica mengajak Derandra ke arah kora-kora untuk dinaiki. Dan wahana ini adalah wahana yang paling ekstrim dinaiki oleh Derandra.

Dirinya yang terbiasa menaiki wahana dengan pengaman penuh, tiba-tiba dia harus menaiki wahana yang sering berbunyi ketika mengayun.

Sungguh hal seperti ini tidak akan dia ulangi, sepanjang berayun dirinya hanya memejamkan mata dan berdoa agar diberi keselamatan.

Dia sudah tak memperdulikan teriakan Veronica yang menyuruhnya membuka mata.

Setelah wahana berhenti Derandra segera turun dari wahananya dan memuntahkan isi perutnya, ia benar-benar mual ketika menaiki wahana itu.

Beruntungnya ia tidak muntah di wahana, jika tidak. Itu akan menjadi hal memalukan yang pernah terjadi.

“Kau tidak apa-apa Andra?”tanya Veronica dengan nada khawatir. Dia benar-benar merasa bersalah ketika melihat Derandra muntah setelah menaiki wahana.

Derandra menaikan tangannya sebelah sebagai jawaban, dirinya masih fokus untuk mengeluarkan isi perutnya yang berlomba untuk keluar.

Veronica pun bergegas mencari air minum dan meninggalkan Derandra sendirian. Sedangkan Derandra sedang fokus terhadap perutnya yang masih bergejolak.

Entah apa yang terjadi dengan perutnya, karena ini pertama kalinya ia muntah setelah menaiki wahana. Sebelum-sebelumnya dia tidak pernah mengalami hal seperti ini.

Veronica memberikan air minum yang dibelinya pada Derandra dan mengajaknya duduk di dekat warung bakso.

“Huft kamu membuatku khawatir Andra, seharusnya kalau kamu tidak bisa menaiki wahana itu kamu bilang terlebih dahulu”ucap Veronica.

“Aku bukan tidak bisa menaiki, hanya saja wahana disini sangat berbeda dengan yang kunaiki ketika di kota. Jadilah aku muntah seperti ini, seharusnya kamu bilang kalau wahana itu sedang perbaikan. Kamu tahu aku sepanjang permainan hanya berdoa agar tidak terjadi apa-apa nantinya”ucapnya Derandra dengan nada keras.

Veronica yang mendengar ucapan Derandra terkekeh pelan. “Ternyata ini penyebabnya”batinnya.

“Ah aku tahu sekarang. Tenanglah itu tidak akan membuatmu jatuh, warga sini sering menaiki wahana itu dan tidak terjadi apa-apa kawan.”

“Menyebalkan, tapi itu bisa saja memakan korban Veron. Apakah kau tidak melihatnya? Mengapa pemiliknya tidak memperbaiki wahananya agar tidak membahayakan?!”

“Astaga kamu lucu sekali Andra, haduh perutku sampai sakit mendengarnya”ucapnya dengan memegangi perutnya yang sakit. “Tenanglah kawan, tidak akan terjadi apapun jika kita mematuhi hal yang udah di instruksi oleh pengawasnya.”

“Sudahlah”kesalnya ia kembali meminum air yang diberikan Veronica.

“Apa kau lapar Andra?”tanya Veronica.

“Sedikit, isi perutku keluar karena muntahan tadi”jawab Derandra seadanya.

“Kita beli bakso disini saja, aku akan memesannya”ujarnya.

Derandra ingin mengucapkan sesuatu pada Veronica, tapi wanita itu sudah duluan pergi. Sebenarnya dia saat ini memang membutuhkan yang hangat untuk perutnya.

Tapi dia tidak ingin makanan berkuah, dirinya menginginkan minuman hangat saja.

“Ya sudahlah jika terlanjur.”

ΩΩΩΩ

Hari semakin malam dan dua manusia itu masih berada di warung bakso. Obrolan yang semakin menarik dan seru membuat mereka melupakan kejadian yang telah dialami dari salah satunya.

Veronica yang menyadari hari semakin malam, membuatnya memutus obrolannya dengan Derandra secara sepihak dan mengatakan bahwa hari sudah malam.

