NovelToon NovelToon
Aku Hanya Figuran

Aku Hanya Figuran

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Sudah Terbit / Kisah cinta ini bikin baper!
Popularitas:62.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: ErKa

Aku hanya seorang figuran dalam kisah cintamu. Tapi tidak apa-apa, setidaknya Aku masih bisa melihatmu. Aku masih bisa menyukaimu sebanyak yang Aku mau. Tidak apa-apa Kamu tidak melihatku, tapi tetap ijinkan Aku untuk melihatmu. Karena keberadaanmu bagai oksigen dalam hidupku. (Khansa Aulia)

*Update Senin-Sabtu
*Minggu Libur 😁



^ErKa^

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErKa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch 18 - Aku Benci Kamu!!

Aku membelalakan mataku dengan terkejut. Alex sepertinya sudah gila. Bagaimana mungkin dia melontarkan kata-kata seperti itu?!

"Hahaha... Kaget ya. Aku bercanda kok. Tenang saja, Aku tidak mungkin memacari teman sendiri." Alex menepuk-nepuk bahuku dengan lembut.

Aku masih terdiam. Menunggu dia bercerita dan membuka suara. Sebenarnya mulutku sudah gatal, ingin bertanya apa alasan dia putus dengan Diana? Namun Aku menahannya.

Alex sepertinya memutuskan untuk tidak bercerita tentang Diana. Dia malah bertanya-tanya hal lain. Seperti bagaimana kondisi kelasku yang baru? Apakah Aku bisa beradaptasi? Dan berbicara tentang perkembangan Fian dan Alkhans.

"Kapan-kapan Kita jalan-jalan lagi yuk."

"Iya."

"Kalau Aku tidak sibuk."

"Iya."

"Carikan Aku pacar baru."

"Iya." Aku langsung mendongak, menyadari mulutku yang salah berucap. "Eh, mak-maksudku nggak..."

"Hahaha, Kamu sudah janji mau carikan Aku pacar. Tepatin janjimu Khans."

"Ta-tapi Aku nggak ada kenalan..." Aku mencicit dengan lemah. Andaikan penampilan fisikku setengahnya Diana saja, mungkin Aku sudah menawarkan diri untuk menjadi pacarnya Alex. Tapi karena Aku sadar diri, Aku hanya bisa terdiam saja.

"Bercanda. Tetap belajar yang rajin ya. Kalau ada kesulitan di pelajaran, jangan sungkan-sungkan tanya ke Aku." Alex menyentuh rambutku.

Sikapnya yang seperti ini yang membuatku terkadang salah mengartikan perhatiannya. Padahal Alex mungkin tidak berniat apa-apa. Apapun yang dilakukan Alex selalu saja membuatku lemah.

Kami berbincang-bincang topik umum. Alex sama sekali tidak menyinggung Diana. Ketika bel tanda pelajaran berbunyi, Kami berpisah dan masuk ke kelas masing-masing.

***

Setiap hari Aku kembali menunggu kehadiran Alex. Tapi yang ditunggu-tunggu tak kunjung datang. Ketika Aku mulai mencari-cari keberadaannya, tanpa sadar Aku melihatnya dengan wanita lain.

Mereka tampak sangat akrab. Bahkan wanita itu mengaitkan tangannya di lengan Alex. Apakah dia pacar barunya Alex?!

Hatiku mencelos. Semudah itu Alex berganti pacar? Apakah memang perasaannya pada Diana tidak sedalam yang kubayangkan?

Ya, untuk ukuran pria muda seperti Alex pasti akan banyak wanita yang mengantri untuknya. Dari semua sisi dia sempurna. Jadi tidak heran bila dia dengan cepat mendapatkan pacar hanya dengan satu kali kedipan mata. Tentu saja wanita yang dipilihnya yang sesuai dengan standarnya. Minimal cantik dan modis, yang secara fisik bisa mengimbanginya.

Aku hanya bisa menghela napas berat. Dilema menyukai pria paling populer di sekolah memang seperti ini. Harus siap sakit hati melihat dia berganti-ganti pasangan di depan mata.

Hari itu Aku merasa sangat bosan dan kesepian. Ketika istirahat datang, Aku keluar kelas dan memutuskan untuk sekedar berjalan-jalan. Meskipun hatiku sakit, tapi Aku masih berharap bisa melihat wajah Alex. Bodoh memang, tapi mau bagaimana lagi. Perasaanku tidak bisa dipungkiri.

