NovelToon NovelToon
Sweet Scandal

Sweet Scandal

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Nikahkontrak / Patahhati
Popularitas:394.4k
Nilai: 4.8
Nama Author: Fhatt Trah

Karya orisinil.
Dilarang keras PLAGIAT!
18+

Skandal yang berbuah manis.

"Tidak ada cara lain lagi, kalian harus menikah."

"Apa?" Pekik keduanya berbarengan.

Berawal dari kesalahpahaman hingga berujung pada skandal yang menjungkirbalikkan kehidupannya secara mendadak.

Irene, gadis manis berusia 22 tahun. Yatim piatu, tinggal di sebuah panti asuhan. Pertemuannya dengan Axelle, seorang aktor ternama, membawanya pada sebuah skenario terburuk dalam hidupannya. Demi menutupi skandal yang tanpa disengaja, sebuah sandiwara pernikahan pun dilakukan.

Namun, siapa sangka pernikahan itu justru menguak fakta baru tentang jati dirinya yang sebenarnya. Lalu, siapakah Irene? Mampukah ia bertahan dalam sebuah rumah tangga yang penuh kepalsuan? Akankah pernikahan itu berakhir, atau justru menumbuhkan perasaan yang tak seharusnya ada diantara mereka?

ig@fhatt87

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fhatt Trah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch. 18

Setelah puas bermain dan bercanda bersama anak-anak panti, kini Irene hendak pamit pulang.

"Aku pulang dulu ya Bu." Sembari menyalimi Bu Norma.

"Hati-hati ya Ren. Kamu sudah pesan taksi?"

"Belum sih, Bu. Ini juga baru mau pesan."

"Kalau kamu keluar rumah, perhatikan keadaan sekitar. Sekarang orang-orang tau, kalau kamu adalah isterinya Axelle. Paling tidak, jangan melakukan hal-hal yang bisa mencemarkan nama baik Axelle. Kalau sampai nanti dia menuntut kamu, gimana?" Cemas Bu Norma.

"Ibu tenang saja. Aku akan berusaha semampuku agar tidak melakukan kesalahan yang akan merugikan Axelle nanti."

"Pegang kata-katamu. Ibu hanya berharap, tidak akan ada masalah diantara kalian berdua nanti. Dan sandiwara ini akan berakhir baik."

"Doakan saja, Bu. Oh ya, aku pamit dulu."

Setelah memesan taksi, Irene pun bergegas meninggalkan panti. Tujuannya kali ini adalah pusat perbelanjaan. Untuk berbelanja kebutuhannya sehari-hari.

.

.

Memasuki pusat perbelanjaan terbesar di kota itu, tak lupa Irene mengenakan topi dan masker. Sekedar untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkannya.

Irene tengah berjalan menuju swalayan terbesar di mall itu sambil celingukan ke kanan dan ke kiri. Berharap tidak ada yang akan mengenalinya. Sampai tiba-tiba, tanpa sengaja pandangannya menangkap seorang wanita yang berjalan di depannya tanpa sengaja menjatuhkan dompetnya.

Bergegas Irene memungut dompet itu. Lalu berusaha mengejar langkah wanita itu yang semakin menjauh.

"Bu, dompetnya jatuh Bu." Seru Irene sambil terus mengikuti langkah wanita itu. Akan tetapi, wanita itu tak menghiraukan. Keramaian pusat perbelanjaan itu meredam suara Irene yang memanggil-manggil wanita itu.

Tak ingin kehilangan jejak, Irene mempercepat langkahnya. Ditepuknya pelan pundak wanita pemilik dompet itu begitu ia dekat.

"Maaf, Bu. Dompet Ibu jatuh." Ucap Irene.

Sontak wanita itu pun menghentikan langkahnya. Lalu menoleh, memandangi Irene.

"Dompet ini punya Ibu kan? Tadi jatuh." Sembari menyodorkan dompet ditangan.

Wanita paruh baya nan cantik itu pun meraih dompetnya dari tangan Irene. Sambil mengulas senyum manisnya.

"Terima kasih, ya?" Ucap wanita itu.

"Di periksa dulu, Bu. Mungkin saja ada yang hilang."

"Tidak perlu. Saya percaya kamu orang yang baik." Kemudian membuka dompetnya dan mengeluarkan beberapa lembar pecahan uang terbesar.

