My Sexy Little Wife

Naomi menghempas tubuhnya di kursi dengan pasrah. Kemudian mengulurkan tangannya pada Rachel. Wanita itu pun mulai melakukan perawatan pada kuku-kuku Naomi yang tajam. Memotongnya hingga dirasa tak cukup lagi untuk mencakar.

Rachel sesekali memandangi wanita muda yang baginya cukup culun itu. Bertanya-tanya sekaligus kagum dalam hati.

Kupikir Tuan Marx akan menikahi Nona Haylea yang cantiknya tidak tertandingi. Tenyata hanya gadis culun ini. Ya ampun, apa yang dilihat Tuan Marx dari gadis seperti dia?

Tentu saja Rachel sangat mengenal Haylea. Sebab mantan kekasih Adrian itu adalah langganan di salon tempatnya bekerja.

"Huh, Anda benar-benar beruntung, Nona Naomi!"

"Apa kamu mengenal baik Tuan Adrian?" Tiba-tiba pertanyaan itu lolos begitu saja, dan menciptakan kerutan di dahi Rachel.

Tuan Marx kan suaminya, tapi kenapa dia memanggilnya dengan sebutan tuan?

"Memang siapa yang tidak mengenal Tuan Adrian Marx? Saya yakin seluruh penduduk di kota ini mengenalnya," jawab Rachel, membuat Naomi bergidik.

"Semua orang mengenalnya? Apakah dia artis sampai seterkenal itu?"

Rachel terkekeh mendengar pertanyaan polos Naomi. "Tentu saja bukan, Nona. Tapi dia lebih terkenal dari para artis. Tuan Marx bahkan sanggup mendapatkan semua keinginannya hanya dengan sekali bicara."

"Apa dia seberkuasa itu?"

"Pertanyaan macam apa itu? Apa dia belum tahu siapa Tuan Marx yang sebenarnya?"

"Seperti itulah, Nona. Karena itulah tidak ada yang berani membuat masalah dengannya."

"Lalu bagaimana nasibku kedepannya?" batin Naomi.

"Apa kamu juga mengenal Nona Haylea?"

Rachel yang kini mulai memotong kuku kaki sejenak menatap Naomi.

"Tentu saja! Dia adalah mantan kekasih Tuan Marx. Oh, wanita yang sangat sempurna. Dia membuat semua wanita iri dengan kecantikannya. Tapi tunggu, kenapa Tuan Marx meninggalkannya dan malah menikah dengan wanita ini?"

Rachel tak dapat menebak alasannya.

"Ehm ... tentu saja saya kenal, Nona. Dia kan ...."

"Mantan pacar Tuan Adrian," potong Naomi cepat.

Rachel terkekeh sambil menggaruk tengkuk lehernya. "Iya, benar. Emh maaf, Nona. Saya tidak bermaksud menyinggung Anda. Yang terpenting 'kan sekarang Anda menjadi istri Tuan Marx," bujuknya. "Apa Anda juga mengenal Nona Haylea?"

"Dia bekas majikanku."

Bruk!

Gunting kuku di tangan Rachel terjatuh begitu saja di lantai. Untuk beberapa saat wanita itu mematung. Ia pasti mengira sedang bermimpi jika tidak segera mencubit kulitnya sendiri hingga merasakan sakit.

"Apa, dia adalah bekas pelayan Nona Haylea? Apa aku salah dengar?"

"Apa maksud Anda, Nona?" tanyanya tak percaya. "Anda pasti hanya bercanda, kan?"

"Aku tidak bercanda. Aku memang bekas pelayan Nona Haylea."

Rachel menatap Naomi lekat-lekat. Dari segi

fisik, tentu saja Naomi tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan deretan wanita cantik yang pernah dikabarkan dekat dengan Adrian.

Ting!

Suara bel pun menghentikan pembicaraan itu. Naomi segera bangkit dari duduknya menuju pintu.

"Selamat siang, Nona!" Bruno menyapa dengan senyum penuh semangat. "Tuan meminta saya membawakan ponsel untuk Anda." Ia menyodorkan sebuah paper bag ke tangan istri Tuannya. "Itu ponsel keluaran terbaru, Nona. Anda pasti suka."

Naomi mengeluarkan isi paper bag dan meneliti ponsel barunya itu. Sebuah ponsel yang ditebak Naomi sangat mahal. Ia bahkan tidak pernah bermimpi memiliki benda seperti itu. "Apa ini benar-benar untukku?"

"Benar!" jawab Bruno singkat.

"Baiklah! Tapi aku tidak akan berterima kasih pada tuanmu itu. Beritahu dia bahwa aku sangat terpaksa menerimanya!"

"Baik, saya akan sampaikan. Oh ya, tuan sudah menyimpan beberapa nomor kontak di sana. Termasuk nomornya sendiri. Silahkan hubungi kalau Anda butuh sesuatu."

"Aku tidak butuh apa-apa dari tuanmu yang jelek, pemaksa, arogan dan tua itu!"

Tepat setelah Naomi menyelesaikan kalimat makiannya, ponsel di tangannya berdering. Bola mata wanita muda itu pun melotot membaca nama kontak yang tertera pada layar.

"My Se*xy Husband?"

...*****...