Tepat dihari pernikahannya Ivana malah kabur melarikan diri, niat hati ingin memberitahukan hal tersebut pada kedua orangtuanya. Calantha justru dipaksa untuk menggantikan posisi Ivana sebagai mempelai pengantin wanitanya.
Rowan, pria sejuta pesona yang terpaksa menikahi Cala hanya untuk balas dendam karena Ivana telah menabrak istrinya hingga meninggal dunia.
Tapi bagaimana jadinya jika ternyata pernikahan yang berkedok balas dendam yang dilakukan oleh Rowan itu justru mengungkap satu persatu rahasia keluarga yang selama ini ditutup rapat-rapat?
Simak kelanjutan ceritanya...
⚠️jangan lupa buat terus kasih dukungan dengan like, komen dan vote🌹⚠️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 29
Mendengar itu, Rowan tertegun. Kepalanya terasa berat dan berputar-putar, dadanya terasa sangat sesak seperti dihimpit batu yang besar.
Ia benar-benar tidak menyangka jika dia bukanlah anak kandung keluarga Perdana melainkan istrinya lah putri kandung mommy Riana dan Daddy Riko.
Cala yang duduk disamping Rowan, hanya melirik suaminya itu tanpa bisa berbuat apa-apa. Jujur saja, ia sebenarnya juga terkejut mengetahui fakta ini. Apalagi setelah tadi Mom Riana meyakinkan dirinya jika ia memang benar-benar putri mereka dengan meminta Cala menunjukkan tanda lahir yang ada dipunggungnya.
Dan, dugaan mereka ternyata memang benar ada tanda lahir dipunggung Cala, hanya saja wanita itu tidak pernah tau selama ini jika ia mempunyai tanda lahir tersebut.
"Rowan..." Daddy Riko memanggil Rowan yang menundukkan kepalanya.
"Angkat kepalamu, Daddy tidak suka dengan lelaki yang lemah!" titahnya dengan tegas
Rowan mendongakkan kepala nya menatap Daddy Riko dan Mommy Riana bergantian dengan tatapan yang terlihat sendu. Mom Riana bisa merasakan kekecewaan yang Rowan rasakan. Tapi mau bagaimana lagi, semua rahasia ini harus diungkapkan dan mereka harus tahu.
Mom Riana masih mengingat dengan jelas bagaimana mendiang ibu Rowan itu menitipkan Rowan yang masih bayi itu padanya.
Flashback Rowan...
"Leni, ayah mohon bertahan lah..." Ucap Herman ayah Leni, seraya menggenggam tangan putrinya dengan erat.
Leni tak menggubris ucapan ayahnya, pikirannya berkecamuk memikirkan bayinya yang ada didalam kandungannya saat ini yang belum memasuki bulan kelahiran tapi harus ia lahirkan sekarang karena perutnya merasakan nyeri yang hebat.
"Tolong panggilkan Riko dan Riana ayah, ada yang mau aku bicarakan dengan mereka" pinta Leni pada sang ayah
Herman mengangguk dan lekas keluar dari gawat darurat.
"Riko.. Riana, masuklah sebentar Leni ingin berbicara dengan kalian". Kata Herman
Riana yang kala itu belum sah menjadi istri Riko pun menoleh menatap lelaki itu meminta persetujuan. Dan, Riko menganggukkan kepalanya. Ia meraih tangan Riana dan segera mengajak perempuan itu masuk kedalam ruang gawat darurat sebelum dokter melakukan tindakan operasi pada Leni.
"Leni..." Riana melepas genggaman tangannya dan berjalan cepat mendekati Leni yang terbaring lemah diatas ranjang.
"Riana..." Leni meraih tangan mulus Riana dan menggenggamnya erat.
"Maafkan aku, aku tidak bermaksud merebut Riko dari mu. Aku hanya-"
"Tidak perlu membahasnya lagi Len, aku paham jika kamu dan Riko terpaksa menikah demi menyelamatkan perusahaan Riko yang hampir saja bangkrut". Ucap Riana
Riko yang berdiri dibelakang Riana, hanya bisa mendesahkan nafasnya berat. Ia dan Riana adalah sepasang kekasih, hubungan kedua nya terjalin sejak mereka masih kuliah. Tapi karena perusahaan Pradana yang kala itu hampir diambang kebangkrutan karena ada karyawan yang menggelapkan dana sampai triliunan. Riko terpaksa menerima pernikahan bisnis dengan Leni demi menyelamatkan perusahaan.
Leni adalah wanita korban pemerkosaan yang kekasihnya itu lakukan. Dan, setelah Leni dinyatakan hamil, kekasihnya tidak mau bertanggungjawab dan bunuh diri karena depresi atas kehamilan Leni.
"Riana.. Boleh aku meminta satu hal padamu? Anggap saja ini permintaan terakhirku". Kata Leni terdengar begitu pasrah dan menyerah atas hidup nya.
