Lensi Deva Gumilang. Seorang anak kandung yang tersisih. Anak pengusaha ternama, namun lebih bahagia hidup di dunia hitam. Siapa sangka pergaulannya di dunia itu, menjadikan dirinya dijuluki sebagai Dewi judi.
Lensi seorang gadis lulusan design. Menjadi seorang model busana muslim. Prkerjaan sampingan yang tidak seorangpun tahu, kecuali sahabat setianya. Perjodohan bisnis yang dilakukan ayahnya membuat dirinya kabur dari rumah, dan mengikuti perjudian kelas kakap. Lensi memenangkan hasil perjudian 300 milyar dan dikejar oleh bandar judi. Hingga dirinya masuk kedalam kawasan terlarang dari dunianya, dan bertemu seseorang yang mampu menggetarkan hatinya.
Akankah Lensi selamat? apakah Lensi mampu menundukkan hati pria pujaannya?
Yuk kepoin kisahnya🙈🙈🙈
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neti Jalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19. Surya Murka
Prang
Prang
Prang
"Pa hentikan! Ada apa sih? kok papa marah-marah gini?" tanya Marini yang mencoba menenangkan Surya dari amarah.
"Perusahaan Alex membatalkan semua bentuk kerja sama dengan perusahaan kita. Hilang sudah keuntungan ratusan milyar," ujar Surya.
"Kok bisa?" tanya Marini.
"Mungkin ini ada sangkut pautnya dengan batalnya pernikahan antara Alex dan Lensi. Anak sialan itu, sudah kaburpun masih saja membuat bencana. Aku dibuat kesal setengah mati begini," ujar Surya.
"Boleh Vega coba bantu pa?" tanya Vega.
"Apa yang bisa kamu bantu?" tanya Surya.
"Aku akan coba menemui Alex. Mungkin kalau bicara dari hati ke hati dia akan mengerti dan melupakan dendamnya pada keluarga kita." Jawab Vega.
Surya terdiam. Sesaat kemudian dia menyeringai.
"Papa percaya dengan kemampuanmu .Tak seorang priapun yang mampu menolak pesona wanita cantik. Buktikan pada papa, kalau kamu itu memang putriku," ucap Surya.
"Vega akan berusaha pa." Jawab Vega.
Vega kemudian berdandan secantik mungkin. Dia ingin menjerat Alex bagaimanapun caranya. Setelah selesai berdandan Vegapun pergi ke rumah pribadi Alex. Alex yang tengah beristirahat karena lelah, terpaksa membukakan pintu apartementnya meskipun matanya sudah mengantuk berat.
Ceklekkk
Mata Alex melotot, saat melihat kedatangan Vega ke apartementnya. Sebenarnya bukan kedatangan gadis itu yang membuat Alex terkejut, tapi penampilan Vegalah yang mengganggu pemandangan matanya.
"Ada apa?" tanya Alex.
"Boleh aku masuk?" tanya Vega.
"Maaf dirumah tidak ada orang lain. Kalau mau bicara, kita ke kafe saja," ujar Alex.
"Aku tidak akan lama," ucap Vega.
"Mau lama atau sebentar sama saja. Kalau mau bicara ayo kita ke kafe, kalau nggak mau lebih baik kamu pulang saja," ujar Alex.
"Sialan. Susah sekali menjinakkan pria ini. Apa aku ini kurang menarik dimatanya?" batin Vega yang kecewa karena Alex sama sekali tidak tergoda dengan penampilannya.
"Baiklah. Kita bicara di kafe saja," ujar Vega.
"Kalau begitu tunggu disini. Aku akan berganti pakaian sebentar," ucap Alex.
Brakkk
Alex menutup pintu di depan wajah Vega. Vega jadi kesal setengah mati.
"Kalau bukan aku menyukaimu, tentu aku tidak akan mau di perlakukan seperti ini. Lihat saja, suatu saat nanti kamu akan bertekuk lutut dihadapanku," ucap Vega lirih.
Setelah menunggu hampir 10 menit, Alex akhirnya keluar dengan memakai baju santai. Kendati demikian Alex tetap terlihat tampan mengenakan baju sederhana itu. Alex membawa Vega ke kafe terdekat dari apartemennya. Merekapun memesan dua cangkir kopi dan kentang goreng sebagai camilan.
"Apa yang ingin kamu bicarakan? apa itu menyangkut masalah pemutusan kerjasama antar perusahaan kita?" tanya Alex.
"Itu salah satunya. Namun ada hal yang lebih penting dari itu. Ini menyangkut perasaan,"
"Apa maksudmu?" tanya Alex.
"Alex. Aku menyukaimu, ini bukan karena kamu memutuskan kerjasama antar perusahaan kita. Tapi aku benar-benar sudah lama menyukaimu, bahkan sebelum kamu melamar Lensi."
"Sekarang aku sudah menjadi nona gemilang satu-satunya. Lensi sudah dikeluarkan dari kartu keluarga dan tidak diakui sebagai putri dari Surya Gemilang. Tentu aku sudah layak jika disandingkan denganmu,"
"Alex. Maukah kamu memberikan aku kesempatan?" tanya Vega.
