NovelToon NovelToon
Siswa Berandalan Bertarung Untuk Mencapai Puncak

Siswa Berandalan Bertarung Untuk Mencapai Puncak

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / Teen School/College / Persahabatan / Anime / Preman
Popularitas:14.4k
Nilai: 5
Nama Author: Setsuna Ernesta Kagami

Aren adalah seorang murid SMA di Bekasi, sebuah sekolah yang hampir seluruh siswanya adalah laki-laki dan gemar berkelahi. Dalam lingkungan yang keras dan penuh persaingan ini, Aren lebih memilih menikmati ketenangan dan menghindari konflik. Namun, SMA Bekasi memiliki sistem unik di mana siswa terkuat menjadi pemimpin, menguasai sekolah dengan kekuasaan absolut.

Meskipun tidak tertarik pada kekuasaan, kehidupan Aren mulai berubah ketika ia terus-menerus terseret ke dalam masalah yang tak bisa dihindarinya. Konflik demi konflik yang dihadapinya menguji batas kesabarannya. Keadaan yang awalnya terlihat membosankan mulai menjadi lebih menarik dan penuh tantangan.

Apakah Aren akan tetap bertahan dengan prinsipnya, atau akankah ia terpaksa naik ke puncak kekuasaan sekolah? Perjalanan Aren dalam mengarungi dunia keras SMA Bekasi akan menentukan jawabannya.

#Soundtrack Yang Cocok Saat Baca
- [Unbreakable] GenerationsXTheRampage
- [Jump Around] DobermanInfinity
- [Break Into The Dark]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Setsuna Ernesta Kagami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertandingan Basket

Saat sore menjelang dan langit mulai berwarna oranye keemasan, Aren duduk bersantai di atap sekolah. Dia memandang pemandangan yang indah di hadapannya, menikmati momen ketenangan. Angin sepoi-sepoi menerpa rambutnya, memberikan rasa sejuk yang menyenangkan.

Namun tatapannya menatap datar, tanpa ekspresi, mencerminkan kebosanan yang mendalam.

Sesekali, mata itu berkedip lambat, menunjukkan betapa bosannya dia saat menjalankan kehidupan masa mudanya.

"Sejak dulu, sampai sekarang, sebenarnya apa yang sudah kulakukan selama ini? untuk apa aku berkelahi?"

Kelopak matanya tampak sedikit menurun, dan pandangannya kosong, seolah-olah tidak ada yang menarik perhatiannya.

"Aku sudah bosan dengan semua ini,"

Suasana di sana begitu tenang. Hanya sedikit suara burung yang terdengar, seolah mereka juga menikmati ketenangan sore itu. Aren membiarkan pikirannya mengembara, mengingat kembali semua kejadian yang telah ia alami.

"Aren!" sebuah suara memecah keheningan. Aren menoleh dan melihat Maria berjalan mendekatinya, membawa dua kaleng minuman.

"Apa kamu selalu menikmati sore di sini?" tanya Maria, duduk di sampingnya dan menyerahkan satu kaleng minuman kepada Aren.

"Ya, ini tempat favoritku untuk bersantai dan melupakan sejenak semua masalah," jawab Aren sambil membuka kaleng minuman itu.

Maria tersenyum. "Aku bisa mengerti mengapa kamu suka di sini. Pemandangannya luar biasa."

Mereka berdua duduk dalam keheningan sejenak, menikmati keindahan matahari terbenam. Setelah beberapa saat, Maria memecah keheningan lagi. "Aren, apakah kamu menikmati suasana masa mudamu?"

"Hah, apa itu?"

"Maksudku, apakah kamu tidak pernah berpikiran untuk memiliki seseorang?"

"Eh? apakah itu penting?"

Maria menempelkan minuman kalengnya ke pipi Aren, membuatnya terkejut kedinginan. "Jelas penting, memiliki seseorang yang selalu ada saat dibutuhkan itu penting," katanya sambil tersenyum.

Aren menatap datar, tidak paham mengenai percintaan, dan mengabaikan Maria saat berdiri perlahan dan berjalan menjauh darinya.

"Aren, mau ke mana?" Maria bertanya dengan nada khawatir.

Aren menoleh ke arahnya. "Maria, ada yang aneh dengan diriku. Mungkin aku mengalami gejala yang tak pernah diketahui oleh dokter."

Maria mengernyit, "Aneh? Maksudnya?"