Veronica juga mengantar Derandra ke tempat penginapannya sampai di depan gerbang.

Awalnya Derandra tidak ingin diantar Veronica, dia juga mengatakan bahwa dia akan baik-baik saja berjalan sendiri. Lagi pun dia juga sudah hafal dengan jalannya.

Tapi yang namanya Veronica bukanlah orang yang suka dibantah, ia pun mengantarkan Derandra sampai depan gerbang.

Alasannya karena sebagai bentuk rasa tanggung jawabnya sebab membuat Derandra muntah-muntah tadi.

“Terima kasih sudah mengantarku”ucap Derandra.

Veronica tersenyum padanya dan menganggukkan kepalanya. “Sama-sama kalau begitu aku pulang terlebih dahulu.”

Derandra menganggukkan kepalanya. Veronica pergi dari hadapan Derandra dengan memasukkan kedua tangannya di saku jaket yang dipakainya.

Dia mengedarkan pandangannya ke seluruh jalan sambil menikmati udara malam disekitar sini.

Beruntungnya rumah Veronica tak terlalu jauh dengan penginapan Derandra. Jadi dia tidak terlalu takut jika keluar malam.

Sementara Derandra ia masuk ke dalam penginapan nya dengan segera. Berada di penginapan ini sendirian membuat bulu kuduknya berdiri.

Sebenarnya penginapan ini ada beberapa orang, hanya saja dia selalu merasa sendiri ketika malam tiba. Dan penghuni penginapan lain, dia tak tahu mereka berada dimana.

Sesampainya di kamar ia langsung merebahkan dirinya di ranjang dengan tangannya yang terlentang.

Kejadian tadi benar-benar membuatnya tidak habis pikir. Dirinya yang tidak pernah merasakan hal seperti itu tentu membuat tubuhnya kaget.

“Veron sialan! Akh kenapa hal tadi harus terjadi sih! Menyebalkan!”

Suara dering telpon berbunyi. Dia pun melihat orang yang menelponnya malam-malam seperti ini. Dan tertera nama ibunya. Dia pun segera mengangkat telepon itu.

“Halo mah?”

“Akhirnya kamu mengangkat telpon mamah. Kemana saja kamu?! Mamah telpon berkali-kali tidak diangkat?”

“Ah itu”ucapnya canggung dengan menggaruk rambutnya yang tidak gatal. “Tadi Andra lagi keluar, ada apa mamah nelpon malam-malam begini?”

“Tidak ada, mamah hanya merasa khawatir saja dari tadi, perasaan mamah tidak enak. Mengingat kamu ke luar kota sendirian.”

“Yank anak kita udah dewasa gak usah dikhawatirkan terus nanti jadi manja lagi”sahut Mallory.

“Apa sih kamu diem deh”kesal Firanda dengan suaminya. “Yasudah kalau begitu kapan kamu balik ke kota mamah udah kangen sama kamu?”

Derandra yang mendengar ucapan Firanda terkekeh pelan. Dia sudah membayangkan wajah papanya yang menekuk kesal karena ucapan mamahnya.

“Dua hari lagi mamahku sayang, kangennya ditunda dulu ya. Kasian nanti papah Mallory gak ada yang manjain.”

“Anak sialan!”sahut Mallory.

“Pah!”ucap Firanda dengan menatap horor pada suaminya.

“Ya udah Andra matiin dulu ya telponnya. Sekarang udah malem, Andra mau tidur capek.”

“Baiklah sampai jumpa sayang, sayang Andra.”

“Sayang mamah.”

Obrolan mereka berakhir setelah beberapa menit mengobrol.

Firanda akan selalu bersikap seperti itu setiap kali dirinya keluar kota, bagi mamahnya Derandra akan tetap menjadi anak kecil di mata mamahnya meskipun dirinya sudah dewasa.

Derandra adalah anak satu-satunya yang dilahirkannya sepenuh hati. Sulit untuk mendapatkan anak itu ketika waktu dirinya sering mengalami keguguran.

Beruntungnya Tuhan memberikan waktu untuk mengasuh seorang anak, dan dia sangat bangga akan hal itu.

