NovelToon NovelToon
Pacarku Seorang Idola

Pacarku Seorang Idola

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / BTS
Popularitas:543
Nilai: 5
Nama Author: Lilis Kim

Na Jasmine tidak pernah menyangka jika dirinya yang seorang pengantar ayam goreng bisa menjadi pacar dan begitu dicintai oleh seorang Kim Taehyung, member boy group terkenal yang mendunia. Cobaan pun datang menghantam kisah cinta mereka saat mantan kekasih Taehyung yang merupakan aktris terkenal, mengacau cinta romantis keduanya. bagaimana kelanjutan kisah cinta dari dua insan berbeda dunia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lilis Kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hero

Karena sepedanya masih berada di bengkel, malam ini Jasmine terpaksa naik bis untuk pulang ke kosannya. Setelah lama menunggu, bis pun tidak kunjung lewat.

Melihat jam yang sudah hampir setengah sepuluh, Jasmine pun berjalan kaki untuk pulang ke kosannya. Ia melewati jalan pintas yang sepi.

Saat berada di jalan yang temaram terlihat tiga orang lelaki duduk di trotoar sembari merokok. Jasmine memberanikan diri untuk tetap berjalan. Ketika ia melewati tiga lelaki tersebut, salah satu dari mereka menegur Jasmine.

"Hay Cewek."

Sebagai wanita baik-baik dan tidak terlalu pemberani, Jasmine tidak menyahut, ia hanya mempercepat langkahnya. Namun ketiga lelaki itu malah mengikutinya.

"Buru-buru sekali. Santai saja. Bagaimana kalau kita minum-minum dulu?" ujar salah seorang dari mereka.

"Oppa tadi habis malak orang, jadi duit oppa lagi banyak nih," timpal seorang lagi. Ketiga terkekeh.

Tanpa pikir panjang lagi, Jasmine langsung berlari dengan sekuat tenaga. Melihat mangsanya lari ketiganya pun mengejar. Sayang jika gadis secantiknya dilepaskan, pikir mereka.

Setelah adegan kejar-kejaran, akhirnya Jasmine terkepung. "kalian mau apa hah?!" ujar Jasmine sok garang.

"Ya, kau tau sendirilah" ujar salah seorang lelaki itu yang disertai seringai jahat. Matanya memandang setiap jengkal tubuh Jasmine dengan tatapan mesum, sedangkan kedua teman nya hanya tertawa senang karena mereka mendapatkan surga dunia.

Jasmine ketakutan. "Tolong..," teriaknya sekuat mungkin.

"Sial," umpat lelaki tersebut, "ayo bawa ke gang itu!" Ketiganya menyeret Jasmine ke gang buntu.

"Lepas!" Jasmine berusaha memukul berandal-berandal itu. "Tolong ...," teriak nya lagi

"Brengsek. diam jalang!" ujar salah satu dari berandal tersebut, "Kau mau mati ya?!" Mereka kemudian menghempaskan tubuh jasmine ke tembok dengan keras. Meskipun kesakitan tapi Jasmine enggan merengek.

"Lepasin saya! Saya mohon!" pinta Jasmine kini memelas, mencoba mengetuk hati para berandal ini.

"Lepasin?" ketiganya tertawa. "Tentu saja, tapi setelah kau memuaskan kami," lanjut salah seorang dari mereka.

Dua orang memaksa Jasmine untuk berlutut, sedangkan seorangnya lagi membuka celananya. Ia menyodorkan alat vitalnya. Lelaki itu memaksa Jasmine untuk mengoral miliknya. Namun, Jasmine menutup mulutnya. Meskipun ditampar berkali-kali ia tetap enggan membuka mulut.

"Paksa dia buat buka mulut, "ujar lelaki itu frustasi.

Jasmine meronta-ronta saat salah satu coba untuk mencengkram kedua pipinya dengan sebelah tangan. Melihat hal tersebut seorangnya lagi memegang kepala Jasmine agar diam. Pada akhirnya rahang Jasmine terbuka.

Beruntung, sebelum lelaki di depannya hendak memasukkan alat vital ke mulut Jasmine, seorang lelaki yang memakai baju kaos putih menendang lelaki berandal itu.