"Apa itu Len?"
"Setelah bayi ini lahir tolong rawat dia dengan baik, tolong anggap bayi ini seperti anak kalian sendiri.. Didik dan besarkan dia menjadi orang yang bermanfaat untuk semua orang..." Leni berucap seraya mengelus perutnya yang buncit
"Mungkin aku tidak akan bisa menggendongnya ketika dia lahir, tapi tolong berikan pelukan hangat mu untuknya .. Ini permintaan terakhirku Riana, bisakah kamu mengabulkannya?" imbuhnya lalu matanya melirik kearah Riko yang terlihat memalingkan wajahnya seolah enggan untuk menatapnya.
Ya memang selama Leni menikah dengan Riko, pria itu selalu menghindarinya dan tak ingin berkontak fisik dengannya. Bahkan, Riko lebih memilih tinggal diapartemen demi tidak tinggal seatap dengan Leni. Rasa cinta nya pada Riana begitu besar, hingga ia tidak ingin menyakiti hati perempuan itu.
Riko sangat merasa bersalah pada Riana, saat ia terpaksa menerima pernikahan itu. Riko tau bukan hal yang mudah untuk Riana menerima kenyataan menyakitkan itu, tapi hati Riana begitu bersih dan baik. Ia berbesar hati menerima pernikahan Riko dengan Leni.
"Kamu ini bicara apa Len, anak mu juga udah aku anggap seperti anak ku sendiri. Jangan katakan hal itu lagi, semuanya akan baik-baik saja dan kita akan besarkan bayi ini sama-sama hmm.." ucap Riana lembut sambil mengelus perut buncit Leni
"Tapi Len-"
belum selesai Leni berbicara, seorang dokter dan beberapa perawat sedari tadi mempersiapkan alat-alat untuk operasi memotong pembicaraan mereka.
"Mohon maaf, pasien harus segera kami tangani. Mohon untuk keluarga menunggu diluar". Kata dokter
Mendengar itu, Riana dan Riko segera keluar begitu juga dengan Herman.
Dua jam berlalu, mereka bertiga menunggu dengan harap-harap cemas didepan pintu ruang tindakan. Herman yang sedari tadi mondar-mandir didepan pintu seketika menghentikan langkah kakinya saat mendengar suara tangisan bayi dari dalam sana.
Tak lama setelah itu, dokter yang menangani Leni keluar dari ruang tindakan. Raut wajahnya terlihat sendu.
Herman segera menghampiri dokter itu dan bertanya.
"Dokter bagaimana dengan anak dan cucu saya? Mereka selamatkan ?"
Dokter mendesahkan nafasnya berat, Riana yang melihat itu langsung beranjak dari duduknya dan berjalan mendekati dokter, Riko dengan setia mengikuti nya dari belakang.
"Cucu anda lahir dengan selamat, dan berjenis kelamin laki-laki.." kata dokter
"Syukurlah, terus bagaimana dengan putri saya dok? Dia sehat dan selamatkan ?" cecar Herman
"Maafkan kami tuan, tapi putri anda mengalami pendarahan hebat yang menyebabkan kerusakan otak permanen akibat kekurangan oksigen saat melahirkan. Kami telah melakukan semua upaya, tapi sayang nya nyawa putri anda tidak bisa diselamatkan.. Maafkan kami". Ucap Dokter dengan penuh rasa penyesalan
Riana yang mendengar itu langsung merasakan syok, ia membungkam mulutnya yang menganga lebar menggunakan kedua telapak tangannya. Sedangkan, Herman seketika merasakan dadanya terasa sangat nyeri dan sesak nafas.
"Tuan Herman.." pekik dokter
Seketika itu, Herman langsung terhuyung ambruk menimpa Riko. Dokter dengan sigap langsung memeriksa denyut nadi nya.
Ia mendongak menatap Riana dan Riko bergantian seraya menggelengkan kepalanya.
"Tuan Herman sudah meninggal".
.
Setelah kedua nya selesai dimakamkan, sesuai dengan amanat Leni. Riana dan Riko membawa pulang bayi Leni. Merawat dan membesarkan bayi itu dengan kasih sayang, mereka menganggapnya seperti anak kandung mereka sendiri. Dan, bayi itu diberi nama Rowan Kenzo Pradana..
Riko memang sengaja menyematkan nama marga nya dibelakang nama Rowan, agar semua orang mengenal putri Leni sebagai putra kandungnya.
Flashback off ..
.
.
.
To be Continue...
(Maaf ya kalo flashback Rowan gak sesuai harapan kalian, tetap jangan lupa kasih dukungan buat Buna yaa. Like, vote dan komen nya terimakasih ♥️🌹)
hayo buna selesaikan teka-teki ny Rowan... jgn2 c Daniel ang detektif SDH tau cpa ayahnya Rowan....
pasti Rowan hanya anak sambung kan?
duh bakal da kejutan pa ge eaa wat Rowan..