NovelToon NovelToon
Adil Untuk Delima

Adil Untuk Delima

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Cinta setelah menikah / Aliansi Pernikahan / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Umi Fia

Berkisah Delima, seorang janda yang menikah lagi dengan seorang pria hanya bermodalkan ingin kejelasan tentang kematian suaminya. Ia hanya mencari kebenaran saja, apa suaminya meninggal karena kecelakaan jatuh di tempat kerja atau memang sengaja mengakhiri hidupnya karena alasan pinjaman online?. Atau memang ada alasan lain dibalik itu semua.

Pernikahannya dengan seorang pria bernama Adil. Mampu membuka beberapa fakta yang sangat ingin diketahuinya. Namun disaat bersamaan kebahagiaan rumah tangganya bersama Adil terancam bubar karena kesalahpahaman.



Mampu kah Delima mempertahankannya atau justru menyerah dengan keadaannya?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Umi Fia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 Adil Untuk Delima

Mobil Adil sudah sampai di depan rumah sakit, pagi ini hanya Delima yang datang mengunjungi nenek. Sebab Adil ada meeting bersama beberapa klien.

"Hati-hati, Mas" Delima menyalami tangan Adil sebelum turun dari mobil.

"Iya sayang. Salam buat nenek ya, cium kan nenek untuk aku ya sayang." Lalu Adil mengecup bibir Delima. Namun bukan hanya kecupan karena Delima menyambutnya hingga terjadi ciuman yang sanggup membakar keduanya. Namun baik Adil dan Delima segera menyudahi sebelum bisa mengacaukan rencana mereka pagi itu.

"Mas khilaf." Adil terkekeh.

"Sama, Mas." Aku Delima sambil ikut terkekeh juga.

Dengan senyum yang terus mengembang Delima keluar dari mobil Adil, berdiri sebentar sebelum mobil Adil meninggalkan rumah sakit.

Delima tiba di depan ruangan nenek, di sana ia bertemu dengan Om David yang duduk sambil memegangi gelas minuman. Delima terus memperhatikan kaki Om David yang terus bergerak sepertinya pria itu sedang gelisah.

"Kenapa Om David di luar?" tanya Delima.

"Meta sedang bicara pada Mama." Jawab David tanpa melihat wajah Delima.

"Memang apa yang sedang dibicarakan tante Meta pada nenek?." Sangat hati-hati Delima bertanya hal itu, semoga saja Om David tidak curiga.

Alih-alih langsung menjawab pertanyaan Delima, justru pria semakin menghentakan kakinya pada lantai dengan tangan yang mengepal kuat.

"Apa saja yang Om David tahu tentang tante Meta?" tanya Delima lagi penuh kehati-hatian Delima sambil menempelkan bokongnya di samping Om David.

"Kenapa Om David harus menyimpannya sendiri? Om David bisa membaginya dengan aku, aku janji tidak akan memberitahu siapapun. Ini akan menjadi rahasia kita berdua." Sambung Delima lalu menaruh pelan tangannya pada lengan Om David.

Dalam hitungan detik wajah Om David yang dipenuhi keringat langsung menatap tangan lentik Delima lalu beralih pada wajah cantik itu. Untuk sesaat Om David menatapnya dari dekat. Ada perasaan hangat yang masuk ke dalam hatinya kala ia berdekatan dengan seorang wanita dan mendapatkan perhatian. Namun ia masih sadar kalau wanita yang saat ini ada di depannya adalah istri dari Adil.

"Kamu dan Adil harus menjauhi Meta. Kamu tidak tahu Meta bisa melakukan apapun untuk mencapai keinginannya." Jawab Om David mewakili dari bebarapa pertanyaan Delima.

"Apa tante Meta itu jahat?" tanya Delima sambil terus menatap intens Om David.

"Lebih dari itu." Sahut Om David cepat.

"Tapi apa kejahatan yang telah dilakukan tante Meta? Kenapa Om David tidak mau memberitahu aku?." Delima mendesak Om David untuk bicara.

Om David terdiam sejenak. Membalas tatapan Delima dengan dalam. Semakin lama ia semakin terhipnotis dengan wajah cantik dan mata teduh Delima. Sehingga kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulutnya.

"Ada banyak kejahatan yang telah dilakukan Meta, aku dan Davis tak dapat menghentikannya. Yang ada justru aku dan Davis ikut membantunya. Meta mau mengambil alih semua harta milik keluarga Santoso. Meta sudah mendapatkan cap jempol Mama dan sedang dalam proses. Meta ikut merekayasa, memalsukan rekaman CCTV itu dan uang yang seharusnya menjadi milik kamu. Malah masuk rekening Meta pribadi. Dan Meta juga merahasiakan kematian Indira yang sebenarnya masih hidup. Om David memelankan suara pada kalimat terakhir.

