NovelToon NovelToon
Di Balik Kontrak

Di Balik Kontrak

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: Cha Aiyyu

Pernikahan Briela dan Hadwin bukanlah hubungan yang didasari oleh perasaan cinta—

Sebuah kontrak perjanjian pernikahan terpaksa Briela tanda tangani demi kelangsungan nasib perusahaannya. Briela yang dingin dan ambisius hanya memikirkan keuntungan dari balik pernikahannya. Sedangkan Hadwin berpikir, mungkin saja ini kesempatan baginya untuk bisa bersanding dengan wanita yang sejak dulu menggetarkan hatinya.

Pernikahan yang disangka akan semulus isi kontraknya, ternyata tidak semulus itu. Banyak hal terjadi di dalamnya, mulai dari ketulusan Hadwin yang lambat laun menyentil hati Briela sampai rintangan-rintangan kecil dan besar terjadi silih berganti.

Akankah benar-benar ada cinta dari pernikahan yang dipaksakan? Ataukah semuanya hanya akan tetap menjadi sebuah kontrak?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cha Aiyyu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PERHATIAN HADWIN

Hadwin membuka pintu mobil— memberi akses pada Briela untuk turun dengan memastikan agar wanita itu tetap aman.

Briela menatap Hadwin yang terlihat sangat natural menjaganya. Selesai memastikan Briela turun dengan selamat Hadwin pindah ke bagasi. Pria itu dengan cekatan menurunkan koper miliknya dan juga milik Briela tanpa diminta.

Briela mendekati Hadwin, tadinya ia berniat akan menyeret sendiri koper miliknya. Hadwin menolak— pria itu bersikeras akan membawanya untuk Briela. Karena sudah cukup merasa lelah, Briela membiarkan Hadwin melakukan keinginannya tanpa ada protes.

Pagi harinya Briela menemukan sticky note yang menempel pada gelas susu di atas meja. Kali ini Hadwin menulisnya pada kertas berwarna pink pastel.

Kau terlihat sangat lelah semalam, Brie. Aku menyiapkan sarapan. Kali ini sandwich isi daging slice dan keju— kesukaanmu. Aku tahu kau sedang sangat sibuk sekarang. Tapi, aku harap kau tidak memaksakan diri.

Briela menyeka sudut matanya yang berair. Entah mengapa tulisan Hadwin pagi itu begitu menyentil sudut hatinya. Mungkin karena tubuhnya benar-benar sedang sangat lelah di tambah banyaknya hal yang perlu ia pikirkan. Sehingga akhirnya hal kecil seperti itu membuatnya sangat sentimental.

Briela menatap piring dengan sandwich di atasnya, tangannya memegang roti sandwich yang mana masih terasa hangat.

Sial. Bagaimana ada pria seperthatian itu di dunia ini?

Alih-alih membangunkan Briela untuk sarapan, Hadwin memilih meninggalkan notes agar tidak mengganggu istirahat Briela.

Siangnya saat berada di ruangan kantornya, sekertarisnya mengabari perihal kedatangan seorang kurir pengantar makanan. Setelah menandatangani bukti terima dari kurir tersebut Briela membawanya ke ruang kerjanya. Briela membukanya, belum sempat ia memeriksa isinya sebuah pesan teks dari Hadwin masuk ke ponselnya.

"Aku tahu kau benar-benar sangat sibuk dan mungkin akan melewatkan makan siangmu. Jadi aku memesankanmu ayam panggang dan salad sayur agar kau tidak perlu repot meninggalkan ruanganmu. Aku harap kau memakannya meski sedikit."

Briela menghela napas, bukan karena ia tidak suka atas perlakuan Hadwin. Wanita itu hanya tidak tahu bagaimana harus bersikap atas segala kebaikan dan perhatian yang ia terima dari Hadwin.

Malamnya saat Briela pulang ke apartemen ia mencium aroma masakan yang menggoda indera penciumannya begitu ia melangkah masuk ke dalam.

Briela mengikuti aroma masakan yang ternyata berasal dari dapur. Hadwin dengan celemeknya tampak sibuk memasak di dapur. Pria itu terlalu sibuk untuk menyadari kehadiran Briela.

Briela sudah berdiri di samping Hadwin yang tengah sibuk mengaduk masakan dengan spatula.

"Kau sedang memasak apa?" tanya Briela.

Hadwin terlonjak, spatula yang semula ia pegang terlepas dari genggamannya hingga jatuh ke lantai. Pria itu mengelus dadanya berkali-kali.