"Tidak usah, Bu. Saya hanya membantu. Lagipula, kebetulan saya berada di belakang Ibu tadi." Tolak Irene halus. Sebab ia tahu apa yang akan dilakukan wanita itu.

Wanita itu pun memasukkan kembali uangnya. Dan berganti mengeluarkan sebuah kartu nama.

Sembari menyodorkan kartu nama, "Ini kartu nama saya. Kalau kamu membutuhkan sesuatu, atau tiba-tiba kamu berubah pikiran, kamu boleh menghubungi saya. Atau datang saja langsung ke tempat saya.

Irene menerima kartu nama itu. Yang tertera nama seseorang yang cukup terkenal.

Olivia Rajendra.

Dahinya mengerut. Ia kenal siapa wanita itu. Wanita cantik pemilik Olive Galery.

"Bu Olive?" Ucap Irene sembari membuka masker yang menutupi wajahnya.

Olivia mengernyit. Lalu tersenyum saat mengenali gadis yang berdiri di hadapannya saat ini.

"Kamu ..."

"Saya Irene, Bu. Karyawan Su_"

"Kamu isterinya Axelle kan?" Sela Olivia cepat.

Irene tersenyum lebar. Tak bisa membantah kalimat itu. Semua orang tau, ia isterinya Axelle. Tapi tidak ada yang tau, status itu hanyalah sekedar sandiwara.

"Oh ya. Besok kamu ada waktu tidak?" Tanya Olivia kemudian.

"Ada. Saya ada waktu."

"Besok saya tunggu kamu di Galery. Ada yang ingin saya bicarakan dengan kamu. Bisa kan?"

Irene tampak berpikir sejenak. Besok, Axelle pergi syuting perdananya. Kemungkinan pria itu akan menghabiskan waktunya di lokasi syuting. Jadi, ia tak perlu meminta ijin Axelle untuk keluar rumah. Yah, hitung-hitung, daripada ia sendirian di rumah nanti. Lebih baik menghabiskan waktu di luar rumah.

"Gimana? Bisa kan? Soalnya, apa yang akan saya bicarakan dengan kamu nanti sangat penting. Jadi, saya benar-benar mengharapkan kedatangan kamu." Ujar Olivia.

"Sejujurnya, saya ingin membicarakannya sekarang dengan kamu. Tapi, hari ini saya sibuk." Tambahnya. Sebab belum ada tanggapan dari Irene.

"Baiklah. Besok saya akan ke tempat Bu Olive." Akhirnya Irene mengiyakan. Meski ia tak tahu, hal penting apa yang ingin dibicarakan seorang Olivia dengan gadis sekelasnya. Kelas yang berbeda jauh dengan wanita elegan itu.

"Kalau begitu, saya tunggu kamu. Sampai jumpa besok. Saya permisi dulu." Pamit Olivia bergegas meninggalkan Irene. Yang masih berdiri kebingungan.

Tak ingin berlama-lama, Irene pun bergegas ke swalayan untuk membeli keperluannya.

Tiba di swalayan, ia lantas mengambil satu troli. Mendorongnya pelan menyusuri setiap lorong, mencari keperluannya disetiap deretan rak yang dilaluinya.

Karena kondisi keuangannya yang tak memadai, tak banyak barang yang dibelinya. Hanya beberapa barang kebutuhan wanita saja.

Setelah berbelanja keperluannya dan membayarnya di kasir, ia lalu bergegas membawa langkahnya keluar dari swalayan. Hari sudah sore, dan ia harus segera pulang. Sebab Axelle mengijinkannya keluar rumah hanya sampai sore ini.

Semakin cepat ia membawa langkahnya. Melewati setiap ruko. Namun langkahnya terhenti tiba-tiba saat melewati satu toko pakaian. Ia berdiri mematung sambil memandangi manekin di balik kaca, yang mengenakan dress cantik berwarna merah.

Senyum tipisnya terukir, saat membayangkan bagaimana cantiknya seorang wanita jika mengenakan dress itu. Jujur, sebagai seorang wanita, ia pun ingin tampil cantik, modis, dan elegan. Akan tetapi sayangnya, mungkin gadis sekelas dirinya tidak akan pantas mengenakan dress itu. Ia hanyalah gadis dari kelas bawah, yang tidak akan mampu membeli dress itu. Meski mengumpulkan upahnya selama setahun.

