Carabella Anisha ( berparas cantik,suci dan murni) itulah arti dari nama gadis cantik yang memiliki paras sesuai dengan namanya, itulah alasan sang ibu memberinya nama itu,tapi sayang,jalan hidupnya tak seindah mamanya.
Tinggal di tempat yang terkenal dengan rumah nya para wanita malam, membuatnya menjadi remaja yang pendiam, tertutup juga introvert.
Anak pelacur...julukan itu yang selalu ia terima bahkan sejak ia masih duduk di sekolah dasar, untung ia pintar sehingga dengan mudah bisa mengenyam pendidikan di sekolah elite dan bergengsi.
" Sha... baik-baik saja bunda,mi..kalian tidak perlu khawatir, mereka hanya tidak mau berteman tapi tidak melukai sha,dan sha masih punya sahabat baik " itulah kata-kata yang paling sering ia ucapkan pada dua wanita hebat nya.
lalu bagaimana kah kehidupan nya saat ia terlibat masalah dengan seniornya yang terkenal dingin tak tersentuh.
kaivan ivander( lelaki tampan dan terbaik) persis seperti rupanya,namanya seakan menggambarkan dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Modusnya Ara..
Ara mendongak menatap bangunan cafe yang cukup hits di kalangan para anak muda,ia mengedarkan pandangannya menatap sekeliling,mobil Dara sudah terparkir indah tak jauh dari mobil Juno,supir sahabatnya itu juga terlihat duduk santai di kursi area parkir, terlihat asyik mengobrol dengan petugas keamanan dan petugas parkir.
" Malah bengong, Ayuk" Juno menarik tangan Ara membawanya masuk, sedangkan supirnya menggeleng melihat kelakuan para anak remaja itu,apalah ia hanya bertugas menjadi supir dan mengawasi anak majikan nya itu.
" Mereka dimana katanya No?" Ara tampak kurang nyaman, walaupun tidak terlalu menjadi pusat perhatian, karena memang tidak ada yang terlalu menonjol dari dirinya, penampilan nya cukup sederhana,tapi bagi yang sudah melihat nya maka akan menyadari kecantikan yang seakan tersembunyi dari remaja itu.
Juno membawa Ara ke sebuah meja yang tak jauh dari meja Dara, Balqis dan Savira, sesuai perkiraan,ketiga gadis cantik itu sudah bergabung di meja kaivan,Erik dan Leon, mereka terlihat begitu asyik mengobrol seraya tertawa-tawa,hanya satu orang yang terlihat cuek,siapa lagi kalau bukan Kaivan Ivander,si gunung es.
Savira memulai aksinya,ia berpamitan untuk ke toilet, hingga beberapa menit kemudian ia kembali dan seakan tak sengaja bertemu Ara dan Juno.
" Loh Lo berdua disini juga? Ngedate ya kalian?" goda Savira melancarkan dramanya.
" Vira...Lo sama siapa? " Juno menanggapi dengan santai ekspresi terkejut Savira,ia bahkan tak menjawab atau membantah tuduhan Savira.
" Tu.. bareng yang lain,Lo tadi ga bisa di hubungi No, Ara juga tadi pagi ga aktif"
" Maaf tadi ponsel aku sedang isi daya,barusan Nono datang tiba-tiba minta di temenin nongkrong, katanya suntuk, ponselnya mati jatuh ke air" Ara bersandiwara menjelaskan.
" Bentar ya gue izin ke mereka biar Lo berdua gabung bareng kita aja"
Ara dan Juno mengangguk patuh, ketiganya tersenyum penuh arti, bahkan Juno mengedipkan sebelah matanya dengan gaya centil ala dirinya.
Savira melangkah ceria menuju kumpulan Erik dan yang lainnya,termasuk dua sahabatnya,ia sudah yakin mereka mendengar obrolan nya dengan Juno dan Ara.
" Dara..ada Ara tu bareng Juno" lapor Savira.
" Ya ampun..dimana? Ga Lo ajak gabung bareng kita di sini?" sandiwara Dara.
" Ga berani gue,Lo minta izin dong sama mereka" pinta Savira dengan gaya dramanya.