Briela memungut spatula itu dan meletakkannya di wastafel cuci piring. Briela mengambil spatula baru dan memberikannya pada Hadwin.

"Kau sudah pulang?" Hadwin melempar pertanyaan tanpa menjawab pertanyaan yang diajukan Briela.

"Hm, baru saja," sahut Briela tanpa mengalihkan pandangan dari masakan Hadwin di atas kompor. "Kau masak apa?" Briela mengulang pertanyaan yang belum sempat Hadwin jawab.

"Udang pedas manis dan juga kerang saus tiram. Apa ada menu lain yang kau inginkan?"

"Tidak, itu sudah cukup. Kalau begitu aku akan membeli dessert." Briela berbalik namun langkahnya segera dihentikan oleh Hadwin.

"Aku sudah membeli pai stroberi, seharusnya itu cukup untuk dessert. Atau kau mau yang lain?" tawar Hadwin.

"Kau selalu saja siap siaga Hadwin, aku salut padamu. Baiklah aku akan mandi sembari menunggu masakanmu matang." Briela melangkah pergi, ia meninggalkan Hadwin yang masih menatap punggungnya hingga menghilang di balik pintu kamar.

Briela keluar dari kamarnya bertepatan saat masakan Hadwin selesai ditata di atas meja. Pai stroberi juga sudah Hadwin siapkan di atas meja.

Keduanya makan bersama, seperti biasa dalam diam tanpa obrolan. Selain Briela yang beberapa kali memuji betapa enaknya masakan Hadwin, tentu tidak ada obrolan lain. Sepertinya Hadwin terbiasa makan dengan tenang, jadi Briela berusaha untuk mengimbanginya.

"Perutku sangat kenyang, Hadwin. Terima kasih atas makanannya."

Briela membantu Hadwin memasukkan piring kotor ke dalam mesin pencuci piring, lalu akhirnya Briela masuk ke kamarnya mengambil laptop dan peralatan kerjanya.

Hadwin juga melakukan hal yang sama, entah mengapa sejak keduanya tinggal bersama Hadwin lebih sering bekerja di sofa santai depan televisi dibandingkan bekerja di ruang kerjanya.

Briela memangku laptopnya dengan kedua kaki naik ke atas dan punggung menyender pada lengan sofa. Dan Hadwin duduk di sisi sebelahnya, pria itu juga memangku laptop miliknya.

Keduanya sama-sama sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing sampai saat terdengar suara rintihan Briela. Hadwin menghentikan kegiatannya, ia menoleh pada Briela. Dan mendapati ekspresi tidak wajar dari wajah Briela.

Briela terlihat meringis kesakitan sambil memegangi perutnya. Laptop yang tadi dipangkunya bahkan sudah Briela letakkan di atas sofa di samping ia duduk.

Hadwin buru-buru meletakkan laptopnya sendiri ke atas meja, lalu mendekati Briela dengan wajah panik.

"Ada yang salah, Brie? Perutmu sakit? Karena masakanku tadi? Haruskah kita pergi ke rumah sakit, Brie?" cecar Hadwin dengan berbagai pertanyaan yang tidak satupun di jawab oleh Briela.

Briela hanya menggelengkan kepalanya. Ia sibuk memegangi perutnya dan sesekali meringis. Hadwin mengusap punggung Briela, pria itu kebingungan harus melakukan apa. Melihat Briela yang tampak kesakitan, membuat hatinya ikut merasakan sakit.

"Ayo, ke rumah sakit Brie. Aku tidak sanggup melihatmu menderita seperti ini," ucap Hadwin dengan nadanya yang bergetar.

"ini bukan masalah serius sampai harus memerlukan penanganan dokter Hadwin. Diamlah, jangan panik begitu!" wajah Briela mulai membaik tidak sepucat sebelumnya, meski terlihat satu butir keringat yang luruh melewati pelipisnya.

"Katakan, apa yang bisa ku lakukan agar membuatmu lebih baik!"

"Tidak perlu Hadwin. Ini akan berlalu, aku sering mengalaminya. Jadi tenanglah!" Briela meninggalkan Hadwin yang kebingungan.

Briela keluar lagi dari kamarnya sembari menenteng sebuah dompet. Hadwin mendekati Briela dengan heran.

"Kau mau pergi ke mana? Biar aku saja yang pergi, jika kau memerlukan sesuatu." Hadwin menghentikan langkah Briela.

"Yakin kau mau melakukannya?" Briela lagi-lagi meringis.