Dua orang lainnya bereaksi. Mereka melepaskan Jasmine dan menghajar lelaki yang baru datang tersebut.

Tidak perlu waktu lama akhirnya lelaki berkaos putih tersebut memenangkan perkelahian. Setelah menjatuhkan keduanya, ia menghampiri Jasmine. Penampilan gadis itu sangat kacau.

"Kamu tenang saja, saya sudah telepon polisi dan sebentar lagi mereka akan sampai."

Tidak lama pria yang pertama kali dijatuhkan, meghampiri lelaki berkaos putih itu dan menendangnya dari belakng.

"Bangun lu sialan!"

Lelaki berkaos putih itu langsung bangkit. Sebelum menghajar lelaki berandalan itu ia menyuruh Jasmine untuk menepi.

Perkelahian antara dua orang pria dengan tinggi sejajar itu pun terjadi. Lelaki berandalan itu kewalahan melawan lelaki berkaos putih yang memiliki dasar ilmu bela diri Taekwondo.

Dua orang yang lain berusaha membantu. Namun, sebelum terjadi perkelahian satu lawan tiga, lelaki berkaos putih tersebut dengan cepat menangkap tangan lelaki berandalan tersebut dan memilinnya ke belakang.

"Diam di situ atau kupatahkan tangan teman kalian ini!"

Dua orang lainnya hanya diam, terlebih mendengar raungan kesakitan dari teman mereka itu.

"Ampun!! Aku janji tidak akan menggangu wanita itu lagi."

Meski pun begitu, lelaki berkaos putih itu enggan melepaskan pilinan tangannya. Ia tidak bisa mempercayai berandalan seperti mereka.

Tidak lama terdengar suara sirine mobil polisi. Kedua lelaki berandalan tadi pergi meninggalkan temannya. Setelah polisi sampai lelaki berkaos putih langsung menyerahkan seorang yang ditangkapnya.

Kemudian salah seorang polisi meminta Jasmine dan lelaki berkaos putih itu untuk ikut ke kantor polisi guna memberikan keterangan.

Tiga puluh menit setelah selesai memberikan keterangan, akhirnya Jasmine dan lelaki berkaos putih itu diperkenankan untuk pulang. Lelaki berkaos putih tersebut mengantarkan Jasmine pulang.

Ketika melihat mesin kopi, lelaki berkaos putih tersebut menghentikan mobilnya. Setelah membeli dua kopi, ia kembali ke mobil. Lelaki tersebut memberikan satu kopi kepada Jasmine.

Jasmine yang masih belum bisa berkata apa-apa karena syok, menerima kopi tersebut. Sebelum menyeruput kopi, Jasmine menghirup dalam-dalam aroma kopi yang sedikit bisa menenangkannya.

"Sudah enakkan?"

Jasmine mengangguk. "Mas tidak apa-apa, kan?"

Lelaki itu tersenyum hingga menampakkan lesung pipinya yang dalam. "Tidak apa-apa."

"Saya sungguh berterima kasih sekali atas pertolongannya." Jasmine menggeleng kecil. "Saya tidak tahu bagaimana cara membalas budi kepada Masnya."

"Sebagai manusia, menolong seseorang yang ditimpa kemalangan adalah sebuah kewajiban. Jadi tidak perlu bagimu untuk membalas pertolongan yang saya berikan." Lelaki itu kemudian menghidupkan mesin mobilnya. "Ya sudah, mari saya antarkan pulang." Ia menjalankan mobilnya menuju kosan Jasmine.

Dua puluh menit kemudian, mereka pun sampai di depan kosan tempat Jasmine tinggal. Sebelum keluar Jasmine sempat menawarkan lelaki itu untuk singgah ke kosannya. Namun, lelaki itu menolak.

"Kalau begitu, bolehkah saya meminta nomor telepon Mas?" tanya Jasmine.

Lelaki itu berdehem sebentar, sebelum akhirnya memberikan nomor teleponnya.

"Nama Mas siapa?" tanya Jasmine.

"Kim Namjoon."

"Baiklah kalau begitu, saya pergi dulu. Terima kasih karena sudah mau mengantar saya pulang."

