Jeslyn wanita yang berprofesi sebagai Dokter Bedah, dipaksa menikah dengan Dave Christian Tjendra penerus dari Tjendra Group yang tidak lain adalah cinta pertama sekaligus anak dari sahabat ayahnya.
Tidak ada kebahagiaan dalam pernikahannya karena selalu diacuhkan oleh suaminya, Jeslyn juga harus merelakan suaminya menikah lagi atas desakan ibu mertuanya karena dirinya belum juga hamil setelah satu tahun pernikahan.
Jeslyn yang tidak sanggup untuk melihat suaminya menikah lagi memilih untuk bercerai. Dave yang awalnya sangat ingin bercerai dari Jeslyn karena tidak mencintai istrinya, tiba-tiba berubah pikiran. Davetidak mau melepaskan Jeslyn. Dia tidak rela kalau nanti Jeslyn menikah dengan orang lain.
"Jika kau tidak mencintaiku, maka, lepaskanlah aku." -Jeslyn
"Sampai kapan pun aku tidak akan menceraikanmu." -Dave
Banyak konflik dan cerita berliku, jika tidak suka dengan cerita ini silahkan di SKIP. Harap bijak dalam memberikan bintang. Terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jiriana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencari Jeslyn
Jeslyn mulai mengerjapkan mata, dia merasa ada kehangatan dibelakang tubuhnya. Ada sesuatu juga yang mengganjal di pinggangnya. Dia menoleh ke belakang dan dibuat terkejut saat melihat kalau Dave sedang tertidur sambil memeluknya dari belakang.
Jeslyn tampak mengucek matanya, untuk memastikan, kalaubyang dilihatnya saat ini bukanlah mimpi melainkan kenyataan. Dia mencubit lengannya dan seketika dia merasakan sakit.
Jeslyn perlahan memutar badannya menghadap Dave dengan sangat pelan agar Dave tidak terbangun. Jeslyn memandang wajah Dave yang tampak tidur dengan pulas. Jeslyn sangat ingin menyentuh wajah Dave, tapi dia urungkan karena takut Dave akan terbangun nantinya.
Dia sangat merindukan laki-laki yang ada di depannya saat ini. Setelah apa yang terjadi, ternyata dia masih sangat mencintainya. Mungkin karena Dave adalah cinta pertamanya sehingga sulit untuk dirinya melupakan Dave.
Setelah dia puas memandang Dave, Jeslyn berusaha menyingkirkan tangan Dave yang masih ada di pinggangnya. Jeslyn berusaha untuk melangkah turun dari tempat tidur tanpa menimbulkan suara. Setelah Jeslyn berhasil turun, dia kemudian berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Dia harus segera bersiap untuk berangkat ke bandara.
Saat ini, Jeslyn sudah bersiap untuk berangkat ke bandara. Dia sudah menyiapkan 1 koper, dia juga sudah mendapatkan pesan dari Dion bahwa dia sudah berada di depan rumahnya.
Jeslyn berjalan mendekati Dave, dia merapikan selimuat Dave lalu membungkuk mengecup bibir Dave kemudian memandangnya sejenak. “Dave, aku pergi dulu. Aku mencintaimu, Dave,” ucap Jeslyn dengan suara sangat pelan. Setelah itu Jeslyn menarik kopernya dan berjalan keluar.
*****
Setibanya di bandara, Jeslyn berkumpul dengan rombongan yang lain. Mereka terlihat mengobrol serius di Lounge Executive sambil menunggu jadwal keberangkatan pesawat mereka. Setelah selesai berbicara mengenai seminar, mereka lanjutkan mengobrol santai. Tepat pukul 6 Pagi pesawat mereka lepas landas dari Bandara Internasional Soekarna Hatta.
Waktu tempuh dari Bandara Internasional Soekarnao Hatta Jakarta ke Bandara internasional Juanda Surabaya sekita 1 jam 35 menit. Setelah tiba di Bandara Internasional Juanda, mereka langsung menuju hotel tempat mereka menginap yang sudah di pesan oleh pihak penyelenggara kampus. Mereka juga di jemput oleh pihak hotel.
Setibanya di hotel, Jeslyn dan Dion berjalan menuju ruang tunggu hotel sambil menunggu proses Check In mereka. “Hari ini ada kegiatan apa?” tanya Jeslyn saat di baru saat mendudukan bokongnya di sofa empuk berwarna coklat.
Dion menoleh. “Hari ini kita akan berkunjung ke cabang rumah sakit kita yang ada di kota ini.”
Dahi Jeslyn mengerut. “Untuk apa?”
“Kau tidak tahu?” tanya Dion heran.
Jeslyn menggeleng. “Tentang apa?”
“Rumah sakit kita akan melakukan bakti sosial. Kegiatan ini rutin dilakukan oleh rumah sakit kita. Kepala Rumah sakit meminta kita untuk berkoordinasi dengan cabang rumah sakit di sini tentang bakti sosial yang akan kita lakukan di pinggiran kota ini.”
Jeslyn mengangguk. “Jam berapa kita akan ke rumah sakit cabang?” tanyanya.
“Pukul 2 siang. Kita akan beristirhat dulu, setelah itu kita baru ke sana.”
“Dion, Jeslyn.” Terdengar teriakan wanita dari arah reseptionist yang memanggil mereka.
Dion Dan Jeslyn serentak menoleh bersama. Terlihat dokter Sarah melambaikan tangan kepada mereka. Jeslyn dan Dion akhirnya menghampiri dokter Sarah dan dokter lainnya yang sudah melakukan check In.
