Pencinta makanan, pelit dan konyol, itulah Mu Lingyao. Anehnya, dia diberkati Dewa Koi. Karena membeli sebuah buku novel percintaan fantasi yang berakhir tragis dan berantakan, ia justru dibawa masuk ke dunia Beastman untuk menyelesaikan misi penyelamatan.
Pertama, jadilah istri dan permaisuri dari seorang Kaisar Duyung Biru—Long Mujue. Kedua, selesaikan misi-misi yang ada agar dua tokoh utama asli di dunia tersebut hidup sampai akhir. Kemudian Mu Lingyao menyadari jika isi novel tersebut lebih berdarah dari pada versi aslinya.
Dia hanya ingin makan, jalan-jalan dan menjadi permaisuri malas lalu dimanja oleh suaminya yang tampan. Kenapa begitu sulit dilakukan? Dia bahkan harus menyelesaikan krisis untuk mencegah kehancuran ras duyung biru.
Mampukah Mu Lingyao menyelesaikan misi dan menjadi permaisuri malas yang dimanja Long Mujue sampai akhir? Ikuti kisahnya hanya di novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pernikahan Kaisar Duyung Biru
"Yaoyao? Yaoyao? Apakah kamu tidak enak badan?"
Long Mujue yang datang ke kamar tidur Mu Lingyao, sedikit khawatir. Ia sudah memanggil wanita itu berulang kali tapi tidak ada respons.
Tubuh Mu Lingyao juga hangat, tidak panas. Konon, mereka yang berdarah panas akan memiliki perubahan suhu ketika sakit.
Untungnya, sebelum Long Mujue memanggil tabib, Mu Lingyao terbangun setelah ditendang oleh Xiao Fu. Kepalanya sedikit pusing dan diam-diam mengutuk ikan itu dalam hatinya.
"Yaoyao, kamu akhirnya bangun. Apakah kamu sakit?"
"Tidak," jawab Mu Lingyao santai. "Apakah ini sudah pagi?" tanyanya.
"Ini sudah siang," jawab pria duyung itu. "Pelayan berkata kamu tidak bisa dibangunkan. Aku agak sibuk jadi tidak bisa datang lebih awal. Maaf," jelasnya.
"Tidak, tidak apa-apa. Aku hanya tidur terlambat jadi telat bangun. Mungkin tidurku terlalu nyenyak." Mu Lingyao menjadi sedikit bersalah.
"Syukurlah jika kamu baik-baik saja." Long Mujue meraih tangan Mu Lingyao dengan ekspresi senang. "Hari ini kita bisa menikah. Ibu sudah menyiapkan segalanya. Yaoyao, mulai hari ini, kita akan menjadi pasangan sesungguhnya."
"Oh ... Apa—? Menikah? Secepat itu?" Wanita itu sangat kaget hingga pikirannya menjadi kosong.
Long Mujue menikmati ekspresinya yang terlihat menggemaskan. Dia menjilat jari telunjuk Mu Lingyao dengan penuh keinginan.
"Sudah kukatakan bahwa kamu adalah milikku. Tentu saja aku akan menikahi mu cepat atau lambat."
Kamar tidurnya sudah ditata ulang sehingga tidak ada yang salah jika ditempati malam ini.
Setelah menikah sebagai bentuk perkenalan pasangan pada rakyatnya, ia akan memberi tanda kepemilikan di tubuh Mu Lingyao.
Wajah Mu Lingyao memerah karena malu. Dia belum pernah menjalin hubungan dan tiba-tiba saja menikah, bagaimana mungkin tidak gugup.
"Kapan?"
"Malam nanti pernikahan akan diadakan. Santai saja, prosesnya tidak lama."
Long Mujue menjelaskan proses pernikahan di ras mereka seperti apa. Tampaknya tidak serumit yang dipikirkan Mu Lingyao. Sehingga wanita muda itu akhirnya bisa tenang.
"Apakah kamu ingin melihat kamar baru kita?"
"Apakah sudah selesai ditata ulang?" Mu Lingyao cukup terkejut.
Baru berapa hari? Sudah selesai begitu cepat?
Long Mujue mengangguk. "Tentu saja. Bagaimana mungkin tidak selesai sebelum hari pernikahan kita?"
Akhirnya pria duyung itu membawa Mu Lingyao ke kamarnya.
Kamarnya sangat luas dan ada tempat tidur seperti yang dibicarakan oleh Mu Lingyao. Bukan hanya itu, tempat tidur juga diberi alas yang lembut serta kain kualitas bagus.
Mu Lingyao tentu saja menyukainya. Ia tidak akan merasa gatal karena bersentuhan dengan ilalang kering.
"Apakah ini untuk api unggun?" tanya Mu Lingyao ketika melihat banyak batu bulat dibentuk melingkar di tengah-tengah kamar.
"Ya. Kami sebenarnya jarang membuat api di malam hari atau di musim dingin. Tapi Yaoyao tidak tahan dingin, bukan? Ini akan bermanfaat," jawabnya.
"Kamu perhatian sekali. Aku juga bisa memasak di sini."
"Tentu saja. Selama Yaoyao senang."
Melihatnya begitu antusias, Long Mujue juga tentu saja memiliki rasa kebanggaan tersendiri. Tidak seperti di kehidupan sebelumnya yang terlihat biasa dan berjalan begitu saja. Kali ini tampaknya memang berbeda.
Entah dari mana Mu Lingyao berasal, karena sekarang ada di sini, maka tentu saja itu miliknya.
"Yaoyao." Long Mujue memeluknya. "Yaoyao, kamu tidak bisa meninggalkanku. Kamu milikku," katanya.
Mu Lingyao yang dipeluk cukup erat hampir kehabisan napas. Tapi dia tidak menolaknya.
