Karena pengkhianatan yang dilakukan oleh kekasihnya, Bumi terlempar ke dunia penyihir, tempat dimana kekuatan sangat di perlukan untuk bertahan hidup.
Bumi diangkat menjadi anak seorang penyihir wanita paling berbakat era itu. Hidupnya mulai mengalami perubahan, berpetualang menantang maut dan berperang.
Meski semuanya tak lagi sama, Bumi masih menyimpan nama kekasihnya dalam hatinya, dia bertekad suatu hari nanti akan kembali dan meminta penjelasan.
Namun, gejolak besar yang terjadi di dunia penyihir membuat semuanya menjadi rumit. Masih banyak rahasia yang di simpan rapat, kabut misteri yang menyelimuti Bumi enggan menghilang. Lantas saat semuanya benar-benar tidak terkendali, masih adakah setitik harapan yang bisa diraih?
*
cerita ini murni ide author, jika ada kesamaan nama tokoh dan tempat itu hanyalah fiktif belaka.
ig: @aca_0325
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mapple_Aurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Lembah es di selimuti kegelapan yang mencekam, dalam kegelapan tiada tanding itu Alpha terus berjalan menyusuri setiap pohon. Udara yang kian dingin membuat nya membeku tapi tidak akan membuatnya menyerah, pria itu memaksakan dirinya untuk terus berjalan.
Di depan sana ada sebuah tebing yang tidak dilapisi oleh es, pada dinding tebing yang curam tumbuh berbagai macam tanaman obat. Berbekal pengetahuan dari buku pengobatan yang pernah dia baca, Alpha mengenali beberapa tanaman obat yang bisa digunakan untuk penawar luka Ivander dan Bumi.
Tidak butuh lama untuk sampai di tebing, menggunakan sihirnya tidaklah terlalu sulit untuk mengambil tanaman obat yang dia butuhkan.
Alpha tersenyum lega saat berhasil mendapatkan tanaman obat yang dia inginkan, ia berbalik dan senyumnya langsung menghilang. Entah sejak kapan satu sosok monster berdiri disana, matanya menatap dingin pada Alpha, gigi-gigi runcingnya berkilau ketika dia membuka mulut.
" Hunter!"kaget Alpha, wajahnya memucat. Semua penyihir tahu siapa Hunter, dia adalah monster peliharaan Raja Iblis.
Hunter terkenal ganas dan beracun. Racun paling berbahaya terdapat di sela-sela kuku panjangnya. Menurut penyihir yang sudah hidup ratusan tahun, belum ada yang berhasil selamat dari racun kuku Hunter.
Sudah ribuan tahun makhluk jadi-jadian itu menjadi peliharaan Raja Iblis. Tidak ada yang berani mengendalikannya kecuali raja Iblis.
Jadi, keberadaan Iblis merah disini bukanlah suatu kebetulan?
Alpha menjadi berhati-hati, dia letakkan tanaman obat dalam genggamannya ke tanah lalu mulai merapalkan mantra sihir.
Hunter tidak mudah di kalahkan, namun sebagai seorang penyihir Alpha tidak bisa menyerah begitu saja. Dia tidak akan mati putus asa, dia akan melawan sekuat tenaga dan jika memang takdir kematiannya ada disini, Alpha tidak akan menyesal.
Hunter sepertinya tahu kalau Alpha sedang mencoba mengeluarkan kekuatan. Makhluk yang memiliki perwujudan anjing hitam besar itu mengangkat tangannya keatas, dia jelas melakukan gerakan selayaknya manusia.
Alpha mengeluarkan pedang sihir berwana hitam, lalu maju ke depan untuk menyerang. Hunter menyambutnya dengan cakaran utuh,
Pedang sihir hitam termasuk salah satu sihir utama klan Ater, tapi karena Alpha baru menguasai sampai tingkat satu pedang itu agak transparan.
Hunter menyeringai hingga gigi besar dan runcingnya terlihat jelas, mengerikan. Hunter menyambut pedang itu dengan cakaran, tangan Alpha gemetaran hebat, sekuat tenaga mencoba untuk menahan agar pedang tidak lepas dari genggamannya.
Tusk!
Pedang patah dua, meleleh dan hilang dalam kepulan asap hitam yang keluar dari telinga Hunter.
