ANAK KEMBAR 4 DARI SANG MAFIA

...TERIMAKASIH GUYS SUDAH SINGGAH DI NOVELKU GAK NYANGKA KARYAKU YANG KURANG MENARIK INI ADA YANG MENYUKAI HOHOHO...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Gina aku yakin kau hamil, aku tidak akan membiarkan mu diluar sana dengan keadaan hamil aku pastikan akan menemukanmu dengan keadaan masih hamil agar anak kita bisa merasakan kasih sayang kedua orang tua". sambil memandang foto Gina mengelus

"Cup cepatlah ke kota aku akan senang menyambutmu". cium foto lalu berkata dengan harapan.

Ia pun keluar kamar dan tentu nya ia akan menuju ke parkir tentunya setiap sudut pasti ada para pengawal, Kelvin dan Roi melihat tuannya keluar mereka langsung menghamipri, Tuan mau kemana kita.

"Roi apa kah kau sudah menemukan gadis itu"

"Sampai saat ini belum tuan"

"Baiklah kalau begitu, Kelvin kita ke Mansion, kalian semua (sambil menunjuk ke arah pengawal) jaga si brengsek itu jangan sampai dia kabur jika ada yang kabur kalian akan menjadi santapan Leon (singa hewan perliharaan)".

glek

Mereka pun mendengarnya langsung menelan saliva

"Baik tuan"

Mereka bertiga langsung ke mobil dan menuju ke mansion milik Nalendra.

"Roi kau sudah kerahkan anak buahmu".

"Sudah tuan"

"Kalau di sekitar panti yang saat itu kita temui, simpan beberapa pengawal bayangan di daerah sana aku sangat yakin gadis itu akan kembali lagi pada panti itu, apalagi dengan keadaan hamil"

Hamil?".

"Nanti gua ceritain deh pada kalian berdua kompak bener".

"Hamil? apa tuan muda menghamili gadis itu" bathin Roi dengan keterkejutannya

"njir si Lendra tau dari mana dia hamil, dih aneh".cibir bathin Kelvin

"Cih sudahlah tunda dulu pertanyaan di dalam hati kalian nanti kita bicarakan di mansionku ".

Sementara di tempat seorang paru bayah sedang menitikan air mata menatap foto seseorang yang begitu sedih.

"Gina anakku kemana kamu nak Bapak rindu suara indahmu dan juga cerewetmu. Bapak tak bisa tidur nak bapak selalu memikirkan kamu apa kamu bener bener jauh dari bapak nak"

Nay tak sengaja mendengar Bapk Nayra juga merasakan hal sama sedih tapi juga marah pada Keysa

"Keysa apa yang lu lakukan lihatlah ulahmu bapakku menjadi kurang sehat dan aku pun juga sama merindukan adikku. Gina kamu kemana sih kakak rindu kamu na rindu pelukan kamu rindu manja kamu. Kapn kamu kembali ke sini Gin, setiap hari aku berharap kamu dayang tapi tidak ada. Gin hiks hiks kakak rindu, kakak bener bener sakit apalagi bapak hiks". geram Nay saat menyebutkan nama Keysa namun ia terdengar lirih saat mengungkapkan kerinduan yang akhirnya ia pun menangis, sampai tangisan didengar oleh Pak Budi. Pak Budi mendengar suara nangis pun menghampiri.

Tiba tiba pintu kamar terbuka

"Nay".

"Hiks hisk bapak Nay rindu Gina Nay rindu adik nay pak, kapan Gina kembali kenapa tiap hari Nay nunggu Gina tapi Gina gak pernah datang". isakan Nay pada pelukan Pak Budi

"Sudah nay bapak juga sama rindu, kita harus sabar ya, pasti Gina kembali lagi pasti tidak akan berkhianat jadi tunggulah sampai ia bener bener bisa pikirannya tenang". ujar pak Budi dengan kelembutan dengan menenangkan sang anak dengan tangan mengusap kepala Nay

"Apa kita minta tolong pada tuan Alex".

"Bukannya tuan Alex berada di prancis Nay jangan merepotkan orang lain Nay. Kita sudah cukup dibantu oleh nya mencari Gina dan juga menelpon orang tua Keysa. Ya nak sekali lagi jangan melibatkan ini pada orang lain, sama aja kita harus membayar hutang budi pada mereka". Pak budi

"Baiklah Pak".

"Ini baru anak bapak".

