Diandra, gadis cantik yang dibesarkan di panti asuhan. Balas budi membawanya pada perjodohan, yang tidak diharapkan oleh suaminya.
Mampukah Diandra menaklukkan sang suami yang hatinya telah dipenuhi oleh dendam pada wanita karena sebuah perselingkuhan?
Simak, perjalanan cinta Diandra yang diwarnai tawa dan air mata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Merpati_Manis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Khilaf
Tengah malam Diandra merasakan ada beban berat menimpa perut nya, diapun mencoba membuka mata nya dan terkejut saat mendapati seorang pria dewasa tidur di atas ranjang yang sama dengan nya. Hampir saja Diandra berteriak, tapi untung saja kesadaran nya cepat kembali bahwa dia telah menikah dengan pria dingin yang saat ini tengah memeluk nya tanpa sadar.
Diandra tersenyum, "semoga kak Angga selalu khilaf dan enggak sadar-sadar, Didi senang di peluk seperti ini,,, rasa nya hangat dan nyaman," gumam nya dalam hati sambil tersenyum, seraya membalas pelukan sang suami yang masih terlelap dalam mimpi nya.
Diandra terus memandang dengan lekat, dan mengagumi pahatan sempurna dari sang pencipta di wajah ganteng sang suami yang hampir tanpa cela. Rahang nya yang kokoh, alis nya tebal, bulu mata nya lentik meski pendek, dan hidung nya mancung serta bibir nya sangat seksi.
Tak henti Diandra mengagumi wajah ganteng suami nya, dan saat dia menyadari ada pergerakan dari sang suami, Diandra langsung pura-pura tidur.
Angga kaget, saat membuka mata nya mendapati diri nya telah memeluk seorang wanita. Dengan perlahan Angga melepas pelukan nya dan segera menjauh dari Diandra. "Sialan,, kenapa gue bisa memeluk dia? Ini bahaya, gue enggak boleh tidur satu ranjang lagi sama gadis ingusan itu! Kami harus secepat nya kembali ke Jakarta, agar gue dan dia bisa tidur di kamar terpisah," Angga bermonolog dalam hati, dengan posisi duduk di tepi ranjang sambil menyandarkan tubuh nya di kepala ranjang.
Diandra yang masih terpejam, pura-pura mengigau, "kak,, kak Angga.. jangan lepasin Didi ya? Terus peluk Didi seperti ini,," lirih nya sambil memeluk guling.
Angga mengernyit,, "apa, dia tahu ya, kalau tanpa gue sadari sudah memeluk nya?" Lirih Angga.
"Kak Angga,, kakak tadi bilang, kalau kakak merasa nyaman saat tidur sambil meluk Didi.. rasa nya hangat-hangat empuk," balas Diandra tiba-tiba sambil membuka mata nya.
"Kamu?!"
"Kenapa kak? Kayak lihat kunti aja.. sampai melotot gitu mata nya?!" Tanya Diandra tanpa dosa, "eh.. mana ada coba kunti yang cantik dan seksi seperti Didi?" Ucap nya seraya terkekeh pelan, sambil memainkan rambut panjang nya. Paha nya yang terekspos sempurna dia biarkan tanpa tertutup selimut, sedangkan kancing baju nya yang bagian atas sengaja dia lepaskan tadi.
Angga melengos, tidak berani berlama-lama menatap gadis ingusan di samping nya. Apalagi dengan pakaian tipis dan seksi seperti itu, ditambah dengan temaram nya cahaya lampu yang membuat lekuk indah tubuh Diandra semakin menggoda. Susah payah Angga menelan saliva nya, dengan buru-buru Angga melangkah menuju kamar mandi.
Cukup lama Angga berada di kamar mandi, entah apa yang dia lakukan hanya dia yang tahu. Dan saat keluar, mulut nya tak berhenti ngedumel, "sialan, ini gak bisa di biarkan. Gue harus jaga jarak sama gadis ingusan itu! Gue harus bisa menahan perasaan gue,, semua wanita sama saja, gak ada yang bisa di percaya! Pengkhianat! Gue tidak boleh jatuh untuk yang kedua kalinya.. tidak!"
Diandra mengernyit, dia tak bisa mendengar apa yang di katakan Angga barusan. "Kakak habis main organ tunggal ya?" Selidik Diandra.
"Ck,,," Angga menanggapinya hanya dengan berdecak kesal. Angga kemudian berjalan menuju sofa, dan segera merebahkan tubuh nya di sana.
Diandra mendekat sambil membawa bantal, "butuh bantal enggak kak?" Tanya nya pada pria yang sudah memejamkan mata nya itu.
"Hem,," jawab Angga hanya dengan gumaman.
"Nih," ucap Diandra sambil menyodorkan bantal.