Aku ke kelas Alex dan ke kantin. Berharap bisa bertemu dengannya. Namun tidak Aku lihat Alex di sana. Akhirnya Aku ke tempat favoritku, yaitu belakang gedung sekolah. Di tempat itu Aku bebas berekspresi tanpa takut diketahui teman-temanku yang lain.

Aku tiba di tempat persembunyianku, namun ternyata Aku melihat ada orang lain di sana. Dua manusia berbeda jenis kelamin sedang asyik memadu kasih. Berciuman dengan sangat panas. Sang pria merengkuh tubuh si wanita sementara tangannya menjalari tubuh si wanita dengan bernafsu sedangkan si wanita mengalungkan tangannya di leher sang pria. Tubuh mereka menempel dengan sangat ketat, seolah-olah tak terpisahkan. Mereka benar-benar menikmati ciuman panas itu.

Melihat hal yang seperti itu membuat mataku panas. Aku cepat-cepat berbalik dan melangkah pergi. Sialnya Aku tidak memperhatikan langkahku dan menendang kaleng kecil yang ada di sana.

KLAAANGG

Tubuhku sejenak kaku, namun Aku buru-buru menguasai diri dan melangkah pergi.

"Khansa..." Suara yang sangat familiar menghentikan langkahku. Aku berbalik untuk memastikan bahwa pemilik suara itu adalah orang yang kukenal.

Aku melihat Alex dan Briana di sana. Mereka sudah saling melepaskan pelukan. Liptint Briana tampak belepotan, sementara bibir Alex tampak pink kemerahan karena bekas liptint.

Hatiku mencelos. Perasaan sakit dan terluka menguasaiku. Mataku mulai panas. Sebelum Aku mempermalukan diriku sendiri, Aku berbalik dan melangkah pergi. Aku melangkah secepat yang Aku bisa.

"Khansa!" Aku merasa lenganku sedang diraih dan ditarik untuk mendekat, membuatku harus kembali berhadapan dengannya.

Aku menunduk. Aku tidak mau melihat Alex. Aku benci melihat Alex dengan bibir merah karena bekas liptint wanita lain!!

"Le-lepaskan Aku." Aku berusaha melepaskan tanganku yang dipegang olehnya. Namun Alex semakin mempererat pegangannya.

"Lex..." Suara Briana memanggil.

"Pergi!" Ujar Alex. Suaranya tampak dingin.

"Huh!" Briana menghentakan kakinya dan pergi dari tempat itu. Menyisakan Kami berdua dalam keheningan.

"Lepaskan Aku..." Cicitku lemah. Masih terbayang dengan jelas di mataku bagaimana mereka berciuman. Tidak tampak seperti ciuman anak remaja pada umumnya. Ciuman Alex kali ini sangat berbeda dengan saat dia mencium Diana. Alex tampak menjadi orang berbeda. Seperti pria dewasa yang dipenuhi dengan nafsu. Aku takut dengan Alex yang sekarang.

"Khansa... Kamu kaget ya..." Alex menarik tanganku hingga tubuhku terbentur tubuhnya. Dia memelukku dan mendekap kepalaku hingga bergelung di dadanya. "Lupakan apa yang Kamu lihat ya. Sshh... Lupakan..." Mungkin memang Aku yang terlalu bodoh, tanpa terasa airmataku menetes. Aku menangis di depannya.

"Huuu... Huuu... Hiks..." Aku yang bodoh menangis. Aku benci Alex. Aku benci Alex. Aku benci Alex. Aku tanamkan kata-kata itu dikepalaku.

Aku memukul-mukul dada Alex sembari mengucapkan kata-kata itu dalam hati. Alex bodoh! Alex bodoh! Alex bodoh! Aku benci!!

"Sshhh... Maaf ya... Jangan nangis lagi. Maaf... Maaf... Sshh..." Alex tetap memelukku.

Bel tanda istirahat berakhir berbunyi, namun Alex tetap tidak melepaskan pelukannya. Aku beringsut menjauh, namun dia tetap memelukku.