"Eh pak, katanya Aa bagas sama Aa Bagis mau ke kota katanya".

"Oh ya alhamdulillah atuh ya udah ayo kita beberes dulu ya".

"Ya pak".

Mereka pun akhirnya membersihkan rumah dan juga kamar karena akan ada anak dan menantu serta cucu cucu pak Budi, sebagai mengalihkan pikirannya terhadap Regina, biar tidak sedih.

Mansion Nalendra

Kini nalendra sudah berada dikediamannya namunsebelum ke ruang kerja ia singgah pada ruang bawah untuk bertemu seseorang yang ia kurung selama 1 bulan

Pintu besi dibuka oleh para pengawal yang menjaga

Kini tibalah Nalendra di depan seseorang yang sangat prihatin sekali

"Lendra kenapa tidak kau bunuh saja ku saja" lirih Wanita itu yang tak lain adalah Sisil

"Apa kau sepasrah itu hahhaha" ejek Nalendra dengan di iringi Tawa menakautkan

"Kalian tega kenapa kau melakukan ini terhadapku aku sudah meminta maaf tapi kenapa Nalendra kenapa, apa aku salah mencintai kamu ha" teriak Sisil hingga mendapatkan tatapan tajam dari Nalendra.

Kini Nalendra berjalan lalu mencengkram leher Sisil dan berkata dengan dingin

"Kematian itu hukuman yang terlalu mudah sekali, dan aku tidak akan membiarkan kamu mati dengan cepat , tapi aku akan membiarkan mu hidup dengan penderitaan , hingga aku sudah menemukan seseorang.

"Seseorang?". Tanya Sisil karena tak meengerti

"Ya berkat dirimu berkat rencana burukmu aku melakukan dengan gadis yang begitu baik dan itu juga sekaligus keberuntungan. "ucap Lendra dengan menyerengai

Mendengar Lendra berkata begitu ia paham dan merasa cemburu dan akhirnya berkata dengan enaknya hingga membuat Lendra marah "Bisa aja dia itu seperti ******" asal Sisil

brug

awwww

"Jangan pernah mengatakan itu pada gadisku" Bentak Nalendra tak terima Gina disebut wanita penghibur padahal Sisil juga begitu hmm tidak mengaca

"Dia gadis baik baik tidak seperti dirimu yang bergonta ganti pasangan cuih menjijikan apa kau tidak mengaca sendiri siapa ****** sebenarnya . Aku telah menyelidiki tentng dirinya, dia baik tidak seperti dirimu". Sarkas Nalendra

"Apa bedanya dengan dirimu kau itu kejam"

"Aku kejam karena aku tak suka orang yang mengusiku, oh ya aku kesini bukan mau debat atau menyiksa dirimu, aku hanya bilang terimakasih karena berkat dirimu, gadis itu hamil. Aku yakin anak itu adalah anakku hahaha

Deg

"Aku tak percaya aku tak percaya akhhhhh" teriak Sisil dengan frustasinya, sementara Nalendra tertawa menang.

*******

Ruang kerja

Kini Nalendra sudah berada di ruang kerja dan disana ada 4 pria dewasa termasuk Nalendra, dan akhirnya Nalenra buka bicara dengan mengungkapkan mimpinya dengan seorang anak balita serta wanita yang diyakini adalah Regina.

"Jadi gua itu tetiba bangun dari tidur karena mimpi, entah ini mimpi petunjuk atau hanya bunga tidur, Tapi itu sangat jelas banget men, gua disitu ngeliat anak kecil seumuran 2 tahun mungkin, lebih kagetnya mereka manggil gua papah dan mereka itu kembar 4 2 laki laki 2 perempun gua heran tapi lebih heran saat melihat wajah yang tiap hari muncul...

"Gina" lantang Kelvin

"Iya itu Gina"Lendra

"Terus kita kesini mau dengerin cerita omong kosong mimpi aneh lu doang len" desis Kelvin

"Belum selesai bodoh, gua kesini punya tugas buat kalian terutama kau roi kau hanya fokus di markas saja. Aku yakin saat malam ini akan ada penyerangan, untuk kau Rio pantau terus pengawal yang di tugaskan mencari gadisku.

"Untuk gua apa len"Tanya Kelvin dengan wajah so polos

"Ya lu cuma ngandelin perusahaan gua aja karena besok gua harus berangkat ke prancis".