“Ini kunci kamar kalian,” ucap Sarah pada Dion dan Jesyn seraya memberikan kuncinya kepada mereka secara bergantin.
“Terima kasih Sarah,” ucap Jeslyn sambil tersenyum.
“Baiklah kita istirahat dulu, jam 1 kita berkumpul di restoran untuk makan siang, setelah itu kita akan langsung ke cabang rumah sakit kita,” ucap Dion sambil mengedarkan pandangannya kepada semua rekan kerjanya.
Dion ditunjuk langsung oleh Kepala Rumah Sakit sebagai ketua yang memimpin semua kegiatan mereka selama di Surabaya.
Mereka semua mengangguk dan berjalan bersama menuju lift. Kamar mereka semua berada di lantai 10, setiap orang memiliki kamar masing-masing. Mereka mulai memasuki kamar masing-masing setelah sampai di lantai 10.
Dion berhenti tepat di depan kamarnya. “Jes, kamarku ada di sini, kalau ada apa-apa kau bisa langsung memberi tahu aku,” ucap Dion sebelum masuk ke dalam kamarnya.
Jeslyn mengangguk. “Iya Dion, aku masuk dulu,” ucap Jeslyn yang sudah meraih handel pintu kamarnya. Dion mengangguk lalu masuk ke dalam kamarnya juga bersamaan dengan Jeslyn. Kamar Jeslyn berjarak 3 kamar dari kamar Dion.
*****
Dave meraba tempat tidur di sebelahnya. Matanya masih terpejam. Dia terkejut saat melihat Jeslyn sudah tidak ada di sampingnya. Dia menatap jam dinding yang ada di kamarnya. Waktu masih menunjukkan pukul 4 pagi. Dave tampak bangun dari tidurnya untuk mencari Jeslyn, tidak biasanya Jeslyn bangun jam segitu. Dave tahu kalau Jesyn terbiasa bangun pukul 5 pagi menggunakan alarm.
Dave mencari ke kamar mandi, tapi tidak menemukannya. Dia berjalan keluar untuk turun ke bawah. Dave berpikir kalau Jeslyn mungkin ada di dapur. Setelah mencarinya di dapur, Dave kembali ke mencari ke setiap sudut rumahnya, Karena tidak menemukan keberadaan Jeslyn. Dave memutuskan untuk kembali ke kamarnya.
Dia berpikir mungkin Jeslyn mendapatkan panggilan darurat dari rumah sakit, karena Jeslyn memang sering mendapatkan telpon darurat. Dave memutuskan untuk ke ruangan kerjanya, setelah menyelesaikan pekerjaannya, pukul 7 pagi Dave pergi ke kamarnya untuk mandi lalu berangkat ke kantor.
Setiba di kantor, Dave berjalan cepat menuju ruangannya. Seperti biasa dia hanya diam sambil terus berjalan ketika melewati semua pagawainya yang tampak menyapanya. “Zayn, atur semua jadwalku hari ini agar aku bisa pulang cepat,” pertintah Dave ketika dia sudah duduk di meja kerjanya.
Zayn mengangguk. “Baik Tuan. Saya permisi dulu.”
“Tunggu.” Dave mencegah langkah Zayn saat akan meninggalkan ruangannya.
“Cari tahu semua kegiatan istriku hari ini. Beritahu aku juga apa saja yang dilakukannya kemarin dan hari ini.”
Zayn tampak terdiam dengan wajah bingung. “Kenapa kau diam saja?” lanjut Dave lagi saat melihat Zayn tampak tidak merespon perintahnya.
“Maaf Tuan, kegiatan Nyonya siapa yang harus aku laporkan?” tanya Zayn dengan hati-hati. Dia takut Dave akan memarahinya.
Dave menatap tajam pada asisten pribadinya. “Istriku, memangnya siapa lagi.”
“Maaf Tuan, maksudku nyonya Jeslyn atau nyonya Felicia?”
“Tentu saja Jeslyn. Kenapa kau masih bertanya?” ujat Dave dengan wajah kesal.
Zayn mengangguk cepat. “Baik Tuan, saya akan mencari tahu dan melaporkan tentang kegiatan Nyonya Jeslyn.”
“Kaluarlah.”
Zayn membungkuk cepat lalu keluar dari ruangan Dave. Setelah kepergian Zayn, Dave mulai sibuk dengan berkas yang sudah ada di mejanya. Dia harus menyelesaikan semua pekerjaannya sebelum jam 4 sore. Hari ini Dave juga harus meeting untuk menjalin kerjasama dengan perusahan lain.
*****
Dave tampak tidak sabar untuk segera pulang. Waktu sudah menujukkan pukul 10 malam. Meeting yang dijadwalkan akan dilakukan pukul 3 sore harus tertunda. Client Dave yang berasal dari Singapore itu mengalami kendala saat akan terbang ke indonesia sehingga jadwal meetingnya harus diundur. Meeting baru dilakukan pada pukul 7 malam.
Setelah meeting selesai, Dave langsung bersiap untuk pulang. Dia memanggil Zayn untuk ke ruangannya terlebih dahulu. “Apa kau sudah mendapatkan semua informasi tentang semua kegiatan istriku?”
Zayn maju beberapa langkah. “Sudah, Tuan.”
Zayn mulai memberitahukan semua kegiatan yang di lakukan oleh Jeslyn kemarin dan hari ini. Tangan Dave setika mengepal setelah mendengar laporan dari Zayn.
Rahang Dave mengeras dan matanya menyala. “Cari tahu sekarang juga di mana istriku berada. Aku akan mengahajar laki-laki brengsek itu, berani sekali dia membawa istriku keluar kota dengannya.”
“Baik, Tuan.”
Bersambung...