Aku Bukan Pelakor

"Gue ngak percaya Alex sudah menikah, gue harus tanya sama Tante si alan itu, kenapa dia bisa membohongi gue, pokoknya gue tetap harus nikah sama Alex, gue ngak mau perusahaan papa bangkrut, dan gue ngak mau hidup miskin, pokoknya gue harus dapetin Alek, mau jadi yang ke dua untuk sementara juga ngak apa apa, setelah itu gue singkirin wanita si alan itu." gumam Moza membawa mobil dengan sedikit ngebut ke arah rumah besar Alex.

Sementara di rumah besar sana Hesti sedang menonton totok dia melihat Alex bergandengan tangan dengan seorang wanita berhijab, dan di nyatakan wanita itu adalah istri Alex, tentu saja membuat Hesti shok tidak percaya.

"Pa.... Papa...." pekik Hesti tidak sabaran.

Pak andi mendengar suara sang istri lansung terkejut dan buru buru mendatangi sang istri.

"Ada apa sih ma... Teriak teriak ngak jelas, kamu pikir rumah ini hutan." ketus sang suami.

"Pa... Papa sudah baca berita belum?" tanya Hesti dengan hebohnya.

"Berita apaan emang?" tanya sang suami, dia yakin pasti berita tentang Alex dan menantunya.

"Ini berita Alex sama seorang wanita, katanya mereka sudah menikah, dan wanita itu pelakor, merebut Alex dari kakaknya, ini ngak benarkan pa." panik Hesti.

"Ohhh... Itu emang benar, dan yang tidak benar, menantu ku itu bukan pelakor, dia yang di jebak oleh kakaknya sendiri, dan kakaknya mengambil kekasih istri Alex, yang pada dasarnya Alex memang sudah di jodohkan sama Ayah dengan istrinya sekarang, namun di serobot sama kakaknya, dan Alex berpura pura miskin, jadi Alex di depak, dan kakaknya kembali mengambil tunangan Arimbi, dan Arimbi di nikahkan dengan Alex dan pada akhirnya jodoh Alex memang Arimbi." ujar suami dengan enteng.

"Haa... kenapa bisa begitu, dan kenapa aku ngak tau pa, dan kenapa papa menikahkan mereka, seharusnya papa memberi tau mama, mama ini ibunya Alex pa, dan papa tau kan klau Alex ingin mama jodohkan sama Moza." sewot sang istri.

"Yang menjodohkan Alex dan Arimbi adalah Ayah, karena kakek Arimbi sahabat Ayah, dan mereka sudah berjanji akan menjodohkan cucu cucu mereka." ujar Pak Andi santai.

"Dan papa setuju?" tanya sang istri bingung.

"Tentu saja setuju, sama istri ke duanya ini, anaknya baik, santun dan ramah." ujar pak Andi tanpa beban.

"Pa... kok papa gitu sih, mama ngak di kasih tau dan dimana wanita itu bekerja, dan dari keluarga mana dia, papa ngak lihat bibit bebet bobotnya dulu, sembarangan aja ngejodohin anak." kesal Bu Hesti.

Pak Andi lansung mengerutkan dahinya mendengar ucapan sang istri, dan akhirnya di terkekeh sendiri, mendengar ucapan istrinya itu.

"Kau pikir aku akan salah menjodohkan cucuku, dan apa tadi kau bertanya di mana cucu mantuku bekerja kan? dia bekerja jadi pelayan di restoran pelangi." ujar sang ayah mertua ikut duduk di sana.

"Apa.... Ayah ngak salah menjodohkan Alex dengan seorang pelayan, apa kata dunia Yah, Alexio seorang pebisnis handal menikah dengan pelayan restoran, apa papa ngak mikir mencarikan jodoh untuk Alex." ujar Hesti dengan nyari.

"Turunkan nada bicara kamu Hesti, siapa yang mau minta pendapat kamu di sini!, dan saya Bagas prananta keturunan prananta tidak memandang dari kalangan mana menantu saya, dan kau pikir kau siapa Hesti, kau dari kalangan mana? ingat kau hanya ibu sambung Alex, yang menggantikan posisi ibu kandung Alex yang sudah tiada, dan kau harus ingat siapa kau sebelumnya, hanya seorang pengsuh yang di angkat derajatnya, mengerti!" marah kakek Bagas.

