Bagaimana jika dendam yang kita simpan sangat lama jatuh pada orang yang salah
dan bagaimana jika upaya pembalasan dendam yang sudah di susun dengan seapik mungkin malah berbalim menyerang kita dengan bertubi-tubi, mengikis tubuh kita, dari kulit sampai ketulang dan begitu teramat menyiksa sampai mendarah daging
"Kamu jatuh hati pada orang salah"
Kata itu lebih menyakitkan dari sasaran dendam yang salah alamat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nerissa ningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejutan Demi Kejutan
Dody menumpuk tas bawaan Danica ke atas kopernya "biarkan ini di bawa kakak saja, toh sedikit juga barang kamu " ucap Dody
"iya kak, terima kasih " Danica tak protes dan mengikuti langkah Dody menuju pintu keberangkatan domestik di mana Lionel beserta Emira dan juga Bara sudah menunggu di sana
"kak Emira" Danica melambaikan tangannya ke arah Emira dengan senyum lebarnyanya
"hai Danica" Emira membalas lambaian tangan Danica
Buru-buru Danica berlari ke arah Emira dan memeluk Emira "ih senangnya bisa bareng kakak " ucap Danica dengan girang
"kakak juga senang, akhirnya gak jadi wanita sendirian " kekeh Emira
"barang bawaan kamu mana Danica biar di bawa sekalian ke pesawat " tanya Bara
Danica menunjuk ke arah tas di atas koper Dody " itu di bawa sama kak Dody " balas Danica
"kakak" beo ketiganya dengan terkejut karena Danica memanggil Dody dengan kakak
"iya kakak, emangnya ada yang salah kalau aku panggil kak Dody dengan kakak" tanya Danica dengan wajah polosnya
"gak salah sih" Emira melirik ke arah Lionel yang sudah memerah manahan amarah menatap ke arah Dody
"ya sudah kita masuk duluan ya Danica " menghindari perdebatan yang mungkin akan lepas kendali, Emira mengajak Danica masuk pesawat terlebih dahulu
"ayo kak" Danica pasrah saja dengan ajakan Emira
Lionel memberikan tatapan tajamnya pada Dody "apa maksudnya tadi Dody " tanya Lionel dengan sinis
"apa " Dody pura-pura tidak tahu apa yang dimaksud Lionel dan berusaha setenang mungkin menghadapi kemarahan Lionel yang mungkin sedang ada di puncaknya
"itu tadi " Lionel menunjuk ke arah langkah Danica yang makin menjauh "dia memanggilmu kakak, sejak kapan kalian sedekat itu " tanya Lionel tak suka
"lah kalau aku dekat dengan Danica apa urusannya sama kamu, situ pacarnya " tanya Dody menohok
seketika wajah Lionel jadi gugup " bukan begitu " Lionel tergagap tak sanggup menanggapi ucapan Dody
"kalau bukan ya santai saja" Dody meninggalkan Lionel dan melangkah lebih dulu menuju pesawat pribadi yang sudah di sediakan Lionel
***
Di dalam pesawat Danica menatap takjub jet pribadi milik Lionel " ini beneran milik tuan Lionel " takjub Danica akan kekayaan Lionel karena sampai memiliki jet pribadi
"iya, ini punya Lionel, dia sengaja beli ini karena dia suka sekali dengan otomotif jadi hampir semua jenis kendaraan dia punya " balas Emira
"kalau semua kendaraan punya berarti kapal juga punya dong " Danica merasa Emira hanya bercanda
"tentu saja ada, dari yang kecil sampai yang besar juga ada bahkan milik Lionel sering di sewakan agar tidak nganggur di tempatnya " balas Emira
"kakak kok tahu banget harta milik tuan Lionel, emang jadi sekretaris tuan Lionel harus tahu semua kepemilikannya ya " tanya Danica
"enggak juga sih, cuma kebetulan kami di besarkan bersama jadi aku cukup tahu banyak mengenai keluarga Lionel dan yang lainnya " sanggah Emira
Danica masih ingin bertanya tapi sayangnya Lionel dan yang lainnya sudah masuk ke dalam pesawat membuat Danica mengurungkan niatnya untuk mencari tahu lebih banyak mengenai Lionel
"Danica sini" Dody melambaikan tangannya meminta Danica untuk berjalan ke arahnya
"iya kak" dengan santai Danica berjalan ke arah Dody membuat wajah Lionel merah padam di buatnya
"duduk sini Danica, sama kakak" Dody menepuk sisi sebelahnya namun dengan cepat Lionel duduk di tempat yang Dody isyaratkan untuk Danica duduk
aku ingin ngobrol banyak hal sama Dody, gak masalah kan Danica " tanya Lionel dengan wajah menahan amarahnya dan senyum yang di paksakan
