Sekuel dari Anak Jenius Mom Sita. Disarankan untuk membaca novel tersebut dulu agar mengetahui tokoh tokohnya.
Kai Bhumi Abinawa memiliki identitas ganda. Ia dijuluki sebagai Mr Sun di dunia hacker yang ditakuti dunia internasional. Sedangkan di dunia nyata Kai dikenal sebagai pemilik sekaligus CEO dari A-DIS ( Abinawa Defense of Internet System) Company yang sukses. Namun kesuksesan yang dimiliki membawa ia dalam banyak masalah. Banyak wanita yang mengejarnya serta musuh yang ingin menjatuhkannya.
Merasa lelah dengan rutinitasnya, Kai memutuskan untuk menepi dan melakukan sebuah perjalanan. Ia meninggalkan semua kemewahannya dan berkelana layaknya pemuda biasa.
Di tengah perjalanannya Kai bertemu penjual jamu gendong yang cantik. Kirana Adzakia nama wanita berhijab tersebut. Kai jatuh hati terhadap Kiran dan Ia memutuskan untuk menetap di daerah tempat tinggal Kiran sebagai penjaga warnet. Namun siapa sangka Kiran adalah seorang janda muda di usianya yang baru 21 tahun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MBH 19. Ku Mulai Dengan Bismillaah
Kiran yang masih terngiang ngiang dengan apa yang ia katakan sendiri, berjalan menuju warung dengan sedikit melamun. Ia sesekali menggelengkan kepalanya.
Bruk….
" Astagfirullaah …."
Seseorang menyenggol tubuhnya dan membuat dia jatuh ke tanah. Kiran segera berdiri lalu melihat siapa yang telah menabraknya.
" Huft…." Kiran membuang nafasnya dengan kasar, namun seketika ia mengubah ekspresi wajahnya dengan senyuman.
" Kalau jalan hati hati Ros, apalagi bawa baby begitu. Kasian baby nya kalau terluka."
" Tck… kamu yang jalan nggak hati hati. Malah nyeramahin orang."
" Baiklah maaf kalau begitu."
Tidak ingin berkepanjangan, Kiran segera menjauh dari Rosma. Namun dengan cepat Rosma meraih pergelangan tangan Kiran dan mencengkeramnya dengan sangat erat.
Kiran tidak bisa memberontak dikarenakan Rosma sedang menggendong bayinya. Sedangkan Rosma tertawa puas, ia memang sengaja membawa baby nya unyuk menyakiti Kiran.
" Astagfirullaah Rosma, lepasin ini sakit. Shh….."
Kiran mendesis kesakitan di pergelangan tangannya yang semakin terlihat merah.
" Heh dasar wanita kampungan, jangan berpikir untuk merebut Jaya lagi dari ku. Apa kau lihat kami sudah memiliki anak. Tidak akan kubiarkan kamu merusak apa yang sudah aku dapatkan."
Rosma mengibaskan tangan Kiran hingga gadis berhijab itu kembali terjatuh. Namun anehnya Kiran tidak merasakan sakit.
" Kiran, kamu nggak apa apa?"
" Abang…. Makasih bang."
Ternyata Kai menangkap Kiran dari belakang. Sedari tadi Kai sudah mengamati Kiran. Ia hendak menghampiri namun urung saat Rosma terlebih dulu menemui Kiran.
" Maaf mbak. Kiranya mbak lah yang harus menjaga suami ganjen mbak itu agar tidak mengganggu calon istri orang."
" Apa maksudmu pria bule?"
Rosma sangat tidak paham dengan perkataan pria bule di depannya itu. Sejak kapan Kiran punya calon suami, sedangkan selama ini dia tidak pernah melihat Kiran dekat dengan siapapun.
" Saya, saya adalah calon suami Kiran. Jadi tolong sampaikan kepada suami mbak yang tidak tahu sopan santun itu untuk stop mengganggu calon istri saya."
Rosma sedikit terkejut dengan penuturan Kai. Namun seketika itu juga senyumnya merekah.
" Ooh bagus kalau begitu, sebaiknya kalian segera menikah agar rumah tangga kami tidak dicampuri ilalang."
" Huft… mbak mbak… yang kurang kerjaan itu suami mbaknya. Bukan Kiran."
Rosma sangat kesal. Ia pun membalikkan tubuh nya dan pergi dari sana.
Sedangkan Kai, ia kembali memindai Kiran. Melihat apakah gadis itu terluka atau tidak, hingga ia menemukan pergelangan Kiran yang sangat merah.
" Ya Allaah ini merah banget. Ayo ke rumah aku obatin."
" Tapi bang…."
Kai tidak mengindahkan protes Kiran. Ia tetap mendorong tubuh gadis itu menuju ke rumahnya.
Dari kejauhan tampak seorang tengah tersenyum melihat interaksi dua orang berbeda jenis itu.