"Makhluk jadi-jadian! Apa yang kau lakukan disini? Ini bukan dunia iblis," kata Alpha marah saat pedangnya patah dua. Dia mengambil langkah mundur, kembali mencoba mengeluarkan sihir lain, meskipun sebenarnya sia-sia.
Hunter melompat ke depan dan hampir saja berhasil mendarat di punggung Alpha jika dia tidak bergeser ke samping.
Gagal menangkap Alpha membuat makhluk itu marah, dia menatap bengis pada Alpha kemudian menjulurkan lidahnya.
Lidah Hunter berwarna hijau gelap, bercabang tiga dan berlendir. Konon katanya lidah itu bisa memanjang dan mengandung racun yang tak kalah mematikan.
Pada dasarnya seluruh tubuh Hunter mengandung racun jahat.
Astaga! Benar, lidah itu memanjang dan hendak melilit Alpha.
Pria itu menghindar dan berlari menjauhi lidah Hunter. Sialnya, kemanapun dia lari, lidah itu terus mengejarnya seperti ular ganas, beberapa kali hampir mengenainya.
Alpha memutuskan untuk berlari menjauhi tempat itu, dia berlari secepat mungkin,dia tidak bisa fokus untuk mengeluarkan sihir.
Karena tidak hati-hati, kaki Alpha tersandung batu hingga membuatnya seketika jatuh telungkup keatas tanah yang dilapisi batu es. Tubuhnya membeku dan dia kesulitan untuk bergerak.
Lidah Hunter mendekatinya dalam kecepatan tinggi, Alpha hanya bisa pasrah, dia sudah berusaha mengeluarkan sihir tapi tangannya tidak bisa digerakkan.
Apakah hari ini adalah akhir hidupnya?
Terbayang wajah orang tuanya dan juga orang-orang yang dia kasihi. Ibunya sangat bahagia saat dia diterima di akademi langit hitam. Sekarang Alpha akan gugur disini dan tidak akan punya kesempatan lagi untuk melihat mereka semua.
Terakhir, dia mengingat wajah Serena, wanita yang diam-diam sangat ingin Alpha nikahi di masa depan. Tapi, sekali lagi, dia tidak akan punya kesempatan itu.
Namun setelah menunggu cukup lama lidah itu masih belum melilitnya, sebagai gantinya dia mendengar suara sesuatu yang terjatuh. Apakah Hunter melakukan hal bodoh dan terjatuh? rasanya tidak mungkin.
Hunter memang hampir berhasil menangkap Alpha jika saja puluhan bola-bola kecil berwarna biru tidak menghantam dirinya.
"Siapa yang berani menggangguku dan menyerangku dari belakang?!"Pertama kalinya Hunter mengeluarkan suara setelah sekian lama membisu, matanya menatap nyalang ke satu titik di depannya. Seorang pemuda memakai mantel biru berdiri tegak sambil tangannya bergerak cepat.
Pemuda itu sedang mengeluarkan sihir untuk menyerangnya, Hunter mendengus, dia tidak akan membiarkan itu terjadi.
"Alpha! kau masih sadar?!" Tanya pemuda itu setengah berteriak.
Dahi Alpha mengerinyit. Dia mengenali suara itu,"Bumi! aku tidak bisa berdiri!"
Hunter menggeram, dia menjulurkan lidahnya kembali dan kali ini tujuannya adalah menangkap Bumi.
Melihat benda panjang itu bergerak cepat kearahnya, Bumi melompat setinggi dua meter. Dia berhasil menghindar dan langsung mendarat di dekat Alpha. Dia melepaskan mantel biru pemberian Analika lantas memakaikan di tubuh kaku Alpha.
Mantel itu memiliki kekuatan ajaib yang bisa mengeluarkan kabut hangat, tidak akan membuat orang yang memakainya kedinginan.
Alpha kembali mendapatkan kendali atas tubuhnya.
"Siapa dia?"Tanya Bumi yang belum pernah melihat ataupun mendengar tentang Hunter. Suaranya bergetar menahan menahan dingin.
"Namanya Hunter, dia peliharaan Raja Iblis."
Lidah Hunter kembali memburu mereka, meliuk-liuk lalu menghindar dengan amat gesit dari sihir yang dikeluarkan Bumi.