"Kalau kamu tidak mau aku pergi, kamu cium aku," katanya seraya menunjuk pipinya sendiri tanpa malu.
"Cium? Apa itu?" Long Mujue menaikkan sebelahnya, bingung.
Mu Lingyao bahkan terdiam sejenak dan melepaskan diri dari pelukannya. "Tidakkah kamu tahu apa itu mencium dan ciuman?" tanyanya, tanpa sadar memiliki firasat buruk.
"... Tidak." Pria duyung itu menggelengkan kepala.
"Lalu ... Kenapa kamu menjilat jariku tadi? Bukankah kamu sedang menggodaku?"
"Oh, kami akan melakukan itu untuk mengenali betina yang disukai. Semua ras melakukannya."
"...."
Tubuh Mu Lingyao seketika membatu. Rasanya seperti hampir disambar petir.
Manusia binatang sebenarnya tidak mengenal cium dan ciuman?
Lalu ... bagaimana mereka saling bercumbu satu sama lain?
"Yaoyao, bagaimana cara mencium seperti kamu katakan? Apakah itu lebih menyenangkan daripada menjilat?"
"..." Mu Lingyao tiba-tiba saja ingin pura-pura tidak pernah mengatakannya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Ketika malam tiba, Mu Lingyao sudah memakai gaun dengan warna senada, sama seperti pakaian Long Mujue. Ia baru saja selesai merias dirinya sendiri seraya menghela napas.
Untungnya para pelayan yang membantunya berdandan keluar sebentar untuk menyiapkan hal lainnya.
"Kenapa kamu menghela napas lagi dan lagi?" Xiao Fu yang berada di bola air kristal terlihat bosan. "Bukankah malam ini kamu menikah? Salah satu misi telah terselesaikan," imbuhnya.
"Xiao Fu, para manusia binatang sama sekali tidak tahu apa itu mencium dan ciuman. Ini keterlaluan!"
"Apa yang aneh? Mereka bukan manusia. Mereka hanya tahu mengendus, menjilat dan menggigit," kata Xiao Fu terdengar santai. "Kamu hanya perlu mengajarinya. Apa yang sulit dari ini?"
"Aku bahkan belum pernah berciuman. Drama-drama di TV itu semuanya palsu."
"..." Jika tahu itu palsu, lalu kenapa kamu menontonnya? Pikir ikan koi itu.
Tak lama, pelayan datang sambil membawa buket bunga. Mu Lingyao cukup terkejut. Bahkan di sini juga memakai buket bunga?
"Nona Mu, saat ritual pernikahan tiba, tolong sebarkan bunga-bunga ini ke laut," katanya seraya menjelaskan dengan sopan. "Konon, bunga yang disebar oleh betina di hari pernikahan, akan mendapatkan berkah dari Dewa Koi dan Dewa Laut serta mendapatkan persetujuan dari leluhur naga."
Mu Lingyao tidak penasaran jika para pelayan membicarakan tentang legenda Dewa Koi dan Dewa Laut di masa lalu. Tapi dia sebenarnya cukup penasaran dengan leluhur naga.
Akhirnya ia ingat jika Long Mujue sebenarnya memiliki keturunan ras naga.
Lalu apa bedanya dengan duyung biru?
Meskipun Long Mujue tidak memiliki banyak adegan di dalam karya aslinya, sama sekali tak ada penjelasan pasti—apakah dia naga atau duyung biru.
Karena penasaran, akhirnya dia bertanya pada pelayan yang sedang menata rambutnya sekali lagi.
"Apakah Long Mujue itu naga atau duyung biru?"
Pelayan itu cukup terkejut namun pada akhirnya tersenyum malu-malu. "Kaisar kami adalah duyung biru tapi juga naga."
"...."
Mu Lingyao belum menuntaskan rasa penasarannya.
Jadi sebenarnya duyung biru atau naga?
Tetapi pelayan itu tidak mau menjelaskan lebih jauh dan meminta Mu Lingyao untuk bertanya secara pribadi pada Long Mujue. Lagi pula, ras naga dan duyung biru bukan hal tabu di wilayah ini.
Akhirnya, Mu Lingyao masih penasaran bahkan saat tiba di aula istana. Di sanalah dia dan Long Mujue akan melakukan ritual pernikahan.
Xiao Fu tidak ikut. Dia hanya berada di Ruang Koi untuk menyaksikan semua prosesnya. Dan tentu saja berjaga-jaga, siapa tahu apa yang akan dikatakan tuan bodohnya ini nanti berdampak buruk.
Ibu Suri Miao sudah hadir untuk memimpin keduanya menikah. Ada juga Kakek Kura-kura yang menghadiri pernikahan keduanya.
"Mari kita mulai pernikahannya."
Kakek Kura-kura tidak bersikap kasar seperti sebelumnya. Ia cukup bermartabat malam ini. Dia bahkan meminta Long Mujue dan Mu Lingyao meminum air dari lima sumber mata air yang dipercaya sebagai berkah dari Dewa.
Ketika Mu Lingyao meminumnya, rasanya sangat segar tapi sedikit asin.
Apakah mereka menambahkan garam ke dalamnya?
"Lima sumber mata air? Apa itu?" tanyanya diam-diam pada Long Mujue.
𝙠𝙖𝙨𝙞 𝙘𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙖𝙨𝙖𝙡 𝙥𝙚𝙧𝙢𝙪𝙨𝙪𝙝𝙖𝙣𝙣𝙮𝙖 𝙩𝙝𝙤𝙧 𝙥𝙚𝙣𝙞𝙨𝙞𝙧𝙞𝙣 𝙝𝙞𝙝𝙞𝙞