Aren menghela napas dan menjelaskan dengan canggung, "Rasanya, sering kali saat kau berbicara denganku, tubuhku merasa aneh. Sepertinya aku mengalami penyakit jantung. Jantungku seperti berdebar-debar. Aku harus menenangkan diriku, jika tidak, mungkin aku akan mengalami serangan jantung."

Maria tersenyum, berusaha menyembunyikan perasaannya. Melihat Aren yang tak mengerti perasaannya saat jatuh cinta, itu membuatnya merasa lucu dan hangat di saat yang bersamaan. Meskipun begitu, nampaknya Maria senang sekali mendengar ocehan Aren yang polos.

"Kamu tidak sedang sakit, Aren," kata Maria lembut. "Itu hanya perasaanmu. Kamu tahu, kadang-kadang jantung kita berdebar lebih kencang ketika kita bersama seseorang yang kita suka."

Aren menatapnya dengan bingung. "Jadi, kau bilang aku suka... dirimu?"

Maria tersenyum lebih lebar, menahan tawa saat Aren mengatakan itu dengan wajah polos. "Mungkin saja, Aren. Mungkin saja."

Aren menggaruk kepalanya, masih bingung tapi merasa sedikit lega. "Ah, jadi itu yang kau maksud. Baiklah, aku akan mencoba untuk tidak terlalu khawatir."

Maria mengangguk. "Dan aku akan ada di sini untuk membantumu menenangkan diri setiap saat."

Matahari mulai terbenam, melukiskan langit dengan warna oranye dan merah jambu yang indah. Angin sepoi-sepoi terus berhembus, membawa ketenangan yang menyelimuti atap sekolah. Aren dan Maria berdiri berdampingan, menikmati momen damai itu.

"Maria," Aren akhirnya berkata, suaranya lembut. "Terima kasih sudah selalu ada untukku. Aku mungkin tidak sepenuhnya mengerti semua ini, tapi aku tahu kau penting bagiku."

Maria tersenyum, merasa hangat mendengar kata-kata Aren. "Aku juga, Aren. Kau penting bagiku. Apa pun yang terjadi, aku akan selalu di sini."

"Maria, kau benar-benar teman yang baik."

Maria hanya tersenyum kecil mendengar Aren. Seketika dia terdiam, kemudian mengatakan sesuatu dengan mengalihkan pandangannya. "Karna kamu adik kelas favoritku, aku akan menemanimu setiap saat jika kamu membutuhkanku, Aren."

Mereka berdiri dalam keheningan yang nyaman untuk beberapa saat, hanya menikmati kebersamaan dan pemandangan yang menakjubkan di hadapan mereka. Saat suasana mulai berubah gelap, Maria menarik napas dalam-dalam dan memutuskan untuk mengubah topik pembicaraan.

"Aren, besok ada pertandingan basket antara SMA Bekasi dan SMA Kemayoran. Aku dengar mereka sangat kuat. Apakah kamu ingin datang menontonnya?"

Seketika Aren menatap datar dengan pandangan kosong. Dia menunjukkan senyuman kecilnya.

Aren mengangguk. "Tentu. Sepertinya pertandingan itu akan menjadi menarik."

Maria tersenyum, merasa lega bahwa Aren tetap tenang dan berpikiran jernih. "Bagus, aku juga akan datang. Kita bisa mendukung tim kita bersama."

"Aku juga akan ikut bertanding," kata Aren

"Aren, tapi yang bertanding itu antara siswi,"

"Maksudku, pertandingan olahraga yang lain,"

"Yang lain?"

Aren nampak seperti menyembunyikan sesuatu dihadapan Maria, "Ya itu, pertandingan balap lari kalau tidak salah."

Maria nampak sedikit curiga melihat gelagat Aren. Tapi dia nampak mengacuhkannya, mungkin Aren memiliki alasan yang kuat. Namun kebohongannya benar-benar tidak bisa disembunyikan dimata Maria.

"Maria, sebaiknya kita pulang sekarang."

Maria mengangguk melihat pemandangan yang semakin menjadi gelap. "Yuk, pulang bareng."

Ketika mereka akhirnya memutuskan untuk turun dari atap dan pulang.

Besok paginya, suasana di SMA Bekasi terasa lebih ramai dari biasanya. Banyak siswi dari SMA Kemayoran tampak singgah ke sekolah mereka untuk menonton pertandingan basket. Aren dan Maria berjalan bersama, mencari tempat duduk yang strategis untuk menonton pertandingan yang akan segera dimulai.

"Sepertinya pertandingan ini akan seru," kata Maria dengan semangat.