Alex tiba-tiba terkekeh, setelah Vega menyelesaikan ucapannya.
"Apa kamu pikir aku kekurangan uang? sehingga aku harus menikahi putri dari Surya Gemilang? mau kamu ataupun Lensi, bukan hanya kalian berdua gadis yang ada di muka bumi ini. Jadi kenapa aku harus menikahi kalian berdua?"
"Maaf Vega. Aku sudah tidak tertarik lagi menjadi bagian dari keluargamu. Maupun itu Lensi ataupun kamu. Jadi cari orang lain saja," sambung Alex.
"Kalau memang kamu tidak melibatkan urusan pribadi, lalu kenapa kamu memutuskan kerjasama antar perusahaan? harusnya kamu berjiwa besar, kalau memang Lensi kabur dari pernikahan kalian," tanya Vega.
"Kenapa aku harus meminta pendapat dari SG Group, untuk memutuskan kerjasama kita? bukankah itu hak ku? aku ingin membatalkan atau bekerjasama dengan siapapun, tidak butuh pendapat siapapun," ucap Alex.
Vega tertunduk sedih, Alex menyipitkan matanya untuk menilai ekspresi wajah gadis di depannya itu.
"Pulanglah! ini sudah hampir jam 9. Aku juga sudah lelah, butuh istirahat," ujar Alex.
"Aku ikut denganmu. Mobilku aku parkir dibasemant apartemenmu," ucap Vega.
"Baiklah." Jawab Alex.
Alex dan Vega kembali ke apartement. Namun saat Alex akan turun dari mobil, tiba-tiba Vega menarik tangan Alex dan mencium pria itu. Mata Alex jadi terbelalak, Alex dengan kesadaran penuh langsung mendorong tubuh Vega hingga gadis itu terpental mengenai dinding pintu mobil.
"Enyahlah! apa kamu pikir bisa menggodaku? mimpi saja kamu!" hardik Alex.
"A-Alex. A-Aku...." Vega terbata. Gadis itu pikir bisa menggoda Alex lewat ciumannya. Dia tidak menyangka kalau Alex bakal semurka itu.
"Sialan!"
Brakkkk
Alex membanting pintu mobil dan bergegas pergi sembari mengumpat. Sementara Vega merasa harga dirinya benar-benar dipermalukan. Dirinya merasa seolah sama sekali tidak menarik bagi Alex, seperti merasa jijik padanya.
"Ini benar-benar penghinaan buatku. Alex lihat saja, jangan sebut aku Vega kalau tidak bisa mendapatkanmu,"
Sementara itu Alex yang tiba dirumah langsung membersihkan diri. Dirinya begitu tidak suka diperlakukan seperti itu oleh Vega.
"Sialan tuh cewek. Gara-Gara dia bibirku tidak perjaka lagi. Ya Allah maafkan hambamu yang sudah bermaksiat hari ini. Tapi sungguh itu bukan salahku," ucap Alex dibawah pancuran air shower.
Setelah merasa kedinginan, Alex menyudahi sesi mandinya dan segera pergi beristirahat.
*****
"Busyet bener deh. Semalaman nggak tidur, cuma hafal 10 ayat doang. Ini si Alex kemana sih? katanya mau ngirim metode ngafal cepat, tapi sampai detik ini nggak dikirim-kirim. Ngibulin gue apa gimana?" gerutu Lensi.
Mata gadis itu sudah seperti mata panda. Semalaman dia tidak bisa tidur, hanya untuk mengulang-ulang hafalannya, agar bacaannya tepat dan fasih. Meski dirinya tidak se sholeha seperti gadis di pesantren, tapi urusan agama dia tidak pernah main-main atau menyepelekan. Dia tidak hanya ingin tahu huruf saja, tapi cara membaca dan tartil juga ingin dikuasainya.
"Kayaknya kudu diingetin nih cowok," ucap Lensi.
Lensi kemudian mengirim chat pada Alex. Alex yang benar-benar lupa langsung mengirim apa yang Lensi minta. Lensi ingin setelah pernikahan teman Alex, Lensi sudah bisa langsung mengikuti pembelajaran meretas.
"Kayaknya Alex benar. Metode ini sangat bagus, hanya tiga kali mengulang 1 ayat, sudah bisa langsung melekat dalam ingatan. Semoga saja aku lebih cepat menghafal, dan membuat teman Alex menerimaku jadi muridnya."
"Awas aja kalau Alex sampai bohongin gue. Bilangnya pintar meretas, tahunya disuruh belajar ngaji. Gue bogem si Alex," gerutu Lensi.
Hampir tiap malam Lensi mempelajari hafalannya. Dan siang harinya dia gunakan untuk tidur. Karena Lensi tipe orang yang suka menghafal tanpa ada suara apapun. Hanya tengah malam yang bisa membuat pikirannya jernih dan bisa menyerap semua hafalannya.
males ah klu rebut rebut