"gak masalah kok tuan " biarpun bingung Danica tidak mau ambil pusing dan lebih memilih untuk duduk bersama Emira saja
Bara hanya bisa menggelengkan kepalanya saja melihat kelakuan Dody dan Lionel " tolong jangan buat keributan " ucap Bara dengan dingin
***
Sampai di hotel mereka langsung menyimpan barang masing-masing di kamar hotel mereka dan setelah itu makan malam bersama di hotel tempat mereka menginap
"maaf tuan Lionel " panggil Danica di sela kegiatannya menyantap makan malam sekaligus acara berbuka puasa bagi mereka yang menjalankan
"ada apa Danica " tanya Lionel
"kata tuan Lionel mau hemat dana perusahaan tapi kenapa kamar saya sendiri dan kamarnya besar pula, apa gak ketukar sama punya kak Emira ya tuan " tanya Danica
Dody menahan tawanya agar tidak keluar sedangkan Bara dan Emira memilih sibuk dengan kegiatan makannya "itu karena .." entah apa alasan yang harus ia pilih
"ah itu karena bonusan kamar yang di dapat habis jadi sebagai pertanggung jawaban hotel kasih kamar yang jauh lebih baik karena itu yang tersisa " ucap Lionel dengan asal
"kalau begitu harusnya kamar itu buat kak Emira saja tuan, kan pangkat kak Emira lebih tinggi dari saya yang cuma asisten manager biasa " ucap Danica
"aku sudah terbiasa menginap di kamar yang aku tempati Danica, dan emang aku gak terlalu suka kamar yang terlalu besar " ujar Emira dengan santai
"terbiasa, loh kakak biasa menginap di kamar itu " Danica cukup terkejut mendengar hal itu
"ini tuh hotel mamanya Emira jadi wajar saja jika Lionel dapat voucher bonus" celetuk Dody yang sudah tak tahan lagi dengan wajah bingung Lionel
"loh ini hotel mamanya kak Emira" makin terkejut saja Danica "kakak punya hotel sebesar ini kok masih kerja jadi sekertaris sih kak" tanya Danica
"jadi sekertaris itu buat pengalaman, dan untuk hotel ini akan di berikan ke kakak kalau sudah menikah" balas Danica
"wah beruntung banget calon suami kakak dapat wanita secantik dan sebaik kakak, dan poin tambahannya kaya " ucap Danica dengan tawa riangnya
"kamu mau tahu enggak siapa pria beruntung itu " tanya Dody
Danica menoleh ke arah Dody "kak Dody tahu dia siapa " terlihat sekali jika Danica ingin tahu
"itu aku " seru seseorang mengejutkan Danica
"aku kekasihnya, sekaligus calon suaminya " Bara mengangkat tangan Emira ke atas menunjukan cincin pasangan yang terpasang di jari manis mereka
"astaga " Danica yang terkejut langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya "kok aku gak tahu, biasanya kalau begini gosipnya banter banget " ucap Danica dengan wajah polosnya
Emira tersenyum tipis ke arah Danica "hubungan kami memang sengaja di rahasiakan karena kita pengen terlihat profesional di lingkungan kerja " ujar Emira
Danica memandangi keduanya dengan senyum lebarnya "tapi kalian cocok sih, sama-sama adem sih lihatnya " ucap Danica
"buruan makannya, kita sekalian shalat berjamaah di kamar aku " ucap Lionel menginterupsi obrolan yang kiranya akan berlangsung lama jika tidak di ingatkan
"ya juga keburu abis waktu magribnya " Bara berusaha cepat menyelesaikan makannya agar waktu maghrib mereka tidak terlewat
"Danica kamu di sini saja temani kakak makan, kan kamu gak shalat juga " ucap Dody
"ah itu..." Danica bingung harus menjawab apa
"Danica akan ikut shalat jamaah sama kita, jadi gak ada ceritanya dia nemenin kamu " seru Lionel dengan tatapan sinisnya
"hei jangan sembarangan Lionel, Danica loh sama aku sama-sama Kristiani " celetuk Lionel dengan kesal
Lionel menoleh ke arah Danica dengan tatapan tajamnya " bilang sama atasan kamu kalau kamu mau ikut shalat jamaah sama aku " seru Lionel dengan kesal
"hei Lionel jangan gila deh " bentak Dody tak suka dengan ucapan Lionel yang terkesan memaksa
"sudah kak jangan berantem " Danica mengusap lengan Dody membuat Lionel makin geram saja dengan kedekatan keduanya "aku ikut shalat tuan Lionel, soalnya aku emang lagi belajar agama Islam kak" ucap Danica membuat Dody menganga tak percaya