Sangat menyadari perbuatan Meta yang memang sangat jahat. Bukan hanya jahat tetapi sadis juga. Namun Om David tidak pernah bisa menolak setiap permintaan Meta atas perbuatan jahatnya pada keluarganya sendiri. Om David sendiri merasakan kelegaan yang luar biasa setelah membaginya pada Delima, tak lagi menyimpannya seorang sendiri. Meta memang cantik namun sayang tidak dengan tingkah laku dan perbuatannya.

Delima menutup rapat mulutnya. "Mama Indira masih hidup?." Delima mengulangi kata-kata Om David. Om David mengangguk lalu meremas kuat-kuat cup kopi.

Tentu saja Delima tak menyangka kalau Meta, seorang wanita yang begitu berambisi. Sehingga sanggup menghalalkan segala macam cara demi memuaskan egonya. Secepatnya Delima harus memberitahu Adil mengenai Mama Indira yang ternyata masih hidup. Tapi dimana?.

"Terus dimana sekarang Mama Indira...?."

Delima dan Om David sama-sama mencoba bersikap santai saat pintu ruangan terbuka. Menampilkan Meta yang tersenyum penuh kemenangan. Pertanyaan Delima pun diabaikan oleh Om David.

"Hei...janda, kamu sudah ditunggu wanita tua yang sudah bau tanah itu" kata Meta sambil berlalu meninggalkan Delima dan Om David. Wanita gila itu dengan terang-terangan mengatai nenek bau tanah.

Om David dan Delima segera masuk karena samar-samar mendengar suara nenek.

Benar saja, nenek sedang memanggil Papa Handi, Om Davis dan juga Om David.

"Aku ada di sini, Ma? Handi masih di luar negri. Davis ikut meeting sama Adil. Mama kenapa?" tanya Om David sambil memegangi tangan Mamanya yang terasa sangat dingin.

Lalu nenek menatap Om David lalu bicara dengan suara sangat pelan. "Indira masih hidup. Meta menyekapnya bertahun-tahun di tempat gelap. Cepat selamatkan Indira!."

"Mama sudah tahu? Dimana Meta menyekap kak Indira, Ma?" tanya Om David.

Delima yang tak sudah tak sabaran mengeluarkan handphone untuk menghubungi Adil. Namun sejurus kemudian nenek melarangnya.

"Jangan hubungi siapa-siapa kalau tidak ingin Indira disakiti!." Kata nenek sambil mengambil handphone dari tangan Delima.

"Adil dan Handi juga jangan sampai tahu, biar itu menjadi urusan kita saja." Lanjut nenek.

"Dimana tante Meta mengurung Mama Indira, Om?" tanya Dilema pada Om David. Sontak saja hal tersebut membuat Mama mengerutkan keningnya sampai dalam. Tatapannya bagaikan pedang yang menghunus langsung ke jantung Om David.

"Dimana Om?" tanya Delima lagi.

"Apa maksudnya, David?." Tanya sang Mama masih dengan tatapan tajam menusuk.

Om David yang mendapatkan pertanyaan Delima dan tatapan tajam sang Mama menelan ludahnya kasar. Ia pun bangkit dan mengambil jarak dari Mamanya. Tubuhnya diserang hawa panas dan dingin bersamaan. Kini tubuhnya bergetar hebat.

"Om David kenapa? tanya Delima sambil ikut bangkit. Memegang tangan Om David yang gemetaran.

Lagi-lagi Om David begitu tersentuh dengan ketulusan dan perhatian Delima. Sejenak ia menatap Delima sebelum ia menyadari kesalahannya. Ia pria normal yang bisa mencintai dan ingin dicintai juga. Segera Om David menarik tangannya dari Delima.

"Aku enggak tahu" Om David menggeleng.

"Aku enggak tahu dimana Meta menyekap Kak Indira. Aku hanya tahu Meta telah membawanya jauh dari sini." Lanjut Om David sambil menangis. Karena ia melihat ada banyak kekecewaan dalam sorot Mama.

Mama sangat terpukul atas apa yang dikatakan putra bungsunya. Putranya ikut bersekongkol dengan Meta menyekap Indira.

"Mama tidak akan memaafkan mu kalau sampai terjadi sesuatu pada Indira." Kata Mama begitu lirih namun dengan sangat menakutkan di telinga Om David. Sebab Mamanya itu sangat baik dan tidak pernah bicara seperti pada anak-anaknya.

Om David tertunduk lesu, ia sangat menyesal karena termakan bujuk rayu dari Meta. Ada hal lain yang tak bisa ia katakan tentangnya pada sang Mama atau pada siapa pun. Kalau bisa ia akan membawanya sampai mati.

"Apa yang sudah kamu ketahui?" kini nenek bertanya pada Delima. Delima pun menceritakan apa yang baru diketahuinya dari Om David. Tanpa ada yang ditutupinya. Karena untuk apa menutupinya lagi kalau hal besar sudah diketuai nenek.

Mama Indira lebih berharga dari harta keluarga Santoso.

Bersambung

1
Esti Purwanti Sajidin
aduhlah ikut deg2 an jg jadi nya
Teti Hayati
Mulai tegang...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!