Untuk itulah mamahnya selalu menanyakannya setiap kali berada di luar kota. Ataupun keluar negara, mamahnya selalu menanyakan keadaannya.

Derandra mengutak-atik laptopnya untuk menghubungi seseorang. Dia ingin berbicara melalui virtual, dan membahas tentang jembatan yang akan diperbaikinya.

“Astaga Andra bisa gak sih kalau ngajak meeting besok aja, ini udah malem anjir”kesalnya karena temannya menelponnya di tengah malam.

“Gak ada waktu, besok gua ada kerjaan lain yang harus segera diselesaikan. Saat ini aku mau bahas sesuatu tentang pembangunan itu.”

“Ya ya suka-suka Andra lah.”

“Jadi sampai dimana progresnya?”

Mereka berdua larut dalam pembicaraan yang serius tentang masalah pembangunan. Begitu banyak kerusakan yang harus diperbaiki karena jembatan itu sudah tua.

Mungkin jembatan itu sudah ada sejak jaman penjajahan dulu. Dilihat dari umurnya serta tahun pembangunannya sudahlah lama.

Dan tentu jika seperti itu Atlas harus menggambar rekontruksi ulang semuanya. Apalagi jembatan itu adalah jembatan utama bagi warga desa ke tempat sebelah.

Jika saja perawatan jembatan itu rutin, mungkin jembatan itu masih akan bertahan sampai bertahun-tahun lagi. Namun lagi-lagi namanya manusia selalu serakah ketika diberi tanggung jawab.

Dan Derandra sudah tidak heran dengan sistem negara ini. Terutama orang-orangnya yang mempunyai jabatan, tentu hal seperti itu sangat mudah ia temui ketika dirinya mengurusi tentang perpajakan.

“Apakah kau sudah menemukan orang yang ingin berinvestasi?”

“Banyak, hanya saja kau tahu desa ini sangatlah indah dan juga alamnya yang masih asri. Dan seperti yang kau tahu bukan sistemnya seperti apa?”

“Kau benar kawan, tapi apakah kau sudah bertanya tentang pariwisata desa itu pada warga sana?”

“Sudah mereka setuju saja, hanya untuk beberapa tempat yang bisa dikunjungi saja. Warga belum memberitahu spesifiknya, besok akan kutanyakan.”

“Lalu apakah kita boleh membangun sebuah tempat yang menguntungkan disana? Tidak mungkin jika kita tidak balik modal?”

“Aku belum membicarakan tentang ini pada mereka. Besok akan ku diskusikan pada warga, semoga saja kita beruntung kali ini.”

“Yah semoga beruntung.”

Inilah kendala yang dimiliki mereka berdua. Anggaran yang digunakan untuk memperbaiki jembatan akan membutuhkan banyak, dan juga para investor juga membutuhkan modal balik untuk dananya.

Mereka juga tidak akan mau mengeluarkan dana cuma-cuma jika tidak balik modal.

Hal sulit yang dilakukan Derandra nantinya adalah berdiskusi tentang pembangunan gedung di desa ini.

Ketika mendengar pernyataan Veronica tentang penolakan desa wisata ini, tentunya tidak akan semudah itu dalam menangani hal ini.

Dan nantinya Derandra harus berdiskusi tentang hal ini pada warga sekitar. Dia hanya bisa berdoa semoga warga desa tidak menolak usulannya.

Dia ingin sekali membantu warga sini, hanya saja kendala biaya. Dan mengharuskannya mencari investor yang ingin membantu nantinya.

“Kita bicarakan ini lagi besok, aku harus mengistirahatkan tubuhku.”

“Mengapa tidak besok saja kau mengajakku meeting sialan!”

Derandra mematikan laptopnya sepihak. Lalu diapun merebahkan tubuhnya kembali di ranjang.

Dia harus memikirkan hal esok yang akan terjadi. Dan tentu dia akan membutuhkan bantuan terhadap temannya yang ada disini.

“Veronica.”

Mengingat namanya membuat Derandra tertawa kecil. Sifat wanita itu benar-benar membuatnya terkejut dan sekaligus kagum. Dia, baru kali ini menemukan wanita yang bersifat sederhana dan unik.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!