Dara mengangguk seraya tersenyum penuh arti " kak boleh ngak Juno sama Ara ikutan gabung? Kalau ga boleh juga ga apa,biar kami aja ke mereka" Dara berpura-pura memasang wajah memohon saat bertanya.
Erik melirik dua sahabatnya,Leon mengangguk santai, sedangkan Kai ga perlu di tanya,pemuda satu itu seperti begitu tertarik dengan layar ponselnya, jemarinya begitu lincah menari di layar benda pipih itu,bagi Erik dan Leon selama kai tak menolak maka masih aman, lagipula circle Dara masih bersikap wajar,tidak terlalu kecentilan mendekati mereka.
" Ok.. thanks kak" Savira segera menuju meja Ara dan Juno setelah melihat anggukan Erik dan Leon.
" Thanks ya kak,tapi gue duduk di mana ini?" lebay Juno dengan gaya sok feminim nya.
" E.. genderuwo,Lo tarik aja kursi noh" tunjuk Leon ke sebuah kursi.
" Ih..kakak,tega banget sih,gue duduk di sini aja deh" dengan santai Juno mendudukkan dirinya di samping Leon,membuat pemuda itu menendang pelan kaki Juno.
" Loh Ara kok masih berdiri? duduk gih" perintah Balqis santai.
Ara mengaguk pelan" aku ambil kursi dulu" ucap Ara pelan.
" Untuk apa kursi,situ aja di samping kak Erik" Savira sengaja memancing Erik agar bergeser.
Dan ya umpannya di makan" Lo sini aja Ara,biar gue geser " tentunya Erik juga mengambil kesempatan agar duduk dekat Dara,dan itulah yang Dara dan yang lainnya tuju.
" Ta-tapi kak" Ara berpura-pura canggung,walau dalam hati ia senang,namun jantungnya tak dapat di sembunyikan,berdebar sangat kencang,ia bahkan sangat gugup.
" Udah sini duduk,aman kok" kata Erik.
Dengan terpaksa Ara mengangguk setuju, ia mendudukkan dirinya tepat di samping kai,aroma maskulin cowok itu langsung memasuki indera penciuman nya,dan entah mengapa ia merasa sangat suka dengan aroma itu, sedangkan Kai sedikit mengangkat wajahnya menatap ke samping,aroma lembut vanilla memasuki indra penciumannya.
Kai mengerutkan keningnya menatap siapa yang duduk di sampingnya,junior yang menabraknya di toilet satu minggu lalu,kai masih mengingat nya, aroma lembut tubuhnya terasa khas di hidung kai,begitu manis dan lembut.
Kai kembali menunduk menatap layar ponselnya, setelah ia sedikit berdehem dan menggeser duduknya, sedangkan Ara menundukkan wajahnya,tak barani menatap pria di sebelahnya.
Mereka asyik mengobrol,ternyata banyak teman-teman sekolah mereka yang juga nongkrong di cafe itu,tak jauh dari mereka terlihat circle Cantika yang terus memperhatikan meja mereka, begitupun dengan anak-anak lain yang sesekali mencuri pandang ke meja Kai, sesuatu yang langka, di samping pria itu ada seorang wanita, terlebih mereka tidak terlalu mengenal Ara.
" Aku ke toilet sebentar ya" tiba-tiba Ara berpamitan untuk ke toilet.
" Gue temenin" dengan sigap Juno ingin menemani.
" Tapi jangan ikutan masuk,bisa heboh nanti" canda Ara santai.
Juno cemberut,ia bangun dari duduknya dan menunggu Ara yang baru akan bangun dari duduknya,tapi siapa sangka sesuatu terjadi begitu cepat.
"AW...ash...." Ara sedikit memekik tertahan dan juga berdesis saat tubuhnya oleng dan jatuh tepat di atas pangkuan Kai,dan naas nya,jus milik kai yang masih setengah gelas terkena tangan nya hingga tumpah mengenai dress nya dan kaos putih milik kai.
" Ya ampun Ara" histeris keempat sahabatnya,Juno sampai membekap mulutnya, sedangkan Savira, Dara dan Balqis mengaga seakan tak percaya dengan insiden di depan mereka.