"Iya."

Setelah Jasmine keluar, lelaki itu menjalankan mobilnya. Tiga puluh menit kemudian, Namjoon sampai di apartemennya. Setelah memarkir mobil, ia masuk ke lobby apartemen. Namjoon menaiki lift.

Ketika ia baru saja keluar dari lift, ponsel Namjoon bernotifikasi pesan masuk. Ia merogoh ponselnya.

08xxx : maaf mengganggu. Ini saya orang yang Mas selamatkan tadi. Nama saya Jasmine.

Namjoon : baiklah Jasmine, saya simpan nomormu.

Sembari memasukkan ponsel ke saku Jeans, sudut bibir lelaki berkulit tan itu naik. Ia berjalan menuju unit apartemennya.

Di ruang tengah apartemen, terlihat Taehyung yang tengah bermain PS 5. Namjoon menegurnya.

"Kenapa belum tidur, Tae?"

"Tidak bisa tidur," jawab lelaki tampan bermata tajam itu, "Hyung dari mana?"

"Isi bensin."

Sebelah alis Taehyung naik. "Tapi kenapa lama sekali?"

Namjoon menceritakan kepada Taehyung kalau dirinya baru saja menyelamatkan seorang gadis malang. Namun, ia tidak menyebutkan namanya di depan Taehyung.

"Malang sekali gadis itu." Tidak lama Taehyung berdehem, kemudian tersenyum penuh maksud. "Gadis itu cantik atau tidak."

"Cantik."

"Dapat nomor teleponnya, tidak?"

Namjoon yang tiba-tiba merasa malu, langsung mengalihkan pembicaraan. "Oh, ya, bagaimana kemajuanmu dengan gadis pengantar ayam itu?"

Taehyung mengerutkan keningnya. "Hyung tau dari ...." Pikirannya tertuju pada Jungkook. "Selain Hyung, siapa lagi yang tau?" tanyanya sebal.

"Semuanya."

"Jungkook sialan!" Taehyung mengumpat.

Namjoon menepuk sebelah pundak Taehyung. "Jangan lupa tidur." Lelaki itu pergi ke kamarnya tanpa rasa bersalah.

Tanpa mematikkan PS, Taehyung pergi ke kamar Jungkook. Sesampainya di depan pintu kamar Jungkook, Taehyung mengetuk pintu.

"Jungkook-ah." Panggil Tae dengan nada biasa.

"Masuk, Hyung, pintunya tidak dikunci."

Taehyung masuk. "Kau belum tidur?" tanyanya saat melihat Jungkook yang menelungkupkan badannya sambil bermain game.

"Sayang, Hyung, sebentar lagi mau nyampe ke benteng musuh."

"Oh." Taehyung naik ke atas tempat tidur.

"Hyung sendiri kenapa belum tidur?" tanya Jungkook tanpa mengalihkan perhatian dari layar ponsel.

"Tidak bisa tidur," jawab Taehyung.

"Oh."

Tanpa aba-aba, Taehyung langsung mengetuk kepala Jungkook. Jungkook yang tidak terima, langsung memandang Taehyung dengan tatapan tajam.

"Kenapa tiba-tiba memukulku?!"

Tatapan Taehyung tak kalah tajam. "Kenapa kau menceritakan kepada member lain kalau aku sedang menyukai seorang gadis, hah?!"

Jungkook memberikan cengirannya. "Keceplosan, Hyung," katanya, "lagian kenapa harus marah? Biasa aja lah."

"Anak sialan!" Taehyung kembali kepala Jungkook. "Kembalikan ayam gorengku." Lelaki itu kemudian memukul member termuda itu berkali-kali.

"Ampun, Hyung!!!"

1
Itha Fitra
kebanyakan nama,jd bingung 😕
Itha Fitra
orng ganteng mah bebas,walau blm mandi
Itha Fitra
mn visual taehyung n Jungkook
Lilies suryani: nanti. /Smile/
total 1 replies
Rania Venus Aurora
halo bininya taehyung
Lilies suryani: halo juga, kakak ipar.
Lilies suryani: halo juga, kakak ipar.
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!