Angga mengambil nya dengan tanpa membuka mata nya.
"Butuh guling juga enggak?" Tanya Diandra lagi sambil tersenyum seringai.
"Hem,,"
Diandra langsung duduk tepat di samping suami nya, "guling nya sudah mendekat kak, cepetan di peluk," bisik nya lirih di telinga Angga sambil meniup nya pelan, hingga membuat bulu Angga meremang.
Ya, Diandra tahu bagaimana cara membangkitkan hasrat sang suami karena dia sudah mempelajarinya dengan searching di internet kemarin.
Angga membuka mata nya, dan menatap tajam Diandra, "ingat kesepakatan kita!" Ketus nya.
Diandra mengangkat kedua alis nya, "ya,,, ya,, Didi selalu ingat, tapi tadi kakak yang mencuri-curi memeluk Didi saat Didi tengah tertidur..." balas Diandra tak mau disalahkan.
"Aku enggak sadar! Jangan di bahas!" Ucap nya jengah, "kembalilah tidur!" Titah nya sambil menunjuk ranjang.
Tepat di saat Angga selesai berkata, lampu tiba-tiba padam.
"Aw,,,!" Didi menjerit dan reflek memeluk Angga yang masih berbaring. "Kak, ini gelap banget.. Didi takut," lirih nya sambil mengeratkan pelukan nya.
"Minggir ah,," titah Angga dengan suara bergetar, mencoba menyingkirkan tubuh sang istri yang menindih nya. Dada Diandra yang besar dan kenyal menempel sempurna di dada nya, dan wajah Diandra bersembunyi di ceruk leher Angga.
"Enggak mau kak, Didi takut gelap. Kalau gelap ada hantu,," balas Diandra dengan nafas memburu, Diandra memang benar-benar takut gelap.
"Iya, makanya minggir dulu... aku mau ambil ponsel dan nyalain senter nya," titah Angga lagi.
Terdengar petir menggelegar,,, sahut menyahut dibarengi dengan suara hujan yang mulai turun membasahi bumi.
"Didi takut petir kak,,," Didi semakin mengeratkan pelukan nya, dan semakin dalam menyusupkan wajah nya.. hembusan nafas nya yang hangat, membuat tubuh Angga merinding.
Angga terdiam tak bergerak, dia biarkan tubuh Diandra yang masih menindih nya. Angga mencoba memejamkan mata, menetralisir debaran jantung nya yang mulai tak terkendali.
Mendengar detak jantung sang suami yang mulai tak berirama, Diandra tersenyum seringai. Dia angkat wajah nya dan mendekat ke wajah suami nya, Diandra mulai berani meraba pipi sang suami.
Tak mendapat respon apa-apa, Diandra mencoba memberanikan diri mencium lembut pipi suami dingin nya. Ciuman yang awal nya ragu-ragu, berubah menjadi ciuman basah yang penuh gairah.
Angga masih tak bergeming, meski Diandra tahu bahwa suami nya pun mulai tergoda dengan ulah nakal nya.
Diandra semakin berani menggoda, kali ini dia menempelkan bibir lembut nya di bibir seksi sang suami. Diandra dapat merasakan nafas suami nya yang mulai memburu dan penuh gairah,, Diandra tak menyia-nyiakan kesempatan itu, dia ******* bibir sang suami dengan penuh perasaan.
Dia tak peduli lagi, apa kata sang suami tentang nya nanti. Yang dia tahu, halal hukum nya menggoda suami sah nya sediri seperti yang pernah di katakan sang mama mertua.
Tak di sangka nya, suami dingin nya membalas ciuman Diandra dengan lembut. Angga tanpa ragu mulai mengambil alih permainan, tangan nya pun mulai liar meraba bagian-bagian sensitif sang istri.
Kedua nya bergelut dalam pekat nya malam, dengan iringan musik hujan yang terdengar syahdu di gelap nya malam yang dingin.
Tengah asyik mereka memadu kasih dan terbakar dalam panas nya bara asmara pengantin baru, tiba-tiba lampu kembali menyala.
Angga yang saat ini posisi nya telah berganti menjadi di atas, terhenyak kaget.. dan langsung bangkit dari tubuh seksi sang istri. "Maaf, aku khilaf," ucap nya dan langsung berlari kecil menuju kamar mandi.
Diandra mengerucutkan bibir nya, "lampu... kenapa pakai nyala segala sih?! Jadi gagal kan khilaf nya..." gerutu Diandra dengan tidak jelas, ditujukan kepada siapa?
semangaaat ye ye ye🥳
.tp ak ky blum bca yng ini ap sudh lupa soalny..hp kmren rusk.ini hp bru jd crta yng sudh prnh ak bca mlah d ulang tp klo dh inget crtanya ak lwti..tp klo kluarga alamsyah smua sudh ak bca..