Tiba tiba ..

kring

kring

kring

Ternyata hp Roi berbunyi

"Hallo"

"APA?".

"Ok kau selediki siapa dalangnya".

Panggilan pun dimatikan dan langsung melaporkan pad Tuannya

"Tuan anak buah ku melaporkan bahwa nanti malam markas akan di serang".

"hmmm sudah kuduga ". hanya jawaban santai karena Nalendra sudah mengetahui akan ada penyerangan di markas tersebut

" si brengsek itu sudah kau tangani" lanjut Lendra bertanya pada penyudup yang disekap atau disandra oleh anak buahnya.

"Orang itu sudah di pindahkan". ucap Roi, memang mereka sudah dipindahkan namun itu atas perintah dari bosnya tapi mereka tidak mengetahui kenapa dipindahkan, termasuk Roi tidak mengetahui penyebabnya hanya menuruti perintah tuannya.

"Bagus siapkan strategi malam nanti kalau gitu". Nalendra

"dan kosongkan markas ku termasuk foto gina jika mereka sampai melihat foto akan gawat nanti". lanjut Nalendra dan merek pun keluar dengan kegiatan masing masing

*****

Regina

Regina saat ini sedang berbaring lemah di atas kasur, ia bingung hidup sendiri dalam keadaan hamil itu tidak menyenangkan. Gina ingin pindah lagi ke kota Bandung tepatnya di panti saat ia pernah di urus tempat itulah dimana Nalendra menyelidiki tentang asal usul Regina melalui panti ini.

Kini Di panti asuhan tempat Gina yang akan ditempati ada pengawal bayangan di sekitarnya mereka tidak akan pernah menyadari bahwa panti tersebut di awasi oleh mereka. Siapa lagi kalau bukan atas perintah dari Nalendrs yang sangat yakin akan ada Gina menghampiri panti tersebut.

"Ya Tuhan aku hamil sekarang aku tidak mungkin sendirian disini, aku harus pergi dari sini lagi dan sepertinya aku harus kembali lagi ke panti dimana bu aminah merawatku. semoga saja bu Aminah menerimaku kembali". tegas Gina

...****************...

Tak terasa malam hari pun tiba tepat jam menunjukan pukul 12 malam dimana kini kelompok mafia entah darimana sekarng mereka sedang menyerang salah satu markas entah milik siapa.

"Ayo cepat cepat".

"**** banyak sekali penjaga kita harus hati hati".

Sebenarnya penjaga sudah mengetahui namun mereka biarkan mereka melakukan aksinya. Nanti akan ada kejutan pada mereka entahlah akan dipastikan mereka akan terjebak.

Itulah perintah dari Nalendra sendiri

"Tembak".

dor dor

Kini mereka berhasil mengalahkan anak buah Nalendra, namun itu hanya sandiwara. Karena anak buah Nalendra sudah diberi baju khusus anti peluru dan semodifikasi mungkin dengan uniknya ada tombol yang akan mengeluarkan cairan merah seperti darah. Itu sukses bagi menipu mereka yang mengira semua mati.

Mereka pun dengan mudahnya menerobos Markas Nalendra dan itu semua tanpa ada sisa diluar Markas.

Akhirnya aksi serang demi serangan telah di mulai entah siapa yang mulai. Kini markas mereka yang tempati adalah milik Nalendra. Dari kejauhan Nalendra memantau keadaan markasnya, mereka mengira markas Nalendra banyak senjata senjata yang akan mereka curi namun semua akan sia sia yang ada mereka akan dikepung oleh beberapa bawah Nalendra.

Nalendra melihat musuhnya mulai beraksi tersenyum, dan mengejek mereka menang. Padahal itu baru permulaan saja.

"Hmmm dasar bodoh tidak mungkin kalian bisa menang dariku, trik kalian terlalu kuno hahahaha".

"Rio Roi kalian berdua siapkan bom saat merek sudah berada di markas".

"Siap tuan

Kini akhirnya markas milik Nalendra telah di kepung para musuh yang bernama Black Blood. Para anggota black blood pun bergegas ke dalam markas mencuri sesuatu hal baharaga".

"Cepat cari barang barang jika sudah menemukan crpat keluar"

Akhirnya mereka mencari barang barang yang akan mereka curi tapi nihil tidak ada apa apa

"Bos maaf semua kosong"

"Keparat lendra sialan bener bener tidak bisa diremehkan apa bocah sialan itu tau rencana bos besar, aku harus hati hati dengannya".