Aren hanya mengangguk, matanya mengamati kerumunan. Tiba-tiba, mereka mendengar seseorang memanggil dari belakang.

"Aren! Maria!"

Mereka menoleh dan melihat Mulan melambaikan tangan. "Ayo, duduk dengan kami. Kami punya tempat yang bagus," kata Mulan, tersenyum.

Mereka bertiga akhirnya duduk bersama, menonton pertandingan yang segera dimulai. Aren memperhatikan orang yang menemani Mulan adalah anak buah Sano yang sedang berwaspada.

Suasana di lapangan terasa berbeda dari biasanya, lebih damai dan tertib. Pertandingan antara SMA Bekasi dan SMA Kemayoran berjalan dengan lancar, tanpa ada masalah atau perkelahian seperti yang pernah terjadi sebelumnya.

Para pemain dari kedua tim bermain dengan semangat tinggi. SMA Bekasi menunjukkan kemampuan mereka dengan strategi yang solid dan kerja tim yang baik, sementara SMA Kemayoran bermain dengan agresivitas dan keterampilan yang luar biasa. Penonton dari kedua sekolah bersorak-sorai, memberikan semangat kepada tim mereka masing-masing.

"Maria, apakah kau menikmati pertandingan mereka?"

Maria mengangguk setuju. "Aku senang melihat ini. Mereka menunjukkan kerja keras mereka."

Aren memperhatikan pertandingan dengan cermat, menghargai usaha dan kerja keras yang ditunjukkan oleh kedua tim. Meskipun SMA Bekasi bermain dengan baik, SMA Kemayoran tetap memberikan perlawanan yang ketat. Pertandingan berlangsung sengit, dan setiap poin yang tercipta disambut dengan sorakan keras dari penonton.

Di pertengahan pertandingan, SMA Bekasi mulai unggul tipis dalam skor. Para pemain mereka bermain dengan lebih percaya diri dan bersemangat. Aren bisa melihat bagaimana kerja keras dan latihan mereka membuahkan hasil. Dia merasakan kebanggaan melihat teman-temannya bermain dengan begitu baik.

Saat pertandingan mendekati akhir, SMA Bekasi berhasil mempertahankan keunggulan mereka dan akhirnya memenangkan pertandingan dengan skor tipis. Suasana di lapangan langsung berubah menjadi sorak-sorai kemenangan. Para pemain SMA Bekasi saling berpelukan dan merayakan kemenangan mereka.

Mulan, Maria, dan Aren berdiri, bertepuk tangan bersama penonton lainnya. "Kita menang!" kata Maria dengan senyum lebar di wajahnya.

"Ini adalah bukti bahwa kita bisa mengatasi apa pun," kata Mulan. Senyuman sinisnya sedikit keluar.

Aren hanya tersenyum, meskipun begitu sepertinya dia tak menikmati pertandingan itu.

Ketika pertandingan berakhir dan penonton mulai meninggalkan lapangan, Aren, Maria, dan Mulan berjalan bersama.

Di kejauhan, Ash, Sano dan Alvin berdiri, memperhatikan kerumunan yang berangsur-angsur bubar. Ash tersenyum tipis, merasakan kebanggaan yang sama atas kemenangan SMA Bekasi. Dia tahu bahwa tantangan masih ada di depan, tetapi dengan semangat dan persahabatan yang kuat, mereka bisa menghadapinya bersama.

"Ash, lu tumbang ya?" tanya Alvin, mengejek Ash.

"Berisik, bego!" respon Ash. Tak berpaling kearah Alvin.

Disebelahnya Sano hanya tersenyum simpul melihat suasananya tampak tenang.

1
Zhongwen Ji Xiang Tou Shen
seru dan semakin menantang..
Zhongwen Ji Xiang Tou Shen
cerita yg menarik..
good job..👍
Zhongwen Ji Xiang Tou Shen
menarik, jgn hiatus dlu, selesaikan cerita ini sampai tamat../Determined//Determined//Determined/
Dzkii Flame
MANTAPPP GASS TRS THOR DITUNGGU UPDATENYA! 💗
Katsumi
bang jangan Hiatus ya bang😮‍💨 lagi seru-serunya
S.E Kagami: Okie dokie
total 1 replies
mochamad ribut
lanjutkan
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
Jimmy Avolution
ayo thor
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjutkan
Jimmy Avolution
lanjut
Jimmy Avolution
ceritanya kok gk ada keluarga Thor...

Suasana dirumah bersama ortu...
S.E Kagami: Fokus ke genre kak hehe.
total 1 replies
Jimmy Avolution
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!