Mengenakan dress cantik seperti itu, hanya mimpi belaka yang tidak akan mungkin terwujud. Ia menghembuskan napas panjang. Membuang jauh-jauh keinginannya. Lalu menurunkan pandangan, menelisik penampilannya dari ujung kaki.

Terlalu biasa.

Lalu menaikkan kembali pandangan. Memperhatikan setiap gadis yang lalu lalang dengan tampilan modis dan kekinian. Ia menarik sudut bibirnya. Mengikhlaskan hati menerima keadaan. Gadis yatim piatu sepertinya, tidak akan mungkin bisa membeli pakaian mahal, sepatu mahal, dan tas branded. Hanya jeans tua dan kemeja usang yang telah memudar yang menjadi pakaian terbaiknya saat ini. Sementara di dalam toko itu, beberapa karyawan memandang remeh ke arahnya sambil berbisik-bisik.

Di tengah rasa minder yang mulai menyelimuti, ia berbalik memilih meninggalkan tempat itu. Namun tiba-tiba saja, seseorang menarik pergelangan tangannya. Dan membawanya masuk ke toko pakaian itu.

Irene tak bisa mengenali sosok pria yang menarik pergelangan tangannya. Sebab pria itu memakai topi, masker, dan kacamata hitam.

"Tunggu." Seru Irene lantang.

Langkah keduanya pun terhenti.

"Lepaskan tanganku." Titah Irene tegas. Namun pria itu tak menanggapi. Dan tak menuruti titahnya. Pria itu justru berbalik. Lalu melepas kacamata dan maskernya.

Axelle.

"Kamu?" Irene melotot. Tak percaya pria itu tiba-tiba berdiri dihadapannya sambil memegang tangannya.

"Iya, aku. Kamu pikir hantu?"

"Darimana kamu tau aku ada disini?" Selidik Irene penasaran.

"Dari hati." Axelle malah bercanda. Lalu membawa sebelah tangannya melepas masker dan topi yang dikenakan Irene. Disusul melepas topinya sendiri. Otomatis, tangannya yang memegangi pergelangan tangan Irene pun terlepas.

"Apa yang kamu lakukan? Kamu mau membuat kekacauan disini?" Mungkin hanya Irene yang panik. Sedangkan Axelle sendiri malah terlihat santai. Ia sengaja mengikuti Irene sejak dari panti. Sebab entah kenapa, mendadak ia merasa kesepian saat Irene pergi.

"Diam dan jangan cerewet. Kamu lupa status kita sekarang? Aku tidak mau mendengar ocehanmu lagi. Jadilah isteri penurut. Jangan bawel."

Axelle mengedarkan pandangannya. Lalu memanggil seorang pelayan toko yang berdiri tak jauh. Pelayan itu tercengang begitu menyadari siapa pelanggan yang datang hari ini. Bergegas pelayan itu datang menghampiri dengan wajah sumringah.

"Axelle ..." Seru pelayan itu tak percaya.

Axelle menyunggingkan senyumnya. Membuat pelayan itu geregetan. Saking senangnya. Lalu mengambil ponselnya hendak berfoto selfie dengan Axelle.

"Maaf, foto-fotonya nanti saja. Sekarang, tolong layani isteriku dulu. Berikan pakaian terbaik kalian." Ujar Axelle menghentikan aksi si pelayan toko.

"Baik, Pak."

"Oh ya, satu lagi. Gaun yang ada di manekin itu ..." Sambil menunjuk manekin dengan gaun merah yang dipandangi Irene dari luar toko sejak tadi, "aku mau itu."

"Baik, Pak. Akan saya ambilkan." Pelayan itu pun bergegas ke manekin yang Axelle maksud. Dan meminta rekannya yang lain untuk melayani Axelle dan Irene, sementara ia sendiri sedang melepas gaun merah itu dari manekin.

Pelayan lain datang menghampiri Irene dan Axelle yang masih berdiri. Sama seperti rekannya, pelayan itu pun tercengang. Senyum lebarnya terkembang sambil memandangi Axelle.

"Ada yang bisa saya bantu Pak?" Tanya pelayan itu.

"Tolong layani isteriku dengan baik." Titah Axelle. Lalu meraih kantong plastik yang menggantung di tangan Irene.