Glek....

Hesti lansung terdiam tanpa kata, apa yang di bilang oleh mertuanya memang benar, dia hanya ibu sambung untuk Alex karena ibu kandungnya sudah tiada saat Alex berumur tujuh tahun, karena Alex dekat dengan Hesti, dan agar Alex ada yang merawat akhirnya pak Andi menikahi Hesti yang seorang gadis kampung dan bekerja sebagai pengasuh Alex kala itu.

"Dan jangan sekali kali merasa kau nyonya besar di rumah ini, selama ini saya diam melihat kelakuan kamu itu, sekarang tidak lagi, kau tau batasan sebagai ibu sambung, sembarangan ingin menjodoh jodohkan cucu saya, siapa kau, ada hak apa kau menjodohkan cucu saya, supaya apa, supaya di kata berjasa atas hidup Alex begitu." bentak mertuanya, yang memang dari dulu sangat amat protektif terhadap alex namun tidak untuk ke dua adik tiri Alex.

Hesti hanya bisa menunduk takut, bahkan. suaminya tidak berniat membantu dirinya dari sang Ayah.

"Tante Hestiiii....... Tanteeeee...." pekik Moza dari luar memanggil Hesti, membuat Hesti lansung terperanjat.

"Tuh, perempuan tak tau etika yang mau kau jodohkan dengan cucuku, dasar memalukan, urus dia, dan jangan pernah lagi anak itu dan keluarganya datang lagi kerumah ini." ujar sang Ayah mertua dengan wajah sinisnya.

Hesti lansung keluar dengan perasaan anta baranta.

"Ada apa Moza, kamu pikir rumah ini hutan haa.... kalau bertamu itu yang sopan Moza." kesal Hesti.

"Maaf tante... aku terbawa suasana." ujar Moza pura pura bersalah.

"Ada apa kamu ke sini?" tanya Hesti yang tidak mau berbasa basi.

"Tante, tadi aku ke kantor Alex, trus Alex bersama perempuan udik berhijab, dia bilang itu istrinya tante, apa benar Alex sudah menikah Tan?" tanya Moza.

"Soal itu iya Moza, memang benar Alex sudah menikah." ujar Hesti membenarkan ucapan Moza.

"APAAA...!! Tante ngak bohongkan, bagaimana bisa, bukannya Alex mau tunangan sama aku tante, kenapa malah dia sudah menikah tante, aku ngak terima!" marah Moza.

"Maaf Moza, itu salah tante yang mengiyakan permintaan orang tua kamu, ternyata mertua dan suami tante sudah menjodohkan Alex dengan wanita lain, dan sekarang mereka sudah menikah, dan pertunangan kalian batal." ujar Hesti.

"Aku ngak mau tante.... Alex tetap harus bertunangan dengan aku dan sebulan setelahnya kami menikah, aku ngak mau tau tante, Alex harus menjadi milik ku." pekik Moza.

"Maaf, tapi saya tidak bisa, dan satu lagi, jangan pernah datang kerumah ini lagi, maaf silahkan keluar Moza." usir Hesti juga gondok mendengar Moza membentak bentak dirinya, bahkan Alex yang anak sambungpun tidak pernah membentak dirinya, ini belum apa apa sudah kasar.

"Aku ngak mau tante... ini bakal jadi rumah ku, aku akan menjadi nyonya di rumah ini tante, jangan usir aku!" pekik Moza yang di seret oleh satpam keluar dari rumah itu.

"Bagus calon yang kau pilihkan untuk cucu ku hu...!" sinis kakek Bagas.

"Maaf Ya...." ujar Hesti menunduk.

Mertuanya hanya melewati Hesti begitu saja.

"Pa..." panggil Hesti kepada sang suami.

"Lain kali kau berpikir dengan otak kau itu, mentang mentang di diamin selama ini, ngelunjak kau jadi orang, dan mulai sekarang berhenti ikut sosialita yang tidak bermutu itu." ujar Pak Andi meninggalkan sang istri yang duduk terpaku di sofa ruang keluarga itu

Bersambung....

Haiii.... cinta cintanya mamak, hari ini mamak double up walau telat, semoga kalian suka, dan jangan lupa like komen dan vote ya, biar mamak makin semangat up nya.

Dan.... jangan lupa bintang limanya cinta😍😍😍😍😍