Seorang Ratu yang dikenal bengis dan jahat mengalami kekalahan dimana suaminya sang Kaisar memutuskan untuk menceraikannya dan memengal kepalanya dengan tuduhan percobaan pembunuhan terhadap wanita lain milik sang Kaisar
Apalagi sang Kaisar sudah memiliki wanita lain dan memutuskan untuk menikahinya.
Membuat hati Ratu sangat hancur dan di hari eksekusinya dia memohon kepada Tuhan untuk mengubah nasibnya.
Dia tidak bisa meninggalkan putri kecilnya yang besar tanpa seorang ibu...
Apa Tuhan bisa mengabulkan doa dari sang Ratu...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reiza Muthoharah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertanyaan Menjebak Puteri Maria
Tapi tiba-tiba saja semua orang dibuat terkejut melihat Kaisar Abraxas tertawa di singgasananya. Termasuk Annelise yang juga tidak bisa menyembunyikan ekspresi wajahnya padahal dia berharap Kaisar Abraxas akan marah kepadanya dan mengusir nya. Bukannya menertawakan nya dan memasang wajah menarik oh Annelise merasa melakukan kesalahan ketika Kaisar Abraxas memandangi nya intens.
" Saya baru saja bertemu dengan seorang Lady yang menolak penawaran ku." ucap Kaisar Abraxas setelah menghentikan tawanya dan melihat Annelise mencuri pandang darinya.
Sebenarnya Kaisar Abraxas awalnya sedikit kesal mendengar Annelise menolak tawarannya. Tapi kemarahan nya langsung menghilang melihat wajah lucu Annelise yang mengangkat menunduk kepalanya untuk melihat reaksinya membuatnya tidak bisa menahan tawanya.
Puteri Maria yang duduk di samping Kaisar Abraxas juga terkejut bukan karena ayahnya yang tertawa di depan umum melainkan seseorang yang menolak tawaran dari Kaisar. Tentu saja itu baru pertama kalinya mengingat para wanita yang selalu tidak menyia-nyiakan untuk dekat dengan Kaisar dan mengganti posisinya sebagai seorang Ratu.
" Mengapa kau menolaknya Lady Ramos bukannya ini kesempatan anda untuk meminta Kaisar untuk menikahi mu. Apa ini akal-akalan anda untuk dekat dengan Kaisar?" tanya Puteri Maria yang tidak bisa menyembunyikan pertanyaan di hatinya.
Pertanyaan dari Puteri Maria dan ucapnya yang dibuat tajam membuat semua orang-orang awalnya menatap prihatin malah sekarang melotot ke arahnya. Kedua orang tua Annelise langsung memasang wajah takut jika saja Puterinya membuat kemarahan seorang anggota kekaisaran.
Kaisar Abraxas juga terkejut dengan pertanyaan yang keluar dari Puteri Maria tapi ia tidak mencegahnya atau menegurnya. Malah ia bangga melihat sikap wibawa dari Puteri Maria dan juga dia penasaran dengan jawaban dari Lady Annelise yang membuatnya penasaran akhir-akhir ini.
Annelise terkejut mendengar pertanyaan Puteri Maria yang bercampur sarkas dan makna di dalamnya. Dimana juga semua orang memperhatikannya dan kedua orang tuanya. Annelise tidak bisa membiarkan mereka di permalukan. Jika saja dia yang dulu pasti langsung marah dan memukul orang yang telah merendahkan nya. Tapi beda sekarang Annelise yang dulu sudah mati dan Annelise yang baru terlahir kembali untuk menghilangkan kemalangan kehidupannya termasuk keluarganya akibat ulahnya.
" Saya sama sekali tidak mencari perhatian Kaisar. Puteri. saya berkata begitu karena tidak ada yang saya inginkan. Untuk jawaban Tuan Puteri mengapa saya tidak meminta Kaisar melamar saya. Sebab." ucap Anne menghela nafasnya dan mengangkat kepalanya melihat ke arah kedua anggota kekaisaran.
" Sebab saya tidak ingin menikah tanpa perasaan cinta antara satu sama lain. Menurut cinta adalah sesuatu yang penting daripada harta manapun. juga saya tidak ingin mengalami patah hati untuk kedua kalinya." ucap Anne yang mengucapkan kalimat terakhir dalam hati.
Benar Annelise tidak ingin dekat dengan Kaisar Abraxas lagi untuk mencegah hatinya tetap aman tanpa mengalami patah hati untuk kedua kalinya. Akibat Kaisar Abraxas yang berselingkuh dengan orang lain. Itu merupakan hukuman yang lebih menyakitkan daripada hukuman mati.
Kaisar Abraxas yang mendengarnya terkejut lagi melihat mata Annelise ketika mengatakan itu pancaran matanya mengeluarkan sebuah emosi patah hati, kesedihan, dan juga kerinduan. Membuat nya merasakan hal yang sama sekali tidak ia mengerti.
" Terima kasih atas jawaban yang memuaskan saya Lady, dan untuk Puteri Maria saya tidak akan mengharapkan anda membuat tamu tidak nyaman." ucap Kaisar Abraxas sambil melirik Puteri Maria.
Puteri Maria tersentak sebelum kemudian menggangguk kepalanya pelan.
" Tentu saja Ayahanda, dan saya juga....
Countine...
