kanaya seorang gadis yang baru saja akan merasakan bangku kuliah tiba tiba harus menikah dengan Bumi Mahesa Erlangga teman masa kecilnya yang sudah di anggap seperti kaka sendiri , hari dimana Bumi akan melakukan akad , tiba tiba Nesa menghilang . Pak Arif ayah kandung Bumi meminta Naya untuk menggantikan posisi mempelai perempuan. disinilah cobaan untuk Kanaya di mulai orang yang selama ini ia kagumi , dan selalu melindunginya tiba tiba menjadi orang yang dingin dan tidak berperasaan . luka hati akibat penghiantan Nesa membuat Bumi berubah menjadi orang yang sangat kejam bahkan kepada wanita lembut yang selalu berada di sampingnya. WARNINGGGG!!!!! siapkan tisu dan kanebo setiap membaca karena akan banyak mengandung bawang merah , bawang putih, dan bawang bombay... canda bawang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shadirazahran23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14 PANGGILAN SAYANG
kali ini Bumi mengajak Naya untuk mencicipi ayam bakar dan bebek goreng, memang di tempat ini pengunjung tidak akan susah untuk mencari makanan yang mereka inginkan . Karena semuanya sudah tersedia di satu tempat.
"kok gak dimakan? ' tanya Bumi yang melihat piring Naya masih utuh dengan menu yang mereka pesan tadi.
" Aku lagi gak pengen makan ini Mas." jawab Naya dengan muka cemberut
"kamu mesti makan nasi dulu sayang, nanti kalau perutmu sudah terisi makanan berat, Mas bolehin kamu jajan itu." tunjuk Bumi pada seorang pedagang yang menjual seblak pedas.
'Tapi Naya ingin makan itu Mas." ucapnya dengan mata berkaca-kaca membuat Bumi sedikit heran, kenapa gadis ini berubah menajdi manja. Tidak seperti biasanya.
"Udah donk sayang, jangan nangis. Ia Mas kesana buat pesan menu kesukaan kamu, tapi janji ya Naya harus makan dulu nasi, baru boleh makan itu, mengerti sayang?"
Kanaya menganguk setuju. Dengan hati riang dia mulai menyuapkan nasi dan bebek goreng kedalam mulutnya, sementara sang suami berjalan menyebrangi jalan raya untuk membelikan seblak cilok ceker kesukaan Naya.Degan hati riang Kanaya tersenyum puas saat di tangannya kini sudah ada beberapa camilan kesukaannya. Bukan hanya ada seblak, akan tetapi perempuan itu juga memaksa Bumi untuk membelikan bakso pentol, surabi dan juga roti jabrik. Bumi merasa Naya nya telah kembali, sosok Naya yang sebelum ia nikahi , seperti inilah. Namun Bumi sangat menyukai Kanaya yang manja.
"Sudah puas jajannya Neng Geulis?" tanya Bumi sambil jalan di trotoar dengan tangannya yang menggandeng Naya dan sebelahnya lagi membawa beberapa kantong kresek berisi semua jajanan istrinya itu.
"Puas banget, terimakasih, Mas ku." ucap Naya.
"Sama-sama sayang."
Tubuh Kanaya membeku, seharian ini Mas Bumi terus memanggilnya sayang, hatinya diliputi banyak pertanyaan. Apakah Mas Bumi-nya sudah menerima dirinya sebagai istri? Apa dihatinya sudah melupakan kekasihnya?
"Ko berhenti?sayangnya Mas Bumi masih mau jajan?"
Lagi-lagi kata 'sayang' itu terucap dari bibir laki-laki yang telah sah menjadi suaminya. Membuat wajahnya bersemu merah, ada rasa bahagia yang tercipta.
"Udah cukup Mas, jajannya udah banyak, nanti uang Mas habis lagi." jawab Naya.
Bumi menyentil kening Kanaya."Duit Mas gak akan habis hanya untuk jajan kamu Nay."
"Aduh,Mas sakit tau." gerutu Naya sambil mengusap keningnya bekas sentilan sang suami.
"Makanya jangan suak ngasal kalau ngomong." udah ayo jalan lagi Mas gak mau kamu sakit gara-gara kena angin malam.
dua jam kemudian,
Kanaya sedang duduk gelisah di depan televisi, ia semua makanan yang Bumi belikan sudah habis ia santap sendiri, sedang Bumi hanya bisa geleng-geleng kepala melihat betapa lahapnya Kanaya memakan itu semua.
Saat ini suaminya sedang membersihkan diri di kamar mandi. kanaya sendiri sedang bingung, apakah malam ini Bumi akan tidur di ruangan ini bersamanya, lalu akan dimana ia tidur? Kasurnya memang muat untuk dua orang, tetapi Apa suaminya mau tidur bersamanya?.
"Duh gimana ini, mana aku gak punya karpet lagi buat alas lantai,aku tidur dimana kalau gini?" ucapnya lirih. Tiba-tiba..
"Ceklek." terdengar pintu kamar mandi yang terbuka, muncullah Bumi dari ruangan sempit itu. Mata Kanaya membulat sempurna melihat penampilan suaminya saat ini.
BERSAMBUNG..