"Kau perlu apa? Aku yang akan pergi. Kau jangan melakukan apapun, duduk saja!" Hadwin membawa Briela duduk di sofa ruang tamu.

"Kalau begitu, aku bisa minta tolong? Tolong belikan aku pembalut! Kau bisa pergi ke swalayan atau apotek untuk mendapatkan itu."

Hadwin melongo, ia tidak yakin dengan apa yang ia dengar. "Pembalut?"

"Ya, pembalut wanita. Ada masalah? Atau, kau malu untuk membelinya?" tanya Briela.

"Tidak, bukan itu masalahnya." Hadwin menggaruk kepalanya. "Maksudku, kau sakit perut Brie. Untuk apa kau membeli pembalut?"

"Untuk di pakai Hadwin. Aku sedang haid, tadi aku merasakan nyeri haid, itu adalah hal yang biasa terjadi di hari pertama haid. Jadi, kau bisa tidak membelinya?"

Meski masih merasa bingung Hadwin memilih untuk pergi dan membeli apa yang Briela perlukan. Yang ada dalam pikiran pria itu saat ini hanyalah, bagaimana caranya agar ia bisa membantu meringankan sakit yang Briela rasakan.

Cukup memakan waktu sampai Hadwin kembali. Pria itu pulang dengan menenteng dua kantung plastik besar dan menyerahkannya pada Briela.

Kali ini Briela yang di buat melongo begitu Hadwin mengeluarkan semua isi di dalamnya. Berbagai merek pembalut berjajar di atas meja, Lalu beberapa produk kompres pereda nyeri haid juga Hadwin beli.

"Maaf aku tidak tahu yang mana yang biasa kau pakai jadi aku membeli semuanya," ucap Hadwin sembari menggaruk tengkuknya.

Briela menatap Hadwin, matanya berkaca-kaca. Awalnya Briela mengira semua perbuatan baik dan perhatian yang Hadwin berikan semata hanya karena demi memenuhi kontrak di antara keduanya. Namun melihat Hadwin yang terlihat tampak kelelahan sembari mengatur napas itu menyadarkan Briela bahwa laki-laki itu benar-benar tulus melakukan semua hal padanya.

Air mata Briela luruh, kelopaknya tidak sanggup membendungnya. "Mengapa kau selalu bersikap baik padaku Hadwin?" tanya Briela di tengah isak tangisnya.

"Brie— kau ... " Hadwin menjeda kalimatnya, ia kebingungan melihat Briela yang menangis.

1
Asni ummu zhazha
semangat terus kak
Asni ummu zhazha
lanjuttt thor
Asni ummu zhazha
anak akan selalu menjadi anak bagi orang tuanya
iyz.e15: bener banget 👍
total 1 replies
Asni ummu zhazha
kerennn lanjuttt kak
iyz.e15: makasih ya udah baca karyaku. ☺️ ditunggu chapter selanjutnya ya ☺️
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut makin seru thor
iyz.e15: ditunggu ya ☺️ makasih udah stay di karyaku ☺️
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut thor
Reni Anjarwani
doubel up
Reni Anjarwani
doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut2 doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Reni Anjarwani
egois bgt ya brilie
iyz.e15: egois ya?
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doybel up thor
Dimas Saputra
lanjut thor saling suport
♛🐇Author_Rabbit¹⁸🐇♛
aku mampir, jangan lupa mampir jg/Determined//Determined//Determined/
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
🍁Jun |||❣️💋🄼🄸&🄰🄶🅄🅂👻ᴸᴷ
Bener si, tapi pasti fikiran bapak ini rada2 /Drowsy/
iyz.e15: rada-rada apa hayo?
total 1 replies
🍁Jun |||❣️💋🄼🄸&🄰🄶🅄🅂👻ᴸᴷ
pilihan yg berat /Sweat/
🍁Jun |||❣️💋🄼🄸&🄰🄶🅄🅂👻ᴸᴷ: boleh banget, sangat terhormat sekali aku /Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/. makasih ya 😆
iyz.e15: boleh klo Jun mau. Atau nanti aku tambahin karakter Jun. mau?
total 4 replies
🍁Jun |||❣️💋🄼🄸&🄰🄶🅄🅂👻ᴸᴷ
ha?! Terus gimana itu yang itu /Panic/
🍁Jun |||❣️💋🄼🄸&🄰🄶🅄🅂👻ᴸᴷ
mencurigakan kalau dibilang dengan gamblang /Sly/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!