"Baik. Mari Pak, silahkan duduk." Pelayan itu mengajak Axelle duduk di kursi yang tersedia di dalam toko itu. Lalu mengajak Irene ikut dengannya memilih pakaian yang diinginkannya. Irene bisa apalagi selain menuruti perintah Axelle, suami pura-puranya.

Sembari menunggu, Axelle mengambil ponselnya yang sejak tadi berdering. Namun ia abaikan. Dan kali ini, ia menonaktifkan ponselnya. Sebab tak ingin menjawab panggilan dari Clarissa. Ia lebih memilih memandangi Irene yang sedang dibantu oleh pelayan toko memilih beberapa pakaian. Ketimbang menjawab panggilan Clarissa yang selalu saja memberinya harapan palsu.

Sudah berkali-kali Clarissa berjanji akan segera datang menemuinya. Namun hingga detik ini, wanita itu tak kunjung datang. Ia tak ingin kecewa. Hingga ia memilih mengabaikan panggilan Clarissa.

Setelah hampir satu jam menunggu, di tengah kejenuhannya memasang wajah ramah pada pelanggan lain yang mengambil fotonya sembarangan. Akhirnya, kejenuhannya pun terobati.

Dengan gaun merah nan cantik, Irene kini berdiri di hadapan Axelle. Para pelayan toko itu membantu Irene memperbaiki penampilannya dengan mendandaninya. Tak lupa pula heels yang cocok untuk gaun itu mereka berikan sebagi pelengkap penampilannya. Serta sapuan riasan tipis di wajahnya. Sangat cantik dan anggun.

Axelle bahkan sampai tertegun menatap Irene. Tanpa sadar, ia bangun dari duduknya. Menghampiri Irene dengan tatapan yang berbeda.

TBC

1
Tamima
terpesona akhirnya 🤭🤭🤭
Sugi Arso
lanjut
Sugi Arso
kasian
Arenna Dorenna
kenapa sy x like lbh awaal seperti selalu sbb sy mo melihat keseluruhan jln ceritnya baru la akn komen...cerita yg bagus..d dasari permulaan yg cantik...bahkan setiap bab sy enjoy menghayati setiap watak yg d suguhkan...welldone author...anda hebat...
🌺Fhatt Trah🌺: ☺️☺️ Terima kasih kk udah mampir di cerita receh author abal² ini🙏
total 1 replies
Youleannaa
bagus ceritanya,, 😘
Muniroh Mumun
extra part mana thorrrr .....iren blm hamil lg loh ....masak Olivia yg hamil lagi 😂😂😂😂😂
🌺Fhatt Trah🌺: 🤭🤭🤭🤭🤣ampun ngkk aku
total 1 replies
Muniroh Mumun
Zaky ...yg gentle dong jd org .......g kasihan sama iren .....nasib anaknya ada di tanganmu loh .....
Muniroh Mumun
iren anakny Olivia .....Axelle anakny Ranti ......wooww ......amazing
Ria An
dilarang keras plagiat
seperti novel bagus ajah wkwkkwwk
We💜💙
wah.. kereen ni ceritanya. gak bertele-tele. sat set sat set terungkap semua. drama misteri romantis action gak lebay kayak sinetron. syukaak 💜
🌺Fhatt Trah🌺: terimakasih sudah mampir
total 1 replies
Fafaaa
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
lovely
lah kurang 🔥🔥🥵
lovely
gimna mau bosan s exel ma s Risa 3 taun sudah tau luar dlm namanya laki² tau yg masih segelan pasti akan berpaling 😜🥵
lovely
dih s axel main sosor aja g dimana² 🥴
lovely
OMG main sosor aja s exell ky bebek 😜
lovely
gak apa² lah toh dah halal 🥴
lovely
bagus ceritanya cm terlalu banyak narasinya jadi ngos²an bacanya 🥴
lovely
good job Irene cewek yang jual mahal SM cowok sombong macam exel
ainatul hasanah
iyalah... tunjukkan saja buku nikah mereka berdua, gigit jari entar Clarissa.
sportif sajalah bang Zaky... entar ada pasangan terbaik untukmu, bukan Irene.karena Irene milik bang Aldo.
ainatul hasanah
tuh kan beneran.... jadi yang disembunyikan Zaky itu buku nikah Irene sama Axell .
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!