Erik dan Leon memejamkan mata mereka,menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal,entah apa yang akan terjadi setelah ini, itulah yang mereka pikirkan.
Berbeda dengan dua insan yang sama-sama terdiam,Kai menunduk menatap wajah Ara yang bersembunyi di dada bidang nya,sebelah tangan kai terangkat menyelamatkan ponselnya dari tumpahan jus,aroma lembut vanilla menusuk hidung nya terasa begitu harum,Kai merasa sangat nyaman.
" Ekhem..." kai berdehem, menyadarkan Ara, hingga ia mengangkat wajahnya menatap sekitar yang ternyata tengah menatap ke arah nya,ya ampun Ara merasa sangat malu.
" Ra.." panggil para sahabatnya lirih.
Sedangkan Erik dan Leon mengulum senyum melihat wajah merah kai,tubuh tegap pria itu terlihat menegang dan itu terlihat begitu lucu di mata dua sahabat nya.
" Ma-maaf kak,maaf" Ara segera menggeser tubuhnya ke samping Kai,tak ada jawaban dari pria itu,kai justru melihat ke arah bagian depan baju Ara yang hampir semuanya basah dan berwarna oranye karena tumpahan jus.
" Duh.. Ara, gimana dong,Lo pake baju putih lagi,tembus pandang deh itu kalau Lo bangun" Juno semakin mendramatisir saat ia mulai paham tujuan Ara, sedangkan ketiga sahabatnya masih belum paham tujuan Ara.
" Gue beli baju ganti aja buat Lo ya Ra,Lo tunggu di sini aja" Balqis bergerak cepat,tapi rencananya terhenti saat Juno memberikan saran.
" Pinjem Hoodie kak Kai aja deh,ribet banget ngak sih kalau harus ganti baju lagi" gila Juno benar-benar pro.
Kai refleks mengambil Hoodie nya dan meletakkan nya di atas pangkuan Ara,pria tampan itu tak mengucapkan sepatah katapun.
Ara mengambil Hoodie berwarna putih itu dan memakai nya, meskipun ragu,aroma maskulin khas pria itu begitu menusuk hidung Ara,ya ampun Ara merasa sangat menyukai aroma khas itu.
" Kak maaf,besok Hoodie kakak aku kembalikan" ucap Ara pelan.
" Biar gue ambil di rumah Lo" suara bariton tegas namun dingin itu akhirnya terdengar.
Ara langsung menggeleng cepat, ia tidak mungkin membiarkan kai tau dimana ia tinggal,ini tidak akan berjalan seperti rencana nya.
" Ga usah kak,biar aku antar kemana yang kakak minta aja,aku yang membutuhkan Hoodie Kakak,boleh minta WhatsApp kakak aja,biar aku bisa hubungi kakak kalau Hoodie nya sudah bersih" nah kan itulah tujuan Ara,meminta nomor ponsel nya dengan suatu alasan.
Tak menjawab,kai justru menatap wajah cantik Ara yang memang tengah menatapnya, menunggu jawaban nya.
Deg...
' Matanya begitu indah, tatapannya begitu lembut dan polos' batin kai saat melihat mata indah Ara,gadis cantik itu memiliki bola mata berwarna coklat muda.
Dan yang tak di duga,kai menyodorkan ponselnya pada Ara, awalnya Ara merasa bingung,tapi setelah nya ia paham dan dengan tangan yang sedikit bergetar ia meraih ponsel keluaran terbaru yang ia yakin memilki harga fantastis itu.
Dengan lincah ia mengetikkan nomor ponsel nya dan memberikan nama Carabella Anisha..tak lupa ia melakukan panggilan ke no ponselnya,agar ia bisa menyimpan no ponsel Kai.
" I-ini kak, carabella Anisha ya,kalau kakak lupa cari aja nama itu di kelas 9 A" ucap Ara menyebutkan nama yang ia tulis di ponsel Kai,nama lengkapnya.
Tak ada jawaban dari kai,pria itu mengambil ponselnya dan memasukkan nya ke dalam saku celana nya " gue cabut" ucap nya singkat setelah berdiri dari duduknya dan berjalan meninggalkan mereka semua.