Hidup saudara kembar antara Cahaya dan Bulan berubah ketika sang ibu memperkenal kan mereka kepada Farid, salah satu anak dari sahabat nya.
Saat mereka sudah kelas 3 SMA, Aya selaku pemeran utama sudah mencintai orang lain selain farid.
Hingga Ulan berbuat rencana sesuatu yang merubah dinamika di antara Aya dan Farid.
Apa itu rencana nya? selengkap nya ada di A Jilted Twins , saudara kembar yang di tolak cintanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11. Tolakan Aya.
Di pagi hari nya. Walau tak diminta oleh Aya, Farid nekat datang ke rumah Aya hanya untuk berangkat ke sekolah bersama.
Entahlah, semenjak ibunya bilang kalau Aya tidak pacaran dengan Lingga, Farid semakin agresif mengejar cinta Aya.
Farid tidak peduli dengan beragam tolakan dari Aya yang terus menghujat dirinya.
"Bukannya cinta butuh pengorbanan? Hem."
Saat pintu ingin diketuk, ada Bu Venera yang muncul dari samping rumah.
"Maaf bu era, apa Aya sudah berangkat ke sekolah?" Tanya Farid.
"Belum Rid, dia lagi sarapan" Jawab Bu Era.
Dengan begitu, Farid dipersilahkan masuk dan duduk di sofa ruang tamu.
Dari arah meja makan, Aya belum menyadari ada Farid dirumah nya.
Gadis itu masih enjoy sarapan nasi goreng buatan ibu nya.
"Ay, kamu cepat sedikit ya, Farid udah nunggu di ruang tamu" Kata Bu Venera.
"Lah? Ada Farid?" Aya terkejut, ia langsung minum dan mangkir sejenak di meja makan.
"Oh iya bener" Sekilas Aya hanya memastikan kebeneran, sehabis itu Aya balik lagi ke arah meja makan. Ulan sekilas menatap raut wajah Aya dan ia tiba-tiba tersenyum kepada nya.
"Langgeng ya kalian" Dalam hati Ulan.
Sepuluh menit kemudian..
Kali ini lingga yang datang ke rumah Bu Venera, apa lagi tujuannya kalau bukan untuk mengantarkan Ulan ke sekolah.
Lingga pun masuk dan duduk di depan Farid, mereka saling cuek dan fokus pada layar kaca ponsel nya masing-masing.
Hingga mereka tak sadar dengan seseorang yang akan mereka antarkan sudah berada di ruang tamu.
"Ling, ayo" Ajak Ulan. Aya hanya diam saja sambil menatap reaksi dari lingga.
Lingga menoleh dan tersenyum, ia langsung bangkit dari tempat duduk dan menggamit lengan Ulan untuk berangkat ke sekolah setelah berpamitan ke Bu Venera.
Farid langsung melihat mimik wajah Aya yang sangat tidak puas dengan apa yang dilihat nya.
"Yuk Ay" Ajak Farid yang sudah bangkit dari sofa.
"Ngapain coba lu kerumah gue rid? gue mau bawa motor ke sekolah" Kata Aya.
"Gue cuma mau berangkat bareng lu Ay, gak apa-apa kan? untuk hari ini aja" Kata Farid.
"Tapi nanti gue mau ke gramedia sama Anya hari ini"
"Yaudah nanti gue jemput lu kalau sudah selesai dari gramedia" Jawab Farid.
Perkataan itu sukses di dengar oleh lingga, ia pun berhenti melangkah untuk menimpal obrolan mereka
"Terus Rid, lu gak ikut tanding futsal gitu nanti sore?"
Perihal ajakan menemani Farid latih tanding futsal beberapa hari yang lalu. Kali ini Aya melupakan hal itu.
"Hari ini ya... mana gue mau ke gramedia lagi" Dalam hati aya.
"Tenang, gue bisa atur waktu kok ling" Jawab Farid ke lingga.
"Lu harus nya profesional dong rid, tanding kan sewaktu-waktu bisa berubah jam nya, jangan keluyuran gak jelas gitu" Protes keras lingga.
