Arqian Yulandres, seorang CEO muda di perusahaan Yulandres Grup. Ia sosok yang dikenal berwibawa dikalangan pembisnis lainnya.
Viona Adira, gadis berparas cantik yang juga anak dari seorang pengusaha dikota itu bernama Rico Adira, pemilik perusahaan Adira Corp.
Qian diharuskan pulang ke tanah air karna akan diangkat menjadi CEO pengganti sang ayah. Tak disangka kepulangannya ke tanah air bukan hanya karna ia akan diangkat menjadi CEO, namun ternyata orang tuanya telah menyiapkan perjodohan untuknya dengan seorang gadis manis yang memiliki sikap bar bar diatas rata rata.
"Kamu nggak tergoda sama aku mas? Cantik gini masak dianggurin. rugi loh, nanti kalau aku diambil orang gimana?" ucap Vio menggoda sang suami.
"Cih lebay, tiap hari juga kamu 'minta"
Bagaimana kisah selanjutnya? apakah Qian menerima perjodohan itu? nantikan kisahnya di "Cinta Tuan Muda Arogan"
Dilarang plagiat,, Dilarang Hate Komen
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ANIVITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mahar Apa?
"eh gimana jawabnya?" bisik Vio pada sang sahabat Kia.
"jawab aja aku mau" bisik Kia balik.
"A aku mau"
Semua keluarga pun tersenyum puas,
Qian memasangi Vio cincin sebagai tanda pengikat, sedangkan Vio pun juga memasangkan cincin dijari halus milik Qian dengan tangan bergetar.
Papi Rifqi tersenyum saat menyadari jari milik calon menantunya bergetar.
Mereka berdua pun berfoto bersama dengan fotografer yang sudah disiapakan.
Mereka berpose memamerkan cincin lamarannya.
"Digendong dong Vio nya" goda papi Rifqi pda sang anak.
"Belum mukhrim pi" jawabnya asal.
"Kalau cuma gendong kan nggak papa, asal jangan pegang pegang yang lain" papa Rico menimpali.
"Tuh, yang punya anak aja santai"
Mau tidak mau Qian menggendong Vio ala Brydal Style untuk keperluan fotonya.
"Sekarang, papi minta kalian berdua harus uplod foto lamaran kalian di instagram kalian masing masing"
"Tapi pa, kan pernikahannya masih dirahasiakan" protes Qian.
"Papi nggak minta dilihatin wajahnya, papi cuma minta foto cincin ditangan kalian berdua. Kalau sekalian sama wajahnya juga nggak papa" goda papi Rifqi.
Mau tidak mau Qian dan Vio menguplod foto cincin ditangan mereka.
Qian menguplod foto jari yang ada cincinnya, sedangkan Vio menguplod foto full body dengan pamer cincinnya tanpa memperlihatkan wajahnya dan pasangannya.
Instagram mereka banjir komentar,
Apalagi mereka berdua uplod foto diwaktu yang sama.
Bukan tanpa sebab papi Rifqi menyuruh melakukan hal itu, ia ingin pernikahan anaknya tetap diketahui orang banyak walaupun tak tau siapa yang menjadi pasangan Qian.
Esok hari,
Qian maupun Vio masuk kerja seperti biasa.
Para karyawan menatap jari tangan Qian yang sudah tersemat cincin.
Para teman teman Vio menyerbu Vio dengan berbagai pertanyaan.
Apalagi tentang postingan lamaran Vio kemarin yang bersamaan dengan CEO mereka.
"mungkin kebetulan aja" jawab Vio singkat.
Sepulang kerja, asisten Andy mendatangi Vio yang sedang berberes berkasnya.
"Nona Vio, tuan Qian ingin mengajak anda pulang bersama sekaligus untuk mencari cincin dan mahar pernikahan" ucap asisten Andy.
"Emm oke deh"
"Nona silahkan ke ruangan tuan muda untuk mengganti baju anda"
"Tapi aku kan nggak bawa baju ganti"
"Semua Sudah dipersiapkan Nona"
Vio mengangguk mengerti, ia segera berjalan menuju ruangan CEO.
Tok
Tok
Tok
"Masuk"
"Em, maaf pak saya tadi...."
"Bajumu ada dipaperbag itu, gantilah dikamar mandi" potong Qian menunjuk sebuah paperbag di meja.
Vio segera menyambar paperbag itu dan segera mengganti bajunya.
Tak lama kemudian, ia keluar dari kamar mandi.
Nampak Qian juga sudah mengganti bajunya dengan pakaian kasual.
Kantor sudah sepi saat Qian dan Vio keluar karna karyawan sudah pulang.
Mereka berdua mengendarai mobil dengan Qian sendiri lah yang menjadi supirnya.
Beberapa saat kemudian, Qian telah sampai ditoko perhiasan langganan keluarganya.
"Mana manajermu?" Tanya Qian pada karyawan toko itu.
Tak lama manajer toko itu keluar dan menyambut kedatangan Qian.
"Buatkan aku desain cincin terbaru dan paling bagus" titah Qian.
Manajer sekaligus perancang itu segera merancang model cincin sesuai keinginan Vio dan Qian.
Qian juga meminta perhiasan pelengkap lainnya dan menyuruh manajer itu untuk membungkus berbentuk mahar pernikahan.
Setelah selesai, Qian beralih ke mall untuk membeli mahar yang lainnya.
"Kamu mau mahar apa?" Tanya Qian pada Vio.
"Terserah pak, saya ngikut aja. Saya rasa emas tadi sudah lebih dari cukup" ucap Vio.