Dasar laki-laki bodoh! Baru saja tubuh ini, tangan ini, bibir ini menyentuh wanita lain! Tapi saat ini tubuhnya malah memelukku! Dan Aku dengan bodohnya tidak menolaknya!! Siapa yang sebenarnya bodoh di sini?!

Entah berapa lama Aku menangis. Ketika tangisku sudah tenang, Alex mendudukanku di rerumputan. Dia duduk di sebelahku sembari menghela napas. Kemudian dia mengeluarkan sebatang rokok dan memantiknya.

"Maaf ya..." Ucapnya sembari menghembuskan asap rokok. Aku tidak mau menjawab. Aku benci, Aku benci Alex!

"Aku sudah mencemari matamu." Alex menoleh padaku dan mengacak-ngacak rambutku. Aku menepis tangannya dengan kesal.

"Woo... Woo... Kesal ya. Maaf ya Adek kecil, Kakak sudah memperlihatkan tontonan yang tidak seharusnya Kamu lihat. Maaf ya..." Dia kembali mengacak-ngacak rambutku, lagi-lagi Aku menepisnya dengan keras.

"Hehe, anak kecil kalau marah lucu juga ya." Alex mentowel-towel lenganku, Aku menghempaskan tangannya dengan gemas. Aku benci!!

Alex kembali duduk bersandar ke tembok. Dia menghela napas dalam-dalam. Dia menghisap rokoknya dalam-dalam dan menghembuskan ke udara. Tatapan matanya tampak menerawang. Ada kesedihan di dalamnya.

"Kenapa?" tanyaku tanpa sadar.

"Hah?" Alex menoleh padaku.

"Kenapa melakukan hal kayak gitu?"

"Hal kayak gitu? Ciuman maksudnya? Ya, karena Aku suka, hehe. Mau coba ciuman sama Aku?" Tiba-tiba Alex meraih tubuhku dan mendekatkan wajahnya. Dia menatap mataku dalam-dalam. Pikiranku seolah-olah terhipnotis oleh mata itu. Aku terdiam. Sedikit demi sedikit wajah Alex mendekat. Aku hampir saja terbuai. Namun sejenak kemudian Aku melihat bibirnya yang berwarna pink muda, bekas liptint Briana! Rasa marahku kembali datang.

Dengan sekuat tenaga Aku mendorong tubuh Alex dengan keras. Membuat pria itu jatuh terjerambab.

"Aku benci!! Aku benci Kamu yang seperti ini!!" Teriakku dengan lantang. Aku berdiri dan berlari ke kelasku. Airmata kekesalan membasahi pipiku.

"Alex bodoh!! Alex bodoh!! Alex bodoh!! Aku benci Kamu!!" Teriakku dengan kesal.

***

Happy Reading 🥰

1
Teh Euis Tea
semakin semangat baca
akunya
Teh Euis Tea
aku ko sedih ya bacanya, lanjut thor
MommyZoy
Luar biasa
ummushaffiyah
sediiihhhhh
ummushaffiyah
aku pernah punya hp inii
Rossi Valentina
Luar biasa
Rosida maghrib
baca lagi thor kangen ka erka kapan publish novel bari di aplikasi noveltoon??
Anonymous
keren
A7lite new
duhh kalo itu sihh khansa cantikk ,kn khayalannya dia berwajah biasa,tp tetap sukaakk
Fitriana Refan Rafisqi
tetap mewek pdhal Uda 2x baca
A7lite new
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
A7lite new
Aamin
A7lite new
beneran ini cm cerita halu lhoo,tp aku nangis sesenggukan ini 😭😭😭😭
A7lite new
ini cm cerita karangan lhooo ,mn ud.th 2024 tp aqohh tetep mewek 😭😭😭
ayunia
real life banget..aku jga pernah di posisi khansa
ayunia
mampir lgi kaka..kangen alex sama khansa ..syukkak ceritamu yg selalu membekas di ingatan kak😘😘
Aiko Hiro
thor..imajinasi lu emg keren. Kena nyampe sumsum cm lwat kalimat2 itu aja gw seolah lg nnton adegan realnya/Facepalm/
Emg keren lu Thor/Ok/
Susanti
Dah lama nangkring di rakku, tapi baru kali ini berkesempatan membaca dan sepertinya menarik 💗
Ratna Asysyiffa
Luar biasa
Noviyanti Noviyanti
kereeeennn
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!