" Semoga kamu bahagia nduk. Ibuk kan tenang meninggalkanmu jika kamu bersama orang yang tepat. Belum pernah ibuk melihat wajahmu seperti itu dengan seorang pria. Semoga pria berwajah bule itu benar benar bisa menjadi suamimu. Uhuk...uhuk…."
Wanita paruh baya tersebut kembali ke rumah. Ia sedari tadi memperhatikan sang putri dan pria bule itu. Sudah beberapa hari ia memperhatikan Kiran, putrinya tampak begitu berbeda. Anak gadisnya terlihat lebih ceria dari biasanya.
Sari menghembuskan nafas kelegaan, ia kembali melihat tangannya. Batuk nya meninggalkan noda merah di tangannya. Selama ini Sari menyembunyikan hal tersebut dari Kiran. Ia tidak ingin anak gadisnya itu terbebani dengan penyakitnya yang semakin parah.
*
*
*
" Bang… ini sudah."
" Belum… tunggu jangan bergerak."
Kiran sungguh malu, wajahnya merona. Beberapa orang yang melintas selalu melihat ke arahnya. Kiran pun hanya membalas tatapan mereka dengan senyuman kaku. Sedangkan Kai, ia acuh dengan orang orang yang menurutnya sengaja berlalu lalang itu.
" Bang… sungguh aku tidak apa apa."
" Kiran, seharusnya tadi kau mengelak."
" Huft…sebenarnya Kiran ngelak bang. Tapi Rosma nya bawa bayi, jadi aku nya ra isoh obah ( tidak bisa bergerak)."
Kai merasa sepertinya wanita itu sengaja membawa bayinya agar Kiran tidak berkutik.
Lain kali aku harus waspada, jangan sampai si Rosros itu mencelakai Kiran. Aku merasa dia tidak akan pernah berhenti mengganggu Kiran.
Kai bermonolog dalam hatinya. Keinginannya melindungi gadis berhijab itu muncul dengan sendirinya dan begitu menggebu gebu.
" Tck...tck...tck…. Dasar rondo keganjenan. Calon suami orang iseh wae diganggu."
Suara teriakan Riati sungguh memekakkan telinga. Kiran hanya bisa mengelus dadanya. Ia merasa hari ini sungguh buruk, setelah dikejutkan dengan lamaran dadakan dari dokter hewan, di tabrak oleh Rosma, dan sekarang diteriaki oleh Riati.
" Ya Allaah berilah hambamu ini kekuatan."
Kiran bergumam lirih, namun masih bisa didengar oleh Kai. Kai hanya tersenyum simpul melihat ekspresi kesal Kiran yang menurutnya sangat menggemaskan.
" Opo meneh to mbak…mbak… aku gek ra mood ngladeni mbak Riati."
" Halah koe ki pancen ganjen. Bang Bule kan wis duwe calon istri. Kok iseh mbok rayu rayu. (Bang bule sudah punya calon istri, mengapa masih kau rayu)."
Kiran mengerutkan kedua alisnya, ada rasa kecewa dalam hatinya saat Riati mengatakan Kai sudah punya calon istri.
" Kok mbak Riati isoh ngerti?"
" Bang bule sendiri sek bilang. Ya to bang?"
Riati dan Kiran kompak melihat ke arah Kai meminta sebuah jawaban. Kai tersenyum sangat manis kepada Kiran namun tidak kepada Riati. Kai pun menarik tubuh Kiran hingga berada di depannya.
" Iya aku sudah punya calon istri, dan ini adalah calon istriku."
" Apa???!!!"
Riati begitu terkejut mendengar ucapan Kai. Sedangkan Kiran, ia tersenyum. Ada rasa hangat yang menjalar dalam hatinya dan seperti terdapat jutaan kupu kupu terbang di perutnya.
Ya Allaah kenapa aku seneng bang Kai bilang aku calon istrinya? Batin Kiran
" Abang bule pasti bohong kan? Kiran ini lho janda, masa abang mau sama janda."
" Tidak masalah bagiku. Mau janda mau perawan asalkan itu Kiran."
Riati sungguh kesal, tanpa mengatakan apapun ia langsung pergi dari rumah Kai. Bahkan ia berlari agar segera menjauh dari dua orang itu.
" Bang, jangan bercanda terus. Nanti orang orang salah paham."
" Aku tidak bercanda Kiran, aku serius. Bismillahirohmanirohim, maukah kamu menerimaku?"
" Eh…."
" Aku tahu kita baru kenal, aku tahu kamu masih punya trauma terhadap masa lalu mu. Dan aku tahu kamu belum mencintaiku. Tapi, aku sungguh ingin menjadi pendamping mu. Tidak perlu dijawab sekarang. Pikirkanlah dulu."
Kiran sungguh terkejut dengan ucapan Kai. Jika kemarin saat di warnet Arman mungkin itu adalah cara Kai melindunginya dari Jaya, namun saat ini ucapan itu benar benar memiliki arti tersendiri.
Aku harus jawab apa?
TBC
ngekek guling2 dah