Sementara Nalendra tertawa lepas mendengar ucapan lelaki tua itu dari earphone nya

" Rio lakukan sekarang".

Rio pun langsung memerintahkan pada bawahannya

"Sekarang".

123

Bummmmmmmm

Akhhhhhhh

Markas Nalendra yang kini sedang dikepung meledak seketika. Semua anggota black blood masih ada dalam markas tersebut hancur semua api pun menyala semua para anggota Nalendra termasuk Nalendra sendiri sangat puas, melihat mereka terjebak di dalam markas.

"Hahaha hahaha kalian bodo sekali apalagi dengan pak tua itu hahaha dasar, aku yakin pak tua itu tidak akan bisa berkutik lagi terhadap keluargaku".

Keesokan harinya Pagi yang cerah serta embun yang menyelimuti pedesaan. Dingin sangat dingin udara sejuk di kawasan desa yang penuh dengan kehijauan yang asri.

Bangunlah seorang wanita cantik yang kini sudah menyiapkan dirinya untuk pergi ke suatu tempat. Tabungan Regina sudah pastikan memenuhi

"Selamat tinggal kampungku bye bye"

Kini ia berjalan setapak demi setapak menuju ke jalan, saat ini kebetulan ada mobil dolak atau kepala buntung lewat. Kini ia menaiki mobil kebetulan paman pemiliknya baik.

Kini ia sudah tiba dijalan besar saat ini ia sedang menunggu angkot menuju terminal bus. Tak lama akhirnya angkot pun datang, lalu ia pun naik. Sesampainya ia di terminal langsung saja ia memilih bus menuju bandung kota. Kini ia dapatkan bus lalu ia pun duduk didepan karena jika dibelakang pasti akan mual, ingat jika Regina sedang hamil .

Tibalah di kota Bandung, kota kembang dan sejuta kenangan katanya kata orang.

Gina saat ini memakai masker karena ia tak suka bau segala macam kecuali dengan jas Nalendra.

Saat ini telah di depan Panti asuhan kasih bunda

Gina tak menyadari ada sepasang mata yang memantau dari kejauhan sedang memotretnya untuk mengirimkan kepada tuannya, meskipun mereka tak mengetahui itu Gina atau bukan. Tapi tugas tetap lah tugas jika ada gerak gerik mencurigakan ambil tindakan.

Ting

Ponsel Nalendra berbunyi kini ia sedang berada di jet pribadinya untuk perjalanan menuju prancis.

Saat ia membuka laporan dari pengawalnya, ya ternyata mereka adalah mata mata atau pengawal bayangan yang mereka utus untuk menemukan gina.

Kini ia membuka dan pertama awalnya terlihat biasa malah ia mengumpat, karena pengawal mengambil foto yang tak jelas.

Namun sedetik kemudian ada kiriman lagi dan barulah ia membulatkan mata.

"Cih apaan mereka kenapa malah ngirim gambar tak jelas begini'. Nalendra

ting

"Nah ini baru jelas eh tungu tunggu".

Lendra langsung menyipit kan matanya lalu tangannya menzoom gambar yang dikirimkan oleh anak buah nya dan akhirnya ia menemukan

"Apa ini Regina kenap wajah di tutup oleh masker,aku akan memastikan jika wanita ini adalah Regina, tapi aku yakin sekali ya ampun gua deg deg degan sekali wah wah wah ini pasti Regina" Guman Nalendra dan tiba tiba jantung berdegup kencang

"Hmm Regina ....Regina akhirnya setelah 1 bulan sudah aku lelah mencari dan ternyata aku sudah menemukanmu juga. Meski dalam foto ini belum 100% kamu namun aku yakin wanita ini adalah dirimu sayang"

"Pantau terus jika wanita itu keluar maka ikuti aktivitasnya lalu lapor padaku" jawab balasan ketikan pada anak buah

"baik tuan" balasnya

Sementara Regina.....

bersambung

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

guys maaf ya kalau up nya lama karena dari pihak noveltoon yang masih tahap meriview jadi agak lama dan ini adalah ceritanya emang banyak hampir 2000 kata.

sepertinya saya akan jarang up karena sibuk di dunia nyata hohohoh

Dan saya berterimakasih atas perhatiannya sudah menyukai atau hanya singgah membaca tanpa di vote dan like saya terima dengan lapang dada.