"Yaudah iya gue gak kemana-mana" Farid pun mengalah dari pada harus bertengkar karena masalah sepele.
"Nah gitu" Jawab Lingga.
Lingga dan Ulan kembali melanjutkan langkah kaki mereka ke sepeda motor yang terparkir di depan rumah.
Sisi lain, Aya dan Farid mulai melangkah ke luar rumah setelah pamit ke Bu Venera.
Farid mendadak berhenti untuk mengucapkan sesuatu kepada Aya.
"Ay lu gak mau ya gue antar ke sekolah?" Kata Farid.
Aya pun menggeleng kepala "engga deh Rid seperti nya, maaf ya" Jawabnya.
"Yaudah gak apa-apa, gue kawal lu sampai gerbang sekolah aja ya kalau gitu" Kata Farid.
"Iya, oke"
Selepas Lingga sudah berangkat bersama Ulan, Aya langsung berangkat pakai sepeda motor nya sendiri. Farid pun mengawal nya dari belakang.
Bu Venera yang dari tadi ngintip di balik hordeng, beliau sampai mengurut dada sabar nya melihat tingkah laku mereka.
Sampainya di parkiran sekolahan.
Aya langsung di samperin oleh Anya untuk mengajak ke kelas bareng.
Sisi lain Farid justru di samperin oleh Rania.
Kedua gadis itu menatapnya sinis dan kesal sendiri pada tingkah lakunya Rania.
"Kemarin bawa cowok, sekarang masih aja nempel seperti perangko, emang gak ada otak tuh orang" Keluh Anya.
"Biar aja, jangan ikut campur urusan mereka An" Kata Aya.
Sehabis bicara, Aya mengajak Anya untuk melanjutkan langkah kaki, begitu sampai di sisi Farid. Aya mendengar ucapan Rania yang membuat nya agak kesal.
"Katanya lu mau futsal ya sayang? Ajak gue nonton lu tanding futsal dong sayang"
"Gak usah makasih, gue bisa sendiri" Tolak Farid.
"Ayolah sayang, gue...."
"Farid mau sama gue!" Aya menimpali ucapan Rania, gadis itu sudah tidak tahan lagi dengan tingkah laku Rania.
Anya sampai was-was dibuat nya "Eh paok lu katanya gak mau ikut campur"
"Diam dulu An" Bisik Aya ke Anya. Habis itu Aya menatap tajam ke Rania. "Denger ran, kita berdua sudah ada janji perihal futsal itu"
"Janji? Oh perasaan gue jadi selama ini benar kalau kalian saling nyimpan perasaan dari gue, Its oke?" Kata Rania.
Aya menghela nafas "Lu kalau mau buat drama lu mending pergi dari sini sebelum guru lihat lu nanti bakal kena omel" Kata Aya.
Rania kekeh tidak ingin pergi.
Aya yang sudah muak langsung mendekat ke Rania untuk membisik sesuatu "Lu gak mau kan kalau gue bongkar kebusukan lu saat di kafe"
Setelah di bisik, Rania langsung pergi dari gerbang sekolah.
Disana, Farid terdiam dan merasa tidak peduli dengan bisikan mereka, yang ia pikir hanyalah Aya saat ini mau menerima ajakan Farid ke tempat futsal itu.
"Ay, lu mau ke tempat futsal? Terus gimana jadi gak ke gramedia nya?" Tanya Anya.
"Jadi dong, gue cuma memastikan Farid pergi ke tempat futsal tanpa ada Rania aja" Jawab Aya.
"Jadi kesimpulan nya lu tetap gak mau ya nemenin gue ke arena futsal Ay?" Tanya Farid.
Aya menggeleng kepala "Enggak Rid, sorry"
Farid tersenyum "Oke gak masalah, yaudah kita ke kelas" Ajak Farid untuk keduanya.
Tapi kedua gadis itu tetap tidak mau melangkah masuk, Farid sampe terdiam sambil menatap bisikan mencurigakan nya mereka.